NovelToon NovelToon
Cinta Seorang Mafia Kejam

Cinta Seorang Mafia Kejam

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Mafia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:26.2k
Nilai: 5
Nama Author: rnsa

Nayla adalah seorang wanita cantik yang pekerjaannya tidak menentu, ibunya sudah meninggal sementara ayahnya pergi yang entah kemana.

Tanpa sengaja Nayla mendengar percakapan dua orang yang berencana ingin membunuh seseorang. Yang pertama nyawa Nayla terselamatkan lalu Nayla bertemu lagi dengan pria itu. Nayla pun diculik dan dibawa ke mansion miliknya untuk dijadikan sebagai pelayan pribadi melayani selama 24 jam.

Lambat laun perubahan sikap pria itu berubah-ubah, Nayla tidak bisa menebak kepribadian si pria pembunuh ini. Bahkan Nayla menjadi bahan gosip oleh para pelayan karena ulah si pembunuh. Pada suatu hari mereka pergi ke pasar, ada seseorang yang ingin menusuk Nayla dengan pisau.

Bagaimana kehidupan Nayla di mansion si pria pembunuh? Akankah bernasib baik atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rnsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Khawatir?

HAPPY READING!!!

.

.

.

Rayan berjalan keluar dari dapur sambil membawa nampan yang di atasnya ada semangkuk bubur dan juga segelas air putih untuk Nayla. Rayan menghentikan langkahnya tepat di depan kedua bawahan yang sedang menatapnya tanpa ada ekspresi apapun.

“Kenapa kalian ada disini?”

“Kami mencari bos, kata bos Luke…” Ucap Patrick (Bawahan 1) terpotong.

“Kalian duluan saja ke markas, nanti aku menyusul.” Ucap Rayan.

“Tapi…”

Tanpa banyak bicara Rayan pun melangkahkan kakinya keluar dari mansion, kedua bawahan terdiam saling tatapan sesaat melihat kepergian Rayan.

.

.

.

Perlahan Nayla membuka kedua matanya, tiba-tiba kepalanya terasa pusing. Pandangannya pun buram, dengan pelan Nayla merubah posisinya menjadi duduk.

“Arghhh kenapa kepalaku terasa sangat pusing.”

Ketika duduk, kepalanya malah tambah pusing. Nayla memutuskan untuk berbaring kembali di atas ranjangnya itu.

Klekkk…

Terdengar ada suara yang membuka pintu, cepat-cepat Nayla menarik selimut lalu memejamkan kedua matanya. Rayan masuk ke dalam kamarnya lalu meletakkan nampan di atas meja kecil dekat ranjang.

Sesaat Rayan mengamati Nayla. “Kenapa dia masih belum bangun juga?” bingung.

Rayan duduk di atas ranjang lalu menyentuh dahi Nayla untuk memastikan bahwa suhu badannya normal.

“Apa yang sedang dia lakukan?” batin Nayla gugup.

“Sepertinya dia hanya butuh istirahat.” Ucap Rayan di depan wajah Nayla yang sudah bangun itu tetapi Rayan tidak mengetahuinya.

Rayan merapikan selimut Nayla lalu berjalan pergi keluar dari kamar itu. Setelah kepergian Rayan, Nayla pun bangun merubah posisinya menjadi duduk.

“Astaga, kenapa aku masih gugup?” menoleh. “Bubur? Apa dia yang membawa bubur ini?” beranjak dari ranjang sambil tersenyum lalu mengambil mangkok bubur. “Ternyata dia perhatian juga.”

Nayla memutuskan keluar dari kamarnya sambil membawa mongkok bubur itu, Nayla masuk ke dalam mansion untuk mencari keberadaan Rayan.

“Dimana dia? Apa dia sedang pergi?”

Abe (Kepala pelayan) menghampiri Nayla. “Apa Nona mencari Tuan Rayan?”

Nayla menganggukkan kepalanya. “Di mana dia?”

“Tuan ada di ruang makan.” Jawab Abe (Kepala pelayan).

Nayla pun berjalan melewati Abe (Kepala pelayan) menuju ruang makan. Sesampai di ruangan makan, Nayla duduk di samping Rayan membuat Rayan terkejut dengan keberadaan Nayla di sampingnya.

“Kenapa kau datang kesini? Bukankah kau harus beristirahat?” Rayan menaikkan sebelah alisnya.

Nayla meletakkan mangkuk bubur di atas meja. “Aku ingin menemanimu makan di sini.”

“Ada apa denganmu? Kenapa aku tiba-tiba seperti ini?” tanya Rayan terheran. “Kembalilah ke kamar samping, kau harus beristirahat dengan baik.”

“Aku sudah tidak apa-apa, sungguh.” Melihat sekitar. “Apa kau yang membawakan bubur ini untukku?”

Abe (Kepala pelayan) mendekati mereka. “Iya Non, bahkan Tuan Rayan sendiri yang memasaknya.” Menuang minuman untuk Rayan. “Tuan sangat perhatian dengan Nona, tadi sore tangan Tuan berdarah lagi karena menyelamatkan Nona.”

Nayla menoleh lalu memegang tangan kanan Rayan. “Bagaimana dengan lukamu?”

Rayan menatap Abe (Kepala pelayan) dengan tatapan tajam. “Kenapa jadi banyak bicara? Pergilah!!” usirnya.

Abe (Kepala pelayan) mengangguk patuh sambil tersenyum lalu berjalan keluar dapur meninggalkan mereka berdua, Rayan merasa malu mendengar ucapan kepala pelayan.

“Maaf aku selalu merepotkan mu dan terima kasih sudah menolongku.”

Rayan mendengus kesal. “Kau ini berbicara apa? Makanlah bubur mu.”

Nayla mengalihkan pandangannya sesaat menoleh Rayan. “Kenapa dia selalu terlihat galak? Apa dia tidak bisa bersikap manis?” batinnya.

Nayla tersenyum tipis, mereka berdua makan malam bersama di ruang maka. Kedua pelayan utama yang biasanya suka bergosip apalagi membicarakan Rayan dan Nayla, sekarang sudah tidak lagi karena sempat ditegur oleh Rayan karena sebelumnya Abe (Kepala pelayan) mengadukan itu kepada Rayan. Sebenarnya Rayan tidak tahu apa-apa masalah gosip ini, tetapi kedua pelayan utama sudah sangat keterlaluan. Beberapa menit kemudian mereka berdua selesai makan malam, Nayla membuang tisu di atas piring.

Rayan menatap Nayla. “Beristirahatlah.”

“Kau ingin pergi kemana malam-malam begini?”

“Aku ada urusan.”

“Kapan kau akan pulang?” tanya Nayla yang tiba-tiba penasaran dengan urusan Rayan.

“Tidak tahu, kenapa? Apa kau tidak ingin jauh dariku?” sekilas menyentuh dagu Nayla sambil menarik ujung bibirnya. “Katakanlah.”

“Kyaaaa hentikan omong kosong mu itu, aku hanya bertanya saja tidak lebih.” Kesal Nayla.

Rayan pun berjalan keluar dari dapur, sementara Nayla masih berdiam diri disana. Nayla melihat kepergian Rayan sambil menggigit buah apel dengan perasaan sangat kesal.

“Kenapa dia selalu membuatku kesal? Aishhh menyebalkan.” Gumamnya.

Nayla mengumpulkan semua piring-piring kotor di atas meja, terlihat Abe (Kepala pelayan) masuk ke dalam menghampirinya membawa sebuah wadah besar untuk piring kotor.

“Apa yang sedang Nona lakukan?”

“Saya? Oh ini ingin membawa semua piring kotor ke dapur.”

“Jangan, biar saya saja.” Abe (Kepala pelayan) merebut sebuah piring kotor dari tangan Nayla. “Lebih baik Nona kembali saja ke kamar samping, biar saya dan kedua pelayan utama yang membersihkannya.”

Nayla menggelengkan kepalanya. “Tidak, saya disini juga sebagai pelayan.”

“Menurut lah Non, bukankah Tuan Rayan menyuruh Nona untuk beristirahat di dalam kamar?”

“Tapi?”

Abe (Kepala pelayan) mendorong Nayla keluar dari dapur, Nayla pun terpaksa kembali ke kamar samping padahal hatinya merasa tidak nyaman mendapatkan perlakuan seperti itu apalagi Nayla adalah orang baru di sana. Kedua pelayan utama melihat kepergian Nayla lalu menghampiri Abe (Kepala pelayan) yang sedang membuat piring-piring kotor ke dalam wadah khusus.

“Kenapa?” tanya Rere (Pelayan 1).

“Itu, dia ingin ikut membersihkan juga.” Jawab Abe (Kepala pelayan). “Padahal Tuan Rayan menyuruhnya untuk beristirahat.”

“Lalu? Sepertinya Tuan beneran luluh dengan wanita itu.” Sahut Weni (Pelayan 2).

Sesaat Abe (Kepala pelayan) menoleh sambil menghela nafasnya. “Kau tidak perlu menerka-nerka, itu urusan pribadi Tuan Rayan.” Jelasnya.

Rere (Pelayan 1) menyenggol lengan Weni (Pelayan 2). “Iya ih, nanti kena tegur Tuan Rayan lagi.”

“Sebenarnya saya turut berbahagia kalau Tuan Rayan menemukan pujaan hatinya, saya tidak pernah melihat Tuan Rayan bersikap romantis atau lembut kepada wanita.” Ucap Wen (Pelayan 2). “Sungguh, pasti kalian juga ikut berbahagia… Benar kan?”

“Siapa yang tidak bahagia melihat Tuannya bahagia?” Abe (Kepala pelayan) menaikkan sebelah alisnya. “Pertanyaan sangat tidak jelas.”

Weni (Pelayan 2) mendengus kesal. “Ish…”

.

.

.

Nayla berjalan-jalan di sekitar kamarnya karena merasa sangat bosan, walaupun malam hari tetapi pemandangan di mansion Rayan sangat indah. Apalagi kalau langit dihiasi bintang-bintang akan semakin indah.

“Aku bosan, apa yang harus aku lakukan? Aku bingung pekerjaanku ini sebenarnya apa?” Nayla mendongakkan kepala melihat langit. “Menjadi pelayan pribadi? Tugasnya kayak gimana? Dia saja tidak pernah memberitahuku bahkan tidak ada memerintahkan ku apa-apa.” Kesalnya. “Rasanya aku ingin kabur dari sini, tapi dengan dia seperti itu…. Dimanapun aku berada pasti dia menemukan keberadaan ku.”

Nayla merasa hidupnya serba salah, terkadang menyalahkan takdir yang menurutnya sangat tidak masuk akal tetapi inilah takdir hidupnya.

...Bersambung…...

Jangan lupa dukung karya ini agar Author tidak malas untuk melanjutkan ceritanya:)

1
Secret
terima kasih kakak sudah mampir 🤗💜
@Intan.PS_Army🐨💜
cerita nya seru kak 🌹🌹🌹🌹🌹
Valen Angelina
jgn2 bos besar nya papa nayla wkkwkw
Amisaroh
padahal bagus ceritanya tpi kok sepi ya
Secret: terima kasih kakak sudah mampir🤗Semoga suka dengan ceritanya
total 1 replies
marrydianaa26
mampir thor, mampir juga ya dikarya aku😆
Secret
Terima kasih yang sudah mampir, jangan salah lapak ya🤗hargai penulis yang menulis karyanya jangan asal komentar diluar dari cerita penulis💗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!