Bumi serasa akan runtuh menerpa Kirana ketika dia mengetahui fakta bahwa Bryan, suaminya, ternyata berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, Maudy.
Tak tebersit sedikitpun dalam benak Kirana kalau sahabatnya itu akan menjadi duri dalam rumah tangganya.
Sepuluh tahun menikah dengan Bryan kini diambang kehancuran. Tidak sudi rasanya Kirana berbagi suami dengan wanita lain apalagi wanita itu adalah sahabatnya sendiri hingga dia memutuskan untuk bercerai.
Lantas, bagaimana Kirana menghadapi hidupnya setelah berpisah dengan Bryan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon REZ Zha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 - Tersigkir
Kirana tak menyangka kalau Andra akan meminta Nathan mengecek CCTV di dekat mejanya. Artinya, apa pun aktivitasnya di sana dapat dilihat oleh Andra melalui rekaman CCTV nanti. Namun, Kirana tak merasa khawatir karena dia tak melakukan kesalahan yang melanggar aturan dalam perusahaan milik bosnya itu.
Seketika Kirana teringat akan Rachel yang selalu menunjukkan sikap tak bersahabat padanya. Apalagi tadi saat Rachel menyerahkan kedua dokumen kerjasama PT Elang Cakrawala dan PT Mitra Usaha Bersama, kepadanya secara kasar.
Sudut bibir Kirana terangkat. Dia yakin kalau itu akan terekam di CCTV yang sedang diminta Andra dari Nathan. Kirana penasaran akan reaksi Andra ketika melihat sekretarisnya itu bersikap ketus terhadapnya.
Tak sampai sepuluh menit terdengar suara notif pesan masuk di ponsel milik Andra. Kirana menduga jika itu adalah notif pesan dari Nathan. Ekor mata Kirana melirik ekspresi wajah Andra.
Terlihat perubahan ekspresi wajah bosnya itu. Rahang yang mengeras juga kedua alis hampir bertautan hingga membuat mata Andra menyipit.
Kirana tak tahu apa yang membuat Andra berekspresi seperti itu. Dia sendiri sebenarnya penasaran dengan hasil rekaman CCTV di depan ruang kerja Andra. Namun, dia tidak berani bertanya kepada Andra dan memilih menunggu Andra sendiri yang nanti menceritakannya.
Ekspresi wajah Andra berubah ketika netranya melihat perlakuan buruk Rachel kepada Kirana. Dan keterkejutannya makin bertambah saat ia melihat aksi Rachel yang mengendap ke arah meja Kirana lalu menukar dokumen yang ada di atas meja dengan dokumen yang ada di laci meja Kirana.
"Jadi dia yang melakukannya?" gumam Andra kesal dengan ulah sekretarisnya yang telah berani menukar dokumen kerjasama relasi bisnisnya. Apa yang dilakukan Rachel menurutnya adalah suatu tindakan bod0h dan konyol.
Andra lalu menoleh ke arah Kirana, membuat Kirana langsung mengalihkan pandangan, karena tak ingin diketahui Andra tadi sedang mengintip ekspresi wajah bosnya itu.
"Apa kamu punya masalah dengan Rachel?" tanya Andra kemudian.
Kirana tak menduga Andra menanyakan hal itu. Dia pun menggelengkan kepalanya karena memang tak merasa mempunyai masalah dengan sekretaris Andra itu.
"Saya nggak punya masalah apa-apa dengan Rachel, Pak," jawab Kirana sejujurnya. Meskipun ia sebenarnya kesal dengan sikap Rachel, tapi, dia tidak berpikir untuk melaporkan sikap buruk Rachel kepada Andra. Dia ingin bekerja sewajarnya saja dan tak bermuka dua.
"Lalu, Kenapa dia bersikap seperti ini terhadap kamu?" Andra lalu menunjukkan ponselnya kepada Kirana. Dia memutar kembali rekaman ketika Rachel menaruh secara kasar dokumen di meja Kirana dan juga ketika Rachel menukar dokumen di meja kerja Kirana.
Mata Kirana membeliak saat ia mengetahui ternyata Rachel lah biang kerok yang membuat dirinya hampir dipermalukan. Untung saja bosnya dan Elang bersikap bijaksana kepadanya.
Sama sekali tak terlintas di benak Kirana kalau Rachel sampai nekat melakukan tindakan gegabah itu.
"Dia sengaja menukar dokumen milik pak Elang dengan dokumen PT Mitra. Apa pun alasannya, itu sudah sangat keterlaluan." Andra terlihat geram dengan sikap sekretarisnya itu.
Tiba-tiba Andra ingat ketika Grace datang ke kantornya beberapa waktu lalu. Pantas saja keponakannya itu marah-marah, ternyata kelakuan sekretarisnya benar-benar memalukan dan Andra sama sekali tidak menyadarinya.
Andra kembali menghubungi Nathan.
"Halo, Pak. Apa Bapak sudah melihat rekamannya?" Sepertinya Nathan sudah menduga jika bosnya akan membahas soal ulah Rachel yang tertangkap kamera CCTV.
"Tan, coba kamu hubungi Pak Martin. Saya ingin Rachel diberhentikan dari kantor saya. Siapkan saja surat-suratnya, biar saya yang bicara langsung dengan Rachel," ujar Andra kepada Nathan melalui sambungan telepon.
Kedua alis Kirana terangkat mendengar Andra ingin memberhentikan Rachel dari posisinya saat ini. Bisa dibayangkan bagaimana kesalnya Rachel saat dia tahu kalau Andra menyingkirkan Rachel dari jabatannya saat ini.
"Lain kali kamu harus lebih hati-hati. Periksa semua arsip sebelum pergi." setelah Andra selesai bicara dengan Nathan, Andra lalu menasehati Kirana agar kerja lebih teliti.
"Baik, Pak," sahut Kirana kemudian.
***
Andra dan Kirana keluar dari lift yang membawa mereka dari lantai dasar. Sementara Rachel yang mendengar pintu lift terbuka langsung menolehkan pandangannya ke arah lift. Tentu saja ia penasaran apa yang akan terjadi dengan Kirana setelah dokumen itu tertukar.
Sama sekali dia tidak berpikir jika tindakannya yang gegabah itu akan menghancurkan karirnya sendiri sebagai sekretaris Andra yang sudah dijalani selama tiga tahun belakangan ini.
Andra berjalan melintasinya seperti tak terjadi apa-apa. Begitu juga dengan Kirana yang langsung menuju meja kerja.
"Kirana, suruh Nathan ruangan saya!" Ketika sampai di depan pintu, Andra langsung memberikan perintah kepada Kirana.
"Baik, Pak." Kirana berjalan ke arah ruangan Nathan yang berada di sebelah ruang kerja bosnya.
"Dan kamu, Rachel, masuklah! Ada yang ingin saya bicarakan dengan kamu!" Dengan kalimat tegas, Andra kini menyuruh Rachel masuk, karena ia ingin membicarakan soal kelanjutan pekerjaan Rachel di kantornya.
Rachel terkejut diminta Andra masuk ke ruang kerja Andra bersamaan dengan Nathan yang juga diminta untuk menghadap.
"Kenapa aku disuruh masuk? Apa jangan-jangan Pak Andra tahu kalau aku yang menukar dokumen itu?" Seketika rasa cemas merayapi hati Rachel. Dia sama sekali tak terpikirkan akan resiko, seandainya ulahnya tadi terbongkar oleh bosnya. Apalagi dia lihat Kirana tadi tampak tenang, seolah tak ada masalah yang menimpa Kirana.
"Duh, gimana ini?" Rachel gusar dan tanpa ketakutan.
Lima menit kemudian ...
Rachel duduk di depan meja kerja Andra dan berhadapan dengan bosnya itu. Sementara di sisi kanan dan kirinya sedikit agak ke belakang Kirana dan Nathan berdiri.
Saat ini dirinya seperti terdakwa yang sedang menunggu hukuman karena kesalahannya. Apalagi di hadapannya sorot mata tajam Andra terlihat sangat menakutkan.
"Kamu tahu, kenapa saya panggil kemari?" Andra mulai menginterogasi Rachel.
"Maaf, Pak. S-saya tidak tahu." Rachel mulai tampak gugup menjawab pertanyaan Andra. Perasaannya pun mulai tak enak.
"Kamu tidak tahu?" Andra mencoba menahan emosi karena Rachel tak jujur mengakui kesalahannya.
"I-iya, Pak." Rachel masih bertahan dengan kebohongannya.
"Baiklah kalau kamu tidak tahu, saya akan ingatkan kamu. Kamu sengaja menukar dokumen kerjasama yang dibawa oleh Kirana. Apa kamu tahu akibat dari ulah kamu itu?" Andra menjelaskan kesalahan yang dilakukan oleh Rachel yang tak diakui oleh sekretarisnya itu.
"M-maksud Bapak?" Rachel masih berkilah, tak segera mengakui kesalahannya.
"Perlihatkan rekaman CCTV ke dia, Tan!" karena Rachel masih tak juga mengakui perbuatannya, Andra menyuruh Nathan memutar kembali video hasil rekaman CCTV sebelum Kirana pergi meninggalkan kantor untuk menemaninya bertemu dengan Elang Wiranata.
Seketika wajah Rachel memucat ketika Andra menyinggung soal rekaman CCTV. Dia tak akan mungkin bisa berdalih kalau aksinya tadi sampai terekam kamera CCTV.
*
*
*
Bersambung ...
kalau bukan Rachel ,siapa ya kandidat lain yang patut dicurigai...
pak duda ini yah
bikin Kirana grogi aja aah
sama2 grogi ....status jugasudah sama single...
Pak Andra keceplosan bikin Kirana grogi😄