MELAMAR OM DUDA

"Ada apa, Cyn?" Abel melihat Cynthia yang sedang memperhatikan nomor yang tak Ia kenal itu.

"Nggak tahu, nih! Ada nomor tak dikenal." jawabnya sembari memperlihatkan nomor yang masih menggunakan ponsel Cynthia itu.

"Coba aja diangkat, siapa tahu penting!" ucap Jessie. Abel pun mengiyakan ucapan Jessie.

"Iya betul, kali aja ada cowok nyasar yang lagi deketin kamu!" ujar Abel sembari tertawa kecil. Cynthia pun mengikuti saran kedua temannya. Ia pun segera mengangkat telpon yang entah dari siapa.

"Halo!"

"Halo, Nak Cynthia! Ini Oma Nini."

Seketika wajah Cynthia menjadi tersenyum saat mendengarkan suara Ibunya Rico yang biasa di panggil Oma Nini oleh Kiara.

"Nyonya Nini! Ada apa Nyonya menghubungi Saya?"

"Cynthia! Kamu bisa bantu Saya, kan?" ujar Nini yang terdengar seperti membutuhkan pertolongan.

"Tentu saja, Nyonya! Apa yang bisa Saya bantu?"

"Nak Cynthia tolong datang kemari, ya! Kiara mencari Nak Cynthia terus, Saya nggak tahu musti gimana ngebujuknya."

"Kiara nangis, Nyonya? Hmm ya sudah Cynthia segera ke sana."

"Terima kasih, Nak Cynthia! Kamu memang benar-benar baik, benar-benar calon mantu idaman."

Rupanya ucapan Nini itu membuat Cynthia membulatkan matanya, sementara kedua temannya terlihat senyum-senyum mendengar percakapan Cynthia dan Ibunya Rico. Cynthia sengaja mengeraskan loud speaker ponselnya, sehingga dengan sangat jelas Abel maupun Jessie mendengarkan Oma Nini berbicara itu kepada Cynthia.

"Asiiikk udah di akui sebagai Calon mantu, loh!" goda Abel.

"Kayaknya Cynthia pasti berhasil, nih! Secara gitu loh, calon ibu mertua sudah memberikan kode keras, Cynthia adalah calon mantu idaman." ucap Jessie yang ikut menggoda Cynthia.

Abel dan Jessie tampak ikut bahagia mendengar Oma Nini bicara seperti itu. Cynthia justru menepuk jidatnya, Hmm bagaimana bisa Oma-nya Kiara itu bicara seperti itu.

"Yahh ... aduuh Oma Nini gimana sih, kok calon mantu idaman, entar di Amini Malaikat, beneran jadi mantu nih!" gumamnya yang sedikit meresahkan.

"Hehehe ... Nyonya bisa aja, baiklah Saya akan datang ke sana segera."

Setelah itu Cynthia menutup ponselnya dan kemudian memperhatikan kedua temannya yang sedang senyum-senyum itu.

"Eh ... kalian ngapain senyum-senyum dari tadi?"

"Duuhh ... Senengnya yang di akui jadi calon mantu, ah kita bakal Amini biar kesampaian, ahay jodoh yang berawal dari sebuah pertaruhan." goda Jessie yang membuat Cynthia tampak memerah pipinya.

"Betul betul betul ... seronok sekali lah, kalau Cynthia jadi nikah sama Om Rico, uhhh nggak kebayang, secara Om duda keren bet, ganteng, macho, udah gitu dewasa. Hmm pokoknya idaman lah." sambung Abel sembari menyenggol lengan Cynthia.

"Apaan sih nih dua makhluk nggak jelas, kalian dengar, ya! Aku dan Om Rico itu nggak ada apa-apa, lagian Aku tuh nggak suka sama duda, udah gitu umurnya sama lagi kayak Papi," balas Cynthia sembari berjalan menuju ke tempat parkiran.

"Jangan gitu, Cyn! Jodoh nggak ada yang tahu, kalau Tuhan sudah menggaris kan Om Rico berjodoh sama kamu, pasti di manapun kamu berada, Om Rico pasti ada. Hmm inget itu!" imbuh Jessie yang membuat Cynthia menaikkan alisnya.

"Udah ah, Aku mau ke rumah Kiara, dia sudah menungguku, bye! Oh ya jangan lupa sepatu Gucci nya, ya! Di tanggal 14 Februari nanti. Aku akan resmi melamar Om Rico." ucap Cynthia sembari masuk ke dalam mobil nya.

"Cie ... rumah Kiara apa rumah Om duda?" sahut Abel yang terus mengganggu Cynthia.

"Kalian ini, suka banget sih godain orang, udah-udah Aku pergi, bye!"

"Bye, Cynthia! Semoga sukses!"

Tampak kedua gadis itu melambaikan tangan kepada Cynthia dengan senyum yang mengembang.

*

*

*

Setelah beberapa menit, mobil Cynthia tiba di kediaman Rico Arven. Gadis itu mulai turun dari mobilnya dan kemudian mulai masuk ke dalam rumah. Oma Nini rupanya sudah menunggu kedatangan Cynthia.

"Selamat siang, Nyonya!" sapa Cynthia sembari mencium pipi kiri dan kanan.

"Cynthia! Aku sudah menunggu mu dari tadi, ayo masuk!" seru Oma Nini mempersilahkan Cynthia masuk ke dalam kamar Kiara. Kemudian Oma Nini membuka pintu kamar Kiara. Terlihat seorang gadis kecil yang sedang berbaring di atas tempat tidur. Cynthia menghampirinya dan duduk di sebelah Kiara.

"Hai Kia! Kamu kenapa, Sayang! Kok sedih gitu?"

Rupanya suara Cynthia membuat Kiara langsung beranjak duduk dan memeluk Cynthia.

"Mama Cynthia! Kia kangen sama Mama!" ucap Kia sembari memeluk Cynthia.

"Hei, baru juga kemarin kita ketemu, masa sudah kangen lagi sih?" jawab Cynthia sembari mengelus wajah Kiara.

Sementara di luar, terlihat mobil Rico datang di halaman rumah. Pria itu turun dan melihat ada mobil Cynthia terparkir di halaman depan.

"Mobil Cynthia! Dia ada di sini!"

Entah kenapa tiba-tiba saja Rico mengembangkan senyumnya saat Ia melihat kehadiran Cynthia di rumahnya. Rico bergegas masuk ke dalam rumah, Ia bertemu dengan Sang Ibu.

"Di luar ada mobilnya Cynthia, apa dia ada di sini, Ma?" tanya Rico pura-pura tidak tahu.

"Iya, Cynthia memang ada di sini, sekarang dia ada di kamar Kiara, tadi Kiara nangis dan ... loh loh kemana tuh anak, hmm Aku belum selesai ngomong kok malah pergi, dasar!" Oma Nini tampak tersenyum melihat Rico yang langsung pergi ke kamar Kiara. Ternyata duda itu juga sudah tidak sabar ingin bertemu lagi dengan dengan Cynthia.

Sementara itu Kiara rupanya menceritakan tentang Mommy nya yang sudah kembali ke Indonesia, gadis itu tidak mau lagi bertemu dengan sang Mommy, rupanya luka dalam hati Kiara belum sembuh benar, hatinya masih sangat sakit saat sang Mommy meninggalkan nya begitu saja.

"Kiara sedih, Ma! Kiara nggak mau lagi ketemu sama Mommy, Mommy udah jahat sama Daddy dan Kiara." ucap Kiara sembari menangis.

"Kia! Nggak boleh gitu sayang, bagaimana pun juga itu kan Mommy nya Kiara! Ibu kandung Kiara! Pasti Mommy Kia juga pingin ketemu sama Kia!" hibur Cynthia sembari mengusap air mata Kiara.

"Pokoknya Kia nggak mau ketemu sama Mommy, titik! Kia pingin Mama Cynthia saja yang jadi Ibunya Kiara! Kia nggak mau yang lain lagi! Mama mau ya Jadi Ibunya Kiara? Plis Mama Cynthia, Kiara mohon!" ucap gadis kecil itu sembari memeluk Cynthia erat.

Entah lah Cynthia tidak bisa berkata apa-apa saat Kiara mengatakan hal itu kepadanya, benar-benar Kiara sudah mengambil hati seorang Cynthia.

"Aduhhh ... kok aku lemah sih jika harus berhadapan dengan Kiara!" gumam Cynthia sembari mengelus rambut Kiara.

"Iya iya, Mama akan menjadi Ibunya Kiara! Sekarang Kia jangan bersedih lagi, ya! Nanti cantiknya ilang loh!" jawab Cynthia yang tak sengaja dirinya melihat seseorang di balik pintu yang sedang memperhatikan dirinya dan Kiara.

"Om Rico!" ucapnya yang sangat terkejut saat melihat Wajah Rico yang sedang tersenyum kepadanya.

"Asseeemm ... dia denger nggak ya! Aku ngomong gitu sama Kiara!" gumamnya dengan ekspresi gugup. Kemudian Rico masuk ke dalam kamar Kiara dan menghampiri putrinya.

"Kia!"

"Daddy!"

Rico duduk berjongkok di depan Kiara sementara Cynthia duduk di samping Kiara. Cynthia tampak salah tingkah saat Rico memandang nya dengan tatapan yang berbeda.

"Aduuh ... tatapan mata Om Rico lagi, ini benar-benar membuat ku gila."

Kemudian Rico mulai berkata kepada putrinya.

"Kia kenapa sedih? Daddy tidak mau melihat Kiara bersedih, katakan pada Daddy! Apa yang Kia inginkan, nanti Daddy pasti beliin, apa boneka? Baju baru? Atau mainan baru? Apa Jalan-jalan ke luar negeri? Nanti Daddy turuti asal Kia nggak bersedih, Daddy nggak mau lihat anak Daddy menangis" ucap Rico sembari mengusap wajah sang putri.

"Kiara tidak mau apa-apa Dad! Permintaan Kia cuma satu, Kia ingin Mama Cynthia menjadi istrinya Daddy dan menjadi Mama nya Kiara beneran, hmm Kiara pasti seneng banget, terus nanti Kia punya Dede baru, ayo Daddy! Kapan Mama Cynthia jadi istrinya Daddy, Kia mau punya Adek Daddy! Ayo dong!"

Rupanya permintaan Kiara itu membuat Rico garuk-garuk tengkuknya sembari melirik ke arah Cynthia yang juga tampak memijit pelipisnya.

"Astaga! nih anak lebih bahaya dari Daddy-nya, mana minta adek lagi ... haduh pusing nih perut."

...BERSAMBUNG...