Tidak pernah terbayangkan sebelumnya pernikahan yang di awal sangat bahagia, harus hancur dengan air mata karena Laura Renita tidak juga memiliki seorang anak.
Ibu mertua nya selalu mendesak meminta cucu kepada anak nya, Barra di buat kebingungan dengan permintaan ibu nya tersebut. Karena Laura tidak juga bisa hamil seperti yang di inginkan oleh ibunya.
Rosalinda meminta anaknya untuk menikah lagi, mencari perempuan lain yang bisa memberikan keturunan untuk keluarga nya.
Tapi Laura lebih memilih untuk mengiklaskan suami nya untuk menikah dengan adik kandung nya sendiri dari pada harus menikah dengan wanita lain.
Lalu bagaimana perasaan Laura ketika melihat suami yang dia cintai harus terpaksa menikah dengan adik kandung nya sendiri.
Akan kah cinta mereka berdua akan bertahan sampai akhirnya mereka mempunyai anak bukan rahim istri nya sendiri ???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pearlyta Hasna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 23.
Rangga langsung menjalankan mobilnya dengan sangat kencang sekali membuat Gisella merasa sangat ketakutan sekali.
"Rangga, jangan seperti ini aku sangat ketakutan sekali."
Rangga tidak memperdulikan perkataan dari Gisella dia terus mengendarai mobil nya dengan kecepatan yang sangat cepat sekali.
"Lebih baik kita mati bersama daripada aku harus melihat orang ku sayangi menikah dengan lelaki lain."
Gisella terlihat sangat ketakutan sekali dia memegang dengan sangat kuat sekali.
"Berhenti Ranggaaa berhenti aku ingin turun di sini saja, aku tidak mau melanjutkan perjalanan Ku bersama dengan kamu. Aku masih ingin hidup Rangga."
Mendengar perkataan Gisella Rangga secaea tiba-tiba langsung memberhentikan mobilnya.
"Kamu masih ingin hidup,? karena kamu ingin menikah dengan lelaki itu. Kamu tidak ingin mati bersama dengan kuuu."
Rangga memandangi wajah Gisella dengan tatapan yang sangat tajam sekali dan membuat Gisella merasa sangat ketakutan sekali.
"Lebih baik sekarang kita pergi saja kita pergi ke luar kota agar kita bisa hidup bersama selama nya."
Gisella sebelum nya tidak pernah melihat Rangga semarah itu itu kepada dirinya.
Rangga dengan penuh emosional dia turun dari mobil nya dan membuka kan pintu untuk Gisella keluar dari mobil nya.
"Silahkan keluar silahkan pulang dan rencana pernikahan mu itu."
Gisella pun langsung keluar dari mobil Rangga dia menunduk kepala nya.
Rangga pun meninggalkan Gisella di tepi jalan dia memilih untuk pergi meninggalkan Gisella dengan rasa penyesalan.
Gisella seperti di buang begitu saja dia benar-benar mengorbankan perasaan nya.
"Rangga sudah sangat membenci kuu, dia tidak mungkin mau bersama dengan kuu lagi. Aku memang sangat bodoh sekali menjual harga diri kuu seharga 100 juta saja."
Gisella pun menunggu taksi dia begitu sangat menyedihkan sekali, Gisella terus saja memandangi foto kebersamaan nya dengan Rangga.
"Aku sangat mencintaimu Rangga, aku sangat sayang sekali kamu aku ingin menikah dengan muu."
Gisella pun mencium foto kebersamaan tersebut yang ada di layar handphone nya.
Dan akhirnya taksi online yang di pesan oleh Gisella pun datang dia langsung masuk ke dalam.
"Aku sangat lelah sekali dan ingin istirahat aku tidak mau di ganggu oleh siapapun."
Gisella pun sampai di depan gerbang rumah nya dia melihat ada mobil Laura.
"Kak Laura lagi mau apasih dia ke sini bukan kah acara pernikahan pun bukan besok."
Gisella seketika lemas sekali ketika dia melihat mobil Laura pikiran pun langsung negatif kepada Laura.
Gisella membuka langsung pintu dia melihat Laura sedang mengobrol bersama dengan orang tua nya.
Laura pun langsung tersenyum kepada Gisella tapi Gisella hanya terdiam saja.
"Gisella, malam ini kamu menginap yaa di rumah Kakak. Agar nanti di saat hari pernikahan tiba kamu sudah siap berangkat dari rumah."
Gisella tidak mengerti yang ada di pikiran Kakak nya tersebut, dia seperti tidak punya beban di saat suami nya harus menikah kembali.
"Aku ingin beristirahat di kamar kuu sendiri, dan aku mohon jangan selalu ingin apapun yang di perintahkan harus selalu di laksanakan. Pikirkan juga perasaan orang lain jangan hanya memikirkan perasaan sendiri saja."
Gisella pun memilih langsung pergi ke kamar nya dan meninggalkan Laura begitu saja.
"Lebih baik kamu pulang saja Laura temani suami muu, kamu jangan terlalu memikirkan Gisella."
Laura pun langsung pergi meninggalkan rumah orang tua nya.
Gisella menutup rapat pintu kamar nya dia langsung menangis.
"Aku kehilangan Rangga demi untuk Kak Laura, aku tau Kak Laura begitu sangat baik terhadap aku tapi aku juga tidak bisa kehilangan cinta pertama kuu."
Laura masuk ke dalam mobil nya dia terus memperhatikan kamar Gisella, Laura begitu sangat menghawatirkan kondisi Gisella.
"Bagaimana jika Gisell tiba-tiba saja membatalkan rencana pernikahan ini, padahal rencana pernikahan ini akan di lakukan besok sore."
Laura terlihat sangat ketakutan sekali Gisella tidak mau menikah dengan Barra.
"Aku harus bicarakan hal ini dengan Mas Barra, dia juga harus mengetahui semuanya."
Laura langsung menjalankan mobilnya menuju ke rumah nya.
Di sepanjang perjalanan menuju ke rumah nya pikiran Laura hanya tertuju pada Gisella.
Laura hampir tidak fokus mengendarai mobil nya.
"Aku sangat beruntung sekali akhirnya aku sampai dengan selamat."
Ketika Laura masuk ke dalam rumah nya dia melihat Barra dan Mama Rossa seperti sedang membicarakan hal yang sangat serius sekali.
Laura tidak berani menghampiri mereka berdua dia memilih langsung masuk ke dalam kamar nya.
Laura mengganti baju nya dan membersihkan tubuh nya dia harus terlihat segar dan harum di depan suami nya.
Selesai mandi Laura duduk di atas kasur nya menunggu kedatangan Barra.
