NovelToon NovelToon
Jenderal Reinkarnasi Kebangkitan Permaisuri Tak Dianggap

Jenderal Reinkarnasi Kebangkitan Permaisuri Tak Dianggap

Status: tamat
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Romansa / Pembaca Pikiran / Balas dendam pengganti / Tamat
Popularitas:21.7k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Fuan, seorang jenderal perempuan legendaris di dunia modern, tewas dalam ledakan yang dirancang oleh orang kepercayaannya. Bukannya masuk akhirat, jiwanya terlempar ke dunia lain—dunia para kultivator. Ia bangkit dalam tubuh Fa Niangli, permaisuri yang dibenci, dijauhi, dan dihina karena tubuhnya gemuk dan tak berguna. Setelah diracun dan dibuang ke danau, tubuh Fa Niangli mati... dan saat itulah Fuan mengambil alih. Tapi yang tak diketahui semua orang—tubuh itu menyimpan kekuatan langit dan darah klan kuno! Dan Fuan tidak pernah tahu caranya kalah...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Tiga Malam Kemudian – Istana Timur, Ibu Kota Kekaisaran

Langit menjingga menyambut rombongan dari Lembah Langit Tertinggi yang tiba di gerbang timur istana. Matahari senja menyepuh tanah dengan cahaya keemasan, membuat bayangan para murid dan tetua memanjang di atas lantai batu giok.

Fa Niangli berjalan di depan, mengenakan jubah putih bersulam motif awan-awan perak. Di belakangnya, Tong Lian dan Mo Qingluan berjalan berdampingan, sementara Xun Wu, Zhu Feng, dan para murid lainnya menyebar di formasi pelindung yang rapat namun sopan. Di pundak Mo Qingluan, Xiao Kuai mengenakan kalung bunga kecil buatan Tong Lian hiasan lucu yang kontras dengan suasana tegang.

Para penjaga istana berderet di sisi kiri-kanan jalan masuk, menundukkan kepala sebagai bentuk penghormatan. Namun tatapan mereka jelas penuh curiga. Di atas tembok istana, mata-mata kerajaan mengamati, dan burung-burung istana—yang dilatih mengendus energi spiritual—mengitari mereka.

“Rasanya seperti berjalan masuk ke sarang naga,” bisik Xun Wu pelan.

Fa Niangli tersenyum tipis. “Biarkan naga tahu, kita tidak takut terbakar.”

---

Balairung Istana – Perjamuan Musim Semi

Balairung dihias megah, langit-langit tinggi menggantung lampion sutra dan anyaman bambu emas. Di tengah ruangan, panggung kayu melengkung tempat para musisi memainkan melodi lembut yang menyihir.

Fa Niangli dan rombongannya dipersilakan duduk di sisi kiri panggung, berseberangan dengan para bangsawan dan tetua kekaisaran. Kaisar belum muncul. Yang hadir hanyalah pejabat tinggi, perdana menteri, dan beberapa panglima muda.

Suasana terasa seperti ujian. Setiap mata memandangi Fa Niangli mencari cela, kelemahan, atau kesombongan.

Namun Fa Niangli duduk tenang, menyeduh tehnya sendiri tanpa bicara, sikapnya sopan namun tak tunduk. Di sisinya, Tong Lian sesekali mengawasi gerak para pelayan istana. Mo Qingluan memandangi para musisi, tampak tenang, namun tangannya siap mencabut senjata kapan saja.

Tiba-tiba, genderang kecil ditabuh tiga kali.

“Yang Mulia Kaisar tiba!”

Semua berdiri. Kaisar masuk dengan jubah naga hitam bersulam emas, mahkotanya berkilau di bawah cahaya lampion. Di sisinya berjalan Perdana Menteri Liu dan Penasihat Agung Ru Long.

Namun, perhatian Fa Niangli tidak jatuh pada mereka melainkan pada satu sosok muda di belakang rombongan kaisar.

Seorang pria berwajah dingin, bermata tajam seperti elang, dengan rambut panjang diikat tinggi. Dia mengenakan seragam khusus Pasukan Bayangan Istana.

Tong Lian berbisik, “Itu dia, Chuan tangan Kanan Iblis dari Utara.”

Mo Qingluan menegang seketika, tatapannya terpaku pada Chuan. Xiao Kuai di pundaknya tiba-tiba mengepakkan sayap dan mengerang pelan.

Fa Niangli tak bergeming, hanya menatap diam-diam. “Permainan sebenarnya dimulai.”

---

Saat Perjamuan Dimulai

Kaisar mengangkat cawan emasnya.

“Lembah Langit Tertinggi, kami menyambut kalian sebagai tamu kehormatan dalam perjamuan musim semi ini. Dunia telah mendengar tentang kekuatan kalian… tapi kami berharap kalian juga membawa kebijaksanaan. Minumlah bersama kami, untuk persatuan langit dan bumi.”

Fa Niangli tersenyum. Ia berdiri, mengambil cawan tehnya bukan anggur seperti yang lain lalu membalas, “Kami tidak menentang langit. Tapi kami juga bukan kaki dari singgasana. Kami berdiri di tempat kami dilahirkan melindungi langit kami sendiri.”

Kaisar tidak tersinggung, hanya tersenyum samar. “Itu kata-kata indah, Guru Fa. Namun langit terlalu luas untuk dibagi-bagi. Apa kau yakin lembahmu sanggup berdiri sendiri, saat badai datang?”

Chuan melangkah maju, membawa nampan berisi gulungan emas. “Perkenankan hamba mempersembahkan titah tertulis, yang dapat menyatukan lembah dengan istana. Kami tidak meminta penyerahan, hanya kerja sama. Lembah akan diberi status resmi, dan murid-muridnya menjadi bagian dari pasukan kehormatan istana.”

Tong Lian segera berdiri. “Pasukan kehormatan? Itu hanya nama indah untuk tentara boneka!”

Zhu Feng juga bangkit, “Kami bukan alat istana!”

Namun Fa Niangli mengangkat tangannya, menenangkan semua. Ia melangkah maju dan mengambil gulungan itu, lalu membukanya perlahan.

Matanya menyapu tiap baris. Lalu, tanpa ragu, ia menggulung kembali surat itu dan mengembalikannya.

“Terima kasih atas tawarannya. Tapi lembah kami dibangun bukan dengan janji… melainkan dengan darah dan pengorbanan. Kami tidak bisa menjualnya demi gelar dan istana.”

Perdana Menteri Liu berdiri. “Berarti kalian menolak titah kaisar?”

Ru Long ikut maju. “Dan memilih jalan pemberontakan?”

Fa Niangli menatap tajam. “Kami memilih jalan kami sendiri.”

Suasana membeku.

Chuan mengangkat dagunya sedikit. “Kalau begitu, jangan salahkan jika badai benar-benar datang ke lembahmu.”

Fa Niangli membalas dengan suara pelan namun tegas, “Jika kalian kirim badai… kami akan kirim petir.”

---

Malam Itu – Di Halaman Istana

Rombongan Lembah Langit meninggalkan istana tanpa dijamu lebih lanjut. Langit malam dipenuhi bintang, tapi udara terasa dingin. Ketegangan menggantung seperti tali siap menggantungkan perang.

Di sebuah sudut menara istana, Ru Long berbicara dengan Chuan

“Dia tidak akan tunduk.”

Mo Chan menyeringai. “Itu sebabnya aku menyukainya.”

Ru Long mengangguk perlahan. “Maka waktunya sudah dekat. Dalam waktu tiga malam… Lembah Langit akan dikepung. Jika mereka tidak menyerah, kita akan hancurkan mereka sepenuhnya.”

Chuan menatap bulan purnama.

“Dan saat itu tiba… aku akan menjadi orang pertama yang melangkah ke jantung lembah mereka.”

---

Di Perbatasan Kota – Perkemahan Lembah Langit

Malam itu, Fa Niangli berdiri di tebing luar perkemahan, memandang arah lembah dari kejauhan. Mo Qingluan berdiri di sisinya.

“Guru tahu mereka akan datang. Dan mereka tidak akan datang dengan undangan lagi.”

Fa Niangli menatap tajam ke kegelapan. “Biarkan mereka datang. Lembah Langit bukan sekadar tempat… ini rumah kita. Dan aku akan pastikan rumah ini tidak jatuh.”

Mo Qingluan menggenggam pedangnya. “Aku bersamamu guru.”

Tong Lian mendekat, membawa laporan dari murid-murid pengintai. “Gerakan pasukan terlihat dari arah selatan dan timur. Mereka mulai membangun jalur logistik. Kita punya waktu tiga hari.”

Fa Niangli memutar tubuhnya, menatap semua yang hadir malam itu.

“Tiga hari untuk bersiap. Tiga hari untuk menguatkan hati. Setelah itu… kita hadapi badai bersama.”

Dan di kejauhan, awan mulai menebal.

Pertanda badai akan datang.

Bersambung

1
Oi Min
sembilan ma Tong Lian
Nur Hasanah
ceritanya bagus...semangat ya thor
Nana Niez
jdi oleng,, krnbtb2 ada kata kakanda,, knp g gege aja,, kan ini settingnya di cino kuno,, atau jgn jgn ini chindo
Nana Niez
aq bs bayangin kl di jadikan drama kolosal,, pasti campuran komedi, action bumbu romantis
Nana Niez
benar benar sat set set set,, buang laki yg g setia
Nana Niez
wooooowww,,,, lanjuuttt Thor,, aq. suka kl g ribet dan MC ceweknya Badas poll
kriwil
ayah nya mantan permaisuri apa blm tau keluarga nya menghilang
Wulan Sari
Yeah tidak terasa sudah tamat ya,.... padahal critanya menarik lho imajinasi bisa ke mana2 bayangin critanya ..
trimakasih ya Thor 👍 semangat buat karya lainnya💪❤️🙂🙏
Dewiendahsetiowati
terima kasih untuk ceritanya dan ditunggu karya selanjutnya
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Osie
iyuuhh jgn sok arigan pangeran ketiga..ntar dihempas ap remuk sm fa niangli baru dah nyahok ente
Wulan Sari
cip Thor semangat 💪 salam sehat selalu ya Thor 👍🙂❤️🙏
Nitnot
penulis kesayanganku ga pernah gagal.. sukaaa
inda Permatasari: terima kasih bunda 🌹
total 1 replies
Osie
makin seru dna perjalanan masih panjang
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Eehh si tong lian nih aya2 wae
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Hhmm kirain udah mulai buka gerbang
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Baguuss ada lucuna juga 💞💞
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
/Joyful//Facepalm//Facepalm/ Aya2 wae
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Rasana beda dari novel2 mu sebelumna thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!