Kevin Darmawan pria berusia 32 tahun, ia seorang pengusaha muda yang sangat sukses di ibukota. Kevin sangat berwibawa dan dingin ,namun sikapnya tersebut membuat para wanita cantik sangat terpesona dengan kegagahan dan ketampanannya. Banyak wanita yang mendekatinya namun tidak sekalipun Kevin mau menggubris mereka.
Suatu hari Kevin terpaksa kembali ke kampung halamannya karena mendapat kabar jika kakeknya sedang sakit. Dengan setengah hati, Kevin Darmawan memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya, Desa Melati, sebuah tempat kecil yang penuh kenangan masa kecilnya. Sudah hampir sepuluh tahun ia meninggalkan desa itu, fokus mengejar karier dan membangun bisnisnya hingga menjadi salah satu pengusaha muda yang diperhitungkan di ibukota.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irh Djuanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kevin berterus tetang pada Soraya
Soraya memejamkan mata sejenak, membiarkan angin pagi membelai wajahnya. Ada sesuatu tentang Alya yang membuat hatinya tidak tenang,entah karena kecemburuan, rasa penasaran, atau hanya sekadar keinginan menguasai semua perhatian Kevin seperti biasanya.
"Alya, ya... Mari kita lihat seberapa kuat kau bertahan," bisiknya lirih, sebelum menyeruput tehnya lagi dengan tenang.
Tak lama, langkah kaki ringan terdengar dari arah dalam. Bu Linda muncul, membawa nampan berisi teh tambahan.
"Nona Soraya, ini tehnya," ujar Bu Linda sopan.
"Terima kasih, Bu Linda."Sarah menoleh dan tersenyum manis.
Bu Linda hendak berbalik, tapi Soraya memanggilnya.
"Bu Linda," ucap Soraya perlahan, suaranya penuh kelembutan.
"Boleh aku bertanya sesuatu?"
Bu Linda menoleh lagi, ragu-ragu. "Tentu, Nona."
Soraya mendekat, menatap Bu Linda seolah-olah mereka berbagi rahasia penting.
"Siapa sebenarnya Alya? Dari mana dia datang?" tanyanya, suaranya penuh keingintahuan.
Bu Linda menghela napas pelan, menimbang jawabannya. Ia tahu Kevin tidak ingin siapa pun terlalu dalam mencampuri urusan Alya.
"Saya tidak tahu, Nona," jawabnya diplomatis.
Soraya terdiam,Bu Linda langsung bergegas pergi meninggalkan tanpa berpamitan pada Soraya yang masih terpaku.
***
Sementara di kantor,pikiran Kevin terus saja berputar pada kejadian pagi tadi . Ia tahu Soraya akan terus mencaritahu tentang Alya. Ia menimang-nimang ponselnya lalu beberapa menit setelahnya, Kevin mencoba menghubungi Soraya.
Ponsel Soraya yang tergeletak di meja bergetar halus. Dengan malas, Soraya melirik layar,nama Kevin tertera di sana. Senyum tipis tersungging di bibirnya. Ia membiarkan ponsel itu bergetar beberapa saat sebelum akhirnya menjawab.
"Ya, Kevin?" sapanya ringan, seolah-olah tak ada ketegangan di antara mereka.
"Aku ingin bicara." suara Kevin terdengar dingin dan terkontrol.
Soraya menyandarkan punggungnya ke kursi, memandang langit biru di atas balkon.
"Tentu saja. Aku selalu punya waktu untukmu," jawabnya manis.
Tak berapa lama panggilan itupun terputus. Soraya tersenyum tipis sambil menatap Alya yang duduk di pinggir kolam renang tepat di depan kamarnya.
"Akhirnya kau menyerah,Kevin."
***
Malam itu, ruang kerja Kevin dipenuhi suasana berat. Hanya cahaya lampu meja yang menerangi, menciptakan bayangan samar di dinding. Kevin duduk di kursinya, tubuhnya bersandar santai, namun matanya tajam mengawasi Soraya yang berdiri di dekat rak buku, bermain-main dengan sebuah buku tua di tangannya.
Soraya membalik halaman buku tanpa sungguh-sungguh, lalu meletakkannya kembali dengan hati-hati. Ia berbalik, menatap Kevin dengan sorot mata penuh teka-teki.
"Aku pikir kita perlu bicara lebih serius tentang Alya," ucapnya perlahan.
"Soraya, kau harus tau, sebenarnya aku terpaksa membawa gadis itu ke sini."
"Semua karena janjiku pada kakekku." tambahnya.
Soraya terdiam,ia tahu betul bagaimana Kevin memperlakukan kakeknya tersebut. Soraya tau jika Kevin sangat menghormati kakeknya itu.
"Jadi semua ini karena janji? Lalu kenapa kau harus berjanji pada kakekmu Daniel? Apakah hubungan gadis itu dengan dirimu?."
Kevin mendengus pelan,
"Aku tak tahu apa hubungan mereka sebelumnya, sebelum kakek meninggal,ia bahkan tak sempat menceritakan padaku."
Mendengar berita meninggalnya kakek Kevin membuat Soraya merasa bersalah. Ia yang tidak tahu jika Daniel sudah meninggalkan itupun langsung terkejut.
"Apa maksudmu? Jadi kakek Daniel sudah meninggal? ."
Kevin mengangguk pelan, matanya terlihat kosong sejenak, seolah memikirkan kembali kenangan tentang kakeknya.
"Ya, kakekku sudah meninggal beberapa bulan yang lalu," jawabnya, suaranya sedikit bergetar, tetapi ia segera menahan emosi itu.
"Tapi dia meninggalkan beberapa hal yang belum aku pahami sepenuhnya. Salah satunya adalah janji yang aku buat padanya untuk menjaga Alya."
Soraya terdiam, pikirannya mulai berputar. Meninggalnya Daniel, kakek Kevin, ternyata memberi dampak yang lebih besar daripada yang dia kira. Janji yang dibuat Kevin tidak hanya sebatas menjaga Alya, tetapi mungkin ada rahasia lain yang tersembunyi di baliknya. Soraya bisa merasakan bahwa ada banyak hal yang belum diungkapkan.
"Jadi,"
Soraya mulai, suaranya kini lebih tenang namun tetap penuh ketegangan,
"Kau merasa terikat pada janji itu, ya? Meski kau tidak tahu apapun tentang gadis ini?" lanjutnya.
Kevin mengangguk. Kevin bahkan merasa keberatan dengan keberadaan Alya di rumahnya. Selama ini ia hanya hidup tanpa seseorang dalam hidup ya termasuk Soraya. Dan Soraya sendiri pun tahu bagaimana Kevin sebenarnya.
"Lalu, apa yang akan kau lakukan? Itukah sebabnya kau mengatakan padaku jika gadis itu hanya sementara di sini? Kenapa dari awal kau tak mengatakan padaku?." tanya Soraya kesal.
Soraya sudah Kevin anggap sebagai saudaranya. Sejak remaja Kevin hanya memiliki Soraya. Bahkan saat masih duduk di bangku SMA, Soraya selalu membantunya saat Kevin dibully oleh teman-teman nya.
"Maafkan aku,Soraya. Aku tak bermaksud menyembunyikan apa pun darimu. Kedepannya aku akan lebih terbuka.Aku hanya ingin kau tetap bersamaku. Kapanpun dan di mana pun."
Namun,tanpa mereka sadari Alya tanpa sengaja menguping pembicaraan mereka.Alya berdiri membeku di balik pintu yang sedikit terbuka. Napasnya tertahan, matanya membelalak mendengar percakapan Kevin dan Soraya. Kata-kata Kevin menghujam dadanya,ia hanyalah beban dari sebuah janji.
Hatinya terasa perih, lebih perih dari yang pernah ia bayangkan. Selama ini, diam-diam Alya berharap keberadaannya di rumah besar itu bisa membawa sedikit arti. Tapi kini, semua harapannya runtuh seketika.
Dengan perlahan, Alya mundur, berusaha menahan isak yang mulai menggedor dadanya. Ia berbalik dan berlari kecil menyusuri lorong gelap, meninggalkan ruang kerja Kevin dengan perasaan hampa.
Di kamarnya, Alya duduk di tepi ranjang, memeluk lututnya erat-erat. Tangis yang tadi ia tahan kini pecah begitu saja, mengalir membasahi wajahnya.
Kenangan samar tentang masa kecilnya berkelebat di kepalanya tentang seorang pria tua yang selalu tersenyum ramah, tentang janji-janji yang dibisikkan di malam-malam sepi.
"Apa benar aku hanya titipan?." batinnya lirih.
Setelah beberapa lama, Alya menghapus air matanya dan menarik napas panjang. Ia menatap ke arah laci kecil di samping tempat tidurnya. Dengan tangan gemetar, ia membuka laci itu dan mengeluarkan sebuah amplop usang yang sudah mulai menguning. Di atasnya tertulis dengan tulisan tangan.
Ingin sekali Alya membukanya,namun ia sudah berjanji akan memberikannya pada Kevin jika dirinya sudah berusia 20 tahun. Alya memandangi amplop itu dengan mata berair. Jemarinya gemetar, ingin sekali ia tahu apa isi surat yang ditinggalkan oleh Kakek Daniel. Tapi janji adalah janji,sebuah prinsip yang Kakek ajarkan sejak ia kecil.
"Sekali kau berjanji, kau harus menepatinya, tak peduli seberat apa."
Dengan hati-hati, Alya menyelipkan kembali amplop itu ke dalam laci. Ia menutupnya perlahan, seolah mencoba mengunci semua rasa sakit yang membanjiri hatinya.
"Aku harus kuat, Aku harus bertahan sampai waktunya tiba". batinnya.
Malam itu, Alya tertidur dalam tangis, memeluk dirinya sendiri, sementara di sudut pikirannya, janji yang belum terungkap itu terus menghantui.
Cinta datang tanpa qta sadari,, dia tumbuh d dlm hati dlm kelembutan dan kasih sayang...,, bila kau memaksanya utk tumbuh dan d sertai dgn ancaman atwpun kebohongan ,, cinta itu akan berbalik menjauhimu.... Jangan lakukan sesuatu yang akan semakin membuatmu menyesal lebih dalam lagi tuan Kevin.
Tapi,, ga ap2 sih biarlah semua mengalir apa adanya,, biar waktu yg akan mengajarkan kedewasaan,, kebijaksanaan dan kesabaran serta keikhlasan utk Alya dan tuan Kevin. Karna aq yakin...,, mau kemana pun kaki melangkah,, dia tetap tau dimana rumahnya,, kemana pun hati akan berselancar,, dia akan tetap tau dimana rumah utk kembali.
Trus,, pelan2 dekati alyanya...,, jangan maksa2....,, ntar Alya kabur lagi.
Tapi,, Alya jangan mau d ajak pulang sama tuan Kevin yaaa,, Krn masih ad si ular Soraya d rumah.