NovelToon NovelToon
Hubungan Terlarang Bersama Ayah Mertua

Hubungan Terlarang Bersama Ayah Mertua

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Beda Usia / Pelakor / Saling selingkuh / Bercocok tanam / Tamat
Popularitas:544.2k
Nilai: 5
Nama Author: Zhy-Chan

Perkenalkan namaku Tuti berusia 25 tahun, anak pertama dari dua bersaudara.

Aku sudah menikah satu tahun dan belum mempunyai anak. Suamiku, Mas Sugeng (26) dia anak tunggal. Sedangkan ayahnya, Bapak Hendra (46). Beliau pensiunan PNS, kebetulan beliau pensiun dini untuk membuka usaha di rumah nya. Ibu dari mas Sugeng, Ibu Ani (42) kesibukannya menjaga toko di rumah.

Sampai suatu ketika tingkah pak Hendra begitu aneh, tingkahnya jauh berbeda saat aku baru pertama kali tinggal di rumahnya. Akhir-akhir ini beliau selalu mendekatiku saat suamiku bekerja dan Ibu mertuaku sibuk menjaga tokonya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 11

Tak lama kemudian ayah datang, kemudian kami berempat kumpul di meja makan.

"Bu, katanya mas Sugeng di pindah tugas," kataku membuka percakapan.

"Di pindah tugas kemana?" tanya ibu mertuaku melihat ke arah suamiku.

"Ke luar kota, Bu," jawab suamiku dengan tegas.

"Loh, kok jauh," kata ibu mertuaku.

"Iya untuk sementara, Bu, pabrik baru di luar kota butuh seorang pengawas, Sugeng yang di pilih, Bu," ujar suamiku menjelaskan kepada ibu mertuaku.

"Berapa lama, Geng?" tanya ayah mertuaku.

"Tiga bulan, Yah," jawab suamiku melihat ke arah ayah.

"Lama ya, Mas," ujar ku lirih.

"Demi kesuksesan suamimu," kata ayah sambil memandangku penuh makna.

Sepertinya ayah mertuaku senang sekali mendengar kabar kalau suamiku akan ke luar kota selama tiga bulan.

"Aku ikut ya, Mas," pintaku kepada suamiku.

"Tidak usah, Nak, kamu lagi hamil, mending disini saja, ada ayah sama ibumu yang jaga kamu," ujar ayah melihat ke arahku dengan tatapan tajam.

"Iya kamu di sini saja Dik," ucap suamiku melihat ke arahku.

"Kamu harus jaga kesehatan kamu, Nak," timpal ibu mertuaku.

Mendengar mereka melarang ku ikut, aku hanya bisa diam tanpa kata.

"Kapan berangkat, Nak?" tanya ibu kepada suamiku.

"Besok lusa Bu," jawab suamiku tegas.

Perasaanku bercampur aduk, bagaimana jadinya jika suamiku tidak ada di rumah. Saat ada suamiku saja ayah mertuaku sudah berani menggauliku, bagaimana kalau suamiku tidak ada, entahlah aku pasrah saja dengan keadaan.

Setelah kami selesai makan malam, kemudian aku membereskan piring di meja makan. Ibu mertuaku kembali ke tokonya, sedangkan ayah kembali menonton televisi.

...🍄🍄🍄...

Pada malam harinya, sekitar pukul 21.00

Seperti biasanya, suamiku berpamitan kepadaku untuk nongkrong bersama teman-temannya.

"Dik, aku ke teman-teman dulu ya, sekalian aku mau pamitan sama teman-teman," kata suamiku.

"Jangan lama-lama ya, Mas," pintaku.

"Ok, siap, Dik" kata suamiku sembari pergi keluar rumah.

Setelah suamiku pergi, aku ke dapur untuk mencuci piring. Tiba-tiba ayah mertuaku memanggilku.

"Nak, Tut....." Ayah memanggilku yang masih beres-beres di dapur.

Aku pun datang menghampiri beliau yang saat itu duduk di depan televisi.

"Iya, Yah." Kata ku datang menghampirinya.

"Sini duduk," ucap ayah melihat ke arahku yang berdiri di hadapannya.

"Ada apa, Yah," jawabku sambil duduk di samping ayah.

"Kamu kenapa tadi minta ikut?" tanya ayah sembari menatapku.

"Tuti pengin ikut saja, Yah," jawabku singkat.

"Kamu tidak suka kita lebih bebas dari sebelumnya?" tanya ayah padaku.

"Bebas bagaimana, Yah?" ucapku bingung.

"Kalau suamimu di luar kota, kita kan lebih bebas berduaan," ujar ayah menatap wajahku.

"Oh, iya terus, Yah?" tanyaku sambil aku lihat wajah ayah.

"Loh, kok terus, apa kamu sudah bosan sama ayah, apa kamu sudah tidak sayang lagi sama ayah?" tanya ayah dengan tatapan tajam.

"Bukan begitu, Yah, Tuti pingin suasana baru, pingin tau suasana kota besar, Yah," jawabku.

"Oh, masalah itu gampang, nanti kita bisa main-main ke sana, bagaimana?" tanya ayah sambil tersenyum manja kepadaku.

"Iya terserah, Ayah," ucapku pasrah.

"Tapi kamu tidak bosan kan sama ayah?" tanya ayah sambil memegang tanganku.

Aku menganggukkan kepalaku.

"Masih sayang?" tanya ayah lagi.

"Masih, Yah," jawabku dengan tegas.

"Bagaimana kalau kita sekarang ke kamar," pinta ayah seraya senyum menggoda.

1
Isranjono Jono
sepertinya mertua sama menantu suami sama ipar ibu mertua sama gojek aduuuuuuh puyeng aku 😁😁
Jamayah Tambi
Klubini benar2 terjadi,sungguh jijik.Loya tekak bila bapak mertua setan merayu menantu iblis/Facepalm//Facepalm//Grin//Tongue//Awkward//Hey/
Jamayah Tambi
Patut pun kena cerai.Bukan dgn ayah mu saja.Tp juga Mas Dika, tetanggamu
Jamayah Tambi
Jangan percaya.Cetaikan perempuan durjana tu.Tak cukup satu burung.Semua dia nak.
Jamayah Tambi
Kau ni memang mengundang nafsu.Berbaring depan tv.sambil nonton dramkor.
Jamayah Tambi
Hentam saja Bu Rani.Perempuan ituvtidak bisa menolak ajakan suami
Jamayah Tambi
Bapak mettua setan ni bila nak mampus.Nafsu mcm kuda.Apa salahnya menikah lain daripada mencucuk lubang menantu.Sakit hsti aku.
Jamayah Tambi
Tak faham la si Tuti ni.Gila apa.
Jamayah Tambi
Korang hal dalam kain pun nak cerita kat orang.Nabi kata hal hubungan intim suami isteri jgn diceritakan ke orang lain..../Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Jamayah Tambi
Marah.Usteri mu lagi teruk Sugeng.
Jamayah Tambi
Gila.Bayangkan kalau anda mati dlm keadaan berzina
Jamayah Tambi
Memang kamu hina.Tak cukup didikan.Mau yg sedap2 saja
Jamayah Tambi
Tuti kamu bpleh elak kalau tidak mau berjumpa bapak mertuamu yg setan itu.Ini kamu pulak yg lebih..Klu ajak ketemu, ya jgn mau
Jamayah Tambi
Tak rasa bersalah ke kau Tuti.Perempuan gatal.Apa saja burung masuk lubang mu
Jamayah Tambi
Jangan memanjakan suami dgn memberi harta dan uang berjuta.Dia akan jd egois keranavtau kita sayang padanya.Biarkan suami usaha dgn titik peluhnya sendiri
Jamayah Tambi
Salah rumah Bu Rani curat
Jamayah Tambi
Nanti Icha cerita sama papa ya bagaimana kakek n mamamu
Jamayah Tambi
Tau takut bini/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Jamayah Tambi
Ada apa.Mesti jiran2 dah bising tentang hubungannya dengan Dika
Jamayah Tambi
Kalau tendang saja burung orang tua tu biar mati pucuk terus/Grin//Grin//Grin/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!