Menjadi Istri Boneka Tuan Dev

Tuan Dev tersenyum smirk saat menatap bekas merah pada kulit leher dan dada Lucy.

"Apa dokter itu memberitahumu penyakit apa ini hemm ?" tangan tuan Dev menyentuh satu persatu tanda merah itu.

Tubuh Lucy jadi merinding tidak tahu harus menjawab bagaimana, wajahnya memerah malu lalu mengangguk menjawab pertanyaan tuan Dev.

"ini adalah hukuman karena seorang istri yang tidur mendahului suaminya, kamu mau lagi kan ? baiklah.. nikmati hukumanmu istriku.. "

Tubuh Lucy meremang tubuhnya melenguh menahan rasa nikmat bercampur geli dan sedikit sakit,

Tuan Dev benar benar mengulangi apa yang kemarin malam dia lakukan, tuan Dev berfokus untuk mencetak lebih banyak tanda kemerahan tidak hanya di leher, dan dada tapi juga di sekitar perut dan punggung.

Benar benar tubuh Lucy mirip macam loreng dengan totol totol merah ciptaan suaminya,

hahahaaa..

Tuan Dev sepertinya sangat puas dengan mahakarya yang dia torehkan ditubuh sang istri.

Nafas Lucy sudah ngos ngosan menahan sesuatu yang terasa gatal di bawah sana.

Dan aktifitas hukuman diatas ranjang itu berlanjut sampai berjam jam kemudian, tuan Dev benar benar mengeksplorasi setiap inchi tubuh sang istri.

Hingga keringat benar benar membasahi tubuh keduanya, peluh basah itu semakin menambah nikmat gairah saat kulit tubuh saling menggesek.

Berkali kali Lucy merasakan pelepasan dan beberapa kali hujaman kuat tuan Dev mengobrak abrik rahim Lucy dengan semburan benih benih konglomerat.

Keesokan paginya..

Seperti biasa Lucy membantu suaminya bersiap di kamar, kemudian turun bersama menuju ruang makan.

Menyelesaikan sesi sarapan dengan kebiasaan mereka yaitu sepiring berdua. Kemudian mengantar kepergian suami di depan teras bersama Luis.

Saat mobil sudah keluar dari gerbang, Luis yang hendak melanjutkan pekerjaan nya yaitu mengawasi kerja para pelayan terhenti langkahnya saat Lucy meminta bantuan.

"Luis.. bantu aku sebentar saja ayo.. "

"Baik nona muda.. "

Lucy berjalan duluan naik ke lantai atas, membuka pintu kamar dan meminta Luis membawa semua kantong belanjaan ke rumah belakang.

Rumah belakang adalah rumahnya para pelayan yang bekerja di rumah besar, setiap pelayan harus mengikuti aturan ketat yang berlaku jika tidak ingin dihukum.

Luis sempat merasa heran namun sedetik kemudian mengulas senyum hormat dan membawa semua yang diberikan oleh nona Lucy.

Aku akan memberikan ini sebagai hadiah nona Lucy setelah para pelayan menyelesaikan jam kerja hari ini.

Semua pelayan sedang sibuk dengan pekerjaan mereka, waktu istirahat hanya saat jam makan dan jam kerja mereka berakhir saat para majikan masuk ke dalam kamar di malam hari.

Jeni sudah siap menunggui nona Lucy yang katanya ingin pergi kesuatu tempat.

Jeni melaporkan kegiatan yang ingin dilakukan nona Lucy hari ini pada asisten Clark, kemudian asisten Clark memberitahu tuan Dev.

Aneh sih memang, suami istri tapi tidak pernah berkomunikasi langsung lewat ponsel, selalu lewat perantara yaitu asisten Clark dan Jeni.

Mobil yang di kemudikan Jeni melaju meninggalkan Rumah besar, dia akan mengantarkan nona Lucy ke sebuah tempat yang terletak di daerah pinggiran kota San Fransisco.

Lucy dan Jeni berjalan masuk ke sebuah restoran kecil, duduk disebuah spot dekat jendela.

Seorang pelayan wanita terkejut saat beradu netra dengan lucy.

"Astaga apakah ini benar kamu Lucy ???"

"Lama tidak berjumpa Anne, how are you ?"

Keduanya saling berpelukan kemudian,

Lucy memesan beberapa makanan dan cemilan kesukaannya dulu, tidak lupa satu cup es capucino.

Jeni menolak saat Lucy ingin memesankan makanan yang sama, akhirnya Jeni hanya menikmati satu cup es kopi americano .

Karena tamu sedang sepi maka Lucy bisa melepas rindu dengan teman baiknya dulu,

Anne ikut duduk bergabung dimeja yang sama mereka berbincang akrab saling bertukar kabar satu sama lain.

Ada sedikit rasa haru saat Anne melihat Lucy sekarang ini, masih sangat ingat bagaimana dulu Lucy selalu bercita cita menjadi orang sukses yang memiliki usaha restorannya sendiri.

Mimpi yang kandas bersamaan dengan dijadikannya Lucy sebagai tumbal pelunas hutang keluarganya.