NovelToon NovelToon
Ditalak Sebelum 24 Jam

Ditalak Sebelum 24 Jam

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Cintamanis / Patahhati
Popularitas:34.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yutantia 10

Apa yang kamu rasakan, jika pernikah impian yang kamu gadang gadang akan menjadi first and last marriage, ternyata hanya bertahan kurang dari 24 jam?

Kenyataan pahit itulah yang sedang dirasakan oleh Nara. Setelah 8 tahun pacaran dan 6 tahun dilalui secara LDR, Akhirnya cintanya dengan Abi berlabuh juga di bahtera pernikahan.

Kejadiaan memilukan itu mempertemukan Nara dengan pemuda bernama Septian. Pikirannya yang kacau membuatnya tak bisa berpikir logis. Dia menghabiskan waktu semalam bersama Septian hingga mengandung janin dari pria itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PRIA ASING 3

Wajah Nara terasa panas begitupun bibirnya. Nafasnya masih terngah engah. Tanpa bercerminpun, dia yakin jika wajahnya merah padam saat ini.

Berciuman ditempat umum dengan man from nowhere, ini gila. Untuk pertama kalinya, dia berciuman dengan pria selain Abi. Suasana tiba tiba berubah menjadi canggung.

Untuk menetralisir detak jantung yang masih berpacu, Nara memilih beranjak menuju tempat tadi menaruh minuman. Menghabiskan minuman yang tinggal separuh dengan sedikit tergesa gesa.

"Kenapa gelisah gitu?" Septian datang menghampiri Nara. Pria itu tampak santai, berbeda sekali dengan Nara yang sudahlah, gak karu karuan.

"Apa selanjutnya?" tanya Nara yang tak ingin membahas hal tadi.

"Apanya?"

Nara berdecak kesal mendengar Septian yang malah balik bertanya.

"Kesenangan selanjutnya?" tanya Nara dengan perasaan dongkol.

"Mau yang bener bener bisa bikin lo senang? Kayak terbang melayang layang. Hilang ingatan sejenak tentang sakit hati lo. Terus bisa bikin___"

"Apaan, gak usah berbelit belit?" sela Nara yang males mendengar penjelasan panjang lebar yang tak jelas intinya.

Septian beralih kesamping Nara lalu membisikkan sesuatu.

"Ons."

Mata Nara membulat sempurna. Apa itu bisa dimasukkan dalam list hal hal menyenangkan? yang benar saja.

"Kenapa? " tanya Septian yang melihat ekspresi kaget diwajah Nara. "Tenang, gue pakai pengaman."

"Gila," bentak Nara sambil berlalu meninggalkan Septian. Cowok itu pikir, dia cewek apaan, mau mau aja diajak ONS. Meski teman-temannya di London sudah biasa melakukan itu, tapi tidak dengan dia. Nara masih menjunjung tinggi yang namanya keperawanan hanya untuk suami.

Septian terkekeh lalu berjalan cepat menyusul Nara. Dengan tawa yang belum juga hilang, dia mensejajarkan langkahnya dengan Nara.

Nara berhenti lalu menatap Septian tajam. "Ngapain ngikutin gue? Jangan lo pikir karena gue janda, lo bisa ngerendahin gue?"

"Baperan amat," ledek Septian. "Gue cuma nawarin, kalau gak mau ya udah, woles aja."

Nara mendengus kesal lalu melanjutkan langkahnya, malas menanggapi ide konyol Septian. Sedangkan Septian, cowok itu masih terus mengikutinya. Langkah Nara terhenti saat Septian tiba tiba menyampirkan jaket di bahunya.

"Biar gak kedinginan. Baju lo terbuka. Gak lucu kalau mati gara gara hipotermia," candanya sambil terkekeh.

Nara mendesis sambil menatap Septian tajam. "Gak usah hiperbola. Angin malam gak akan bikin gue sampai hipotermia, apalagi mati," sangkalnya dengan nada ketus.

"Gak usah terlalu yakin, orang tidur aja bisa tiba tiba mati."

Nara menggeram tertahan sambil memeloti Septian. Pinter banget ngejawab cowok dihadapannya itu. Tak mau ambil pusing, dia berjalan cepat meninggalkan Septian yang masih diam ditempat.

Septian hanya tergelak sambil geleng geleng melihat Nara. Ketus, tapi cantik, itu kesan pertama yang dia dapat dari sosok Nara. Dia berlari kecil lalu kembali mensejajarkan langkah dengan Nara.

"Gue lagi baik hari ini. Biasanya gue minta uang sewa kalau ada yang minjem jaket. Malam ini, free buat lo. Karena apa? Karena gue hari ini gajian, coba kalau enggak. Gak bakal deh gue baik kayak gini." Septian terus nyerocos panjang lebar, tanpa dia sadari, Nara tidak ada disampingnya.

Septian menepuk jidatnya sendiri saat sadar nara tak ada disebelahnya. Ketika dia menoleh, ternyata Nara masih tertinggal dibelakang. Gadis itu berdiri mematung sambil menatap kearah sebuah hotel.

Septian berdecak lalu kembali menghampiri Nara. "Malah bengong disini? Cosplay jadi patung, Lo?" Ledek Septian yang kesal karena sejak tadi ngomong panjang lebar sendirian.

"Bisa berdiri dihadapan gue?" gumam Nara pelan. Mata cewek itu sudah tampak berkaca kaca.

"Hah!" Septian tampak bingung, tapi tetap melakukan apa yang Nara pinta. Sedetik kemudian, dia terkejut. Nara tiba tiba memeluknya dan membenamkan wajah didada bidangnya. Tangisnya meledak kala itu juga.

"Masih free kan hari ini?" tanya Nara sambil terisak. Septian tersenyum sambil membuang nafas kasar. Tak menyangka jika disaat hancur seperti ini, Nara masih ingat candaannya tadi, tentang dada dan bahunya yang hari ini gratis.

Untuk beberapa saat Septian hanya terdiam, tapi kemudian, tangannya bergerak menepuk nepuk pelan punggung Nara.

"Are you ok?"

Nara tak menjawab, dia hanya terus menangis. Menangis hingga tersedu sedu dan dadanya terasa amat sakit.

Tadi, tanpa sengaja, Nara melihat Abi dan Arumi memasuki sebuah hotel. Ternyata mereka belum pulang dari Bali. Menginap di hotel yang letaknya tak jauh dari tempat Nara menginap. Bukankah harusnya hari ini honeymoon mereka, tapi kenapa justru Abi dan Arumi yang tampak seperti pasangan baru yang sedang honeymoon.

Jahat sekali kamu Bi. Setelah kamu memberiku kesakitan yang teramat, kamu malah bersenang-senang. Dimana empatimu?

Setelah Nara sedikit tenang dan mulai berhenti menangis. Septian mengangkat wajah Nara dan menangkup kedua pipinya. Mata dan hidung cewek itu tampak merah.

"Jangan menangisi sesuatu yang tak pantas untuk ditangisi. Melupakan seseorang yang pernah sangat berarti memang tidak mudah. Hanya seseorang dengan hati sekuat baja yang bisa melakukan itu. Dan gue yakin, elo salah satu dari orang kuat itu."

Nara menyusut hidung dan menyeka air matanya.

"Lo disini nangisin dia. Apa lo yakin jika sekarang dia juga sedang nangisin lo? Bisa jadi dia malah sedang bahagia sekarang."

Benar kata Septian, buat apa dia menangisi pria yang saat ini sedang bahagia. Dengan mata kepala sendiri, dia melihat Abi dan Arumi masuk ke dalam hotel sambil tersenyum. Lalu, kenapa dia harus menangis? Tak adil jika dia menderita tapi mereka bahagia. Harusnya dia juga bahagia bukan?

"Lo nginep dimana? yuk gue anter pulang," tawar Septian sambil menautkan jari jari mereka.

Sepanjang perjalanan mereka hanya diam. Lebih banyak mengamati orang yang lalu lalang. Hingga Nara menghentikan langkahnya didepan sebuah hotel.

"Lo nginep disini?"

Nara mengangguk.

Septian melepaskan tautan jari mereka lalu merapikan rambut Nara yang berantakan.

"Lo cantik." Puji Septian sambil menyisipkan rambut Nara kebelakang telinga. "Gue yakin, masih banyak pria yang rela mengantri buat lo. Kalau lo merasa sedih, ingatlah, diluar sana, masih banyak orang yang jauh lebih menyedihkan tapi masih bisa bahagia. Masih banyak orang yang lebih layak berputus asa tapi mereka masih mau berjuang." Sungguh pria yang aneh, dalam sekejap menjadi seperti motivator, tapi sekejap kemudian, menjadi pria berandalan.

"Lo gak sendirian, banyak janda diluar sana yang bisa survive. Bahkan bisa menjadi alpha female yang sukses. Tunjukkan pada dunia dan mantan suami lo, kalau lo masih bisa bahagia tanpanya. Seharusnya dia yang menangis karena menyia-nyiakan wanita sehebat lo, bukan sebaliknya, lo yang nangisin dia. Ingat, hidup harus bahagia. Lakukan hal hal yang menyenangkan." Lanjutnya sambil mengusap lembut pipi lembut Nara menggunakan ibu jarinya.

"Udah sana masuk." Ujar Septian sambil membalikkan tubuh Nara menghadap hotel. Setelah melihat Nara berjalan kearah lobi. Dia segera membalikkan badan dan beranjak dari tempat itu.

"Tunggu!" Teriakan Nara menghentikan langkah Septian. Cowok itu berbalik dan melihat Nara berjalan kearahnya.

"Jaket lo." Nara melepaskan jaket milik Septian lalu menyodorkan ke arahnya. "Makasih."

Septian mengangguk sambil menerima jaket jeans yang warnanya sudah pudar dari tangan Nara.

"Udahkan? Sana masuk." Titah Septian karena Nara masih diam ditempat.

"Em.....tawaran yang tadi masih berlaku gak?"

Septian mengernyit bingung. "Ta....waran apa?"

"ONS?"

1
family megantara
untuk yang kesekian awak khatam karya mu k🥰🥰🥰
Nurul Islamiati
Luar biasa
Adila Ahmad
bgus
Euis Maryam
ah greget maunya langsung ada karma
Melani Sunardi
bawa teman lama yang baru ketemuan lagi kepasar malam, syok dia. harganya murah meriah mobil penuh.
memang ya orang biasa ke mall pastinya bingung. tapi pastinya kesenangan juga.....
Melani Sunardi
Luar biasa
Nnk Ftr
lahiran normal itu ternyata nagih 😅 sakit tp bntran doank 😅
Melani Sunardi
Ga apa Nara...... bukan kamu yang salah.... jodohmu bukan Abi....
Amriani
Lumayan
nnk pw
sll bawa berarti dh siap2. tokoh cow nya kok kyk gini ya. mau berhenti baca tp penasaran sama akhirnya
aryuu
luar biasa
Dina Okta.eryanti
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Henny Saraswati
bagus ceritanya,,,dah baca tuk kesekian kalinya /Heart/
Dcy Sukma
Luar biasa
Mar Tia
😆😆😆😆😀😀🤣🤣🤣
Sariroti Coklat
mon maap aku mundur. ga respect sama cwo begini
gak deh baru jumpa udah ngajak maksiat. apa bedanya lu nara sama merekaa
padahal nikahnya bisa dibatalin karna blm tersentuh
Sariroti Coklat
one night stand?
✨️ɛ.
thankyou, thor.. ceritanya keren, keren, keren! 🫶🏻
alurnya bagus, penokohannya bagus en gak bikin kita terlalu halu, pemilihan kata²nya juga bagus, walau tergolong novel ringan tapi othornya berhasil "ngenakin" cerita, jadi tidaklah membosankan.. 🫰🏻
sukses ya, thor.. semangat terus dlm berkarya! 💖
yutantia 10: Aamiin, makasih doanya
total 1 replies
Nicko Putra Jelita
Luar biasa
Nicko Putra Jelita
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!