Niken Anjani adalah seorang gadis berusia 16 tahun yang jatuh cinta pada om nya sendiri yang bernama Rayendra, meskipun cintanya selalu bertepuk sebelah tangan dan tak pernah terbalas, karna Rayen hanya menganggapnya sebagai keponakan, meskipun begitu Niken tetap gencar mendekati om nya tersebut dengan cara apapun, hingga suatu saat ia berharap Rayendra akan melihat padanya dan membalas perasaannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Niken Yang Mulai Putus Asa
"Kenapa kamu bicara seperti itu? dengar om baik-baik! om itu sangat menyayangimu Niken.dan sampai kapan pun itu tidak akan pernah berubah.'' jelas Rayen
''Tapi aku maunya lebih dari sekedar keponakan om,aku cinta sama om.'' jelas Niken,ia ingin sekali lagi mengatakan pada Rayen kalau perasaannya itu sangat besar terhadap om nya tersebut, bahkan ia rela menjatuhkan harga dirinya dihadapan omnya tersebut.Namun entah mengapa Rayen seolah tak ingin mengerti, dan selalu mengalihkan pembicaraan setiap kali Niken mengungkapkan isi hatinya.
''Niken,sebenarnya ada yang ingin om katakan pada mu,'' ucap Rayen sambil menatap wajah sang keponakan.
''Apa?'' tanya Niken ketus
'' Ketus banget sih jawabnya,,dengar!sebenarnya om ingin mengatakan kalau.....''
''Sebaiknya ku katakan apa tidak ya,tentang rencana ku yang ingin bertunangan dengan Vio,tapi nanti takutnya Niken bertambah sakit hati dan bagai mana kalau dia pergi lagi dari rumah, oh tidak,aku tidak mau itu terjadi lagi sebaiknya ini kurahasiakan saja dulu dari nya
Batin Rayen
''Om! apa yang ingin om katakan?'' tanya Niken karna melihat Rayen hanya diam.
''O-om hanya ingin bilang, kamu gk mau nyuruh om masuk kedalam? rasanya om sangat lelah ini.'' ucap Rayen mengalihkan pembicaraan.
Niken menatap Rayen dengan kening yang berkerut.Ia merasa heran dengan sikap omnya tersebut.
Melihat Niken hanya diam, Rayen pun segera berjalan menuju pintu rumah.
''Ayo masuk! kenapa masih diam disana.'' ucap Rayen sambil menerobos masuk mendahului Niken.
Sedangkan Niken hanya mendengus melihat om nya tersebut,dan akhirnya ia pun ikut masuk kedalam.
''Niken, sebaiknya hubungi mama kamu, dan katakan padanya jika kamu saat ini sedang baik-baik saja, dia sangat khawatir denganmu.'' jelaa Rayen.
''Iya, aku akan segera hubungi mama, tadi ponselku memang mati daya, kalau gitu aku kedalam dulu, untuk memberi kabar pada mama.'' jelasnya.
''Windy, ngapain kamu disitu?'' tanya Niken saat melihat Windy berada dibalik tembok.
''Ngintipin kalian hehe,,'' ucap nya sambil nyengir
''Waah parah ni anak, awas bintitan tuh mata kalau sering ngintipin orang.'' ucap Niken sambil berlalu masuk menuju kamar untuk mengambil ponselnya.
''Ken kamu nelpon siapa?'' tanya Windy
''Aku lupa ngabarin mama, pasti dia cemas.'' jawabnya sambil mencari kontak milik Lidya mamanya.
Sedangkan diruang tamu,Rayen sedang memainkan ponselnya,lebih tepatnya ia baru saja menghubungi Frans dan memberitahu bahwa Niken sudah ia temukan.
Tak lama Niken datang dengan membawa secangkir teh untuk Rayen.
''Ini om minumlah!" ucapnya sambil meletakan secangkir teh hangat diatas meja.
''Terimakasih!" jawab Rayen sambil mengambil teh tersebut dan meminumnya.
Sebaiknya kamu sia-siap, karna sebentar lagi kita akan pulang, dan kamu harus ikut dengan om!" tegas Rayen
''Gk mau, om pulang saja dulu, nanti biar aku pulang dengan Windy saja, kasian dia gk ada teman.'' jelas Niken
''Baiklah,tapi om akan tetap mengikuti mobil kalian dari belakang.'' jawab Rayen yang diangguki oleh Niken.
DITEMPAT LAIN..
Saat ini di dalam sebuah apartemen milik Rayen, seorang wanita sedang duduk sambil memainkan ponselnya, wajah wanita itu terlihat sangat bette bahkan sejak tadi bibirnya selalu komat-kamit, entah apa yang sedan wanita itu ucapkan, yang ternyata adalah Viona
Karna bosan, Viona memutuskan untuk berkunjung keapartemen Rayen tanpa memberi kabar terlebih dahulu pada Rayen, namun sampai disana ternyata apartemennya kosong, tak ada sama sekali penghuni didalamnya, akhirnya Viona memutuskan untuk menghubungi Rayen dan bertanya dimana saat ini kekasihnya itu berada, ia juga mengatakan kalau dirinya saat ini sedang berada didalam apartemen milik Rayen, karna memang Viona juga memiliki kartu akses untuk masuk kedalam apartemen mewah tersebut.
Rayen mengatakan kalau saat ini dirinya sedang berada diluar kota,, Rayen sempat menyuruhnya pulang karna ia juga tak tau jam berapa mereka baru sampai dirumah, takutnya nanti Viona merasa bosan, karna kelamaan menunggu,, namun bukannya mengerti, Viona malah ngambek, dan langsung mematikan ponselnya secara sepihak, Rayen menghela nafas pnjang, ia tau kalau saat ini pasti kekasihnya itu sedang ngambek.
Tak lama sebuah notif masuk kedalam ponsel milik Viona,tiba-tiba saja senyumnya mengembang saat membaca sebuah isi pesan dari ponselnya tersebut.
''Sudah ku duga, mana mungkin mas Rayen tega melihat ku bersedih.'' gumam wanita tersebut.
Rayen yang merasa bersalah langsung mengirim pesan yang berisi jika ia akan pulang dan langsung menuju apartemen.
Saat ini Rayen dan kedua gadis tersebut sedang dalam perjalanan menuju pulang,, setelah beberapa jam kemudian, akhirnya mobil yang mereka tumpangi sampai didepan kediaman rumah keluarga Mahendra.
''Terimakasih ya Windy, kamu hati-hati pulangnya!" ucap Niken yang mendapat anggukan oleh Windy
Setelah Windy pulang,tak lama Rayen membuka pintu mobil dan melangkah menuju dimana saat ini Niken berdiri sambil menatap kearahnya.
''Om,'' panggil Niken sambil menatap wajah lelaki yang dicintainya.
''Masuk dan istirahatlah! om juga mau pulang.'' ucap Rayen sambil mengusap rambut Niken penuh sayang.Setelah itu Rayen langsung kembali melangkah menuju mobilnya, namun masih beberapa langkah suara Niken kembali menghentikan langkahnya.
''Apa om Rayen akan langsung pulang? atau kah akan mampir lagi keduatu tempat??'' tanya Niken dengan pandangan sendu, entah kenapa Niken merasa kalau om nya itu akan menemui seseorang.
Rayen berbalik kemudian tersenyum,
''Om akan langsung pulang.'' jawab nya dan langsung masuk kedalam mobil.
Niken memperhatikan mobil Rayen yang kian menjauh.
''Om, apa tidak ada sedikit saja rasa cinta dihati om untukku, selain seorang keponakan?haruskah ku akhiri saja perjuangan cinta ku ini? rasanya aku mulai lelah.
DITEMPAT LAIN.
Saat ini diapartemen Viona sedang mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan kekasihnya,saat ini watita yang haus belaian itu sedang menggunakan pakaian yang sangat sek*si, dres ketat yang memperlihatkan lekuk tubuhnya, dengan bagian atas yang sangat terbuka,hingga memperlihatkan kebelahan payu *dara yang hanya mampu menutupi puti*ng nya saja, sedangkan daging kenyal itu sudah hampir melompat dari tempatnya,karna memang ukuran dada Vio yang besar.
Mendengar bel apartemennya berbunyi, Viona langsung berlari dan untuk membuka pintu tersebut.
''Mas aku kangen,'' ucapnya sambil memeluka Rayen dengan erat.
''Iya mas juga.'' jawabnya, namun entah kenapa pikirannya tertuju pada orang lain.
''Masuk yuk mas!" ucap Vio sambil menggandeng lengan Rayen posesif.
''Eem, Vio mas mau mandi dulu, rasanya badan mas lengket semua,'' ucap Rayen sambil melepaskan rangkulan tangan Viona dilengannya.
''Baiklah,aku akan siapkan pakaian ganti buat kamu mas.'' ucapnya sambil melangkah menuju lemari, karna mereka saat ini memang sudah berada didalam kamar.
15 menit kemudian Rayen keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang lebih segar.
''Mas, kamu sudah selesai? ini bajunya udah aku siapin.'' ucap Viona sambil menunjuk pakaian santai yang ada diatas kasur.
Dengan santai Rayen melepas handuknya dihadapan Viona, hingga membuat mata perempuan itu melotot saat melihat belalai yang bergelantungan dibawah sana, apa lagi saat Rayen melangkah untuk mengambil pakaiannya belalai itu seolah-olah sedang melambai-lambai pada Viona.
BERSAMBUNG
*niken yang bersikap centil didepan regan, menggoda regan, mendekatkan wajah pada wajah regan, gampang berdekatan fisik dengan lelaki lain itu bukan sebuah kesalahan...
aduh author perlu belajar lagi batasan seorang wanita bersuami