NovelToon NovelToon
Kolor Sakti

Kolor Sakti

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Spiritual / Balas Dendam / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: aiza041221

Seorang pria yang mendapat warisan leluhur setelah diceraikan oleh istrinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aiza041221, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9

Setelah meletakkan ginseng dan hasil buruannya, Suparman langsung menuju dapur untuk mengambil air putih bagi Jaenab, sementara ia juga menyiapkan segelas kopi untuk dirinya sendiri. Saat tengah asyik menyeduh kopi, ia mendengar suara dua mobil yang memasuki halaman rumahnya.

Penasaran dengan tamu yang datang, Suparman segera beranjak ke teras rumah sambil membawa segelas kopi dan air putih untuk Jaenab.

Suparman hanya bisa tersenyum lebar, saat melihat Caroline datang bersama seorang wanita cantik berdarah Chinese yang sedang melihat jamur di keranjang Jaenab.

" Jaenab, ini minum yang kamu pesan, maaf adanya hanya air putih." ucap Suparman sambil menyerahkan segelas air putih kepada Jaenab.

" Terima kasih Man." balas Jaenab sambil menerima minuman dari Jaenab.

" Caroline, kenapa kamu datang kemari lagi? Bukankah kamu katanya sedang sibuk hari ini?" tanya Suparman saat melihat Caroline dan gadis berwajah Chinese itu menghampirinya.

" Ini aku semalam video call dengan viola, dan aku menceritakan tentang pertemuan kita, eh taunya viola minta untuk di antar kerumahmu, kamu masih ingat viola kan?" balas Caroline sambil tersenyum manis kepada Suparman.

" Viola yang dulu gendut dan sering menangis itu? Tentu saja aku ingat. Apa ini Viola? Kenapa berubah drastis?" tanya Suparman sambil melirik ke arah gadis cantik di samping Caroline.

" Suparman yang tidak mungkin menjadi Superman, jangan sembarangan menyebut aku gendut atau sering menangis, nanti aku tuntut kamu karena pencemaran nama baik," ujar Viola dengan wajah memerah menahan malu.

Viola tidak menyangka bahwa yang diingat Suparman tentang dirinya ternyata hanya bagian yang paling dia benci dari masa lalunya. Walaupun dirinya saat SMA tidak terlalu bergaul, namun dirinya cukup dekat dengan Suparman dan Caroline.

Karena hanya Suparman dan Caroline yang tidak pernah membuly dirinya yang gendut dan masih suka menangis walau sudah SMA.

" Jaenab, bagaimana kalau jamur liar milikmu aku beli dengan harga 75 ribu per kg? Aku membutuhkan jamur liar untuk restoran Chinese milik keluargaku. Jika kamu tertarik, kita bisa menjadi partner bisnis dan aku akan membeli berapapun jamur liar yang kamu dapatkan," lanjut Viola sambil tersenyum manis.

" Bagaimana Man?" tanya Jaenab sambil melirik ke arah Suparman.

" Jual saja, temanku itu tidak akan berbohong, lagian kalau kamu jual di pasar atau juragan kadrun paling harganya hanya empat puluh ribu. Tetapi jangan mau kalau diajak kerjasama, karena kamu tau sendiri bagaimana resikonya mencari jamur liar didalam hutan. Kalian berdua tunggu disini sebentar aku akan buatkan kopi untuk kalian." ujar Suparman sambil berbalik masuk kedalam rumahnya.

Setelah membuatkan dua gelas kopi untuk Caroline dan viola, Suparman kembali ke teras rumahnya, dia hanya tersenyum melihat viola dan Jaenab yang sedang menimbang jamur di samping mobil.

Suparman tidak menyangka kalau viola ternyata membawa timbangan didalam mobilnya, apalagi dia juga melihat beberapa kantong plastik besar untuk tempat jamur.

" Caroline, apa viola masih dalam program diet, kenapa dia bawa timbangan segala didalam mobilnya." tanya Suparman sambil meletakan dua gelas kopi di hadapan Caroline.

" Jangan keras-keras, kalau sampai viola mendengar kamu bicara tentang diet dia bisa marah, viola sekarang mengembangkan bisnis keluarganya yang berada di bidang kuliner dan pengobatan tradisional, jadi dia membawa timbangan kemana-mana, karna dia sering berkunjung ke desa-desa untuk membeli bahan obat tradisional dari penduduk pedesaan." balas Caroline sambil menyalakan sebatang rokok menthol di tangannya.

Suparman hanya tersenyum, dia tidak menyangka bahwa sekarang teman-teman semasa sekolahnya sudah menjadi orang sukses, hanya dirinya yang masih hidup serba kekurangan.

Namun, Suparman sangat yakin dengan kekuatan kolor sakti peninggalan leluhurnya yang kini dia pakai, tidak lama lagi dirinya akan menjadi orang kaya. Terlebih kini dia sudah memiliki ginseng yang didapatkan dari hutan barusan.

Mengetahui kalau viola ternyata sering membeli bahan obat tradisional dari penduduk desa, Suparman pun berniat untuk menawarkan ginseng miliknya kepada viola.

" Man, ini bagianmu dari hasil menjual jamur, semuanya sepuluh kg. Kamu dua ratus lima puluh ribu ya?" kata Jaenab sambil mengulurkan uang kepada Suparman.

" Wahhhh.. makasih jaenab, aku tidak dikasih juga sebenarnya tidak apa-apa?" jawab Suparman sambil menerima uang dari Jaenab.

" Tidak bisa begitu, Man. Kita mencari jamur itu bersama-sama, jadi kamu tetap harus mendapatkan bagianmu. Aku pamit dulu ya? Nona Viola dan Nona Caroline, saya permisi," ujar Jaenab sambil mengangkat keranjang bambu ke punggungnya dan perlahan meninggalkan rumah Suparman.

Suparman hanya bisa menerima pemberian dari Jaenab, karena jika dia terus menolak, itu akan membuat Jaenab tersinggung. Sambil mengantongi uang pemberian Jaenab, Suparman terus menatap kepergian Jaenab yang berjalan dengan sedikit terpincang-pincang.

" Dasar duda, matanya biasa saja. Tak usah terpaku sampai kelopak matamu nyaris melorot ketika melihat yang besar-besar berjalan." Sindir viola sambil tersenyum mengejek ke arah Suparman.

" Mubazir kalau dilewatkan. Kamu datang kemari ingin ngapain, Vio?" balas Suparman sambil tersenyum manis.

" Kemarin Caroline mengatakan jika kamu sering berburu ke hutan, aku ingin ikut menjelajah ke hutan bersamamu, aku ingin mencari ginseng liar dihutan, siapa tau bisa mendapatkannya." balas viola sambil mengambil sebatang rokok menthol milik carol dan menyalakannya.

" Untuk apa kamu mencari ginseng liar dihutan? Gadis secantik kalian lebih baik dirumah saja. Jangan keluyuran dihutan karena sangat berbahaya." ujar Suparman sambil menyeruput kopinya dengan penuh penghayatan.

" Salah satu teman kakekku sedang mengidap penyakit parah dan membutuhkan ginseng liar berusia minimal lima puluh tahun untuk melengkapi obat tradisional yang akan diramu oleh kakek. Aku sudah mencari informasi kemana-mana untuk membeli ginseng berusia minimal lima puluh tahun tapi belum juga mendapatkannya, jadi aku bermaksud untuk mengajakmu mencari ginseng liar itu." balas viola sambil menghisap rokoknya dalam-dalam.

Suparman langsung tersenyum lebar, dia tidak menyangka kalau ternyata kedatangan viola kerumahnya untuk mencari ginseng liar, Suparman benar-benar merasa beruntung karna baru saja dia mendapatkan ginseng yang sesuai dengan kebutuhan viola.

" Hehh mas duda, kenapa kamu malah senyum-senyum sendiri, kamu mau menemaniku atau tidak? Aku benar-benar sangat membutuhkan ginseng liar itu." seru viola dengan wajah kesalnya.

" Tenang, Vio, semuanya bisa diatur. Berapa sih harga ginseng liar yang berusia lima puluh tahun?" tanya Suparman sambil tersenyum penuh arti.

Meskipun Viola adalah temannya, Suparman tidak akan sembarangan menunjukkan ginseng miliknya sebelum mengetahui harga yang tepat. Dia tahu bahwa ginseng liar berusia lima puluh tahun adalah obat herbal yang langka dan sangat jarang ditemukan.

" Suparman yang bukan Superman, ginseng berusia lima puluh tahun harganya sekitar satu sampai dua miliar, dan yang berusia seratus tahun harganya lima miliar. Bagaimana, tertarik?" ucap Viola sambil tersenyum manis kepada Suparman.

Suparman sangat puas mendengar jawaban dari viola, tanpa membuang waktu lagi dia langsung masuk kedalam rumahnya membiarkan viola dan Caroline yang sedang menatapnya dengan penuh kebingungan.

Setelah mengambil ginseng yang dia dapatkan di hutan, Suparman langsung kembali menemui Caroline dan viola, Suparman hanya bisa tersenyum melihat tingkah viola saat melihat ginseng liar di tangannya.

" Man, apa itu ginseng liar berusia seratus tahun?" tanya viola dengan wajah berbinar.

" Aku tidak tau berapa usianya, aku baru mendapatkannya tadi saat berburu." balas Suparman santai sambil menyerahkan ginseng liar ditangannya kepada viola.

" Man, selain dapat ginseng kamu dapat apa lagi saat berburu." tanya Caroline sambil tersenyum manis kepada Suparman.

" Aku mendapatkan satu ekor kelinci dan lima burung pegar, apa kalian ingin memakannya, kalau ingin aku bisa membakarnya untuk kalian." Sahut Suparman.

" Tentu saja mau Man? Lagian aku harus menunggu kakek terlebih dahulu untuk memastikan berapa usia ginseng ini." balas viola sambil memotret dan merekam video ginseng ditangannya.

" Baiklah, kalian tunggu disini sebentar, aku akan mempersiapkan semuanya untuk kalian, hitung-hitung sebagai pertemuan kita setelah sekian tahun tidak bertemu." ujar Suparman sambil masuk kedalam rumah.

Suparman dengan cekatan langsung memotong dan membersihkan kelinci serta burung pegar yang dia dapatkan, setelah selesai membersihkan kelinci dan burung pegar, Suparman langsung membawanya ke teras rumah.

" Apa yang perlu kami bantu Man?" tanya Caroline sambil tersenyum penuh arti.

" Kalian tidak usah membantu apapun, kalian bantu menghabiskan saja nanti?" balas Suparman sambil menyusun kayu bakar untuk membuat api.

" Sepertinya Linda telah salah meninggalkan dirimu dan memilih Robbi, kalau aku jadi Linda tentu akan selalu setia hidup dengan pria pekerja keras sepertimu Man?" ujar viola sambil tersenyum manis kepada Suparman.

" Sekarang Suparman sudah duda, kenapa kamu tidak menyatakan cinta saja sekarang?" sahut Caroline sambil tersenyum penuh arti.

" Hahaha.. kalian tidak usah meledekku, jaman sekarang mana ada wanita cantik yang mau hidup menderita dengan orang miskin sepertiku." balas Suparman sambil membuat sambal kecap.

Setelah bara siap, Suparman segera memanggang kelinci dan burung pegar bersama Viola dan Caroline. Ketiganya begitu asyik menikmati proses memanggang sambil bercanda dan tertawa riang. Tanpa disadari, kelinci dan burung pegar yang mereka panggang sudah matang sempurna.

Suparman kemudian mengambil daun pisang untuk menyajikan kelinci dan burung pegar bakar tersebut. Ia juga tidak lupa mengambil nasi yang telah ia masak sebelumnya di rumah, untuk dijadikan pelengkap makanan mereka.

" Wah, Viola, kalau ingin gemuk, kita cukup sering mampir ke rumah Suparman. Sambal buatannya sangat enak dan cocok banget untuk kelinci bakar ini," ujar Caroline yang sangat lahap menikmati kelinci bakar di hadapannya.

" Kamu benar, Carol. Aku juga belum pernah merasakan sambal seistimewa ini. Kenapa kamu tidak coba buka restoran, Man? Dengan sambal seenak ini, aku yakin restoranmu akan laris manis," sahut Viola dengan senyum manis.

" Nanti kalau sudah punya modal, aku akan pertimbangkan usulmu. Sekarang, mari kita nikmati dulu kelinci bakar ini," balas Suparman dengan santai.

Saat mereka tengah asyik menikmati kelinci dan burung pegar bakar, sebuah rombongan mobil mewah memasuki halaman rumah Suparman.

1
Hiu Kali
seharusnya MC punya ruang penyimpanan galaksi di kolornya.. jadi tinggal cling, harta sudah berpindah tempat.. keren ini cerita, ringan, menggelitik, ada adegan kulit bertemu kulit dan bulu bertemu bulu yang tidak monoton..upayakan 10rb kata thor per hari..hehehe
🍁FAIZ❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
waaah pak retenya juga main judi
🍁FAIZ❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
kalahkan terus bandarnya biar bangkrut
🍁FAIZ❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
udah tahu Linda hamil mau juga man
🍁FAIZ❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
cerdas juga leluhurnya, di kolornya ada tulisan S biar kayak Superman 🤣🤣🤣🤣
🍁FAIZ❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
ceritanya bagus Thoor, usul per chapter di kasih judul ya.. langsung vote ini
Muji wiyono
Buruk
Yuliana Tunru
Luar biasa
Aqlul /aqlan
ni ada kelanjutanya nggak...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!