Sudah Bagus-bagus menjadi seorang Dokter di rumah sakit. Tavisha gadis cantik berhijab harus berhadapan dengan pria dingin yang sangat galak bernama Kastara. Bermula dari kedatangan pria itu yang membawa salah satu temannya yang terluka parah yang membuat kekacauan di rumah sakit.
Hari itu menjadi hari yang sangat sial bagi Tavisha, bagaimana tidak saat dirinya yang kebetulan ada di sana dan mendapatkan ancaman dengan pria tersebut menodongkan pistol kepadanya untuk menangani temannya terlebih dahulu.
Tavisha berhasil melakukan pertolongan pertama dan dia pikir dia sudah lolos dari pria agresif itu dan ternyata tidak. Tavisha justru terjebak dan selalu mendapatkan tekanan dari Kastara.
Alih-alih melarikan diri dari Kastara yang ternyata Kastara malah melamarnya. Tavisha yang tidak punya pilihan lain yang akhirnya menikah dengan Kastara.
Bagaimana Tavisha menghadapi pernikahannya dengan pria yang sangat agresif dan belum lagi banyak rahasia.
Follow Ig
ainunharahap12
ainuncefeniss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20 Insiden.
Sampai akhirnya Kastara berhasil bermain siasat dengan Kastara yang langsung membelokkan mobilnya secara mendadak pada jalan kecil dan membuat mobil yang melaju kencang di belakang tidak dapat merem yang membuat mereka langsung melaju.
Untung saja Kastara sangat cerdik yang bisa mengelabui orang yang mengejarnya. Tetapi mobil yang mengejar mereka pasti tidak menyerah dengan sangat cepat memutar balik mobil tersebut untuk kembali mengejar Kastara.
Suara nafas Tavisha yang sejak tadi tidak dapat terkendali yang terus menoleh ke belakang dan saat ini dia merasa lega sedikit karena mobil itu sudah tidak terlihat. Tavisha melihat ke arah Kastara yang tetap fokus menyetir yang percuma saja bertanya yang sejak tadi pertanyaannya belum ada satupun dijawab.
Kastara melotot yang tiba-tiba membelokkan mobilnya dengan sangat cepat yang bahkan hampir saja membuat tubuh Tavisha geser yang untung saja sudah memakai sabuk pengaman yang ternyata Kastara mengelakkan sepeda motor.
Tetapi yang sekali saat mobil mereka memasuki jalur semak-semak yang membuat Tavisha semakin panik.
Walau berusaha untuk mengendalikan mobil itu tetapi Kastara ternyata masih tetap melindungi Tavisha saat mobil itu ingin menghantam pohon besar yang hampir membuat tubuh Tavisha tersungkur ke depan dan untung saja Kastara yang menahan dengan lengannya agar wanita itu sampai tidak tersentuh apapun.
Bruk.
Tabrakan itu cukup keras yang untung saja keduanya tidak kenapa-napa dan hanya bagian depan mobil saja yang mengalami kerusakan dan mesin juga terbuka.
Suara nafas keduanya sama-sama naik turun dan lagi-lagi Tavisha hampir saja spot jantung dengan apa yang terjadi.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Kastara yang membuat Tavisha menggelengkan kepala. Bagaimana mungkin mengatakan bahwa dia tidak apa-apa dan sudah jelas-jelas dia begitu panik sejak tadi.
"Ayo cepat keluar," ajak Kastara yang buru-buru membuka sabuk pengamannya. Tavisha lebih baik menurut saja dan akhirnya dia juga menyusul.
Kastara memegang tangannya dan kemudian membawa Tavisha yang langsung pergi dengan mereka berdua yang berlari di antara rumput ilalang itu dengan tangan Kastara yang menggenggam tangannya sangat kuat seolah tidak ingin Tavisha sampai ke mana-mana.
****
Akhirnya setelah melakukan perjalanan yang cukup panjang dan keduanya sampai juga di kediaman rumah Kastara menggunakan mobil yang lain. Sungguh lama perjalanan mereka sehingga hari yang terang sudah berubah menjadi gelap.
Kastara terlihat panik yang melihat sepertinya kediamannya sedang tidak baik-baik saja. Ada beberapa Bodyguard yang biasa berjaga tampak terluka dan yang tidak terluka sedang mengobati.
Kediaman itu terlihat berantakan yang membuat Tavisha kebingungan dengan kepalanya berkeliling yang bertanya-tanya apa yang terjadi.
"Mereka melakukan penyerangan?" tanya Kastara pada salah satu anak buahnya yang berhadapan dengannya yang membuat pria itu menganggukkan kepala.
"Kurang ajar!" umpatnya yang langsung berjalan memasuki rumah.
"Apa yang terjadi sebenarnya?" batin Tavisha semakin bingung dan justru sangat ngeri melihat di sekitarnya banyak sekali yang terluka.
Tetapi sepertinya orang-orang yang ada di rumah itu sudah sangat biasa dengan luka itu yang buktinya bisa mengobati sendiri dan bahkan tidak terlihat rasa sakit di wajah mereka.
Tavisha menunjukkan rasa simpatiknya dan dia juga tidak dipanggil untuk mengobati yang membuatnya menyusul suaminya.
"Kastara kamu dari mana saja dan kamu tidak tahu apa yang terjadi," ucap Vanya yang sejak tadi terlihat begitu panik.
"Berapa banyak mereka yang datang?" tanya Kastara.
"Aku tidak sempat menghitung mereka yang jelas mereka datang dengan penuh kemarahan, karena lagi-lagi rencana mereka digagalkan oleh kita dan kamu juga harus tahu bahwa kita kehilangan dua orang anak buah kita," ucap Vanya.
"Sial!" umpat Kastara meremas kepalanya terlihat frustasi yang ternyata dia kecolongan.
"Apa mereka mengetahui bagaimana kondisi Damian?" tanya Kastara.
"Aku sejak tadi berusaha untuk melindungi dia dan aku juga bahkan hampir saja mati. Dengan sangat terpaksa aku menyembunyikan Damian dan dia tidak berada di dalam kamar," jawab Vanya.
"Di mana dia?" tanya Kastara terlihat begitu panik.
"Dia masih ada di rumah ini dan syukur-syukur kami berhasil membuat orang-orang itu tidak menemukan Damian dan mereka juga sudah pergi. Tapi aku terlalu panik saat memindahkan Damian dan aku tidak tahu bagaimana kondisinya selanjutnya," ucap Vanya.
Kastara menoleh ke belakangnya dan tidak tahu sejak kapan Tavisha udah berada di sana.
"Tunjukkan Damian padaku!" titah Kastara yang membuat Vanya menganggukkan dan langsung berjalan.
Kastara menghampiri Tavisha yang langsung membawa Tavisha pergi dan lagi-lagi membuat Tavisha bingung saat tangannya itu ditarik begitu saja.
Akhirnya Vanya, Kastara dan Tavisha sudah berada di ruangan Damian dan Kastara yang langsung memerintahkan Tavisha untuk memeriksa pria tersebut yang sekarang sudah tidak memakai alat medis lagi yang tampaknya dicabut sembarangan karena terlihat panik.
Tavisha nggak kaget melihat kondisi itu dan langsung bergerak menurut hati nuraninya sebagai Dokter.
"Kenapa melakukan hal seperti ini dengan sembarangan kepada pasien? Ini bisa membahayakan nyawa pasien," ucap Tavisha dengan marah-marah sembari tangannya bekerja dengan cepat untuk menyelamatkan nyawa pasien yang kondisinya semakin menurun.
"Aku hanya berusaha untuk menyelamatkan dia dan aku tidak tahu menang bagaimana mengenai medis. Jadi jangan marah-marah padaku!" tegas Vanya yang tidak ingin disalahkan sama sekali.
"Bagaimanapun apa yang kamu lakukan sangat ceroboh dan ini sangat fatal. Jika jadi sesuatu hal buruk pada pasien atau nyawanya tidak tertolong jangan pernah menyalahkanku!" tegas Tavisha.
"Apa-apaan kamu. Jadi sekarang kamu menyalahkanku atas apa yang terjadi hah! Kamu macam-macam padaku dan Kamu di sini hanya sebagai seorang Dokter yang tugas kamu untuk mengurus pasien itu!" tegas Vanya tidak terima mendengar pernyataan Tavisha.
"Tugasku memang hanya mengurus pasien dan aku seorang Dokter. Tetapi ketika urusan Dokter dicampuri maka Dokter juga tidak bisa mengendalikan semuanya!" tegas Tavisha paling menatap tajam dengan Vanya.
"Kau...." Vanya yang terlihat begitu kesal ingin menghampiri Tavisha. Namun ditahan oleh Kastara dengan merentangkan tangannya.
"Ini bukan saatnya untuk melakukan hal itu. Sudah cukup!" ucapnya dengan tegas yang membuat Vanya harus mengalah.
"Cepat lakukan yang terbaik untuk temanku!" tegas Kastara yang tumben tumbennya tidak menuntut agar Damian jangan sampai kenapa-napa.
"Apa aku boleh untuk meminta ditinggalkan? Aku harus fokus dan ini sangat darurat!" pinta Tavisha.
"Baiklah!" Kastara yang ternyata menuruti permintaan Tavisha dan lagi-lagi pasti membuat Vanya heran yang tadinya dia ingin memberontak tetapi tangannya langsung ditarik Kastara untuk keluar dari ruangan itu.
"Kastara kamu apa-apaan sih!" Vanya dengan kesal yang melepaskan tangannya dari Kastara ketika mereka sudah berada di luar ruangan.
"Dia ada di rumah ini bukan hanya satu dua hari saja dan kamu sudah tahu bahwa tidak ada gunanya mendebat Dokter itu. Jadi kita turuti saja apa yang dia katakan!" tegas Kastara.
"Tetapi dia sudah kurang ajar yang menyalahkanku dan bahkan jika terjadi sesuatu pada Damian maka aku yang disalahkan nya dan berani sekali wanita itu menyalahkanku!" tegas Vanya yang tetap saja tidak terima.
"Aku tahu itu. Tapi mungkin yang kamu lakukan ada yang salah yang tidak sesuai dengan apa yang dia inginkan dan aku juga tidak menyalahkan kamu yang pasti berusaha untuk menyembunyikan Damian. Jadi sudahlah sebaiknya kita tunggu saja dan semoga tidak terjadi sesuatu pada Damian," ucap Kastara dengan bijak yang justru membuat Vanya semakin kesal.
Bersambung.....
siapa ini sih Thor kasih penjelasan dong biar ga gelap gulita seperti ini