Dia Erland dan Erlita.. Mereka terlahir hanya berbeda beberapa menit saja. Si kembar dengan sikap dan sifat yang sangat berbeda. Jika bukan ada kemiripan di wajah mereka. Mungkin tidak akan ada yang menyangka jika mereka adalah saudar kembar.
Hingga suatu saat Erland dan Erlita harus bertemu dengan lawan jenis mereka yang tiba-tiba mengejar mereka dengan alasan cinta.
Mungkin Erland akan jatuh cinta lebih dulu dari Erlita? Atau bahkan sebaliknya.. Ikuti kisahnya hanya di Mengejar Cinta Si Kembar
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gagal Pamer
Seperti dalam ruangan sidang, entah kenapa Adriana merasa suasananya sangat mencengkam. Apalagi saat tatapan Kakaknya yang tertuju padanya terlihat begitu intens. Belum lagi beberapa anggota keluarga lain yang menatap ke arahnya dan Erland dengan tatapan penuh tanya.
"Jadi?" Tyas menatap adiknya dengan penuh tanya. Rasanya dia tidak perlu memperjelas pertanyaannya, karena Adriana dan Erland tentu akan mengerti apa arti dari pertanyaan ini.
"Kak, Ri-riana bisa jelasin. Se-sebenarnya...."
"Kami berdua sudah berpacaran" Erland menggenggam tangan Adriana dan mengangkatnya ke atas, seolah sedang menunjukan pada semua orang jika mereka berdua telah terikat dalam status pacaran.
Adriana menatap Erland dengan mata terbelalak. Dia tidak menyangka jika pria itu akan membongkar hubungan mereka berdua saat ini juga.
Semua orang juga terlihat terkejut dengan ucapan Erland, kecuali Erlita dan Pendy yang terlihat biasa saja. Mereka sudah menebaknya ketika Adriana masuk dengan wajah malu-malu. Semakin yakin ketika Erland dengan lantang memanggil Adriana dengan panggilan kesayangan.
"Apa benar itu Ri?" Tanya Papa yang mulai bersuara, dia tidak bisa diam saja ketika anak bungsunya kembali terikat dengan keluarga Aditama. Rasanya Papa sangat rendah diri di depan semua anggota keluarga Aditama.
"Pa, Riana bisa jelasin. Sebenarnya semuanya tidak seperti itu..."
"Kenapa kau tidak mau mengakui hubungan kita? Apa kau malu?"
Bukan begitu. Duh bagaimana ini, apa Kak Erland tidak mengerti posisiku saya ini ya.
Erland menatap dingin Adriana ketika gadisnya itu seolah tidak ingin mengikuti hubungan mereka berdua.
"Kau benar-benar ya Adriana! Kau malu mengakui hubungan kita? Aku benar-benar kecewa padamu"
Erland berlalu begitu saja, membuat Adriana semakin bingung harus berbuat apa saat ini. Dia hanya menunjukan melihat tatapan bingung dari orang-orang disana. Tyas yang mengerti perasaan adiknya saat ini langsung menghampiri Adriana dan mengelus punggung gadis itu.
"Sudah, kejar dulu Erland. Untuk semuanya nanti kau jelaskan saja, saat ini Erland pasti sedang marah padamu"
Adriana mengangguk dan menuruti perkataan Kakaknya. Dia mengejar Erland yang pergi ke pintu keluar, di lihatnya Erland sedang duduk di taman depan gedung ini. Adriana segera menghampirinya, duduk di samping Erland yang sedang duduk di bangku taman disana.
"Kak, jangan marah dong. Aku 'kan hanya belum siap untuk memberi tahu mereka tentang hubungan kita yang baru terjadi beberapa jam lalu"
Erland memalingkan wajahnya saat Adriana memiringkan kepalanya untuk bisa melihat wajah Erland yang benar-benar sedang kesal. Erland hanya merasa harga dirinya sedang benar-benar terkoyak di hadapan Pendy. Saat dia sedang ingin pamer jika dirinya dan Adriana telah resmi berpacaran. Eh, Adriana malah bersikap seperti itu. Seolah dirinya tidak siap mempublikasikan tentang hubungan mereka. Erland merasa harga dirinya langsung terjatuh, ketika dia sudah memamerkan hubungannya dengan Adriana. Tapi gadis itu malah bersikap seperti itu.
Gagal 'kan pamer di depan pria sialan itu.
"Kak Erland harus tahu posisi dan keadaanku saat ini. Mungkin bagi Kakak memberi tahu semuanya tentang hubungan kita adalah hal biasa. Tapi, bagaimana dengan masa laluku? Tidak semua orang bisa menerimanya Kak, termasuk keluarga Kakak"
Mendengar suara lirih yang di penuhi dengan kesedihan itu membuat Erland langsung menoleh ke arah Adriana. Dia menatap wajah sendu itu. Entah kenapa hatinya ikut terasa nyeri ketika melialhat wanitanya yang sedih dan terluka seperti itu.
Adriana menundukan wajahnya dengan tangan saling bertaut di atas pangkuannya. Dia sedang mencoba menahan air matanya ketika dia mengungkit masa lalunya.
"Aku orang jahat dimasa lalu Kak. Bahkan aku menuduh Kakakku sendiri sebagai seorang pembunuh Ibu kandungnya sendiri. Aku jahat Kak, aku sering memperlakukan Kak Tyas bagaikan seorang pembantu di rumahnya sendiri. Ya, sejahat itu aku dulu Kak. Jadi, sebaiknya Kakak pikirkan baik-baik saat memutuskan untuk bersamaku. Karena masa lalu akan selalu menghantui, takutnya Kak Erland akan ikut di cela banyak orang karena masa laluku itu"
Mendengar itu, Erland langsung memeluk Adriana. Mencium puncak kepala gadis itu. Dan pertahanan Adriana runtuh juga, dia menangis dalam pelukan Erland. Mengingat masa lalunya selalu menjadi bumerang dalam hidupnya. Ketika dia menjadi gadis yang jahat. Ketika dia memperlakukan Kakaknya dengan sangat tidak manusiawi. Semua itu menjadi penyesalan yang sampai saat ini belum benar-benar hilang.
"Hey dengarkan aku! Apapun masa lalumu tidak penting, yang terpenting sekarang adalah kamu yang sekarang. Kamu yang sudah berubah dan lebih baik dari Adriana sebelumnya"
Suara isakan kecil Adriana masih terdengar, dia mengusap kasar air mata yang selalu mengalir begitu saja ketika dirinya mengingat semua kenangan masa lalu yang sangat buruk baginya.
Adriana melerai pelukannya, dia menatap Erland dengan matanya yang basah. "Kak, benarkah Kakak akan menerima aku dan segala masa laluku? Aku adalah gadis jahat di masa lalu Kak"
Erland menghapus air mata Adriana, dia menatap manik hitam penuh luka itu. "Aku terima kamu dan segala yang pernah terjadi dalam hidupmu. Kamu harus tahu, jika kamu bukan gadis jahat. Siakapmu itu karena orang tuamu yang mencontohkannya. Kamu siapa di masa lalu? Hanya seorang gadis polos yang di terapkan sifat membenci pada Kakakmu sendiri oleh orang tuamu. Jadi, kamu bukan gadis yang jahat. Inilah aslinya kamu, gadis baik yang ceria yang menyayangi Kakaknya"
Penjelasan Erland membuat Adriana kembali menangis. Terkadang dia memang ingin menyalahkan kedua orang tuanya. Meski Papa telah berubah sekarang, tapi terkadang Adriana juga suka kesal karena kenapa Papa sampai melakukan itu di masa lalu. Membenci dan menyalahkan anaknya sendiri atas kecelakaan yang terjadi pada istri pertamanya.
"Kenapa aku harus lahir di keluarga yang kacau seperti itu?"
"Hey, Honey.." Erland menangkup wajah Adriana dengan kedua tangannya. Menatap gadis itu dengan lekat "...Kita tidak pernah bisa meminta untuk terlahir dari keluarga seperti apa? Semuanya adalah takdir Tuhan. Jadi sekarang kamu hanya perlu menerima semua takdir yang Tuhan berikan padamu. Karena melawan takdir hanya akan membuat hidup kita semakin sulit"
Benar apa kata Erland, dia harus menerima semuanya. Takdirnya dan semua yang terjadi pada hidupnya. Adriana tidak bisa melakukan apapun selain menerimanya.
"Jadi, sekarang kamu harus mencoba melupakan masa lalumu. Jangan jadikan itu untuk menjadikan dirimu lemah dan merasa rendah"
Tidak mampu berkata-kata lagi, Adriana hanya memeluk Erland dengan erat. Merasa sangat bersyukur saat dia bisa memiliki Erland. Satu hal yang baru Adriana tahu tentang Erland adalah pria itu memiliki sisi dewasa dan pemikiran yang luas.
"Terima kasih Kak, terima kasih karena sudah menerima aku dan segala kekuranganku"
"Iya, sekarang ayo kita kembali masuk ke dalam. Apa sekarang kamu sudah siap memberi tahu semua orang tentang hubungan kita?"
Adriana mengangguk, untuk apa terus bersembunyi jika Erland saja dengan percaya diri memperkenalkan dirinya sebagai kekasihnya. Lalu, apalagi yang harus Adriana pikirkan? Dia sudah mendapatkan pria yang dia cintai selama ini.
Erland tersenyum, dia berdiri dan mengulurkan tangannya pada Adriana yang langsung meraih tangan itu dan ikut berdiri. Mereka berjalan bergandengan masuk kembali ke dalam gedung. Adriana mulai tenang dan sudah siap untuk mengungkapkan status barunya bersama Erland. Tidak lagi peduli apa yang akan di pikirkan orang-orang setelah ini. Adriana hanya mencintai Erland. Itu saja.
Bersambung
Like komen di setiap chapter.. kasih hadiahnya dan votenya.. berikan bintang rate 5
otw bucin ni si Pendy,
Land kmu kmna sii ??