Kayla Ayana, seorang karyawan di sebuah perusahaan besar terpaksa menerima tawaran untuk menikah kontrak dengan imbalan sejumlah uang.
Ia terpaksa melakukan ini karena ia harus bertanggung jawab atas biaya rumah sakit seorang wanita yang mengalami kelumpuhan akibat tertabrak sepeda motor yang ia kendarai.
Tapi siapa sangka, ia yang dinikahi dengan alasan untuk menepis isu negatif tentang pria bernama Kalandra Rajaswa malah masuk terlalu jauh dalam kerumitan keluarga yang saling berebut warisan dan saling menjatuhkan.
Pernikahan kontrak diantara keduanya bahkan sempat dicurigai oleh anggota keluarga Kalandra.
Akankah Kayla dan Kalandra mampu menyembunyikan fakta tentang pernikahan kontrak mereka?
Akankah cinta tumbuh diantara konflik-konflik yang terjadi?
Ikuti kisah Kayla dan Kalandra di Istri Bar-Bar Sang Pewaris.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fie F.s, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 Makan Siang
Sepanjang perjalanan keluar dari gedung perkantoran Dewandaru Group, mata karyawan tertuju pada Kayla dan Kalandra yang berjalan sejajar.
Kalandra yang berwajah tampan tanpa ekspresi dan wajah Kayla yang cantik namun tampak kebingunan membuat siapapun yang melihat pasti bertanya-tanya dalam hati. Apa yang terjadi? Mengapa sekretaris perusahaan ini berjalan bersama CEO Rajaswa Group?
Tapi, segelintir orang yang tahu mengenai pernikahan mereka malah menebak keduanya tengah bertengkar.
Kalandra dan Kayla masuk ke dalam mobil. Kalandra mengemudikan mobilnya menuju sebuah restoran yang tak terlalu ramai yang sudah ia reservasi saat di dalam lift tadi.
Tak ada satu katapun yang keluar dari mulut Kalandra. Ia fokus mengemudikan mobilnya hingga membuat Kayla bosan.
"Jika membawaku bersamamu hanya untuk menghindari wanita bernama Clara itu, maka kamu salah langkah, Mas!" ucap Kayla membuat Kalandra seketika menoleh kearahnya.
"Kamu salah strategi!"
"Yang ada, dia malah merasa menang dan kamu kalah!"
"Kamu tidak berani menghadapinya bahkan untuk sekedar menatap matanya." Kayla menghakimi Kalandra tanpa tahu apa yang sebenarnya telah terjadi di masa lalu.
"Aku tidak kalah! Aku hanya tidak ingin bicara dengannya selain urusan pekerjaan."
Kayla tersenyum sinis. "Aku tidak tahu ada hubungan apa dan ada masalah apa diantara kalian di masa lalu."
"Tapi yang ku lihat, dia tertarik padamu."
"Dia seperti ingin mencuri perhatianmu. Dan yang paling terlihat jelas adalah dia ingin memilikimu."
"Jelas terlihat saat dia mengatakan bahwa aku tidak pantas untukmu. May be dia merasa bahwa dirinya lah yang pantas untuk bersama kamu."
"Itu tidak akan pernah terjadi." Balas Kalandra tanpa ekspresi.
"Terserahlah! Yang pasti aku tidak ingin wanita bernama Clara itu melakukan hal buruk terhadapku setelah kamu mengakui aku sebagai istri kamu dihadapannya."
Kayla mencoba untuk tidak mau ambil pusing dengan masa lalu Kalandra yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan dirinya.
"Kamu kan memang istriku. Hampir semua orang tahu."
Kayla diam saja.
"Dan satu lagi, Clara tidak akan berani berbuat macam-macam padamu. Ada Jendra di sana. Dia akan memastikan kamu aman."
Kayla tertawa sinis. "Pak Jendra tidak mengawasiku selama 24 jam. Dan kamu tidak disampingku selama 24 jam pula."
"Hanya 5 menit, jika dia ingin, waktu secepat itu cukup untuk menyerangku."
"Kamu takut?" tanya Kalandra menaikkan sebelah alisnya.
"Tidak!" jawab Kayla cepat. "Aku hanya mengkhawatirkan masa depanku."
"Jika dia membuatku dipecat, maka aku akan jadi janda pengangguran."
"Jika dia melukaiku dan membuatku cacat, maka aku akan menjadi janda yang tidak berguna."
"Jika dia mempermalukanku di muka umum, maka aku akan menjadi janda yang tak punya wajah untuk menghadapi dunia."
Kalandra merasa Kayla berfikir terlalu jauh. Tapi, menurutnya perlu di pertimbangkan juga. Karena ia tak tahu, Clara akan berhenti atau tetap maju.
"Aku akan menjamin masa depanmu jika semua itu terjadi," balas Kalandra tanpa menatap Kayla.
"Bagaimana caranya?" tanya Kayla. "Dengan uang?"
"Tidak."
"Dengan tetap menjadi istriku dan berlindung di belakangku."
"Menjadi menantu Rajaswa, tidak akan membuatmu dipandang rendah."
Kayla menghela nafas. "Apa itu juga yang dilakukan mama Riana?"
"Bertahan dalam keluarga itu demi sebuah nama baik?"
"Demi sebuah reputasi?"
Kalandra tersenyum. "Kamu mulai pintar ternyata!"
Kayla membulatkan matanya. "Jadi tebakanku benar?"
Kalandra mengangkat bahu. "Tanyakan saja pada mama!"
Mereka tiba di restoran dan keduanya langsung menuju sebuah meja yang sudah tersaji beberapa menu makanan diatas meja.
"Maaf, sudah ku pesankan ini. Semoga kamu menyukainya." ucap Kalandra pada Kayla.
Ia melihat beberapa porsi makanan dan minuman diatas meja. Ia duduk berhadapan dengan Kalandra.
"Aku makan apa saja!" jawab Kayla.
"Kecuali makan teman sendiri dan harta pakir miskin," lanjut Kayla membuat Kalandra tertawa.
***
Kayla tiba di kantor. Kalandra hanya mengantarnya sampai di loby.
Kayla baru saja duduk di kursi kerjanya, tapi Melani langsung datang dan duduk tepat di depannya.
"Kay! Ada gosip penting untukmu!" ucap Melani antusias.
"Apa mbak?" tanya Kayla malas.
"Ada Singa menceramahi ulat bulu."
Kayla tertawa tanpa suara. "Dimana ada singa yang bertemu dengan ulat bulu, mbak?" Kayla menggeleng pelan.
"Ada-ada saja. Jangan menceritakan tentang video lucu yang kamu tonton di saat pekerjaan kita sedang menumpuk begini, mbak!"
"Astaga Kayla. Singa itu adalah..." Melani menunjuk dengan bibir yang dikerucutkan kearah ruangan Jendra.
"Dan ulat bulu adalah Bu Clara." bisik Melani.
Kayla membulatkan mata dan mengatupkan bibirnya rapat-rapat agar tidak tertawa.
"Mbak Melani ada-ada saja. Kalau tahu orangnya, bisa habis kamu mbak!"
"Ssst! Makanya jangan sampai orangnya dengar, Kay!" ucap Melani pelan.
"Kamu tahu, pak Jendra mengatakan pada bu Clara yang caper sama pak Kalandra begini..."
"Ehm..." Melani berdehem untuk bersiap menirukan suara Jendra.
"Tiga belas tahun itu waktu yang sangat lama, Cla."
"Kalandra bisa berubah menjadi apa saja. Dia bukan si cupu yang hanya diam, mengharap balasan cinta dari seorang gadis!"
"Dan satu lagi, Cla. Ku harap kamu bisa membedakan mana kerja sama dan mana urusan pribadi."
"Kamu datang menawarkan kerja sama, maka konsisten lah. Jangan campurkan masa lalu yang sudah tidak akan bisa diulang lagi." Ucap Melani dengan suara berat yang dibuat buat agar menyerupai suara Jendra.
"Ku rasa, hati bu Clara pasti hancur berkeping. Karena yang dia harapkan tidak sesuai dengan kenyataan."
"Memangnya apa yang dia harapkan, Mbak?"
"Menurutku sih, dia berharap merajut kembali persahabatan mereka."
"Mendekati bos singa, demi bisa bersama suami kamu! Pak Kalandra!"
"Ku yakin ada sesuatu di masa lalu antara suami kamu dan bu Clara itu, Kay!"
"Dan ku yakin ada hal buruk yang terjadi hingga hubungan mereka renggang. Atau bahkan putus hubungan."
Kayla mengangkat bahu. "Terserahlah, Mbak. Aku tidak ingin pusing-pusing memikirkan masa lalu mereka yang sama sekali aku tidak tahu." Kayla kembali memeriksa berkas di meja.
"Tapi, rumah tangga kamu sedang di ganggu pelakor, Kay!" Melani heran melihat Kayla yang tidak ada panik-paniknya sama sekali.
"Pelakor tidak akan bisa masuk jika mas Kalandra tidak membukakan pintu."
"Dan berdoa saja, semoga pintu hatinya sudah tertutup rapat untuk wanita itu."
"Issh!" Melani mulai geram.
"Buaya akan tetap membuka mulut, meski hanya seekor ulat bulu yang dilempar ke dalam kandangnya, Kay!"
Kayla tertawa. "Mengapa mbak Melani selalu menggunakan hewan yang tidak biasa?"
"Tidak bisa kah diganti dengan kucing, sapi atau ayam."
"Tidak, karena itu tidak cocok. Apa lagi untuk beliau yang di dalam sana."
"Melani, mulai bekerja! Bukan bergosip dan menjadi kompor!" Intercom di meja Melani berbunyi membuatnya kalang kabut dan segera kembali ke meja kerjanya.
Kayla tertawa. "Kita diawasi, mbak!"
"Ck! Mungkin dia bosan menonton tv. Jadi, dia putuskan untuk menonton cctv, Kay!" Melani juga tertawa.
mlhan marH dia