follow igku @zariya_zaya
Bagaimana perasaanmu jika melihat calon suamimu berada di dalam kamar hotel dengan wanita lain dimalam pernikahanmu? Pasti nyesek senyesek-nyeseknya.
Itulah yang terjadi pada Kinan. Wanita malam itu dikhianati oleh calon suaminya sendiri dimalam sebelum acara pernikahan berlangsung. Alih-alih menadapat simpati karena tersakiti, Kinan malah di caci dan di cemooh karena bertubuh gendut dan berwajah pas-pasan.
Banyak hal yang tejadi dan Kinan hampir bunuh diri, tapi seorang pemuda desa menyelamatkannya dan membantu mengatasi maslahnya. Kinan mulai menjalani program pengurusan berat Badan dengan pemuda desa bernama Pram. Ia ingin membuktikan pada mantan yang mengkhianatinya, si Andra, kalau Kinan juga bisa berubah jadi cantik seperti wanita lainnya.
Apakah Kinan berhasil? Simak kisah Kinan dan ikuti terus ceritanya.
Seperti apa kisah mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Titin Supriatin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 23 Katakan Cinta
Awalnya, Kinan sangat terkejut karena tanpa peringatan, tiba-tiba saja Pram menciumnya dihadapan banyak orang. Jelas itu tidak ada dalam skenario sandiwara mereka walau Kinan sempat terbuai akan ciuman maut dari pria yang telah berhasil membuatnya jatuh cinta lagi. Jantung gadis itu seakan meledak-ledak, tapi ia berusaha kuat mengontrol diri dan menyembunyikan perasaan gugup serta bahagianya dihadapan Pram.
Tidak hanya Kinan, Riri dan Andra langsung kaget akan tindakan gila yang dilakukan Pram pada Kinan. Mulut mereka bahkan sudah menganga lebar menyaksikan betapa mesumnya dua sejoli menyebalkan itu. Terlebih Andra, tangannya mengepal kuat dan raut wajahnya seakan sedang kebakaran jenggot melihat Kinan menikmati ciuman mesra pacar terbarunya.
Sekelebat akan kenangan merekapun mulai terbayang dibenak Andra. Sejauh yang Andra tahu, Kinan tak pernah mau dicium olehnya, 8 tahun pacaran, mereka hanya bergandengan tangan dan cipika cipiki saja, tak lebih dari itu. Makanya Andra berpaling ke Riri yang lebih agresif dari Kinan.
Tapi sekarang, bisa-bisanya Kinan dan Pram berciuman seperti itu di depan pasangan pengantin baru layaknya mereka berdualah yang menikah. Harusnya kan kebalik, Riri dan Andralah yang yang berciuman. Sayangnya, mereka enggan melakukannya karena suasana hati suami istri itu sedang badmood habis.
Tepuk tangan dan sorak sorai langsung menghiasi pesta karena mereka salut akan keromantisan yang Pram tunjukkan pada Kinan. Semua pusat perhatian tertuju pada mereka berdua. Apalagi iringan musik mulai diputar dan Pram dengan kerennya mengajak Kinan berdansa. Yang Pram katakan benar-benar terjadi, malam ini ... Kinan, telah menjadi Cinderella.
"Maaf sudah menciummu tanpa izin. Apa kau marah padaku?" tanya Pram pada Kinan saat keduanya berdansa bersama dan berbaur dengan pasangan-pasangan dansa lainnya.
"Tidak, justru aku puas melihat wajah pucat pasi bagai mayat Andra dan Riri. Kau lihat mereka? Mereka BeTe habis dan kayaknya nggak mood menikmati pesta resepsi mereka sendiri." Kinan melirik Andra yang sedang berdebat dengan Riri di pelaminan.
"I love you," bisik Pram tiba-tiba dan Kinan langsung menatapnya.
"Apa?" tanya Kinan. Ia yakin dirinya tidak salah dengar.
Pram menyatakan cinta padaku? Pram? Dia cinta aku? Ini beneran nggak, sih? Apa aku cuma mimpi? jerit Kinan dalam hati tapi matanya menatap lurus Pram yang juga menatapnya.
"I said, I love you, will you be my girlfriend?" tanya Pram dengan tatapan maut penuh cinta. Tangannya tak pernah lepas dari tubuh Kinan dan terus mengajaknya berdansa.
Kinan tersenyum, wajahnya langsung bersemu merah merona karena malu tapi juga bahagia, Ia tak pernah menyangka Pram juga memiliki perasaan sama seperti yang ia rasakan. Namun, belum sempat Kinan memberikan jawaban atas pernyataan cinta Pram, tiba-tiba mantan kekasih Kinan, si Andra menghebohkan acara.
Suami Riri itu naik ke atas mimbar dan menyalakan mic. Entah apa yang akan Andra lakukan dan rencanakan sekarang. Yang jelas, Kinan punya firasat yang buruk tentang mantan pacarnya itu.
"Halo semua ... selamat malam ..." sapa Andra pada semua tamu undangannya sehingga pusat perhatian mereka tertuju padanya, termasuk Kinan dan juga Pram. "Terimakasih sudah mau datang di acara pesta resepsi pernikahanku ...," ucapnya sambil tersenyum. "Kalian semua yang hadir di sini ... adalah orang-orang penting yang berasal dari kalangan atas. Kalian semua istimewa bagiku. Tapi ... ada satu orang yang aku belum tahu betul apakah ia sama istmewanya dengan kalian atau tidak, sebab orang itu hanyalah pemuda desa biasa yang sok menyamar menjadi pangeran ... padahal ia tak punya apa-apa. Ia juga pengangguran dan pekerjaannyapun nggak jelas, harusnya dia tak pantas berada di sini bersama dengan kalian ...."
"Apa maksudmu, Ndra!" teriak Kinan memotong kata-kata Andra. Ia marah besar karena ia tahu apa arti dari ucapan pria gila yang sudah menjadi mantannya itu.
Andra sepertinya sengaja ingin mempermalukan Pram dihadapan banyak orang dengan membeda-bedakan kasta. Semua orang tentu saja berbisik-bisik di sana sini mempertanyakan siapakah pria yang dimaksud Andra barusan.
"Kinan, tenanglah!" bujuk Pram agar kekasihnya ini tak terpancing emosi. Ia tahu tujuan Andra apa, tapi ia tak peduli. Bagi Pram, Kinanlah yang terpenting.
"Bagaimana aku bisa tenang Mas, dia sengaja ingin mempermalukanmu! Memangnya dia pikir dia itu siapa? Dia itu loh cuma karyawan kantoran yang gila kerja saja!" seru Kinan masih terbawa emosi karena ia tak terima, pria yang dicintainya direndahkan.
"Aku tidak peduli, terserah mantanmu itu mau melakukan apa, jangan hiraukan dia." Pram menatap lembut Kinan agar tidak jadi marah. Dan langsung berhasil karena Kinan luluh lantak melihat banyak isyarat cinta yang terpancar di mata pemuda desa yang bersahaja seperti Pram.
"Kita pergi saja dari sini, aku tak mau kau dipermalukan di sini. Mentang-mentang di kaya terus bisa sombong gitu, nanti kalau mati kekayaannya juga nggak bakalan bisa dia bahwa. Nyesel banget aku pernah pacaran sama orang sombong seperti si Andra itu. Untung sudah putus!" cetus Kinan masih emosi.
"Kau yakin kau tak mau balikan dengannya? Atau cari pria lain yang lebih tampan dan kaya dariku? Yang bisa membahagiakanmu?" goda Pram.
"Mas ini bicara apa sih? Bagiku, kaulah yang terbaik di sini dibandingkan laki-laki lain yang ada di pesta ini. Dan aku ... aku ... kita pergi saja dan cari tempat lain untuk bicara." Kinan menggamit lengan Pram dan mengajaknya keluar, tapi Andra mencegah kepergian mereka dengan mengucapkan sebuah kalimat mengejutkan.
"Kau menolak kembali lagi padaku dan lebih memilih pemuda desa kampungan itu sebagai pacarmu, Nan? Apa kau yakin dia bisa membahagiakanmu? Melihat penampilannya saja, bisa saja kekasihmu itu juga punya wanita idaman lain selain dirimu!" Andra sengaja mengompori Kinan agar tak percaya pada pria lagi.
"Jaga ucapanmu!" Teriak Kinan semakin emosi. Kalau saja Pram tak menggenggam erat tangannya, mungkin gadis itu sudah berlari ke mimbar dan menonjok wajah mantannya karena bicara yang bukan-bukan soal pria yang menjadi tambatan hati Kinan sekarang.
"Pram pemuda desa yang baik," seru Kinan dengan kilatan api menyala. "Walau dia tidak kaya, setidaknya dia punya hati yang tulus, tak seperti dirimu yang bisanya cuma menyakiti hati orang. Bagiku, Pram adalah dewaku, dia penyelamatku dan ibu periku, dia penerang hidupku dikala aku terpuruk karena kelakuan bejaatmu. Dibandingkan dengan kau ... Pramku 1000 kali lebih baik darimu. Sekali aku dengar kau menghina atau merendahkan kekasihku, maka ... kau bakal tanggung sendiri akibatnya," ancam Kinan menggebu-gebu.
Matanya beralih menatap ke arah sahabat yang pernah mengkhianatinya hanya karena laki-laki seperti Andra.
"Dengarkan aku Riri, sebaiknya ... kau berikan layanan service memuaskan untuk Andra. Jika tidak, dia akan mencari kucing-kucing liar diluaran sana yang bisa memuaskannya! Lalu membuangmu seperti yang pernah ia lakukan padaku," seru Kinan pada Riri yang langsung menatap marah pada Andra.
Bukan karena ucapan dan peringatan Kinan soal seperti apa Andra sebenarnya, tapi ia marah karena ternyata pria yang sudah resmi menjadi suaminya, sempat mengajak Kinan balikan. Jika itu benar, terus dia selama ini dianggap apa? Itulah yang membuat Riri seakan mati rasa saking emosinya.
BERSAMBUNG
***
***
ceritanya Keren👏aq suka..
pengajaran: jangan pernah memandang hanya berdasarkan luaran sahaja.. sebenarnya d novel ini tuu banyak pengajaran yg bisa d ambil...
Terima kasih author udah bikin novel yg bagus ini...yg paling bikin seneng itu, HAPPY ENDING 😍💖...
#SUKSES SELALU AUTHOR ✨🌹