Karya ini murni karangan author sendiri ya guys 😘 maaf bila ada kesamaan nama tokoh, atau banyak typo 🙏
Karya ini lanjutan dari novel "Ku Penuhi Janjiku"
Kisah percintaan Bara dan Gala yang cukup rumit, rasa enggan mengenal yang namanya 'CINTA' membuat Bara memutuskan untuk menyendiri dan fokus bekerja.
akankah Bara menemukan cinta yang bisa menggetarkan hatinya?
Apakah Gala dapat menemukan kembali belahan jiwanya yang mampu menyembuhkan lukanya?
Yuk, simak terus ceritanya sampai habis ya😘
HAPPY READING 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di usir
Saat suara mobil sudah terdengar meninggalkan kediaman Bramasta, Gala langsung membungkuk dengan kedua tangan bertumpu diatas lututnya. Gala memang memiliki hati yang lembut, tak jarang pula ia di juluki pria cengeng oleh kakaknya sendiri.
Renata langsung berlari memeluk tubuh sang putra bungsunya, walau bagaimana pun Renata pernah muda, bahkan ia juga memiliki nasib yang sama dengan Gala.
"Yang sabar ya nak, bunda tahu ini sakit. Tapi, semua akan lebih sakit jika kamu kembali padanya, jangan pernah terlena dengan nasibnya ataupun ucapannya. Jayden sudah memperingati daddy dan bunda, jadi bunda mohon agar anak bunda ini tidak goyah dengan keputusan tepat yang sudah kamu ambil." Ucap Renata seraya mengusap punggung putranya.
Sesak di dadanya membuat ia kesusahan untuk mengeluarkan suaranya, sekilas ia menatap sang bunda dan mengusap lembut tangannya. Tanpa berkata apa-apa lagi, Gala berjalan meninggalkan semua orang yang tengah menatapnya dengan sendu. Rumah terasa sepi jikalau orang yang biasa meramaikan suasana menjadi pendiam, Violetta hendak menyusul adiknya. Tetapi Bara langsung memberikan isyarat untuk membiarkan Gala sendiri, mau tak mau Violetta pun mengurungkan niatnya.
"Berikan ruang untuk Gala, Bara yakin dia sedang membenahi hatinya. Tadinya, Bara pikir dia akan luluh kembali melihat Seora, tetapi semua di luar dugaan. Si cengeng mengeluarkan semua uneg-unegnya, Bara jadi merasa lega." Ucap Bara.
"Tadi Gala bilang udah punya seseorang, benarkah itu?" Tanya Bram.
"Kurang tahu dad, Gala tidak terlalu terbuka mengenai perasaannya. Tapi, pas di Bandung dia sering banget cekcok sama temennya adik Hamzah. Entah itu alesan Gala doang, atau emang bener punya yang baru sih itu terserah dia." Jawab Bara.
Renata menggandeng tangan Bara membawanya untuk duduk, yang lainnya juga ikut duduk kecuali Hamzah. Hamzah berpamitan kepada Bram dan yang lainnya, ia merasa tidak nyaman karena sepertinya ada masalah keluarga yang tidak perlu ia lihat lagi. Bram dan Bara pun mengizinkan Hamzah untuk pulang, setelah Hamzah pergi perlahan wajah semua berunah menjadi serius.
"Aku akan mencari tahu mengenai Seora, ada yang janggal dengan kedatangannya." Ucap Azrio.
"Daddy setuju, tidak mungkin dia datang secara tiba-tiba kalau gak ada masalah dan maksud lain." Ucap Bram setuju dengan ucapan Azrio, bahkan saat melihat Seora dia langsung berpikir akan kehadiran wanita itu.
Azrio merogoh saku celananya, ia bergegas menghubungi sahabatnya yang tak lain sepupu Seora. Azrio bangkit dari duduknya berjalan sedikit menjauh dari ruang keluarga. Bara mendengar notifikasi yang masuk ke dalam ponselnya, ia menepuk keningnya lupa mengabari kekasihnya.
[Kak Bara, apa sudah sampai? Kenapa pesanku tidak ada yang kakak baca satu pun? Kakak baik-baik saja kan? Ih, jangan membuat aku khawatir.]
Begitulah isi dari pesan yang di kirimkan oleh Alea, saat membuka ponselnya Bara terkejut. Bukan hanya satu pesan yang di kirimkan oleh Alea, ternyata masih banyak pesan lagi dan juga panggilan tak terjawab. Bara menyunggingkan senyumnya, gemas sekali rasanya membaca semua pesan dari sang kekasih.
[Maaf, kakak sudah sampai satu jam yang lalu. Hanya saja, ada sedikit masalah di rumah jadi tidak sempat mengabarimu.]
Renata, Bram dan juga Violetta saling memandang satu sama lain, mereka menatap kearah Bara yang tengah senyum-senyum dengan ponsel di tangannya. Mata Violetta menyipit, dia bisa melihat aura kebucinan dari wajah adiknya itu.
"Bun, kayaknya bakalan ada mantu baru nih." Goda Violetta.
"Benarkah? Woah, bunda akan senang sekali kalau rumah ini bakal ada mantu baru." Seru Renata.
"Kamu punya pacar bang?" Tanya Bramasta lengkap dengan satu alisnya yang terangkat.
Bara terkejut mendengar pertanyaan sang ayah, dia langsung mengalihkan pandangannya menatap kearah Bram. Bram mengangkat dagunya seolah menuntut jawaban sang putra, dengan wajah malu-malunya Bara menganggukkan kepalanya.
"Ihh, geli banget liat Bara kayak gitu." Ejek Violetta.
"Ih, jangan ngomong gitu kakak." Tegur Renata pada Violetta.
"Sebenarnya, Bara baru aja jadian dad." Ucap Bara.
"Siapa perempuan yang udah mencairkan kulkas 10 pintu ini? Daddy jadi penasaran, seperti apa kriteria anak bujang ini." Goda Bram.
"Nanti aku akan mengenalkannya pada kalian semua, tapi untuk sekarang tidak dulu. Dia harus fokus dengan pendidikannya, Bara juga harus mengurus pekerjaan yang udah di tinggalin selama satu minggu selama ke Bandung." Ucap Bara.
Saat Violetta hendak berbicara lagi, tetapi Azrio datang dengan wajah marahnya. Renata dan Bram saling bertukar pandang, mereka penasaran dengan wajah menantunya yang berunah seketika.
"Ada apa sayang?" Tanya Violetta.
"Besok atau lusa Jay akan datang kesini, dugaan ku dan daddy benar. Seora datang kesini karena ia di usir oleh Jasmine selaku istri sah dari suaminya, Chris menyembunyikan statusnya dari Seora sampai mereka melangsungkan pernikahan. Kedua orangtua Chris pun tidak menerima kehadiran Seora walaupun tengah hamil besar, Seora pastinya tidak tahu harus pulang kemana, karena Jay sudah memutus hubungan keluarga dengannya." Jawab Azrio.
"Jadi, Seora datang pada Gala karena dia tidak punya tempat untuk pulang, begitu maksudmu?" Tanya Bara menebak maksud dari ucapan Azrio.
Azrio menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, semua orang marah mendengarnya. Bagaimana bisa seorang Seora yang tadinya culun dan polos menjadi seperti itu, mereka tidak akan membiarkan Seora mengambil Gala atau pun mendekatinya lagi.
"Kurang ajar!" Geram Bara.
"Sayang, lakukan sesuatu." Ucap Violetta menatap kearah suaminya.
"Percayakan semuanya padaku." Ucap Azrio dengan yakin.
"Aku mau lihat Gala dulu, dia pasti lagi ngacak-ngacak kamar." Pamit Bara.
Renata dan yang lainnya menganggukkan kepalanya, Bara langsung bergegas berjalan menaiki tangga menuju kamar adiknya.
Saat Bara sudah berdiri di depan pintu, ia menempelkan telinganya menguping apa yang tengah di lakukan oleh adiknya. Tidak terdengar barang jatuh maupun isakan tangis seperti yang pernah terjadi sebelumnya, dengan ragu Bara membuka pintu kamar Gala kemudian masuk ke dalamnya.
Hah?
Bara cukup terkejut melihat keadaan Gala, terkejut bukan berarti Gala tengah melakukan hal bodoh dengan menyakiti dirinya sendiri atau apalah itu. Saudara kembarnya itu justru tengah sibuk bermain game, ia sampai tidak menyadari kedatangan Bara.
"Ajat bego, ngapain sih lu. Ah elah, awas aja lu ya." Gerutu Gala.
' Apanya yang harus di awasin, lagian gak ngapa-ngapain aing teh' Balas Ajat terdengar dari dalam ponsel Gala.