Dewi Ular Seosen 3
Angkasa seorang pemuda yang sudah tak lagi muda karena usianya mencapai 40 tahun, tetapi belum juga menikah dan memiliki sikap yang sangat dingin sedingin salju.
Ia tidak pernah tertarik pada gadis manapun. Entah apa yang membuatnya menutup hati.
Lalu tiba-tiba ia bertemu dengan seorang gadis yang berusia 17 tahun yang dalam waktu singkat dapat membuat hati sang pemuda luluh dan mencairkan hatinya yang beku.
Siapakah gadis itu? Apakah mereka memiliki kisah masa lalu, dan apa rahasia diantara keduanya tentang garis keturunan mereka?
ikuti kisah selanjutnya.
Namun jangan lupa baca novel sebelumnya biar gak bingung yang berjudul 'Jerat Cinta Dewi Ular, dan juga Dunia Kita berbeda, serta berkaitan dengan Mirna...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiga Puluh Empat
"jika aku bisa melihat hal ghaib, lalu darimana aku mendapatkannya?" tanya sang gadis dengan bingung.
Ia juga merasa ada yang janggal pada dirinya selama ini. Dimana ia seperti tidak pernah memiliki rasa takut pada siapapun, dan bahkan saat bertemu dengan berbagai makhluk astral yang menyeramkan.
Dita baru saja menyadari hal itu sekarang, setelah sekian lama ia mengalami semua peristiwa itu.
Angkasa menoleh kearahnya. "Mungkin saja dari keturuanan nenek moyangmu,"
Seketika Dita mengingat sesuatu. jika Oma Endah Yulia, tidak mungkin, sebab ia wanita modern yang tidak bisa ia kaitkan dengan hal ini. Namun dari sang ibu? Tetapi wanita itu tampak biasa saja.
"Apakah nenek Dewi?" gumamnya lirih. Tatapannya nanar, mengingat peristiwa sepuluh tahun yang lalu, dimana ia tinggal bersama sang nenek yang memiliki wajah cantik rupawan, namun menghilang tanpa jejak setelah ia dibawa pergi oleh papanya.
Sang pria semakin meyakini jika gadis uang saat ini berada didekatnya bukanlah gadis biasa yang pada umumnya. Ia memiliki sisi lain yang tersembunyi sama sepertinya.
"Lalu mengapa bapak mengetahui hal itu? Apakah bapak juga memiliki kekuatan yang sama seperti saya?" tanyanya dengan rasa penasaran.
"Mungkin, oleh sebab itu kita dipertemukan, untuk saling melengkapi," sahutnya tanpa rasa bersalah.
Dewi Pandita memejamkan kedua hatinya sembari menahan nafasnya. Sepertinya sang Dekan benar-benar berniat untuk mengerjainya.
"Pak, saya ini masih kecil, sedangkan bapak sudah tua, masa iya bapak suka sama saya, kan banyak yang sebaya," kali ini Dewi Pandita mengungkapkan kekesalannya.
"Kan saya tidak pernah bilang kalau saya suka sama kamu," sahut Angkasa yang semakin membuat Dewi Pandita merah padam.
"Huh! Serah bapak sajalah!" sahutnya kesal.
Angkasa tersenyum geli setelah membuat sang gadis manyun.
Wuuuuusssh
Kembali sekelebatan bayangan melintas dibalik pepohonan, dan hal itu membuat Dewi Pandita mengedarkan pandangannya, lalu menatap sekitarnya.
Ia beranjak bangkit, lalu terlihat waspada pada sekitarnya.
Aroma pandan dan kabel terbakar menguar didekatnya.
Hingga dengan gerakan yang cepat ia menendangkan kakinya kebelakang, dan membuat sesuatu terpental kebelakang dengan suara pekik kesakitan.
"Aaaaarrr gggggrr...,"
Braaaak
Tubuh sesosok makhluk mengerikan terhempas pada sebatang pohon beringin yang tumbuh tinggi menjulang.
Angkasa beranjak bangkit, dan hanya memandanginya saja. Sepertinya ia ingin menjadi penonton untuk hari ini.
Lalu sosok tinggi besar dengan tubuh penuh bulu, mata merah menyala dan taring yang mencuat panjang.
"Bebaskan puteraku yang terkubur didalam goa!" ucapnya dengan penuh amarah. Ia berdiri dengan posisi siap menyerang.
"Isssh... Issss... Apalah kau setan? Kalau kau kuat kan tinggal bebasin sendiri, kenapa pula minta bantuan kita, dasar setan lemah!" ucap Dita dengan nada mencibir.
"Kau belum tau siapa aku! Dasar bocil!"
"Dan aku gak mau tau! Gak sempat buat kenalan sama setan sejelek kamu!"
Sosok menyeramkan itu semakin terbakar emosinya. Ia merasa dipermainkan oleh sang gadis. Lalu dengan geram ia kembali menyerang Dewi Pandita.
Tetapi gadis itu melawannya. Kali ini ia menarik bulu sang iblis hingga membuat sosok itu kesakitan, lalu memberikan sebuah tinju yang kewajahnya.
Sang iblis tak ingin menyerah, ia mencakar lengan sang gadis hingga menimbulkan luka cukup parah, dan...,
Craaaaas
Sebuah keris menghujam dadanya, dan membuat sang iblis kembali terpekik kesakitan, lalu dengan sebuah kilauan cahaya ungu membelitnya dan membuat ia menghilang dengan cepat.
Setelah sosok itu lenyap, Angkasa memeriksa luka dilengan sang gadis. Terlihat cukup dalam, disertai lebam kebiruan.
"Kau harus mendapatkan pengobatan." pria itu menatap.penuh penyesalan. Ia mengira sang gadis dapat menyelesaikannya seorang diri dengan sikapnya penuh percaya diri.
Sreeeeek
Sreeewwwk
Terdengar suara gemerisik dibalik semak. Angkasa menarik pergelangan tangan sang gadis. "Duduklah, aku akan mencari ramuan dihutan ini untuk mengobatimu."
Kali ini sang gadis hanya menurut saja, tak ada bantahan sedikitpun.
Setelah Dewi.Pandita duduk bersandar dengan kakinya yang berselonjor, Angkasa pergi meninggalkannya sejenak untuk mencari ramuan yang dibutuhkannya. Ia.membutuhkan daun bidara dan buahnya.
Pria melangkah pergi. Ia mencoba mengandalkan instingnya, dan berjalan menuju petunjuk yang berasal dari bisikan ghaib ditelinganya.
Saat Angkasa sudah menjauh, tiba-tiba saja Dewi Pandita merasakan kepalanya sangat sakit, hingga membuat pandangannya mengabur.
Dalam setengah sadar, ia melihat sesuatu datang menghampirinya.
Sosok itu semakin lama semakin mendekat, hingga pandangannya semakin mengabur saat rasa sakit itu terus menjalar keseluruh tubuhnya.
Sang gadis merasakan kepalanya sangat berat, lalu semua menggelap dan ia menutup matanya karena sudah tidak tahan lagi untuk menahan rasa sakit yang dialaminya.
Sesosok wanita cantik dengan tubuh setengah ular datang menghampirinya. Ia mendekati sang gadis yang tertidur lemah.
Ia mengangkat lengan sang gadis yang mengalami luka cukup parah, dan kemudian menyesap racun yang sedang menjalar didalam darah sang gadis.
Setelah beberapa saat kemudian, ia menyemburkannya kererumputan, dan tanpa sengaja mengenai kelabang yang sedang melintas diantara dedaunan kering.
Dalam hitungan detik, kelabang itu mati seketika.
Ia membelai rambut sang gadis, lalu menatapnya dengan sayu, dan penuh cinta kasih.
Ia merasa jika gadis itu sebentar lagi akan sembuh, jika Angkasa menemukan buah bidara tersebut, maka itu akan mempercepat pemulihannya.
Setelah merasa cukup aman untuk meninggalkannya, ia memutar tubuhnya, berniat hendak pergi.
Akan tetapi ia dikejutkan saat melihat Angkasa yang berdiri tak darinya, dan menatapnya dengan nanar.
Pria itu membawa ranting pohon bidara yang lengkap dengan daun dan juga buahnya.
Pandangan mereka beradu, penuh dengan tanda tanya yang begitu besar dihati pemuda.
"Tunggu, jangan pergi," cegah Angkasa dengan suaranya yang tercekat.
Ia.mencoba mengingat saat didalam goa malam tadi, dimana sosok itu yang menyelamatkannya, dan kini ia datang lagi, dalam wujud yang lain.
Angkasa berjalan menghampiri makhluk cantik dengan wujud yang tak biasa.
"Bolehkah saha tahu tentang hubunganmu dengan gadis itu?" tanyanya dengan sesopan mungkin.
Sosok Ular Siluman itu membuang pandangannya kearah lain.
"Dia cucuku, dan jangan pernah beritahu padanya jika ia adalah titisan Siluman Ular," ucapnya dengan lirih.
Angkasa tersentak kaget. Ternyata dugaannya bemar, jika gadis itu memiliki darah Siluman dari sang nenek buyutnya. Pantas saja hal itu membuat ia sangat berbeda.
"Aku mempercayakannya padamu, jagalah ia dengan baik, ia sedikit keras kepala, tetapi hatinya sangat lembut." sosok itu menatap sang gadis dengan penuh cinta.
Dada Angkasa bergemuruh, ia tidak begitu syok, sebab dirinya juga memiliki darah Siluman, tetapi bagaimana dengan gadis itu? Apakah ia mengetahuinya?
Apakah ia dapat menerima kenyataan tentang siapa.dirinya?
~Ada yang tau kenapa yang menutup pintu goa dihutan untuk Rey itu adalah Mirna? Bukan Adhisti atau Dewi Asri.
kedua orang tuanya langsung bertemu biar bisa langsung nikah trus tamat, soalnya kak Siti mau fokus ke begu ganjang 😙😙
aduhh knp g di jelasin sih kannksihan dita nya klo kek gtu ya kann
Dia itu klu gak salah yg tinggal di rumah kosong yg dekat dg rumah orang tua nya Satria yaa , kak ❓🤔