Safira gadis SMA yang hobi sekali balapan liar hingga membuat kedua orang tuanya pusing sehingga ia dimasukkan ke pesantren.
Namun siapa sangka jika ia dipaksa menikah dengan anak pemilik pesantren karena kesalahan yang ia perbuat sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umi ayi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23
Lo mau lihat gue memanah kan? oke akan gue tunjukin." Balas Fira.
Fira mengambil panah dari tangan Eli, ia memasang anak panah. Dengan mata tajamnya ia melihat sasaran. Eli dan Julia pun deg-degan melihat Fira yang ingin melepaskan anak panah. Hingga anak panah pun melesat dan sampai tepat sasaran.
Mata mereka terbelalak melihat anak panah itu tepat berada di titik tengah. Ayu mengerjapkan mata nya melihat pemandangan di depannya, ia tidak berkutik.
"Wiiiihhh, keren fir." Eli bertepuk tangan gembira.
"Anti sangat hebat fira" Julia bertepuk tangan melompat.
Mereka sangat takjub, tak menduga Safira begitu hebat menancapkan anak panah tepat sasaran. Para ustazah yang sedang memantau kegiatan mereka juga terpukau.
Bahkan semua mata yang melihat aksi tersebut nampak takjub, belum ada yang memanah sesempurna Safira, bahkan ayu yang terkenal jago memanah pun kalah dengan Safira.
"Wah... santriwati itu jago sekali"
"Itu istrinya Gus zayyan kan?"
"Dia hebat sekali"
"Keren"
Begitulah bunyi para santriwati yang merasa takjub dengan Safira membuat ayu meradang.
"Bagaimana mbak ayu, Fira hebat kan kan? anak panah nya tepat sasaran. Mbak ayu mah kalah." ejek Eli pada ayu. Mereka berdua membanggakan Safira di depan ayu membuat ayu terbakar emosi.
Ayu mengepalkan tangannya menggeram, ia tidak suka ada orang yang lebih dari nya, ia yang selalu di puji dalam seni memanah kini kalah dengan Safira, ia tidak bisa menerima itu semua.
"Palingan Itu hanya kebetulan, di lihat dari cara kamu memanah saja itu asal-asalan. jadi sudah pasti itu kebetulan yang mengenai sasaran." Ucap ayu mengejek Safira.
"Benarkah? bisa kau tunjukkan bagaimana cara memanah yang benar?" Fira menyunggingkan bibir nya tersenyum.
"Apa anti bisa menunggangi kuda?" Tanya ayu tersenyum mengejek.
"Kuda?" beo Fira.
"Iya, berkuda. Wanita yang bisa berkuda sambil memanah pasti akan terlihat sangat memukau. Antum tau itu sangat sulit. Jika antum bisa ana akui antum memang hebat."
"Mbak ayu jangan ngada-ngada deh."
"Iya mbak".
Eli dan Julia menimpali, mereka tau kemana arah ucapan ayu dan mereka tidak mau Fira kalah dan merasa bodoh.
"Bagaimana dengan Lo?" tanya balik Fira.
"Semua sudah mengakui kalau ana sangat handal dalam berkuda dan memanah" Sahutnya sombong.
"Lo orang yang sangat percaya diri. Gue salut soal itu." cibir fira.
"Bagaimana? antum mencobanya?" Sambung ayu sombong.
"Lo menantang gue?" Fira menatap ayu sengit.
"Bisa dibilang begitu."
"Fira, jangan fir." Timpal Julia.
"Iya fir, jangan kamu ladenin dia, mending kita pergi yuk!" Eli merangkul Fira namun di cegah oleh ayu.
"Pengecut"
Safira berbalik kebelakang menatap ayu yang tertawa mengejek nya.
"Apa yang gue dapet dari tantangan Lo?" sahut Fira.
"Fir, jangan. Udah yuk!" Eli kembali menarik Fira namun Fira berdiri kokoh hingga sulit untuk Eli menarik nya.
"Fir, dia jago berkuda, jadi jangan terima tantangannya." bisik Julia.
"Kalo lo menang ana akan kasih apapun yang antum minta." Ayu sangat percaya diri jika ia akan menang sehingga ia akan memberikan penawaran apapun yang di inginkan oleh lawan nya. "Dan jika anti kalah anti harus bersedia menjadi bawahan ana dan siap ana suruh apa saja."
Fira nampak berfikir membuat ayu tertawa kecil, ia fikir Fira pasti akan menolak dan mundur.
"Oke deal." Fira mengulurkan tangannya berjabat dengan ayu sebagai tanda sepakat.
"Fir" Cegah Eli dan Julia. "Kenapa antum terima tantangan konyol ini sih fir, berkuda itu tidak semudah naik sepeda motor Fira." Timpal Julia, ia sangat khawatir dengan Fira.
"Iya fir, pikir kan lagi, jika kamu kalah kamu harus siap jadi kacung nya lho." timpal Eli.
Ustazah yang melatih mereka pun datang, ia juga tidak setuju dengan tantangan ini.
"Kalian tidak boleh berkuda, ini perintah." ucap ustazah itu.
"Ustazah, ini cuma permainan ustazah, jadi Ustazah jangan takut." Ayu berusaha membujuk ustazah Ratih, ustazah yang melatih mereka.
Sementara Zayyan yang sedang melihat santri memanah mendengar kabar jika ada santriwati sedang mengadakan lomba memanah plus berkuda. Ia yang penasaran langsung pergi untuk melihat.
Ia kaget ternyata istrinya sedang sedang mengelus kuda.
"Sayang, apa apaan ini?" tanpa sadar Zayyan memanggil fira dengan sebutan sayang membuat ayu yang mendengarnya mendidih.
"Sayang?" Batin Fira yang juga kaget Zayyan memanggil nya sayang.
"Hentikan, tidak ada tantang menantang disini." Ucap Zayyan dengan suara lantang. Tentu saja ia khawatir terhadap Fira, kalau ayu ia tahu sangat mahir berkuda.
"Tidak apa mas, aku yakin aku bisa." Sahut Fira santai.
"Berkuda itu tidak gampang Lho fir, jangan memaksakan diri. Kalau ayu mas akuin dia mahir." Ucap Zayyan pelan.
"Terkadang kita harus memaksakan diri untuk membungkam mulut orang-orang yang sombong mas." Ucap Fira tegas sambil menatap ayu yang dengan sombongnya menaiki kuda.
Ayu akan memulai duluan, dengan santai nya ia menunggangi kuda menuju arah sasaran. Ia merentangkan panahnya dan melepaskan busurnya dan
Ssyuutt... Anak panahnya tepat mengenai sasaran tapi tidak sempurna. Anak panahnya tertancap pada baris ketiga.
Dengan bangga nya ayu turun di depan Fira dan yang lain, mata ayu melirik arah Zayyan mencari perhatian namun Zayyan tidak menoleh sama sekali. Zayyan hanya fokus melihat istrinya Safira.
"Fir."
"Mas tenang aja, mas harus siapkan hadiah untuk ku nanti." ucap nya sambil mengedipkan sebelah mata nya. Zayyan terpaku tidak bisa berkata-kata karena mendapat kedipan mata dari Fira, Hati nya seolah di panah oleh Fira.
"Bismillah Fira semangat." Pekik Julia dan Eli.
Fira menaiki kuda dengan dibantu Zayyan. Dengan hentakan kaki Fira kuda itu berlari. Suasana saat ini begitu tegang, kuda berlari dengan kencang, Fira tidak membawa kuda berlari lurus seperti ayu, ia mengitari jalan hingga lebih jauh.
Semua mata yang melihat begitu takjub dengan ke kepiawaian Fira dalam menunggangi kuda.
"Fira." Sorak semua santriwati memberi semangat.
Fira menaikkan sisi tubuhnya hingga saat ini posisi tubuh Fira berdiri dengan kuda yang masih berlari Fira merentangkan panahnya dan melepaskan busur nya.
Syuuuut... plak. Anak panah itu tepat pada sasarannya. Sungguh tertancap pada titik sempurna. Semua mata terbelalak melihat aksi Fira. Suasana hening seketika karena syok melihat aksi hebat di depan mata mereka, hingga akhirnya mereka bersorak dan bertepuk tangan.
Fira melompat turun tepat di depan ayu. "Bagaimana?" tanya nya dengan senyum smirk.
"Fira, anti hebat banget."
"Kamu keren fir." Timpal Eli dan Julia.
Zayyan hanya diam menatap sang istri, ada rasa kagum tersendiri dari hati nya.
Bersambung.