Rani Yuliana, harus merasakan kepedihan berumah tangga saat sang mertua ikut tinggal bersama mereka. Apalagi saat itu kondisi Ilham Hadiwijaya sedang tidak bekerja karena di PHK. Setiap hari Bu Rumiati memperlakukan Rina menantunya seperti seorang pembantu. Ilham sendiri diluar sana dia juga berselingkuh dari Rani
Apakah Rani bisa bertahan dengan kondisi rumah tangganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RaRa69, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Mobil melaju dengan cepat, tak perduli beberapa pengendara yang membunyikan klakson karena mobil Alvin menyalip mereka. Yang ada di benak pria itu adalah bagaimana caranya agar dia segera sampai di rumah sakit.
Alvin dan Rani berlarian menuju kamar rawat Ananta, untungnya ruangannya masih ruangan yang sama ketika gadis kecil itu dirawat beberapa waktu lalu. Sesampainya di ruangan mereka terkejut dengan kehadiran sosok wanita di samping ranjang Ananta.
"Karina!" Alvin berseru melihat mantan istrinya berada di samping sang putri.
"Hai, Vin, aku tadi dapat kabar Ananta sakit makanya aku langsung buru-buru ke sini. Siapa dia?" Wanita yang bernama Karina itu mejelaskan bagaimana dia bisa ada di tempat ini, kemudian matanya beralih pada Rani yang berdiri tak jauh dari Alvin.
"Dia Rani, pengasuh Ananta." Jawab Alvin sambil mendekati putrinya, tubuh gadis itu terbaring dengan mata terpejam.
"Bgaimana kau bisa ada disini? Siapa yang memberitahumu?" Tanya Alvin tanpa menatap wajah Karina. Wanita itu tak langsung menjawab, tetapi matanya masih melirik Rani yang sepertinya terdiam di tempatnya.
"Ibumu yang membertahuku, sebab ponselmu katanya sulit dihubungi." Jawab wanita itu sambil mengangkat kedua bahunya.
Rani sendiri bingung menghadapi situasi ini, disisi lain dia punya tanggung jawab sebagai pengasuh Ananta. Di sisi lain dia tidak mau berada diantara dua orang yang tengah berseteru itu.
"Siapa dia?" Tanya Karina pada akhirnya sebab menyadari jika Rani hanya berdiri terpaku di tempatnya.
"Dia Rani, pengasuh Ananta. Aku tadi sedang menjemputnya."
"Wow, baru sekarang aku tahu ada majikan yang bela-belain menjemput pengasuh anaknya? Bahkan ponselnya pun sampai sulit dihubungi? Betapa spesialnya dia?" Karina menyindir Alvin, dan tentu saja Rani juga merasakan sindiran itu.
"Jaga mulutmu, Karina! Itu tidak seperti yang kamu pikirkan."
"Oh, ya, lalu seperti apa?"
"Eh, maaf, Pak, sepertinya tenaga saya tidak dibutuhkan hari ini. Kalau begitu saya permisi dulu." Ucap Rani akhirnya, ia tidak mau jadi sumber pertengkaran mereka.
"Jangan pergi dulu, Ran, sebaiknya kamu temani Ananta. Karina, ayo kita bicara diluar." Alvin menarik tangan wanita itu dan mengajaknya keluar. Sekilas wanita itu melirik sinis ke arah Rani.
Setelah mereka berdua pergi Rani mendekati gadis itu, dia masih terbaring dengan selang infus menancap di tangan kirinya. Matanya masih terpejam, selama hampir dua jam Rani menemani gadis itu. Selama itu pula Alvin belum juga kembali ke kamar anaknya.
Beberapa saat kemudian Alvin kembali, wajahnya terlihat kusut. Ia meletakkan dengan asal jas yang tadi dikenakannya ke sofa. Setelah itu dia melihat putrinya sebentar.
"Karina ingin membawa Ananta bersamanya." Ucap Alvin setelah beberapa saat pria itu hanya menatap wajah sang putri.
"Ya, bagus, dong, Pak, kalau Ananta bersama ibunya. Lagipula setiap anak pasti dekat dengan ibunya." Rani membuka suaranya, tapi sedetik kemudian ia menyadari kebodohannya.
"Tidak semudah itu, Ran, Karina itu gila kerja, aku takut itu berpengaruh pada perkembangan Ananta jika dia bersama ibunya."
Rani tidak bisa berkata apa-apa lagi, masalah rumah tangga memang selalu rumit. Dan yang menjadi korban selalu anak-anak mereka.
****
Hari ini sidang perdana perceraian Rani dan Ilham. Rani sendiri sudah tiba lebih dulu di ruang sidang. Rani sudah menunjukkan bukti-bukti yang mendukung gugatan perceraiannya nanti. Ilham sendiri hadir di sidang perdana mereka, tetapi pria itu tetap gigih menolak perceraian ini.
"Kamu masih saja menolak perceraian kita, Mas, kamu masih belum puas juga menyakiti perasaanku?" Tanya Rani nelangsa, ia tidak habis pikir dengan apa yang diinginkan Ilham.
"Kamu,tahu, aku sudah merelakanmu dengan wanita itu, aku juga ikut bahagia jika dia hamil anakmu. Jadi, aku mohon, Mas, lepaskan aku. Kita jalani hidup kita masing-masing." Rani memohon, ia bahkan rela menurunkan egonya agar Ilham bersedia menerima perceraian mereka.
"Sampai kapanpun aku tidak mau menceraikan kamu Rani, tidak akan pernah."
Setelah berkata demikian Ilham melenggang pergi, meninggalkan Rani yang terduduk dan menangis di bangku tunggu kantor pengadilan agama. Wanita itu frustasi dengan keputusan yang diambil Ilham. Dia merasa Ilham sudah semakin mempermainkan perasaannya selama ini.
🏵️🏵️🏵️
terima kasih sudah baca kisah Rara, sambil menunggu part selanjutnya Rara akan merekomendasikan novel keren.
Judul: My Beautiful Venus
By: MinNami
Virendra Aryan, seorang Jenderal yang begitu tampan, pintar dan tegas. Sosoknya yang mempesona membuat banyak kaum hawa menyimpan kagum padanya.
Namun, siapa yang menyangka keputusan sang Jenderal yang ingin menikahi gadis muda berusia 18 tahun.
Akankah kisah mereka berakhir bahagia atau justru berakhir tragis mengingat sosok Jenderal Virendra yang memiliki banyak musuh?
Suami dapat pembantu, Istri dapat boss ya🤣🤣
moga kak thor sukses selalu 😘😘
terbaiklah kak thor 👍👍