Kegaduhan dunia sihir membawa malapetaka di dunia manusia, petualangan seorang gadis yang bernama Erika Hesly dan teman temannya untuk menghentikan kekacauan keseimbangan dunia nyata dan sihir.
apakah yang akan dilakukan Erika untuk menyelamatkan keduannya? mampukah seorang gadis berusia 16 tahun menghentikan kekacauan keseimbangan alam semesta?
Novel ini terinspirasi dari novel dan film Harry Potter, jadi jika kalian menyukai dunia fantasi seperti Harry Potter maka kalian wajib baca yaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elicia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 15
BLARRRR!!
Ledakan itu terdengar dari lapangan utama Kelas Potion, suara sorakan menyusul setelah ledakan itu terjadi, terlihat ratusan siswa gabungan antar kelas Sorcerer dan Potion bersatu di kursi stadion utama.
"Wah..." Decak kagum terdengar dari tiga siswa yang baru saja bergabung.
Etor, Erika, dan Kira, ketiga siswa itu barusaja masuk setelah menyetorkan nama mereka ke loket masuk.
Di tengah stadion terlihat layar besar yang mengambang di udara, semua orang bersorak Sorai saat melihat ledakan yang terjadi di layar.
"Sepertinya ini akan seru" Etor dengan semangat duduk di kursinya.
Layar lebar itu menampilkan keadaan Hutan Gelap dengan siswa Sorcerer yang tengah bertarung dengan tumbuhan hidup di sana.
Beberapa Siswa Sorcerer terlihat tengah mencoba menggapai bendera berlambang Akademi Gilforda yang terletak di tengah bunga logam yang bersiap mencabik-cabik mereka jika mereka salah melangkah.
lalu apa fungsi dari siswa Potion yang sudah di pilih masuk kedalam hutan?Tentu mereka melakukan tugas mereka sebagai tim medis, meski itu terlihat. tidak perlu di butuhkan oleh Kelas Sorcerer.
Saat ini yang paling menonjol dalam pertempuran bertahan hidup itu adalah kelompok Sorcerer, sedangkan kelompok Potion? Mereka hanya diam seperti beban saat menghadapi tanaman hidup di hutan itu.
"Oh apakah kalian lihat itu? Bagaimana bisa tukang kebun takut dengan tanaman" ucap salah seorang dari kelas Sorcerer.
Cemoohan terus terdengar dari kelas Sorcerer yang melihat Kelas Potion yang tak bisa melakukan apa-apa.
"Mudblood!"
"Mudblood!"
"Mudblood!"
Suara itu menggelegar di seluruh stadion, sorakan yang mencemooh Kelas Potion membuat Erika dan teman-temannya menggerutu dalam hati.
Terlihat di layar salah seorang dari Kelas Sorcerer terluka, salah satu Siswa kelas Potion berlari untuk membantu anak itu dengan ramuannya.
"Lihat apa kalian masih berfikir jika siswa kelas kami tidak berguna!?" Teriak Kira yang emosi.
"Apa yang kau banggakan dengan ramuan yang bisa di temukan di toko obat di pasar sihir huh?" Salah satu Siswa Sorcerer kembali mencemooh.
"Setidaknya siswa seperti kalian tidak akan bisa membuatnya!!" Kesal Kira yang kini di tahan oleh kedua temannya agar tidak melayangkan tinjunya.
"Sudahlah Kira, jika kau menanggapinya mereka akan semakin menjadi nanti" ucapku menarik Kira untuk duduk kembali.
Kami kembali menyaksikan layar lebar, siswa yang tadi terluka kini bersih kembali, lukanya menghilang tanpa jejak, tanpa pikir panjang siswa itu mendorong siswa yang menolongnya untuk bergabung dalam pertarungan.
"Kau lihat itu Erika? Mereka sangat kasar!! Dasar tidak tahu malu!!" Kesal Kira saat salah satu temannya terjatuh di tanah akibat dorongan siswa Sorcerer.
Kericuhan kembali terjadi saat tiba-tiba sekelompok tanaman berlari mengejar kelompok siswa Potion,Tanaman yang disebut sebagai T-rose merupakan tanaman yang bentuknya menyerupai T-rex dan kepalanya seperti bunga mawar.
Tanaman itu mengejar dengan menyemburkan duri dari mulutnya, membuat siswa Potion berlarian untuk menyelamatkan diri.
"Lihat itu..." Ucap Etor yang menunjuk ke arah layar.
Seorang gadis dari kelompok Sorcerer berlari dengan cepat ke arah tumbuhan T-rose, gerakannya gesit dan lincah saat dia menghindari serangan dan terus maju kedepan.
Tongkat kayu yang ia ambil asal ia lapisi dengan energi sihir, saat setelah itu gadis itu dengan cepat menancapkannya pada titik lemah dari tumbuhan itu.
Semua orang berdecak kagum saat melihat kehebatan dan kelincahan gadis Sorcerer, yang berhasil menumbangkan dia ekor T-Rose.
"Padahal sedikit lagi mereka akan mendapat makanan hidup" ucap salah satu siswa Sorcerer yang sedikit kecewa dengan apa yang terjadi.
Permainan berakhir saat mereka berhasil keluar melalui Alat Teleportasi, siswa Sorcerer terlihat sangat girang menyaksikan kembalinya teman mereka.
Saat alat teleportasi kembali bersinar dan mengantarkan siswa Potion kembali, cemoohan kembali terdengar membuat seluruh kelas Potion tak terima dan membalas cemoohan mereka.
"Semuanya diam!" Suara itu membuat seluruh siswa diam dan fokus kembali ke layar monitor.
"Sepertinya kalian lupa, jika tujuan acara ini adalah untuk melatih kerjasama antar kelompok" ucap seorang wanita berjubah abu-abu.
Wanita ituu adalah salah satu profesor kelas Sorcerer di sebelahnya ada profesor Seti yang juga menjadi pengawas di dalam acara tersebut.
"Tapi yang terjadi saat ini...malah sebaliknya" lanjut wanita itu.
"Sungguh mengecewakan, para siswa yang harusnya bekerjasama malah saling mencemooh satu sama lain" kali ini Profesor Seti lah yang berbicara.
Setiap siswa menunduk mendengarkan, bagaikan anak nakal yang dimarahi ibunya, ratusan siswa itu menunduk untuk menyesali perbuatan mereka.
"selanjutnya kami harap kalian bisa saling bekerjasama agar hal ini tidak terjadi lagi" monitor yang melayang di udara itu tertutup menampilkan nama-nama yang siap di acak untuk masuk kedalam hutan gelap.
Roda itu berputar, seluruh siswa menatap roda itu dengan menerka-nerka nama siapakah yang akan terpilih, putaran roda mulai melambat saat tanda panah itu menunjuk ke arah salah satu siswa Sorcerer.
Alzer
Nama laki-laki itu terpilih membuat seluruh siswa Sorcerer di sana bersorak menyemangati. Sorak Sorai siswa Sorcerer memenuhi Stadion, mereka menyebutkan satu nama, memaksa laki-laki itu untuk turun ke lapangan, wajah sombong Alzer terukir saat dia mendengar alunan namanya di seluruh stadion.
Beberapa putaran di lakukan untuk memilih nama siswa Sorcerer yang akan turun untuk unjuk kekuatannya di hutan gelap, beberapa saat berlalu setelah seluruh siswa Sorcerer yang di panggil turun ke tengah lapangan, kali ini giliran Potion lah yang memilih siswanya.
Putaran demi putaran menghasilkan satu nama, sampailah ke putaran terakhir untuk memilih siswa Potion yang akan maju kedepan.
Roda pun diputar dengan kecepatan penuh, setiap siswa Potion berdoa dalam hati mereka saat roda semakin melambat, anak panah bersinar menunjuk satu nama dari puluhan siswa di sana, semua orang menatap ke arah sang pemilik nama.
"...Aku..."