NovelToon NovelToon
Lovely Lawyer

Lovely Lawyer

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir
Popularitas:146.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

Elina adalah seorang pengacara muda handal. Di usianya yang terbilang masih muda, dia sudah berhasil menyelesaikan banyak kasus penting di karirnya yang baru seumur jagung.

Demi dedikasinya sebagai seorang pengacara yang membela kebenaran, tak jarang wanita itu menghadapi bahaya ketika menyingkap sebuah kasus.

Namun kehidupan percintaannya tidak berbanding lurus dengan karirnya. Wanita itu cukup sulit melabuhkan hati pada dua pria yang mendekatinya. Seorang Jaksa muda dan juga mentor sekaligus atasannya di kantor.

Siapakah yang menjadi pilihan hati Elina?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membuka Kasus Lama

“Benarkah? Sambil menunggu Ge pulang, bisakah kamu mempelajari dulu kasusnya?” Roni melihat pada Elina.

Tidak ada jawaban dari Elina, wanita itu melihat pada Damian, dan atasannya itu hanya menganggukkan kepalanya.

“Bagaimana kalau kita ke ruang meeting saja?” tawar Damian.

“Oke.”

Damian mengajak Roni menuju ruang meeting yang ada di lantai tiga. Sebelum memasuki ruang meeting, lebih dulu Damian meminta pada OB untuk menyiapkan minuman untuk Roni. Sekarang ketiganya sudah berada di ruang meeting. Roni mengeluarkan berkas dari tas kerjanya lalu memberikannya pada Elina dan Damian.

“Sewaktu saya menjadi Jaksa, saya pernah mengalami satu kasus pembunuhan. Saat itu saya hanya melihat fakta yang ada. Saya tidak mempedulikan keterangan terdakwa dan beranggapan kalau apa yang dikatakannya hanyalah kebohongan untuk menarik simpati agar tuntutan dibatalkan. Tapi setelah mengundurkan diri, saya baru tahu kebenarannya. Setahun yang lalu saya baru tahu kalau selama ini bukti penting berupa senjata pembunuhan disembunyikan dan pelakunya adalah Kepala Jaksa saat itu sekaligus mentor saya.”

Terdengar helaan nafas panjang. Sepanjang berkarir di bidang hukum, Roni memiliki prestasi yang mengagumkan, baik sebagai Jaksa maupun pengacara. Setelah mengundurkan diri, pria merintis karir sebagai pengacara. Dan tanpa sengaja dia menemukan petunjuk tentang kasus yang pernah ditanganinya lima tahun silam.

“Dari mana Bapak mendapatkan informasi itu?”

“Pengirim anonim. Dia mengirimkan rekaman apa yang dilakukan terdakwa ketika pembunuhan terjadi.”

Roni menyerahkan USB berisi rekaman cctv yang diberikan oleh seseorang tidak dikenal. Roni kemudian melanjutkan ceritanya. Berangkat dari bukti itu, Roni mencari lagi catatan kasus tersebut lewat bantuan temannya yang ada di Kejaksaan. Selama hampir setahun, Roni terus menggali informasi seputar kasus yang pernah ditanganinya sampai akhirnya dia mengetahui siapa pelaku sebenarnya dan Kepala Jaksa saat itu terlibat untuk menghilangkan barang bukti pembunuhan.

“Siapa pelakunya?” tanya Damian penasaran.

“Pembunuhnya ada dua orang. Yang pertama adalah Lingga Harimurti, dia anak bungsu pemilik Alaska Group. Yang kedua, Mada Pradana, artis Ibu Kota.”

“Mada yang sekarang sedang mencalonkan diri sebagai anggota DPR?” tanya Damian.

“Iya.”

“Apa jadinya negeri ini kalau anggota DPR nya adalah seorang pembunuh,” gumam Elina.

“Banyak yang terlibat dalam kasus ini, Hakim yang bertugas, kepala Jaksa dan kepala kepolisian. Dan kalau kalian mau menangani kasus ini, harus kukatakan, selain tidak mudah, tapi juga berbahaya. Senjata pembunuhan mungkin sudah tidak ada lagi. Satu-satunya yang bisa membuat mereka di penjara adalah pengakuan mereka sendiri.”

Damian menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. Tangannya memijat pelipisnya. Mendengar kata bahaya, dia jadi teringat pesan Gerald padanya. Selama pria itu masih berada di luar negeri, Elina dilarang menangani kasus yang berbahaya.

“Kenapa anda tidak menanganinya sendiri? Anggap saja sebagai penebus dosa karena sudah menjebloskan orang tidak bersalah ke penjara,” ujar Damian.

“Aku juga bermaksud mengajukan PK untuknya. Tapi dia menolaknya, dia tidak percaya padaku. Bahkan dia tidak mau menemuiku setiap aku menemuinya di lapas. Makanya aku mau meminta bantuan Gerald. Aku yang akan membayar semua biayanya.”

“Baiklah, aku akan menangani kasus ini,” ujar Elina mantap.

“El.. sebentar. Kamu harus bertanya dulu pada Ge, apa dia bersedia menangani kasus ini?”

“Kalau Bang Ge tidak bersedia, biar aku yang menangani kasus ini.”

“Lebih baik kita hubungi dulu, Ge. Oke?”

Tak ingin disalahkan oleh Gerald nantinya, Damian memilih menghubungi pria itu lebih dulu. Tak butuh waktu lama bagi Gerald untuk menjawab panggilan. Damian langsung mengatakan soal kedatangan Roni dan keinginan pria itu. Damian juga menjelaskan secara sekilas kasus yang akan ditangani nantinya, tak lupa pria itu mengatakan bahaya yang mungkin dihadapi jika mengurus kasus ini.

“Aku mau bicara dengan El dulu.”

Damian memberikan ponsel pada Elina. Wanita itu berdiri kemudian berjalan sedikit menjauh dari meja meeting.

“Iya, Bang.”

“Karena Roni temanku, aku akan menangani kasus itu. Tapi kamu harus menunggu sampai aku kembali, jangan tangani kasus itu sendiri.”

“Abang ngga percaya sama aku?”

“Aku bukan ngga percaya kamu, tapi kasus itu berbahaya. Aku ngga mau kamu celaka. Kamu pelajari dulu kasusnya tapi jangan dulu ajukan PK, tunggu aku kembali.”

“Apa aku boleh menemui Barata lebih dulu?”

“Siapa Barata?”

“Terdakwa yang sekarang sedang menjalani masa tahanan.”

“Kamu boleh menemuinya tapi jangan lakukan tindakan apa-apa dulu.”

“Baik, Bang. Kapan Abang kembali?”

“Paling lama satu minggu lagi.”

“Oke, jangan lupa oleh-oleh untukku.”

“Oke.”

Panggilan pun berakhir dan Elina kembali ke tempatnya semula. Roni dapat bernafas lega ketika mendengar Gerald setuju menangani kasusnya.

“Kapan saya bisa bertemu dengan Barata?”

“Kalau kamu mau, besok saya bisa mengantar mu bertemu dengan Barata. Tapi jangan sebut nama saya atau dia tidak akan mau menemui mu.”

“Baiklah, kita bertemu di lapas saja. Dia ditahan di lapas mana?”

“Sukamiskin. Oke saya tunggu besok jam sembilan pagi.”

Roni berdiri lalu menyalami Elina dan Damian bergantian. Selesai bertemu dengan Roni, Elina kembali ke ruangannya. Dia langsung menghubungi Fathir, meminta pria itu menemuinya di kantor. Dia ingin mendapatkan informasi detil tentang Barata, Lingga dan Mada.

Elina nampak bersemangat mengerjakan kasus ini. Entah karena dia belum pernah mendapatkan kasus yang memacu adrenalin seperti kasus Santi, atau karena dia akan mengerjakan kasus ini bersama dengan Gerald. Wanita itu kembali mempelajari berkas yang diberikan oleh Roni.

***

Pukul sembilan pagi, Elina sudah tiba di lapas Sukamiskin. Ketika wanita itu keluar dari mobilnya, Roni nampak sudah menunggunya di depan pintu besar lembaga pemasyarakatan tersebut. Bergegas wanita itu mendekati Roni.

“Maaf, apa saya terlambat?”

“Tidak, saya juga baru datang.”

Keduanya segera masuk ke dalam lapas. Elina mengatakan pada petugas lapas kalau dirinya yang ingin bertemu dengan Barata. Wanita itu juga mengatakan kalau dia adalah pengacara dari pria tersebut. Sang petugas membawanya ke ruangan khusus, di mana napi dan pengacaranya bisa bertemu.

Sepuluh menit kemudian petugas lapas datang bersama Barata. Selama ini hanya ada satu orang yang rajin menemuinya di lapas, yakni Nikita, temannya. Selain Nikita, tidak ada yang pernah menjenguknya. Pernah tiga kali Roni ingin menemuinya, namun ditolak oleh pria itu. Dan sekarang ada wanita lain yang mengaku sebagai pengacara datang ingin bertemu. Tentu saja Barata penasaran dan akhirnya setuju untuk bertemu.

Ketika pria itu memasuki ruangan, matanya langsung tertuju pada Elina yang tengah duduk menunggunya. Sebelumnya Barata tidak pernah dengan wanita itu. Namun kemudian langkah kakinya tertahan ketika melihat sosok Roni.

“Kamu lagi, mau apa kamu ke sini?!” hardik Barata.

“Tolong dengarkan aku dulu…”

“Dengar? Apa kamu dulu pernah mendengarku saat aku memohon padamu? Aku akan kembali ke sel, aku tidak mau bertemu dengan mereka,” ujar Barata pada petugas seraya membalikkan badan.

“Barata, tunggu! Saya yang ingin bertemu denganmu. Pak Roni hanya mengantar saja, saya mohon ayo kita bicara dulu.”

Mendengar itu, mau tidak mau Barata membalikkan tubuhnya kembali. Pria itu berjalan menuju meja persegi yang ada di sana lalu mendudukkan diri. Sang petugas segera keluar dari ruangan. Suasana sejenak menjadi hening, mata Barata menatap tajam pada Roni yang duduk di samping Elina.

“Pak Roni sudah menceritakan pada saya soal kasus yang menimpa mu. Dia sangat menyesal sudah melakukan kesalahan saat menangani kasus mu.”

“Menyesal? Apa penyesalannya bisa mengembalikan waktuku yang sudah hilang? Sudah berapa kali aku bilang kalau aku tidak bersalah. Bahkan saat reka adegan pembunuhan aku tidak tahu apa yang harus kulakukan karena memang bukan aku yang membunuh Ursula! Tapi kalian dan terutama kamu tidak pernah mendengarku. Lalu apa yang mau kamu lakukan sekarang? Aku kehilangan segalanya. Kehilangan adikku, kehilangan Ibuku, bahkan kedua orang tuaku bercerai, semua karenamu! Aku menghabiskan waktu selama lima tahun untuk sesuatu yang tidak kulakukan. Aku meninggalkan kuliahku dan harus melepaskan impianku. Apa penyesalanmu bisa menggantikan semua itu?!!”

Kemarahan nampak jelas di wajah Barata. Pria itu mengeluarkan keluh kesahnya yang selama ini hanya bisa dipendamnya seorang diri. Lima tahun yang lalu hidupnya hancur setelah dituduh membunuh Ursula, adik tirinya. Reni, Ibu sambungnya atau Ibu kandung Ursula sangat terpukul mendapati kenyataan kalau yang membunuh anaknya adalah Barata, pria yang sudah dianggap anak sendiri olehnya. Tidak ada lagi tatapan penuh kasih sayang yang diberikan Roni, hanya ada pandangan penuh kebencian.

Bukan hanya itu, wanita itu juga menuntut cerai pada suaminya. Dia tidak sanggup hidup bersama ayah dari pembunuh anaknya. Djuanda, ayah dari Barata tentu saja marah dan kesal pada anaknya. Karena ulah Barata keluarga kecil mereka hancur. Hanya sekali Djuanda datang menemuinya, saat Barata menjalani masa awal tahanannya. Pria itu datang untuk memutuskan hubungan dengannya. Sekarang Djuanda sudah pindah dari Bandung. Dia meneruskan hidupnya di kota lain.

Sejak saat itu, dunia meninggalkan Barata. Tidak ada yang mengingatnya lagi, semua teman-temannya juga berpaling darinya. Hanya Nikita yang masih mau menemuinya. Wanita itu masih rutin mengunjungi di lapas, membawakan makanan atau memberikan uang untuknya.

“Aku tahu kalau semua yang kukatakan tidak berguna lagi. Tapi aku hanya ingin memperbaiki kesalahanku. Aku tahu kalau kamu tidak bersalah, dan aku sudah melakukan kesalahan dalam karirku sebagai seorang Jaksa. Aku akan membebaskan mu sekarang. Elina yang akan membantumu. Kami akan mengajukan Peninjauan Kembali untuk kasus mu.”

“Tidak perlu. Hidupku sudah hancur, aku tidak mau berharap untuk hal yang sia-sia. Lebih baik kalian pergi, jangan ganggu aku lagi.”

“Masa tahananmu masih 15 tahun lagi, apa kamu yakin akan menjalaninya?” tanya Elina.

“Apa aku punya pilihan? Dia yang sudah membuatku mendekam di sini!” jari telunjuk Barata mengarah pada Roni.

“Kamu masih punya pilihan. Kalau kamu mengijinkan kami membantu, kami akan mengeluarkan mu dari sini, membuktikan dirimu kalau kamu tidak bersalah dan menghukum pelaku sebenarnya.”

Hanya suara tawa saja yang terdengar dari mulut Barata. Apa yang diungkapkan Elina terdengar seperti lelucon di telinganya. Barata bukan pria bodoh, dia tahu siapa yang sudah membunuh adiknya. Dan pembunuhnya adalah orang yang berkuasa. Karenanya dia bisa menyuap polisi, Hakim dan Jaksa yang bertugas saat itu. Di matanya, Roni juga menjadi bagian konspirasi tersebut.

“Ada seseorang yang mengirimkan bukti alibimu. Seseorang yang mengirimkan rekaman cctv di mana kamu berada saat kejadian pembunuhan Ursula. Dulu aku tidak pernah mendapatkan rekaman tersebut. Bukti yang polisi berikan juga tidak mencantumkan rekaman itu. Hanya ada pisau yang penuh dengan sidik jarimu, pakaian mu yang penuh dengan noda darah Ursula dan sepatu mu. Jejak sepatumu ditemukan di TKP. Dengan bukti sejelas itu, aku tidak punya pilihan kecuali menuntut mu atas pembunuhan. Apalagi ada saksi yang melihat kamu dan Ursula bertengkar di taman, satu jam sebelum dia ditemukan tewas.”

“Tapi aku tidak membunuhnya!!”

“Ya aku tahu. Maafkan aku. Sejak aku menerima rekaman cctv itu, aku mulai menyelidiki lagi kasusmu sampai aku akhirnya bisa menemukan siapa pembunuh aslinya. Tapi senjata asli yang digunakan untuk membunuh Ursula sudah tidak ada. Mungkin saja sudah dilenyapkan. Dan atasan ku sendiri yang menghilangkan barang bukti tersebut. Aku benar-benar minta maaf. Tolong ijinkan aku memperbaiki kesalahan ku. Setujuilah PK yang kuusulkan. Aku janji hanya membantu di belakang layar, biar Elina dan Gerald yang menangani kasus mu.”

“Siapa Gerald?”

“Dia senior sekaligus atasan ku. Dia adalah pengacara kriminal terbaik. Saat ini dia masih berada di Dublin. Seminggu lagi dia akan kembali ke sini.”

“Kalau begitu aku akan memberikan keputusan ku kalau sudah bertemu dengannya.”

“Begitu dia kembali, kami akan menemuimu kembali.”

“Tapi jangan harap aku berterima kasih padamu!” Barata menatap tajam pada Roni.

“Kamu tidak perlu mengucapkan terima kasih. Aku sedang melakukan penebusan dosa.”

Tidak ada tanggapan lagi dari Barata. Pria itu bangun dari duduknya lalu keluar dari ruangan. Terdengar hembusan nafas lega dari Roni setelah berbicara dengan Barata. Walau pria itu masih bersikap sinis padanya, yang penting dia mau untuk melakukan sidang banding.

“Sepertinya banyak harus digali dalam kasus ini.”

“Aku percayakan kasus ini pda kalian. Kalau kalian membutuhkan bantuan, katakan saja padaku.”

“Baik, Pak Roni.”

Keduanya kemudian keluar dari ruangan tersebut. Sang petugas segera memandu mereka keluar dari lapas. Saat mendekati pintu keluar, nampak beberapa pengunjung yang baru menemui napi juga hendak keluar. Salah satu di antara mereka adalah Jihan. Wanita itu baru saja menemui ayahnya. Momen haru terjadi di antara mereka. Herlambang terkejut sekaligus senang melihat putrinya yang menghilang selama tiga tahun akhirnya kembali.

Jihan tak kuasa menahan tangisnya saat bertemu dengan sang ayah. Herlambang mengira kalau dirinya sudah mengecewakan Jihan hingga membuat wanita itu pergi meninggalkannya. Jihan hanya bisa menangis tanpa bisa mengatakan hal yang sebenarnya. Dia bertambah sedih ketika sang ayah menanyakan hubungannya dengan Zahran.

Sambil melamun, Jihan berjalan menuju pintu keluar. Namun karena pikirannya sedang melayang tak tentu arah, wanita itu tidak melihat jalan di depannya. Kakinya membentur undakan membuat tubuhnya oleh dan hampir terjatuh. Elina yang berada di dekatnya dengan sigap langsung membantu. Dia menahan tubuh Jihan agar tidak terjatuh.

“Kamu tidak apa-apa?”

***

Eh ketemu mereka🤭

1
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
ga tau lagunya
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
wawwwww emejing Ge
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
jujur amat.
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
cantek kali el
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
marah Krn gengsi aja kali y. masa cmn jd pelarian sementata y el. jatuh dnk jarga diri😁😁
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
takutnya ada yg sembunyi lg indehoy dibalik pohon, ehh malah kejungkal masuk jurang🤣🤣
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
aduhhhh ngik ngik dng, ga embek lg🤣🤣
anonim
konser Elina telah usai dengan mendengar suara Gerald dan diakhiri perdebatan kocak antara papa dan putrinya yang sedang terpotek hatinya/Facepalm/.
Wuuaaahh oleh-oleh Ge kok ya pas ya...cincin - disaat yang tepat pastinya tak sengaja Gerald memberikan cincin yang ada maknanya -cinta, persahabatan dan kesetiaan.
Mur Wati
hore Elina udah putus sama Zahran 🤭🤭🤭🤭
☘️ gιмϐυℓ ☘️
Gurih... guruh... nyoooiii tuh si Zahran kena bogem dari Ge. Ga byk omong sat set lgsg bugh aja 😂😂😂 kayanya bener deh tebakan Ge, perasaan El kepada Zahran hanya sekedar kagum.
sri supadmi
nak cokot zahran boleh?
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
tambah lagi bogem nya
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
keren ih bang Ge 👍👍👍🥰🥰🥰
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
jangan salah Ge...siapa tahu dibalik pohon ada yang sedang buang air kecil atau sedang indehoi,kan jadi ganggu🤣🤣🤣
Sulisbilavano
ge g akan pindah kelain hati kr baru sekarang bia membuka hati dan skrg ada kesempatan mendekati elina...gaaas thooor
Ingka
Hahahha...jd pengen ketawa, El kamu mah ga ada sedih2nya patah hati teh. Ya ampun...lg patah hati begini malah dijewer, heheh..kasihan banget sih kamu. Makanya latihan vocal El...biar bagus suaranya ga sember lg. Paling nggak latihan nada biar kalo nyanyi ga fals...ga bikin kuping sakit...🤣🤣🤣🤣
🅝🅤🅡🅨ᵇᵃˢᵉ☪️ՇɧeeՐՏ🍻
fiuhh mantaaaaaaapp... hahahaa
🅝🅤🅡🅨ᵇᵃˢᵉ☪️ՇɧeeՐՏ🍻
🤣🤣🤣 astagaaaaaaa.. wkwkw
🅝🅤🅡🅨ᵇᵃˢᵉ☪️ՇɧeeՐՏ🍻
🤣🤣🤣🤣 hoey wkwkw
🅝🅤🅡🅨ᵇᵃˢᵉ☪️ՇɧeeՐՏ🍻
haaaaa.. gimana gimanaa ini gimanaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!