Takdir Cinta Kinan
Di dunia ini, wanita mana yang tidak ingin menikah apalagi diusia sudah matang dan siap untuk membangun bahtera rumah tangga bersama dengan orang terkasih. Semua wanita pasti menginginkan sebuah pernikahan impian yang amat sangat didambakan layaknya pernikahan bak negeri dongeng atau konsep-konsep pernikahan ala twilight serta jenis tema pernikahan lainnya.
Seperti yang diinginkan seorang wanita bernama Kinan. Gadis sederhana yang pandai dan pintar ini sudah cukup usia untuk menikah. Apalagi, Kinan punya pasangan yang setia menemani dan mendampingi aktivitasnya sehari-hari. Membangun sebuah keluarga lalu memiliki keturunan akan menjadi impian setiap pasangan terutama bagi wanita.
Kinan Vimala, wanita berusia 28 tahun itu ingin segera menikah dengan Andra, kekasih yang dipacarinya selama kurang lebih 8 tahun lamanya. Masalahnya, di tahun ke-8 hubungan keduanya, Kinan tak kunjung juga dilamar oleh Andra. Padahal, pacarnya itu punya pekerjaan cukup mapan dan pastinya sudah siap juga untuk menikah. Andra bekerja sebagai manajer salah satu cabang perusahaan terbesar di kota ini. Sedangkan Kinan sendiri, bekerja disebuah butik milik sahabatnya, Riri. Secara materi, tak ada masalah diantara Kinan dan pria yang bernama lengkap Deandra Wijaya.
Seluruh teman-teman dekat Kinan sudah menikah, kecuali dirinya dan Riri. Kalau Riri, ia adalah wanita yang terlalu pilih-pilih pasangan dan belum ada keinginan untuk berkeluarga. Hal itu wajar, karena Riri punya postur tubuh langsing ideal dan lumayan sangat cantik. Ia juga kerap kali jadi rebutan banyak pria.
Berbeda dengan Kinan, walau ia sudah punya Andra, dan selama 8 tahun terakhir hubungan mereka baik-baik saja. Kinan tak kunjung menikah hingga detik ini. Kinan mulai sedikit minder karena ia memiliki postur tubuh agak gemuk dan wajah pas-pasan.
Namun selama ini, Andra tak pernah berkomentar atau protes dengan penampilan Kinan. Mereka berdua sudah saling jatuh cinta saat sama-sama duduk di bangku kuliah. Jadi, Kinan merasa kalau Andra sangat mencintai dirinya apa adanya, bukan ada apanya. Bahkan gadis gendut itu merasa sangat beruntung memiliki pasangan nggak neko-neko seperti Andra. Ditambah lagi, Andra punya paras tampan, loyal, dan tak suka menuntut ini itu dari Kinan. Mereka bahkan jarang sekali bertengkar dan bisa dibilang tidak pernah.
"Hari ini kau ada janji makan malam dengan Andra?" tanya Riri membuyarkan lamunan Kinan.
"Iya," jawab Kinan lirih tanpa semangat. Namun, ia berusaha tersenyum dihadapan sahabatnya. Kebetulan, butik sedang sepi karena sebentar lagi mereka akan bersiap pulang.
"Kalian sudah pacaran cukup lama, kenapa tidak menikah? Hubunganmu kayak digantung saja, nggak ada kemajuan sama sekali. Putus nggak, masa depan hubungan kalian seperti apa juga tak tentu arah." entah kenapa, tiba-tiba Riri berkomentar pedas seperti itu pada hubungan Kinan dan Andra, padahal sebelumnya Riri tidak pernah berkomentar aneh-aneh.
Memang sih, banyak yang iri dengan Kinan karena ia memiliki pasangan sempurna seperti Andra. Dan selama ini, Kinan biasa saja menghadapi cibiran orang-orang akan penampilannya, karena ia percaya Andra hanya mencintainya seorang, tak peduli seperti apa kondisi tubuh Kinan sekarang. Namun, orang-orang juga sering mempertanyakan kejelasan hubungan mereka termasuk keluarga Kinan sendiri. Kalau sudah seperti itu, Kinan tak bisa menjawab apa-apa.
"Tumben kamu bilang gitu?" Kinan balik bertanya. Ekspresinya tampak biasa saja.
"Ya karena semua teman-teman kita nunggu undangan kamu sama Andra. Aku males juga jawabnya karena mereka nggak berani tanya ke kamu langsung."
"Kamu sendiri kapan nikah?"
"Kok malah tanya aku? Aku ini tanya kamu. Yang kita bahas sekarang itu kamu dan Andra, bukan aku. Kalau aku mau ... besok aku juga bisa menikah. Yang ngantri di belakang buat pendamping hidupku juga banyak, tinggal pilih. Lah kalau kamu, sama sekali nggak ada kepastian. Kalau nggak cocok ya pisah aja, cari yang lain. Berat bener sama Andra. Kayak nggak ada cowok lain aja selain Andra. Kalau aku jadi kamu, mending cari yang pasti-pasti aja, daripada digantung kayak jemuran!" nada suara Riri terdengar kesal.
"Nggak ada yang mau sama cewek gendut sepertiku selain Andra, Ri. Kau kan tahu sendiri, Andra dan aku saling mencintai," tukas Kinan percaya pada cintanya dan cinta Andra.
"Itu kan dulu? Bisa jadi cinta itu sudah berubah, kan?"
"Apa maksudmu?" tanya Kinan mulai bingung dengan ucapan sahabatnya seolah cinta Andra padanya sudah berubah.
"Manusia aja bisa berubah seiring dengan berjalannya waktu, Nan. Apalagi perasaan cinta. Nggak sedikit pasangan yang putus atau kawin cerai, menurut kamu kenapa? Padahal sebelumnya mereka sok yakin banget kalau saling cinta, seperti yang kamu bilang barusan," ujar Riri sedikit emosi.
Entah Riri kesal karena apa, Kinan juga tidak tahu. Namun, Kinan merasa ucapan Riri memang ada benarnya. Mungkinkah Andra sudah tak lagi mencintainya seperti dulu? Karena itukah ia tak kunjung melamar Kinan hingga sekarang?
Hati gadis berbadan besar itu jadi ketar ketir setiap kali ditanya 'kapan menikah?' Kinan sungguh tidak tahu harus jawab apa karena selama ini, Andra tak pernah menyinggung soal pernikahan. Kekasihnya itu juga tak sibuk-sibuk amat. Harusnya masalah ini sudah jadi topik utama mereka untuk menentukan mau dibawa kemana hubungan keduanya.
"Mungkin kami akan membahasnya malam ini." itulah kata terakhir yang Kinan ucapkan pada Riri sebelum akhirnya ia bertemu dengan Andra disebuah kafe tempat biasa mereka janjian untuk kencan.
***
Kinan datang lebih dulu dari waktu yang dijanjikan. Ia melihat sekeliling orang-orang yang duduk saling berhadapan dan berpasang-pasangan. Sungguh pemandangan indah yang bikin iri para jones. Termasuk Kinan sehingga membuat gadis gemuk itu tersenyum kecut. Para muda mudi itu terlihat asyik ngobrol seolah menikmati momen kencan mereka dengan pasangan masing-masing. So sweet banget.
Hal itu mengingatkan Kinan akan dirinya dan Andra 8 tahun silam. Mereka berdua juga pernah menikmati momen romantis seperti para pasangan yang ada di kafe ini. Itu terjadi saat tubuh Kinan masih ideal, tak segendut sekarang. Sayangnya, karena berbagai hal, berat badan Kinan semakin lama semakin bertambah hingga jadilah sebesar ini. Seluruh lemak bergelandot di mana-mana. Berbagai macam cara sudah Kinan lakukan untuk menguruskan badan, tapi bukannya langsing malah berakhir masuk rumah sakit.
Sejak saat itu, Kinan bodo amat dengan kelebihan berat badan yang ia punya dan Andra juga tak pernah berkomentar apa-apa. Hanya saja, waktu kebersamaan mereka jadi semakin berkurang karena Andra lebih memfokuskan diri bekerja dan bekerja. Kinan sendiri tak banyak menuntut karena ia ingin Andra tetap nyaman dengannya.
"Kau sudah lama menungguku, Sayang?" tanya Andra yang tiba-tiba saja datang dan langsung duduk dihadapan Kinan.
"Baru saja," jawab Kinan sambil tersenyum. Ia mendapat kecupan dikeningnya. Itu adalah kebiasaan yang sering Andra lakukan saat bertemu dengan Kinan.
"Kau sudah pesan makanan?" tanya Andra lagi.
"Belum. Ndra ... ada hal penting yang sangat ingin aku bicarakan." Kinan memberanikan diri mengungkapkan isi hatinya yang sudah ia pendam selama ini termasuk soal masa depan hubungannya dengan Andra.
"Ehm, ada apa? Kau butuh sesuatu?" tanyanya.
"Tidak, aku hanya ... ingin tahu ... apa ... sebaiknya ... kita menikah saja?" tanya Kinan gugup dan grogi.
Seketika keringat dingin membasahi kedua tangan dan kaki Kinan saking gugupnya. Bagaimana tidak? Harusnya Andralah yang mengatakan kalimat ini, tapi Kinan malah mengutarakannya lebih dulu dan terkesan seolah dirinyalah yang melamar Andra.
Cewek, ngelamar cowok duluan, gila nggak sih? jerit Kinan dalam hati. Sebenarnya, ia menyesal mengatakan kalimat itu, tapi mau bagaimana lagi? Hubungan mereka harus ada kemajuan. Kalau Andra tidak ingin memulai, maka tidak ada salahnya jika Kinanlah yang curi start lebih dulu.
Andra tertegun, untuk sesaat ia tak bereaksi seolah terkejut juga dengan kata-kata Kinan yang tiba-tiba saja mengajaknya menikah. Ia menggaruk-garuk keningnya yang tidak gatal dan jadi salah tingkah sendiri.
"Kau yakin dengan apa yang kau katakan barusan?" tanya Andra penuh makna.
Kalau cowok lain, pasti bakal senang dan langsung memeluk wanita yang mengajaknya menikah, tapi tidak dengan Andra yang seolah berpikir ulang apakah ia benar-benar akan menikahi Kinan atau tidak. Padahal mereka sudah lama menjalin hubungan. Delapan tahun bukanlah waktu sebentar. Mereka berdua pasti hafal betul seperti apa kepribadian mereka masing-masing, baik diluar maupun di dalam.
"Kenapa nggak? Kita sudah pacaran hampir satu dekade? Apa itu masih belum cukup? Dulu, kau bilang hanya aku yang akan menjadi istrimu, apa itu sudah berubah?" tanya Kinan mulai teringat kata-kata Riri bahwa perasaan seseorang pasti bisa berubah.
Andra tak langsung menjawab ucapan kekasihnya. Ia hanya menghembuskan napas panjang sambil melihat ke segala arah.
"Usia kita sudah cukup matang untuk menikah Ndra," lanjut Kinan. "Tunggu apalagi? Keluargaku juga sudah mendesakmu untuk segera menikahiku, kan? Selama ini, aku terus berusaha meyakinkan mereka untuk menunggu waktu yang tepat bagi kita berdua memikirkan pernikahan, dan aku rasa ... inilah saatnya." Kinan memegang kedua tangan pria tampan yang duduk bersandar di kursinya.
Kinan ingin sekali menjadi istri Andra. Sebab, mereka berdua juga sudah melalui banyak hal bersama sampai akhirnya Andra bisa jadi sesukses sekarang.
"Ya sudah, ayo ke rumah dan kita bicarakan ini dengan keluargaku serta keluargamu. Biar mereka yang menentukan tanggal pernikahan kita," jawab Andra tanpa ekspresi.
"Sungguh?" tanya Kinan tidak percaya. Ia tidak menyangka, Andra langsung menyetujui ajakannya menikah. Ini bagai mimpi disiang bolong bagi Kinan.
"Kau ingin aku berubah pikiran?" tanyanya.
"Nggak sih, aku nggak nyangka aja kamu langsung setuju ... kalau tahu begini, harusnya sudah dari dulu aku mengutarakan semua ini padamu. Aku takut kau marah tadi," ujar Kinan sampai matanya berkaca-kaca saking bahagianya. Akhirnya ia bisa menikah juga dengan orang yang ia cinta.
Meski Andra terkesan cuek, jawaban pria itu tetap membuat Kinan langsung tersenyum bahagia. Ia bahkan sampai berdiri dan melompat-lompat girang. Gadis itu ingin memeluk Andra tapi kekasihnya itu menolak dengan alasan malu dilihat orang. Mereka berdua memutuskan untuk meninggalkan kafe dan pulang ke rumah membicarakan pernikahan keduanya.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
IndraAsya
jejak 🐾
2023-06-28
0
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu, searchnya pakek tanda kurung biar gak melenceng yaa
2023-01-15
0
Nia Wati
nyimak dlu
2022-07-14
0