NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Calon Adik Iparku

Terpaksa Menikahi Calon Adik Iparku

Status: tamat
Genre:Tamat / Pengantin Pengganti / Pengganti / Wanita Karir / Romansa
Popularitas:562.2k
Nilai: 4.4
Nama Author: Amanda Ferina

Perjodohan

Terdengar klasik tapi masih banyak praktik tersebut di tengah masyarakat. Capella Permata Adityawarman, gadis 23 tahun yang baru saja menyelesaikan studinya dan bekerja sebagai jurnalis. Capella sudah dijodohkan saat ia kecil dengan Mahen. Kedua orang tersebut saling mencintai. Sebentar lagi Mahen dan Capella akan menikah, namun beberapa hari lagi pesta yang akan diselenggarakan berubah kacau saat Mahen menjadi tersangka pemerkosaan dan pembunuhan. Capella ingin membatalkan pernikahan itu dan orangtua Mahen yang terlanjur menyukai Capella serta persiapan pernikahan 90% memaksanya menikah dengan anak bungsunya yang super dingin dan nakal, Januari Harrisman Trysatia, pemuda yang masih 19 tahun. Capella harus menikahi Januari yang jauh di bawahnya dan masih labil.

"DASAR PELACUR!!" Januar meludahi Capella di depan orangtunya.

"JANUARI! DIA ISTRIMU!" teriak Megan kepada anak bungsunya.

"Sampai kapan pun gue tidak akan pernah menganggap lo istri." Januar mendorong Capella.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amanda Ferina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 23

Warning: Kalau ada Typo langsung dikomen biar langsung revisi

____________

Januar menatap Capella dengan pandangan tak suka. Sepanjang jalan wajah Capella menunjukkan kesedihan dan rasa simpati kepada Mahen. Hal itu membuatnya marah besar tapi ia tak berani membentak Capella.

"Ella," panggilnya dengan Amada yang terkesan dingin.

Capella menoleh ke arah Januar dan mengangkat satu alisnya sebagai balasan dari pertanyaan pria itu. Januar menghela napas panjang dan memeluk tubuh Capella dengan sangat erat.

"Jangan sedih?"

"Kasian liat Mahen. Aku tahu kalau dia pasti sangat merasa bersalah dan aku juga sangat bersalah karena ninggalin dia pas dia lagi jatuh dan tak tidak memiliki siapa-siapa," ucap Capella yang membuat Januar memutar bola matanya malas. Untungnya Capella tak melihat ekspresi Januar tersebut.

Ia mengepalkan tangannya dan menghela napas panjang. Januar menatap Capella sembari menampakkan senyum tipis di wajahnya.

"Sudah ada aku, jangan memikirkan pria lain."

Capella baru sadar jika Januar adalah suaminya sekarang dan ia telah mengkhawatirkan laki-laki lain di hadapan suaminya. Capella merasa serba salah.

"Maaf. Bukan maksud aku...."

"Sudahlah."

Capella memejamkan mata dan membukanya kembali. Capella mendesah panjang tatkala melihat punggung Januar yang makin hilang di telan jarak.

Pria itu meninggalkan dirinya. Ia.tahu Januar pasti sakit hati dengan sikapnya. Capella lantas berlari dan memeluk perut pria itu.

"Januar aku minta maaf..."

"Aku tahu dan mengerti dengan perasaan mu. Aku memberikan waktu untuk kau memikirkan dia. Di sini aku hanyalah pelampiasan," ucap Januar yang malah terkesan menyindir.

Capella pun makin mengeratkan pelukannya usai mendengar ucapan januar yang seperti itu. Ia sangat merasa bersalah kepada pria ini.

"Aku tahu, tapi... Aku tidak akan lagi memikirkan dia."

Senyum miring pun terbit di wajah Januar. Ia berbalik dan memandang Capella dengan tatapan yang penuh kelembutan. Januar mengusap pipi Capella dan mengangguk puas.

"Janji?" tanya Januar pada Capella.

Seperti terhipnotis oleh pesona Januar Capella pun menganggukkan kepalanya.

"Iya aku janji."

Januar merasa.menang dari kakaknya. Semua yang ada pada kakaknya ia dapatkan. Mulai dari jabatan dan juga kekasihnya. Januar memang belum sepenuhnya mencintai Capella dan itu masih samar-samar apakah ia mencintai atau tidak. Tapi yang Januar ketahui ia memang merasakan sesuatu yang sangat berbeda dari dulu kepada Capella hanya saja ia gengsi untuk mengakui.

"Kamu masih capek, kan gara-gara aku? Biasanya wanita yang baru diperawani seperti itu," ucap Januar spontan yang langsung mengejutkan Capella dan refleks memukul Januar.

"Januar....."

Capella sangat-sangat kesal kepada pria ini. Memang bocah seperti Januar tidak bisa direm mulutnya.

"Oh iya, aku mau kamu berhenti jadi wartawan," ucap Januar mengajak Capella berdiskusi.

Capella tentunya tak setuju. Menjadi jurnalistik adalah impian Capella dan kini dirinya sudah mendapatkan posisi itu. Bahkan perjuangan Capella menjadi seorang jurnalistik tidak bisa dikatakan mudah.

Mulai dari ia berusaha untuk berkuliah dan mencari biaya dengan banting tulang.

"Tidak.... Jurnalistik adalah cita-cita ku, aku mementingkan karir."

"Capella aku yang tidak bisa jika kamu terus bersama dengan mereka dan mewawancarai banyak orang, kau bakal meninggalkan rumah. Bekerja di tempat ku agar aku bisa ngeliat kamu tiap hari," ucap Januar yang meminta penuh dengan permohonan kepada wanita itu.

Capella terdiam dengan napas tersengal. Wanita itu memandang Januar dengan perasaan janggal.

"Januar, benarkah kau mencintaiku?" tanya Capella yang tiba-tiba.

"Kenapa kau menanyakannya ketika kamu bakal tahu jawabannya aku sangat mencintaimu, jika pun masih belum aku akan mencoba belajar untuk mencintaimu," ucap Januar kepada Capella yang membuat perempuan tersebut merasa galau.

"Tapi aku merasa ini terlalu cepat."

"Ella, berhentilah berpikir yang tidak-tidak. Aku akan berusaha untuk mencintaimu dan kau juga harus melakukan hal yang sama," ucap Januar yang penuh dengan perintah dimana semua ucapannya harus dipenuhi oleh Capella.

Capella memandang Januar yang memang sedikit pengatur. Namun Sleman Aini ia tak mempermasalahkannya.

"Aku hanya merasa ragu," tutur Capella yang malah merasa sangat bersalah, "maafkan aku."

"Tidak apa-apa. Aku mengerti kenapa kau mempertanyakannya. Tapi ucapan ku tadi yang meminta mu bekerja di perusahaan ku bisa kamu pikirkan lagi."

_____________

Capella memandang Januar yang masih tertidur lelap. Wanita itu tersenyum tipis seraya mengusap alis Januar yang sangat tegas dan juga wajah laki-laki tersebut sangat tampan sehingga membuatnya terpesona.

"Januar, kamu memang tampan... Tapi..."

Bertepatan dengan Januar yang membuka matanya dan memandang Capella tajam.

"Tapi...?"

"Januar," ucap Capella yang terkejut melihat pria itu membuka matanya.

"Hari ini kita ke tempat bunda."

Capella mengangguk. Ia sudah lama tak ke sana dan rasanya sangat rindu kepada rumah tersebut. Dahulu ia ke rumah itu untuk mengunjungi Mahen namun sekarang situasinya dan status mereka telah berubah.

"Aku siap-siap dulu."

Ketika Capella beranjak tiba-tiba tangannya ditahan oleh Januar. Capella mengerutkan alisnya kebingungan.

"Ada apa?"

"Mandi bareng."

"JANUAR!! AKU SUDAH JERA DENGAN MU!" teriak Capella yang langsung berlari ke kamar mandi.

Sedangkan sang tersangka gelak tertawa. Baginya wajah Capella yang merengut bak sebuah hiburan untuknya.

"Sangat cantik," ucap Januar dan bangkit dari baringnya.

Ia pun memandang pintu kamar mandi itu dengan tatapan tajam. Ia masih bertengkar dengan hatinya, apakah diri ya mencintai wanita itu? Tapi kenapa saat Capella pergi ia merasa sakit hati.

"Capella maafkan aku selama ini..."

Derrttt

Tiba-tiba suara telepon masuk membuatnya mengernyit. Januar mengambil ponselnya dan melihat nama Delisha yang tertera. Januar berpikir kenapa Delisha menghubunginya.

"Hm?"

Januar sengaja mengangkat sambungan telepon wanita itu. Ia juga merasa penasaran dengan Delisha yang akhir-akhir ini menjadi trending topik dan banyak dipuji orang.

Sementara dirinya mendapatkan hujatan yang sangat banyak dari para netizen karena sudah mengabaikan Delisha dan menyelingkuhinya.

"Apakah kamu tidak ingin memberikan klarifikasi kepada publik dan mengatakan yang sebenernya?"

"Untuk apa? Nikmati saja masa-masa jaya mu. Kamu kan yang memutuskan aku? Kenapa kamu yang merasa paling tersakiti?"

"Januar aku tahu jika kau masih mencintai ku," ucap Delisha membuat Januar teridam.

Ia bertanya-tanya pada hatinya benarkan masih mencintai Delisha, tapi jawabannya ia masih bingung dan juga tidak mengerti.

"Delisha, lo jangan jadi paling sok tau dengan hati gue."

"Kenapa aku paling tau? Karena aku tahu kau sudah bertahun-tahun mengejar ku, ketika aku luluh dan memberikan hati ku, lantas apa yang aku dapatkan Januar? Aku dikhianati. Kenyataan yang kau berikan kepadaku itu terlalu menyakitkan... Aku membenci itu," ucap Delisha di seberang sana yang dapat ditebak Januar jika Delisha tengah menangis.

Tapi Januar langsung mematikan sambungan telepon itu dan menghempaskan ponselnya di atas kasur. Capella yang mendengar percakapan tadi hanya terdiam. Ia menjadi ragu dan gelisah jika dirinya akan menjadi pelampiasan.

"Apakah kata cinta yang diucapkan Januar itu benar?"

__________

Tbc

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA.

1
Leew
absolutely berakhir bahagia 🗣️🔥
Leew
bibit unggul tuh lek
Leew
susah bang, gua trust issue 🥰
Leew
APA INI RAJU ENTENG BANGET LU MINTA BAIKAN🗿
Leew
tsundere gini boy
Leew
ngatain orang begitu sendirinya kek anying elah jamur🗿
Leew
alamak, galak galak suka minum susu awokaowka
Leew
ntar kualat bang, tau rasa dah lu🗿
Leew
brutal banget bjir🗿
Adzia Nosta
Lumayan
kori fvnky
Kecewa
Hrawti
Luar biasa
Safa Almira
mampir
Astina Putri
wah,wah,jangan bner ni,klok januar nikung kakaknya
Fi Fin
Januar akhlak nya parah mulut dan perbuatanya ...kok punya dua anak ga ada yg beres ..mahen jg akhlak nya bejad
Risa Risa
hadaaaahhh hari gini kdrt gitu dpn mertua lagi..
Risa Risa
tragis banget
ArlettaByanca
jd saat dijahati balas dendam dg jahat lagi ato lebih jahat itu bukan solusi...
ArlettaByanca
dan kejahatan Januar telah membuat Mahen jd jahat..
Zhie Zhie
hah? nggak punya gojek y? ngapain hujan2n?😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!