Asih Setiasih adalah Wanita yang memiliki paras cantik namun masih polos dan lugu, Diusia 20 tahun Ia menikah dengan seseorang Pria bernama Hardiansyah yang dijodohkan oleh orang tuanya. Karena kepolosan Asih rumah tangganya harus kandas, karena ternyata suaminya tergoda oleh wanita lain yaitu janda gatal berambut pirang yang tak lain adalah teman masa kecilnya sendiri. Tetapi setelah bercerai dan menjadi Janda, pesona Asih malah makin menjadi dan bersinar, karena ia sering merawat dirinya dengan pergi ke salon, ia merubah penampilannya terutama di rambut indahnya itu dengan mengikuti gaya trend masa kini yaitu rambut pirang, ia memperbaiki segala apa yang kurang dalam dirinya. Setiap pria yang bertemu dan memandang Asih pasti tergoda dan kelepek-kelepek akan kecantikan dan tubuhnya yang montok aduhai itu. Mau tau keseruan kisah cinta Asih seorang Janda berambut Pirang yang diperebutkan oleh banyak pria baik muda sampai yang tua, yuk baca ceritanya sampai selesai...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Napp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertolongan Di Saat Yang Tepat
Ternyata di antara kerumunan itu ada Risa serta teman jahatnya yang bernama Santi. Mereka terlihat begitu bahagia sekali, karena rencana mereka telah berhasil, dan yang melemparkan botol air mineral tadi itu adalah Risa. Risa sengaja memancing kemarahan para karyawan disini, agar melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan tadi.
"Lempar lagi, ayo semuanya lempar lagi!" titah Risa kepada teman-temannya.
Dan benar saja, wanita jahat itu terang-terangan melemparkan botol air mineral ke arah Asih sekali lagi dan mengenai tubuh Asih.
Plug...
"A-apa yang kamu lakukan? kenapa kamu melempariku?" tanya Asih kebingungan.
Bukannya jawaban yang ia dapatkan, malah serangan yang kini bertubi-tubi telah mengenai tubuhnya. Ada yang melemparkan kertas yang sudah diremas-remas, ada pula yang melemparkan benda lainnya.
"Akh..." teriak Asih mencoba melindungi wajahnya dari benda-benda yang kini melayang di udara dan mendarat tepat di tubuhnya.
Sembari melemparkan benda-benda itu ke tubuh Asih, mereka juga meneriakinya dengan kata-kata tidak senonoh yang membuat hati dan tubuh Asih semakin sakit ia rasakan.
Ia pun tak kuasa menahan tangisnya dan menangis di sana sembari menahan rasa sakit dari lemparan mereka.
Para security berbondong-bondong ingin melerai kejadian ricuh itu. Namun ditahan oleh beberapa orang karyawan, hingga mereka pun tidak bisa berbuat apa-apa. Begitu pula para petinggi di pabrik tersebut.
Dari kejauhan, tampak Raka yang baru saja tiba, memarkirkan motornya di tempat parkir. Iya terplongo melihat banyak orang yang ber kerumunan di halaman yang luas itu. Karena penasaran, Raka pun memutuskan untuk menghampiri kerumunan itu.
"Ada apa ini?" tanya Raka kepada seorang karyawan yang berada di dekatnya, yang sedang sibuk mencari sesuatu untuk dilempar lagi ke arah Asih.
"Itu Pak, mereka tengah melempar wanita yang telah Viral di Video dan foto-foto semalam," jawabnya.
"Apa?" pekik Raka dengan mata membulat sempurna.
Betapa terkejutnya ia, ketika melihat asih yang tengah di-bully oleh rekan-rekan kerjanya. Ia berusaha menerobos kerumunan itu untuk menyelamatkan Asih yang masih berada di tengah-tengah mereka dan menangis di sana.
"Asih.... Asih...Asih!" teriak Raka dengan lantang.
Melihat hal itu, Risa pun segera menghampiri Raka dan mencoba melarang lelaki itu untuk mendekati Asih.
"Pak Raka, biarkan saja mereka Pak! Apa bapak Raka belum tahu soal Video memalukan itu pak? Biarkan saja mereka menghakimi nya, biar dia tahu rasa dan memberikan efek jera untuk semua karyawan atau pun karyawati disini agar tidak melakukan hal itu lagi," ucap Risa.
Namun, bukannya menggubris omongan Risa, Raka malah nekat menerobos kerumunan itu, lalu mendekati Asih yang masih berada ditengah-tengah kerumunan itu.
"Asih...Asih...Asih...! kamu tidak apa-apa?!" tanya Raka sembari mencoba melindungi Asih dari lemparan mereka.
Asih mencoba membuka mata, lalu melihat kearah Raka berada.
"A... tolong aku a!" ucap Asih dengan bibir bergetar hebat. Wajahnya tampak memucat dan matanya sembab, hingga membuat Raka tidak tega melihatnya.
"Kemarilah Sih, ikut denganku!" ucap Raka kemudian, sembari menuntun Asih menuju tempat yang aman.
Kerumunan itu semakin tak terbendung, mereka marah ketika melihat Asih diselamatkan. Orang-orang di kerumunan itu berteriak-teriak dan mereka tidak terima karena Asih bebas dari cengkeraman mereka.
Sementara itu...
Raka tampak tak peduli dengan semua orang yang memaki dan mengatakan dirinya yang tidak-tidak. Yang ia pikirkan saat itu hanya satu, menyelamatkan Asih dari kerumunan. Raka menuntun Asih memasuki ruangannya, lalu menunjukkan wanita itu di kursi yang berada di depan meja.
"Asih, kamu baik-baik saja?" tanya Raka sembari memeriksa kondisi Asih saat itu.
"Aku baik-baik saja a, tapi aku bingung a, kenapa mereka melakukan hal ini kepadaku. Memangnya apa salah ku?" sahut Asih dengan mata berkaca-kaca menatap lelaki berkulit putih itu.
"Asih, sebenarnya ini....." Raka pun menghentikan ucapannya. Ia terdiam sejenak sembari menatap tajam ke mata indah milik Asih.
"Ada apa a? katakan padaku, ku mohon!" ucap Asih dengan lirih.
Raka menghembuskan nafas berat lalu meraih handphone dari dalam saku celananya. Ia membuka pesan yang dikirimkan oleh rekan kerjanya, di mana berisi Video serta foto-foto panas milik Asih.
"Coba lihat Ini Sih... mungkin inilah yang membuat orang-orang itu marah padamu," ucap Raka sembari menyerahkan handphonenya kepada Asih.
Asih meraih Handphone milik Raka, lalu memperhatikan isi dari Video dan foto-foto panasnya yang sudah di edit dengan sempurna oleh seseorang pengirimannya. Ia tersentak kaget dan syok setelah mengetahui akan hal itu.
"I-ini? Bagaimana bisa jadi seperti ini ya a?" Bibir Asih bergetar dan cairan bening itu kembali lolos dari ke dua sudut matanya.
Raka mengangkat kedua bahunya, ia sendiri tidak tahu menahu soal Video atau pun foto-foto tersebut.
"Lelaki ini...! Lelaki inilah yang aku ceritakan kemarin sama kamu a. Lelaki inilah yang sudah melakukan hal yang tidak senonoh itu padaku. Aku bahkan tidak mengenali siapa lelaki ini dan tiba-tiba saja dia melakukan hal itu kepadaku a. A, a Raka percaya padaku kan a? tutur Asih dengan lirih.
Raka menganggukkan kepalanya dengan perlahan, lalu menepuk pundak Asih dengan lembut.
"Ya aku percaya padamu Asih. Aku yakin kamu sedang di jebak oleh seseorang. Tapi siapa ya? Apa kamu memiliki firasat tentang orang itu Sih?" tanya Raka menyelidik.
Asih menyeka air matanya yang masih mengalir di kedua sudut matanya. Ia mulai berpikir, memikirkan siapa pelaku di balik peristiwa memalukan Ini. Tiba-tiba Asih teringat akan Risa yang meminta tolong untuk membelikan minuman, tepat sebelum kejadian itu terjadi. Dan entah kenapa ia yakin, bahwa Risa ada sangkut pautnya dengan peristiwa memalukan itu.
"A Raka, kemarin itu, Teh Risa sempat meminta tolong dibelikan minuman sama aku dan aku mengiyakannya dan saat aku berjalan melewati lorong itu, aku bertemu dengan lelaki itu seperti yang ada di Video dan akhirnya terjadilah kejadian itu a," tutur Asih dengan lirih.
Raka menautkan kedua alisnya..
"Apa mungkin ini kerjaannya si Risa lagi?" ujar Raka sedikit kesal.
"Lagi? maksudnya apa a?" tanya Asih terheran.
"Aku tahu si Risa ini licik. Dia akan melakukan apa saja untuk menyingkirkan karyawan maupun karyawati yang ia tidak sukai dan kemungkinan besar dia juga yang melakukan ini kepadamu," tutur Raka dengan raut wajah yang serius.
"Benarkah a? loh kenapa tidak di tindak saja a?" tanya Asih lagi.
"Aku tidak punya cukup bukti, tapi jika benar kali ini adalah kerjaan Risa lagi, maka aku berjanji padamu Sih, aku akan mengusut kejadian ini sampai tuntas," ucap Raka dengan mantap.
Asih pun mengangguk dan berharap masalah memalukan ini cepat ketahuan siapa dalang dibalik semuanya.
"Terima kasih a, a Raka sudah percaya padaku dan sudah menolong juga mau membantu Asih untuk menyelidiki masalah atau kasus ini." ucap Asih berterima kasih.
"Ia Sih sama-sama, menurut ku kamu gak salah, dan aku benar-benar ingin orang yang bersalah bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri dan mudah-mudahan ketemu bukti-bukti yang kuat untuk mengusut seseorang yang sudah mengacaukan keadaan di pabrik ini." Sahut Raka dengan mengepalkan kedua tangannya.