Kanaya Syifa Pratama, seorang gadis cantik berasal dari desa. Bercita-cita ingin menjadi seorang bidan, merantau ke kota untuk kuliah mewujudkan mimpi.
Tapi takdir berkata lain, ia di jebak oleh pacarnya sendiri sampai dirinya hamil. Semua mimpi yang sudah ia bangun hancur begitu saja, bahkan bukan hanya itu Syifa juga harus menerima perlakuan kasar dari ibu mertuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah R Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 23
Menjadi seorang mahasiswi lagi tentu sangat membuat Syifa begitu sibuk, di tambah dia harus tetap bekerja tapi Syifa tidak mau menyerah dia ingin menjadi seorang dokter yang terbaik suatu hari nanti.
Rencana nya Syifa ingin membeli sepeda agar irit biaya, karena antara kampus dan tempat dia bekerja itu berbeda arah, jika Syifa terus naik angkot seperti sebelum nya maka uang nya akan cepat habis, lagipula Syifa masih ingin mengirimi Azka seperti biasanya setiap bulan nya.
Entah bagaimana kabar putranya itu, rasa rindu yang kian membesar hanya bisa Syifa simpan sendiri. Rasanya ia ingin pulang untuk melepas rindu.
Saat ini Syifa lagi bingung bagaimana caranya untuk membagi uang hasil kerjanya supaya cukup untuk kebutuhan nya, gajinya masih sangat kecil, dulu memang gaji itu cukup untuk Syifa hidup dan mengirimi Azka uang setiap bulannya, tetapi sekarang beda, karena saat ini Syifa sudah menjadi mahasiswa otomatis kebutuhannya tambah banyak, walaupun dia kuliah karena beasiswa tapi dia masih harus membeli buku untuk kebutuhan belajarnya.
*************
Hari ini setelah pulang bekerja Syifa pergi ke taman, tempat dia biasanya menenangkan diri saat pikirannya sedang kalut seperti sekarang, berharap jika kesana dia bisa mencari solusi dari permasalahannya.
Syifa duduk di bangku taman tersebut, taman itu terlihat sepi karena ini bukan hari akhir pekan, akan tetapi masih ada beberapa orang yang bermain disana, Syifa menatap lurus ke depan, sesekali dia menyeka air matanya.
“Aku harus bagaimana tuhan ?? tolong beri hambamu ini petunjuk!! ” ucap Syifa pelan.
Air matanya terus mengalir di pipinya, tangisnya sudah mulai pecah, kenangan masalalu melintas seperti sebuah film, Syifa meremas rambutnya dengan kasar, sejujurnya dia lelah dengan keadaan ini, tapi mengingat ada seorang yang berhak dia bahagiakan kelak, ada seseorang yang menunggu dia pulang setiap saat, dia adalah Azka.
Syifa mengambil ponselnya di dalam tas, kemudian dia memperhatikan foto Azka.
“Maafkan bunda nak !! bunda udah ninggalin Azka, bunda janji akan cepat pulang” kata Syifa dengan mata tetap fokus ke layar handphone nya dimana disana terdapat foto Azka yang lagi tertidur.
Tiba-tiba ada uluran tangan yang memberikan sapu tangan kepada Syifa, Syifa melihat sapu tangan tersebut kemudian dia beralih pada seseorang yang memberikan nya, Syifa bingung siapa pria itu.
“Hapus air matamu !! disini bukan tempat menangis” ucap pria tersebut.
Dengan ragu Syifa mengambil sapu tangan itu, dan pria itu langsung pergi meninggalkan Syifa.
“Terima kasih” teriak Syifa tapi pria itu tidak menghiraukan nya lagi.
Syifa memandangi sapu tangan itu, ada inisial di sana yang mungkin sapu tangan itu sangat spesial buat dia.
“AW ??” Gumam Syifa pelan.
************
Sementara di tempat lain, setelah memberikan sapu tangan kepada Syifa, pria asing itu masuk kedalam mobilnya, sang asisten dengan segera membuka pintu untuk tuan nya, sang asisten tersebut memperhatikan majikannnya yang memberikan sebuah sapu tangan kepada seseorang yang belum dia kenal.
“Kita mau kemana tuan ?? kembali ke kantor apa langsung pulang ??” tanya asisten nya
“Langsung pulang saya lelah” jawab nya datar.
Dia adalah ALVARO WIJAYA, umur nya 29 tahun, seorang CEO di perusaan WIJAYA GROUP, dia terkenal sangat dingin, jika ada seseorang yang menggangu kehidupan nya dia tidak segan-segan memberi perhitungan pada orang tersebut sampai menjadi serpihan debu.
Dan sang asisten bernama RIO PERMANA dia sudah mengabdi kepada Varo semenjak dari pertama Varo memimpin wijaya group, waktu itu umur varo masih 20 tahun berarti sudah 9 tahun dia mengabdi.
Dulu Varo tidak sedingin sekarang, dulu sifatnya sangat ramah pada orang lain, tapi semenjak dia di tinggalkan oleh sang istri 3 tahun yang lalu varo menjadi sangat dingin.
“Tuan siapa gadis tadi ??” dengan ragu Rio bertanya
“Tidak tau, saya melihat dari pertama dia datang ketaman, dia sudah menangis makanya saya kasih dia sapu tangan, saya jijik melihat perempuan menangis” jawab Varo tegas.
Rio langsung diam, kalau Varo sudah menjawab dengan tegas berarti tidak boleh lagi ada yang bertanya.
Tidak berapa lama mobil berhenti di sebuah gedung yang menjulang tinggi, semenjak istrinya meninggal Varo tinggal di apartemen, baginya kalau di rumah kenangan bersama istrinya akan selalu melintas di pikiran nya.
Varo turun setelah asisten Rio membuka pintu mobilnya, mereka berdua langsung menuju lift untuk membawa mereka kelantai tujuan diamana Varo tinggal.
Di dalam lift Rio baru ingat harus menyampaikan pesan dari ayahnya Varo.
“Tuan saya mau menyampaikan pesan, kalau tuan besar menyuruh tuan Varo untuk pulang” kata Rio
Varo diam tidak menjawab ucapan Rio.
Tidak berapa lama mereka telah sampai di lantai 10 setelah pintu lift terbuka mereka langsung menuju ke apartemen Varo.
“Kamu pulang saja, besok jemput saya jam 7 jangan sampai telat !!” pinta Varo
“Baik tuan” Rio membungkukan badan nya sampai Varo masuk kedalam apartemen nya barulah Rio pergi untuk pulang.
Varo langsung masuk kekamar mandi, dia ingin berendam sebentar, tapi pada saat berendam tiba-tiba Varo teringat dengan Syifa.
“Kenapa gadis itu menangis ya ?? apa yang dia tangisi ?? tapi dia kelihatan nya cantik juga ” ucap Varo dan tiba-tiba ada senyuman yang menghiasi wajahnya, mungkin saja jika asisten Rio melihatnya dia langsung memotret Varo saat tersenyum, karena sudah hampir 3 tahun Rio tidak pernah melihat Varo tersenyum.
“Aih kenapa aku mala ingat dia si” kata Varo merutuki dirinya sendiri.
Setelah 1 jam Varo selesai dengan mandinya, hari sudah hampir gelap, Varo memesan makanan untuk makan malam nya, seperti biasa dia akan makan sendiri walau terkadang Rio sering menawarkan diri untuk menemani Varo makan, tapi selalu di tolak mentah-mentah oleh Varo.
Menurutnya sendiri itu lebih baik, ia ingat sang istri disana juga sendiri.
Setengah jam kemudian makanan yang di pesan Varo sudah tiba, pria itu makan malam sendiri. Ruangan itu menjadi hening hanya ada suara dentingan sendok yang beradu dengan piring.
"Hei sayang, aku sudah selesai makan" gumam Varo tersenyum lirih, sampai saat ini ia terus menganggap kalau istrinya masih ada.
"Ah Sial" umpatnya kesal. Varo berdiri kemudian membawa piring bekas makanannya ke dapur. Supaya besok Art yang selalu membersihkan apartemennya bisa langsung mencuci.
Saat kembali ke kamar Varo mendengar ponselnya berbunyi. Varo melihat ponselnya dan ternyata itu sang Papa. Sedikitpun Varo tak ada niat untuk menjawab panggilan tersebut, tapi tak berapa lama sebuah sms masuk.
"Mamamu masuk rumah sakit, pulanglah walau sebentar ! Dia sangat ingin bertemu dengan mu"
*****
LIKE + KOMEN NYA JANGAN LUPA