Karel Ivander Aswangga adalah seorang laki-laki yang mempunyai sikap dingin, keluarga yang berantakan serta penghianatan dari orang yang dia cintai membuat laki-laki itu mudah tersulut amarah dan merasa tidak ada satu orang pun yang tulus mencintai nya. Dia menutup diri dari yang namanya wanita untuk melindungi hati nya agar tidak kembali terluka.
Chelsya Fermonica Zamora, gadis cantik yang mempunyai sikap bar-bar dan ceria, setiap harinya dia akan terus menerbitkan senyum di bibirnya, gadis yang berlatar belakang orang kaya, tidak pernah kekurangan materi maupun kasih sayang dalam hidupnya, hampir semua orang menyukai nya karena sikap nya yang ceria.
Gadis itu mengincar sebuah perusahaan impian nya, sekaligus untuk melatih kemampuannya dalam dunia bisnis. Namun siapa sangka, jika ternyata pemilik perusahaan tempat nya bekerja adalah seorang laki-laki yang dia kenal dan harus menghadapi sikap Tuan nya itu yang begitu berubah-ubah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Sakura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perkara Makanan
Terhitung sudah hampir 2 bulan Mora bekerja di perusahaan milik Karel, saat ini Mora sedang duduk di ruang meeting, memperhatikan Karel yang sedang melakukan presentasi di depan sana dengan jiwa kepemimpinan nya yang terasa sangat kuat.
Sebulan lalu, Tuan nya itu menjelaskan, bahwa Diana akan resign dari kantor karena akan pindah ke luar negeri bersama suami nya. Sehingga posisi wanita itu di gantikan oleh Mora.
Sebenarnya Mora cukup terkejut, karena bagaimanapun dia baru bekerja di perusahaan itu selama kurang dari satu bulan. Namun mau bagaimana lagi, Karel menyetujui keputusan Diana untuk meminta nya menggantikan posisi wanita itu, sehingga Mora hanya bisa pasrah, dan menjalani kewajibannya dengan baik.
Setelah meeting selesai, Mora keluar bersama Karel di depannya, Mora berjalan di belakang Karel, sedang kan Karel saat ini sedang berbincang dengan asisten nya.
Setelah sampai di perbatasan asisten Karel pamit untuk kembali ke ruangan nya, sehingga kini tinggal Mora dan Karel yang berjalan berdua menuju ruangan CEO.
"Kamu pesan makan siang, saya tidak akan bisa keluar karena ada pekerjaan" seketika Mora mendongak mendengar itu, gadis itu mengangguk.
"Baik tuan, saya akan memesankan sekarang" Mora berjalan ke arah ruangannya yang berada di samping ruangan Karel, gadis itu segera memesan makanan yang Karel minta.
Setelah itu Mora berjalan ke ruangan Karel, tadi lelaki itu memintanya untuk datang ke ruangan setelah selesai dengan urusan nya.
"Permisi tuan" Mora melihat Karel yang sedang berbincang dengan seseorang, membuat nya ragu untuk masuk.
"Duduk lah dulu Mora" Mora mengangguk, lalu duduk di kursi sofa di ruangan Karel, tatapan mata nya tertuju pada Karel yang sedang berbincang dengan seorang wanita dewasa yang sebelumnya belum pernah Mora lihat.
"Kamu bisa keluar sekarang, dan lanjutkan pekerjaan mu" ucap Karel, membuat wanita itu berdiri.
"Baiklah Tuan saya permisi, terimakasih saran nya" Karel hanya mengangguk malas, wanita itu berbalik, lalu menatap Mora tajam, membuat Mora kaget. Mora tahu bahwa wanita itu tidak menyukai nya terlihat dari tatapan matanya.
"Kenapa kamu diam disitu ?" kesadaran Mora kembali saat mendengar suara tuannya, laki-laki itu menatap nya datar, Mora tersenyum lalu mendekati tuan nya itu.
"Em maaf tuan, ada yang bisa saya kerjakan ?" tanya Mora yang berdiri di samping Karel, dia sama sekali tak berani bergerak, dua bulan bekerja di perusahaan ini membuatnya mengetahui sifat yang tidak di sukai oleh Tuan nya.
"Aku mau kita bekerja di perpustakaan rahasia, aku merasa bosan dengan desain ruangan nya" ucap Karel tiba-tiba, Mora melirik tuan nya itu, tingkah tuan nya itu begitu aneh baginya. Apalagi kata "Saya" yang sekarang berubah "Aku".
"Em bisa sih tuan, kita buat ulang tatanan nya" ucap Mora.
"Kan saya laki-laki, kenapa tidak kamu saja yang merubahnya" ucap Karel ketus.
"Saya takut jika anda tidak menyukainya."
"Ck gadis ingusan, kamu kenapa jadi formal, sudah lah kita ke perpustakaan sekarang" ucap Karel sambil mengambil beberapa lembaran di meja nya.
"Kita tunggu dulu makanan nya ya tuan" sahut Mora.
"Ya ya terserah"
10 menit mereka berdiam di ruangan itu sembari menunggu, namun makanan Karel belum juga di antar, Karel menghela nafas kesal.
"Sebenarnya kamu memesan nya di mana ?" tanya Karel kesal.
"Di bawah tuan"
"Kenapa lama sekali" Mora melihat pergelangan tangan nya, padahal dia sudah memesan nya sedari tadi, namun jika belum siap, dia bisa apa.
Tok Tok Tok...
Pintu yang di ketuk membuat Mora langsung berdiri dari duduk nya, gadis itu segera membuka pintu, mempersilahkan seorang yang bertugas sebagai koki perusahaan untuk masuk.
"Kenapa lama sekali ?" Karel bersuara dengan kesal.
"Saya minta maaf tuan, tadi ada sedikit problem di bawah"
"Ck kenapa pekerjaan mu jadi berantakan, apa kamu mau saya pecat ?" tanya Karel menaikkan nada bicara nya.
"Maafkan saya tuan" Sang koki hanya bisa terdiam sambil menunduk.
"Cepat pergi, dan ingat jangan ulangi kesalahan lagi" Mora menatap Karel intens, koki tadi baru saja pergi. Mora menghela nafas, lalu mengambil makanan pesanan Karel.
"Tuan mau makan sekarang ?" tanya Mora hati-hati.
"Kita ke perpustakaan sekarang" ucap Karel sambil berlalu, Mora mengikutinya dari belakang.
***
"Kembali ke ruangan ini lagi, huft" Mora melihat sekeliling ruangan besar yang di kelilingi tumpukan buku itu dengan malas, Sebenarnya dia suka membaca, namun ruangan perpustakaan ini yang gelap, membuatnya sedikit takut untuk lebih lama berada di ruangan ini.
"Kenapa wajah kamu seperti itu" Mora menatap Karel, lalu menggeleng.
"Tidak apa-apa tuan" Mora mengambil duduk di depan Karel, gadis itu meletakkan bungkusan makanan di atas meja.
Karel membuka lembaran yang dia bawa, Mora hanya memperhatikan.
"Tuan, lebih baik kita makan siang lebih dulu, takut makanan nya dingin" ucap Mora.
"Kamu lapar ?" Mora menghela nafas kesal, ingat satu hal, dia itu perempuan bar-bar, bersikap kalem seperti sekarang benar-benar membuat kaki nya gatal, sedari pagi sudah bersama Karel membuatnya harus bisa menjaga sikap.
"Tidak, saya hanya memberi saran"
"Itu kan makanan saya, kamu memang punya makanan ?" tanya Karel, ucapan tuan nya itu membuat Mora terdiam, gadis itu seolah tak punya kata-kata lagi untuk di ucapkan.
"Kenapa kamu serius begitu, aku tak apa jika harus membagi makanan dengan mu" Mora hanya diam, seolah tak minat membalas ucapan tuan nya.
"Jangan diam saja, cepat buka makanan nya" perintah Karel karena Mora diam saja sedari tadi, Mora pun menurut lalu membuka makanan itu.
"Kenapa makanan nya berbeda ?" tanya Karel saat melihat lauk pada makanan itu berbeda.
"Sebelumnya maaf tuan, tadi saya pikir tuan hanya menginginkan satu makanan, saya memesankan ayam goreng, sedangkan untuk saya ayam bakar, karena saya menyukainya."
"Aku juga suka ayam bakar, aku tidak bisa makan ayam kalau tanpa aroma seperti itu"
"Kalau begitu kita bisa berbagi, em... itu pun kalau tuan bersedia" sahut Mora sambil tersenyum. Karel menatap gadis itu dalam.
"Kenapa tidak kamu berikan saja milikmu untuk ku ?" tanya Karel.
"Karena saya juga tidak suka ayam goreng tuan" sahut Mora dengan nada tinggi, lelah juga lama-lama menahan diri sedari tadi.
"Ya sudah" Karel mengambil sendok lalu membuka bungkusan itu, namun dia merasa heran saat Mora mengambil bungkusan itu dengan cepat.
"Biarkan saya yang menyuapi tuan hehe" Mora tersenyum sambil menunjukkan gigi nya yang rapi.
"Kamu mengambil kesempatan ya ?"
"Ck saya cuma mau membagi saja makanan nya, jangan sampai makanan ini habis karena porsi tuan yang banyak." sahut Mora ketus.
"Kamu meledek saya ?"
"Tidak, mana berani"
