IVAMORA

IVAMORA

Sebuah Obsesi

Malam itu terasa begitu dingin dan sepi, Gracella melangkahkan kakinya yang terasa sakit akibat di pakai berlari sepanjang jalan tadi, dia baru saja kabur dari apartemen Tama. Saat ini dia hanya ingin segera bertemu dengan taksi dan pergi dari jalanan menyeramkan ini.

Bagaimana tidak menyeramkan jika sedari tadi berjalan, dia tidak menemui seseorang yang lewat jalan itu. Gadis itu hanya berfikir untuk segera kabur dari Tama, laki-laki yang begitu terobsesi padanya sampai nekat menculiknya.

Padahal sudah jelas laki-laki itu tahu jika dia sudah mempunyai kekasih, bahkan kekasihnya bukanlah orang sembarangan, Karel Ivander Aswangga. Laki-laki yang di takuti banyak orang karena sikap laki-laki itu yang kejam, dan yang paling membuatnya heran adalah kenapa Tama masih berani mendekatinya, padahal apa yang laki-laki itu lakukan sama saja mencari gara-gara dengan Karel.

Tinnnn, gadis itu menutup matanya dari pantulan sinar lampu mobil, dari mobilnya saja Gracel sudah tahu jika itu mobil milik Tama. Gadis itu segera berdiri untuk kembali lari dari Tama, namun ternyata laki-laki itu cukup cepat, karena laki-laki itu kini sudah berada di samping nya dan menyeret tangannya untuk berdiri.

"Tama please lepaskan aku" Gracel meronta, gadis itu takut jika Karel melihat nya, meski Karel tidak berada di tempat itu, tetapi Karel mempunyai banyak mata, dan bisa saja tingkah nya sekarang akan Karel ketahui dengan mudah.

"Lepaskan ? , jangan pernah bermimpi bisa lepas dari aku. Kamu sendiri yang mendekati ku, lalu sekarang mau kabur begitu saja Hem ?" Gracel terus menarik tangannya berharap bisa lepas, namun Tama tak melepaskannya bahkan pergelangan tangannya kini di cengkram dengan erat membuat Gracel meringis kesakitan.

"Tama sakit" mata Gracel berkaca-kaca, mungkin saja kini pergelangan tangannya memerah akibat cengkraman tangan Tama.

Tama melepaskan tangannya, lalu menarik tangan Gracel, sehingga gadis itu menabrak tubuh laki-laki itu.

"Sudah aku bilang jangan terus lari dariku, kenapa tidak juga mengerti" bentak laki-laki itu, Gracel meneteskan air mata, padahal selama ini dia hanya menjadikan Tama sebagai pelampiasan karena Karel hanya sibuk bekerja tanpa ada waktu untuk nya, namun ternyata laki-laki itu menyimpan sebuah obsesi kepadanya.

Tama menyeret tangan Gracel membuat gadis itu berjalan dengan terseok-seok, memasukkan tubuh Gracel dengan kasar ke dalam mobil.

BRAKK, pintu di tutup dengan kasar, Gracel menangis ketakutan, gadis itu mengigit bibirnya karena rasa takut. Tama duduk dengan kasar di sampingnya, lalu menjalankan mobil itu dengan kecepatan tinggi.

Gracel hanya terdiam tanpa berani melirik laki-laki di sampingnya, rasa takutnya begitu besar membuat nya hanya diam sedari tadi. Kaki nya juga terasa sakit karena tadi sewaktu dia lari, beberapa kali kakinya tergores oleh sepatu kecil yang dia kenakan.

Tak membutuhkan waktu lama, mobil kembali memasuki pelataran apartemen milik Tama, laki-laki itu keluar dan kembali menarik tangannya.

"Shttt sakit Tama, lepass" teriak Gracel, gadis itu menarik tangannya kuat, lalu terduduk di lantai, kakinya terasa amat sakit di perlakukan sebegini buruk nya oleh Tama.

Laki-laki itu menghela nafas, merasa bersalah karena sudah bersikap kasar kepada gadisnya, laki-laki itu berjongkok, mengecek pergelangan tangan Gracel yang memerah, lalu menggendong gadis itu ala bridal.

Gracel masih terus menangis, selama ini Karel memang kejam tetapi laki-laki itu tak pernah memperlakukan nya kasar, hanya sikap dingin laki-laki itu saja yang terkadang membuatnya sakit hati.

Sementara itu di sebuah mansion megah di pusat kota, terlihat seorang laki-laki yang baru saja turun dari mobil keluaran terbaru yang tidak banyak di miliki oleh orang lain, laki-laki itu melangkahkan kakinya ke dalam mansion dengan aura yang dingin, melangkah dengan tegas memasuki rumah, semua orang yang berada di rumah itu membungkuk hormat menyambutnya.

Sudah menjadi peraturan wajib di mansion ini untuk menyambut kedatangan tuan rumah yaitu Karel. Jika ada satu saja pekerja atau bodyguard yang tidak ikut menyambut tuan rumah maka bersiap saja untuk mendapatkan hukuman.

Karena sosok Karel tidak sebaik itu untuk memaafkan seseorang, dia adalah sosok laki-laki yang paling menantikan seseorang membuat masalah padanya karena dengan begitu dia bisa menyiksa orang tanpa harus mencari korban terlebih dahulu.

Laki-laki itu melangkah dengan gaya angkuh ke dalam kamar, hari sudah malam dan dia baru saja pulang dari kantor. Usia Karel masih 25 tahun, tapi laki-laki itu memiliki apapun yang orang lain inginkan.

Sejak umur nya yang masih menginjak 15 tahun, Karel sudah bekerja, semua dia lakukan sendiri sehingga bisa mencapai titik puncak seperti sekarang.

Sementara itu di tempat lain, lebih tepatnya di sebuah mansion yang tak kalah megah layaknya istana, terlihat seorang laki-laki yang memakai kemeja biru gelap berjalan masuk ke dalam mansion itu.

Laki-laki itu berjalan ke arah ruang tamu, dan terdiam sejenak saat melihat seorang gadis yang sedang berbaring di atas sofa sambil memainkan handphonenya.

Laki-laki itu memilih untuk menghampiri sepupunya itu, bahkan ketika dia menduduki sofa gadis itu tak juga menyadari kehadirannya, itu membuat nya menggelengkan kepala.

"Jika saja di rumah ini ada maling, apa kamu juga tak akan sadar ?" sindirnya halus, dia melirik gadis di sofa itu menunggu reaksi, namun gadis itu menjawab ucapannya dengan santai.

"Tidak akan ada maling" ya ya dia juga tau jika di mansion megah ini tak akan di masuki maling, dengan penjagaan yang ketat tentu saja tidak akan ada yang berani menganggu kawasan keluarga mereka.

"Sekarang katakan, untuk apa kamu datang" gadis itu duduk di kursi, matanya menyipit sambil menatapnya dengan tatapan menilai.

"Ck, aku hanya mendatangi kediaman pamanku memangnya aneh ?" tanya laki-laki itu sambil berdecak.

"Aneh karena kamu datang saat waktu sudah malam, sangat tidak sopan menganggu ketenangan orang" ucap gadis itu sambil mencibir seperti biasa, Andra sudah biasa dengan ucapan Mora yang menyebalkan itu.

"Huh, kenapa aku merasa seperti orang asing, di perlakukan tidak seperti seorang saudara"

"Harusnya kamu membawa martabak jika kesini, maka aku akan menyambut mu dengan segelas teh hangat dan kue bolu yang lezat" jawab Mora sambil bersandar di sandaran sofa, gadis itu menguap saat merasa kantuk, wajar saja hari sudah sangat malam, dan jam ini adalah jadwal tidurnya.

"Ck aku sedang tidak..."

"Bicaranya di lanjut besok saja aku mengantuk" gadis itu berdiri, memakai sandal bulu nya yang lucu dengan asal, lalu melangkah pelan ke arah tangga.

Terkadang dia merasa malas naik tangga, rasanya dia ingin menghancurkan saja tangga yang mempunyai banyak tingkat ini, huh terkadang memang sangat susah menjadi orang kaya.

Terpopuler

Comments

Pena Hitam

Pena Hitam

komen pertama, biasany novel yg sepi baca justru malah ceritanya bagus...
semangat kk

2023-01-25

2

lihat semua
Episodes
1 Sebuah Obsesi
2 Mengetahui
3 Gadis Ingusan
4 Keluarga Mora
5 Bersama Arsen
6 Kisah Karel
7 Hari Jadi
8 Hari Jadi (2)
9 Hari Pertama Kerja
10 Laporan Pertama
11 Kedatangan Gracella
12 Ruangan Tersembunyi
13 Memulai Peperangan
14 Musibah
15 Rencana Mora
16 Bersama Arsen (1)
17 Bersama Arsen (2)
18 Kalut
19 Kepadatan di Kantor
20 Terjebak
21 Perkembangan
22 Akibat Mabuk
23 Perkara Makanan
24 Suasana Rumah
25 Di bawa ke Apart
26 Berkunjung Ke Rumah Nenek
27 Menghadapi Tuan Pemaksa
28 Pertanyaan Keramat
29 Berdebar Terus Menerus
30 Membujuk Nenek
31 Rencana Pekerjaan
32 Jerman
33 Sikap acuh
34 Perdebatan
35 Tatapan Tajam
36 Ajakan Makan Malam
37 Apakah Perasaan Suka ?
38 Pulang
39 Pulang (2)
40 Masalah Kontrak
41 Ungkapan Cinta
42 Pagi yang cerah
43 Kebohongan
44 Lelang
45 Gadis 350 T
46 Membeli Hadiah
47 Sikap Posesif
48 Menjaga Gadisku
49 Pelukan Hangat
50 Klien
51 Butuh Waktu
52 Dismenore
53 Menikah ?
54 Pantauan
55 Rindu
56 Mata-mata
57 Museum dan Pantai
58 Mengungkapkan perasaan
59 Merasa Cemas
60 Bersiap
61 Mampu Menyesuaikan Diri
62 Usaha Merendahkan
63 Perusuh
64 64
65 Menghadapi lawan
66 Ketahuan
67 Tak Akan Membiarkanmu Terluka
68 Tidak Mampu Menjaga Diri
69 Pacar Kontrak
70 Tingkah Aneh Alettha
71 Membuatnya Takut dan Terkejut
72 Terlalu Egois
73 Demam
74 Menyusahkan banyak orang
75 Kebaikan Shofia
76 Mengejar Waktu
77 Dua Laki-Laki Tengil
78 Andra
79 Mengunjungi Markas
80 Teriakan Gilang
81 Harapan Aisa
82 Spek Intel
83 Mood Booster
84 Rencana Jahat
85 Harus Menikah
86 Jangan Menolak Lagi
87 Menentukan Pilihan
88 Jangan Salah Ambil Keputusan
89 Kembali Hancur
90 Hati yang kecewa
91 Masalah Berat
92 Gaun yang cantik
93 Gaun Pengantin ?
94 Hotel
95 Janji Suci
96 Ucapan Selamat
97 Kejutan Bahagia
98 Si Dingin yang Manja
99 Mengunjungi Mansion Kakek
100 Gramedia
101 Menyembunyikan
102 Gracel Hilang ?
103 Tembakan
104 Es Krim
105 Pulang
106 Hukuman
107 Terlalu Sulit
108 Menyembunyikan
109 Mengabaikan
110 Meminta Sesuatu
111 Ke Kantor Kakek
112 Mendinginkan Hati
113 Mau Jadi Penghianat
114 Mengetahui
115 Sakit
116 Asam Lambung
117 Kabar Bahagia
118 Harus Segera Sembuh
119 Meminta Alettha
120 Jangan Egois
121 Nona Cengeng
122 Melanggar Privasi
123 Part Alettha
124 Part Alettha
125 Part Alettha Harus menikah
126 Part Ale : Ketakutan
127 Part Ale : Takdir mu adalah aku
128 Part Ale : Pria Masa lalu
129 Part Ale : Bertemu Mantan
130 Part Ale : Akhirnya Sampai
131 Menjenguk Sam
132 Pertemuan dengan Alex
133 Tidak bisa makan udang
134 Aku akan mengantarkan mu pulang
135 Gemas
136 Kebetulan Macam Apa
137 Ingin Menghilang Saja
138 Bertemu Bos
139 Dua Manusia Unik
140 Salah Paham
141 Familiar
142 Apakah Memiliki Perasaan yang Sama
143 Namanya juga perasaan
144 Nanas tiga karung
145 Hamil ?
146 Mencegah
147 Mengurung Diri
148 Merasa Cemburu
149 Tidak bisa berfikir positif
150 Coklat Menyeramkan
151 Keputusan tiba-tiba
152 Berkunjung Ke Mansion Besar
153 Berat Melepaskan
154 Persetujuan Keluarga
155 Memaksa Alettha
156 Drama Makan Siang
157 Ajakan Liburan
158 Sakit Perut
159 Meledak Pesanan
160 Liburan Berdua
161 Perjalanan Ke Bali
162 Jatuh Ke Pesonanya
163 Di tinggalkan Sendiri
164 Membuat Panik
165 Pergi Keluar
166 Kesal dan Kecewa
167 Berita Mengejutkan
168 Ucapkan Selamat
169 Lima Sekawan
170 Handuk Kimono ?
171 Lahiran ?
172 Baby Girl
173 Rumah Sakit
174 Dua Saja Cukup
175 Alettha Menangis
176 Ada Masalah ?
177 177
178 Bandara
179 Mau Sosis Besar
180 Ada Sesuatu
181 Mengantar Ke Bandara
182 Pertemuan Bersama
183 Terbang Untuk Pengadilan
184 Pandangan dan Sanggahan
185 Sidang pertama
186 Keluar Berdua ya
187 Selly Sakit
188 Selly sakit
189 Ngga tenang
190 Sesak nafas
191 Jangan Melamun ya Mama
192 Pelet Agam
193 Tidak Ingin Jadi Beban
194 Mudah berbaur
Episodes

Updated 194 Episodes

1
Sebuah Obsesi
2
Mengetahui
3
Gadis Ingusan
4
Keluarga Mora
5
Bersama Arsen
6
Kisah Karel
7
Hari Jadi
8
Hari Jadi (2)
9
Hari Pertama Kerja
10
Laporan Pertama
11
Kedatangan Gracella
12
Ruangan Tersembunyi
13
Memulai Peperangan
14
Musibah
15
Rencana Mora
16
Bersama Arsen (1)
17
Bersama Arsen (2)
18
Kalut
19
Kepadatan di Kantor
20
Terjebak
21
Perkembangan
22
Akibat Mabuk
23
Perkara Makanan
24
Suasana Rumah
25
Di bawa ke Apart
26
Berkunjung Ke Rumah Nenek
27
Menghadapi Tuan Pemaksa
28
Pertanyaan Keramat
29
Berdebar Terus Menerus
30
Membujuk Nenek
31
Rencana Pekerjaan
32
Jerman
33
Sikap acuh
34
Perdebatan
35
Tatapan Tajam
36
Ajakan Makan Malam
37
Apakah Perasaan Suka ?
38
Pulang
39
Pulang (2)
40
Masalah Kontrak
41
Ungkapan Cinta
42
Pagi yang cerah
43
Kebohongan
44
Lelang
45
Gadis 350 T
46
Membeli Hadiah
47
Sikap Posesif
48
Menjaga Gadisku
49
Pelukan Hangat
50
Klien
51
Butuh Waktu
52
Dismenore
53
Menikah ?
54
Pantauan
55
Rindu
56
Mata-mata
57
Museum dan Pantai
58
Mengungkapkan perasaan
59
Merasa Cemas
60
Bersiap
61
Mampu Menyesuaikan Diri
62
Usaha Merendahkan
63
Perusuh
64
64
65
Menghadapi lawan
66
Ketahuan
67
Tak Akan Membiarkanmu Terluka
68
Tidak Mampu Menjaga Diri
69
Pacar Kontrak
70
Tingkah Aneh Alettha
71
Membuatnya Takut dan Terkejut
72
Terlalu Egois
73
Demam
74
Menyusahkan banyak orang
75
Kebaikan Shofia
76
Mengejar Waktu
77
Dua Laki-Laki Tengil
78
Andra
79
Mengunjungi Markas
80
Teriakan Gilang
81
Harapan Aisa
82
Spek Intel
83
Mood Booster
84
Rencana Jahat
85
Harus Menikah
86
Jangan Menolak Lagi
87
Menentukan Pilihan
88
Jangan Salah Ambil Keputusan
89
Kembali Hancur
90
Hati yang kecewa
91
Masalah Berat
92
Gaun yang cantik
93
Gaun Pengantin ?
94
Hotel
95
Janji Suci
96
Ucapan Selamat
97
Kejutan Bahagia
98
Si Dingin yang Manja
99
Mengunjungi Mansion Kakek
100
Gramedia
101
Menyembunyikan
102
Gracel Hilang ?
103
Tembakan
104
Es Krim
105
Pulang
106
Hukuman
107
Terlalu Sulit
108
Menyembunyikan
109
Mengabaikan
110
Meminta Sesuatu
111
Ke Kantor Kakek
112
Mendinginkan Hati
113
Mau Jadi Penghianat
114
Mengetahui
115
Sakit
116
Asam Lambung
117
Kabar Bahagia
118
Harus Segera Sembuh
119
Meminta Alettha
120
Jangan Egois
121
Nona Cengeng
122
Melanggar Privasi
123
Part Alettha
124
Part Alettha
125
Part Alettha Harus menikah
126
Part Ale : Ketakutan
127
Part Ale : Takdir mu adalah aku
128
Part Ale : Pria Masa lalu
129
Part Ale : Bertemu Mantan
130
Part Ale : Akhirnya Sampai
131
Menjenguk Sam
132
Pertemuan dengan Alex
133
Tidak bisa makan udang
134
Aku akan mengantarkan mu pulang
135
Gemas
136
Kebetulan Macam Apa
137
Ingin Menghilang Saja
138
Bertemu Bos
139
Dua Manusia Unik
140
Salah Paham
141
Familiar
142
Apakah Memiliki Perasaan yang Sama
143
Namanya juga perasaan
144
Nanas tiga karung
145
Hamil ?
146
Mencegah
147
Mengurung Diri
148
Merasa Cemburu
149
Tidak bisa berfikir positif
150
Coklat Menyeramkan
151
Keputusan tiba-tiba
152
Berkunjung Ke Mansion Besar
153
Berat Melepaskan
154
Persetujuan Keluarga
155
Memaksa Alettha
156
Drama Makan Siang
157
Ajakan Liburan
158
Sakit Perut
159
Meledak Pesanan
160
Liburan Berdua
161
Perjalanan Ke Bali
162
Jatuh Ke Pesonanya
163
Di tinggalkan Sendiri
164
Membuat Panik
165
Pergi Keluar
166
Kesal dan Kecewa
167
Berita Mengejutkan
168
Ucapkan Selamat
169
Lima Sekawan
170
Handuk Kimono ?
171
Lahiran ?
172
Baby Girl
173
Rumah Sakit
174
Dua Saja Cukup
175
Alettha Menangis
176
Ada Masalah ?
177
177
178
Bandara
179
Mau Sosis Besar
180
Ada Sesuatu
181
Mengantar Ke Bandara
182
Pertemuan Bersama
183
Terbang Untuk Pengadilan
184
Pandangan dan Sanggahan
185
Sidang pertama
186
Keluar Berdua ya
187
Selly Sakit
188
Selly sakit
189
Ngga tenang
190
Sesak nafas
191
Jangan Melamun ya Mama
192
Pelet Agam
193
Tidak Ingin Jadi Beban
194
Mudah berbaur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!