NovelToon NovelToon
Lily ( From The Hill To The Valley)

Lily ( From The Hill To The Valley)

Status: sedang berlangsung
Genre:cintamanis / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Office Romance / Careerlit
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Meg Yorah

Lily, gadis muda yang menjadi tulang punggung keluarga. Lily adalah anak kedua dari keluarga Brown, seorang pengusaha yang bangkrut dan meninggal dalam kecelakaan mobil bersama sang istri. Tidak ada harta yang ditinggalkan. Semua dijual untuk menutupi utang perusahaan. Nyonya Hannah, nenek Lily adalah wanita yang tidak bisa menerima keadaan. Dia tetap merasa kaya walau harus mengontrak di kawasan kumuh di pinggiran ibu kota. Begitu juga kakak Lily, Amber Rose yang tidak bisa melepaskan kehidupan hedon masa remajanya. Dia melakukan apa saja demi uang walau itu salah. Lily berjuang sendiri menghidupi keluarganya dengan cara halal. Adik Lily dan Rose, Corey yang masih SMA bisa dibilang berandalan. Tapi dia sangat menyayangi dan menghormati Lily walau sering membuat masalah yang membuat pusing keluarga itu.

Lily jatuh cinta pada Jared Watson, anak pengusaha kaya yang ternyata hanya memanfaatkan Lily sebagai bahan taruhan. Bagaimana akhir kisah Lily? Kita ikuti bersama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meg Yorah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dasar, Anak Nakal !

Lily terbangun ketika adzan Subuh berkumandang. Semalam dia bermimpi tentang kejadian yang pernah dialaminya dulu. Kejadian dimana dia mendapatkan julukan Lily of the Valley. Mimpi itu persis dengan apa yang dialaminya.

"Aneh banget mimpi gue." kata Lily pada dirinya sendiri.

Tidur si sofa membuat badannya terasa pegal dan kaku. Sekalipun sofa itu memang di design untuk bisa jadi sofa dan tempat tidur. Dia meregangkan badannya.

"Beneran nggak pulang tuh bocah." Lily bergumam, jengkel.

"Bener-bener minta di hajar dia." Lily terus saja mengomel.

Dia membuka jendela dan pintu. Membiarkan udara Subuh yang segar memasuki rumahnya.

Suasana memang masih gelap. Tapi di luar sana aktifitas sudah mulai terlihat. Orang-orang yang ke masjid atau ke pasar serta ibu-ibu yang membeli nasi uduk untuk anak mereka yang sekolah memang selalu menjadi yang paling pertama meramaikan jalanan kampung mereka tinggal.

Lily kaget saat hendak membuka pintu. Pintu itu seperti ada yang mengganjal dari luar.

Lily hendak melihat lewat jendela. Tapi gelap. Lily lupa mengganti lampu teras yang sudah mati 2 hari ini.

Walau jalanan sudah ramai, Lily tetap harus berjaga-jaga. Dia mengambil sapu lalu keluar lewat jendela.

Dia sampai di teras. Memicingkan mata dan melihat ada seonggok selimut di depan pintu rumahnya. Dia berpikir itu benar-benar tubuh manusia.

"Si Corey bukan nih?"

Dia lalu menyundulkan gagang sapu ke arah onggokan selimut itu. Tapi onggokan itu diam saja. Lily terus-menerus menyundulkan gagang sapu pada sesuatu itu.

"Apa sih ahhh...!!!" Tiba-tiba onggokan itu mengeluarkan suara yang sangat Lily kenal. Tapi samasekali tak bergerak sedikit pun.

"Wahhhh, beneran dia. Dasar anak nakal."

"Bangun...Bangun kamu." perintah Lily sambil memukul onggokan yang ternyata Corey yang sedang tidur melingkar dan menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Aduh.. aduh... aduh... " akhirnya Corey bangun sambil melindungi dirinya dari amukan sang kakak.

"Kak, aduh... Udah Kak.."

Suara ribut tadi membuat beberapa pejalan kaki yang tidak lain tetangga mereka berhenti.

"Ada apa Ly, ada maling ya?" kata Zaenab. Cucu Haji Daim, pemilik rumah kontrakan.

Begitu juga beberapa tetangga lainnya. Mereka penasaran dengan yang terjadi.

Tidak mungkin hal itu tidak membangunkan Hannah dan Rose. Mereka segera menuju ke depan.

Hannah yang masih terlihat pucat memaksakan diri melihat apa yang terjadi. Padahal kepalanya masih agak pusing.

"Ada apa Ly. Ada maling?" tanya Rose.

"Ini aku..ini aku. Masa nggak bisa pada liat." kata Corey membusungkan dadanya dan menyibak rambutnya.

"Ya Allah ternyata si Corey." ucap para warga.

Mereka yang sudah hapal ulah Corey segera pergi membubarkan diri. Mereka sudah hapal kelakuan anak muda itu. Pasti habis bikin masalah, makanya kena hajar Lily yang sebenarnya terkenal sangat sabar. Hanya tinggal Zaenab yang bertahan.

"Lohhh, lu kok pakai selimut adek gue, Rey. Itu selimut Dullah kan?" tanya Zaenab penasaran.

Zaenab, janda muda anak 1 yang ditinggal mati suaminya itu adalah kakak dari Abdullah, teman Corey paling akrab. Mereka berdua anak dari Rukayah, anak Haji Daim.

"Iii...iiii..iye Mpok." jawab Corey.

"Kok bisa di elu?"

"Semalem aye pinjem Mpok." jawab Corey yang tiba-tiba beraksen Betawi.

Zaenab terlihat memandangi Corey dengan tatapan melas.

"Yaudah nggak apa-apa. Ampe lupa gue mau beli nasi uduk buat Rayyan."

"Aye pamit ya Nek, Ambar. Kirain tadi ada maling atau apa, taunya si Rey. Yuk ahh permisi. Ly, gue pergi dulu ya."

Hannah hanya melambaikan tangan seadanya. Sedang Rose tersenyum. Begitu juga dengan Lily.

"Iya Nab. Maaf ya bikin heboh pagi-pagi."

Zaenab yang sudah mulai berjalan tidak mengatakan apapun, hanya membentuk lingkaran dengan jari telunjuk dan jempolnya.

Corey langsut ciut melihat 2 orang wanita berkacak pinggang di depannya. Satunya lagi, sang nenek bahkan sudah menjewer telinganya.

"Masuk." perintah ketiganya bersamaan.

Corey langsung masuk dengan tersaruk. Dia bahkan sempat terjungkal.

"Duduk." perintah Rose. Corey duduk di sofa tempat dia biasa tidur. Sedang Hannah duduk di kursi meja makan yang juga berada di ruang tamu sekaligus ruang tengah itu.

"Kakak mau sholat dulu. Kamu disitu dulu ya."

ucap Lily pada Corey.

Lily segera melakukan sholat Subuh sebelum waktunya habis.

Sedang di ruang tengah. Corey hanya bisa menundukkan kepala. Dia yang sebenarnya masih mengantuk harus menahan mati-matian rasa kantuknya. Takut kalau dia tidur, tiga orang wanita di rumah itu akan menghajarnya lebih dari pukulan gagang sapu Lily tadi.

Rose dan Hannah membiarkan mereka bertiga dalam keheningan. Mereka berdua tahu, hanya Lily yang bisa menasihati Corey. Tapi pandangan yang sangat mengintimidasi dari Hannah dan Rose sudah cukup membuat Corey takut.

Lily tidak berdoa pagi itu. Setelah selesai salam dia langsung menuju ruang tengah.

"Ngapain kamu tidur di depan pintu kayak tadi. Kakak ampe mikir tadi itu maling yang pingsan atau apalah."

"Mau masuk rumah pintunya dikunci, Kak." jawab Corey pelan sambil tetap menundukkan kepala.

"Kan lu bisa ketok, pinter." sahut Rose.

"Apasih, orang gua udah ketok-ketok nggak ada yang bukain juga." Corey langsung nyolot.

"Tuh kan, Nek. Makanya aku males kalau ngingetin dia. Nggak ada sopannya ma kakak tertua."

"Ogah banget sopan ma elu." jawab.

"Yang sopan, Corey." tegas Hannah. Di saat seperti ini tiba-tiba saja aura dan kharisma Hannah jadi berbeda. Dia terlihat elegan dan berkelas. Membuat siapapun segan. Termasuk si bandel Corey.

Corey menundukkan kepalanya lagi.

"Kamu tau kesalahan kamu kali ini itu fatal banget kan, Rey?"

Corey terdiam. Dia tahu kesalahan fatal yang dimaksud Lily bukanlah tidur di depan rumah atau malah tidak pulang. Kesalahan Corey adalah hendak mencuri cincin sang nenek dan bahkan mendorong neneknya sampai terjatuh kemarin sore.

"Ya Allah, Rey. Kamu tahu itu bahaya kan. Kalau terjadi apa-apa sama nenek gimana?" lanjut Lily.

"Tapi itu nenek ngga kenapa-napa. Masih idup." protes Corey.

"Lu emang agak lain ya, Rey. Lu emang tau kemaren tuh di rumah heboh banget. Gara-gara apa? Gara-gara elu. Nenek collapse. Gue nemuin nenek kegeletak di lantai terus napasnya kesengal-sengal. Bikin panik tau nggak."

Corey nampak kaget. Dia melihat neneknya dengan jelas. Benar saja, neneknya agak lebih pucat dari biasanya. Corey benar-benar tidak bisa berpikir jernih kemarin. Dia sangat kesal terus-terusan dipukuli padahal sudah minta ampun. Dia memang sengaja mendorong neneknya. Tapi dia tidak berpikir itu membuat neneknya celaka.

Corey langsung berlutut di depan neneknya. Hannah nampak kaget. Tapi dia terharu. Selama ini dia memang menunjukkan sikap permusuhan terhadap Corey. Dan anak laki-laki itu memang nampak melakukan pembalasan dengan tidak terlalu menghormatinya. Tapi Corey tetap bersikap baik dan tidak pernah kasar. Kecuali kemarin.

"Nek, maafin Rey ya, Nek." Corey tulus mengucap maaf. Dia mencium tangan Hannah berkali-kali.

Rose hanya melihat sebal ke arah adik bungsunya itu. Sedang Lily hanya diam dengan tangan bersedekap.

Hannah mengangkat wajah Corey lalu menyuruhnya kembali duduk ke sofa.

Lily melihat ke arah jam dinding. Dia memutuskan akan menyelesaikan masalah ini pagi ini juga walau dia tahu dia akan terlambat datang ke kantor.

"Kamu ngapain mau nyolong cincin nenek?"

"Belum sempet kok, Kak. Sumpah deh."

"Ya emang belum. Kalau udah belum tentu lu balik ke rumah ini." kata Rose ketus.

"Apasih Kak Rose, nyamber mulu lu kek petasan manten Betawi." sahut Corey kesal.

"Ishhh... Bener-bener nggak sopan nih anak. Ajarin tuh adek lu, Ly. Gua mau tidur lagi."

Rose meninggalkan tempat itu menuju ke kamarnya. Dia menyumbat telinganya dengan earphone agar suara dari luar tidak mengganggunya. Pintu dibiarkan tidak terkunci karena memang dia berbagi kamar itu dengan Lily. Lily pasti akan masuk kamar nanti untuk mengambil seragamnya.

Tidak butuh waktu lama untuk Rose agar dia bisa tertidur lelap.

1
Ratna Shinta Dewi
Saran aja ni kak. Untuk bahasa asing dan bahasa daerah dikasih terjemahan. Semangat
Ratna Shinta Dewi
nama panjang Mpok Odah, Saodah bukan wkekwk
Meg Yorah: Bukan Kak..
Raudah nama panjangnya mah..hehe
total 1 replies
Ratna Shinta Dewi
secara wajar, manusia menyukai keindahan, nenek lebih sayang ke Rose krn cantik, tp ketulusan Lily memenangkan hati nenek
Ratna Shinta Dewi
jangan makan daging rendang nenek, gak baik buat nenek2, buat saya aja xixixi
Meg Yorah: Hehehe... Makasih komentarnya, Kak. Alhamdulillah, ini komentar pertama yang saya dapat. Tolong terus dukung saya ya, Kak. Terimakasih.
total 1 replies
Ratna Shinta Dewi
warga kok baik bgt sih, masak ada tetangga begitu 🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!