Kehidupan Weni semakin memburuk semenjak dia menikah dengan Aldi Wijaya. Weni mengira dia akan bahagia dengan pernikahan nya dengan Aldi, tetapi semua nya salah.
Hingga Weni memutuskan untuk pergi karena sudah lelah dengan semua nya.
"Maaf aku menyerah, dan aku akan pergi sesuai keinginan kamu"
Weni Widjadja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bercerita
Weni pulang dari kampus sudah hampir jam 10 malam.
Di ruang tamu Ayah dan Bunda nya sedang menunggu kedatangannya.
"Ya ampun, Nak. Ayo makan malam dulu" ajak Bunda Kirana dengan cepat.
Weni menganggukan kepala dengan tersenyum kecil.
Dia sangat bahagia dengan sang Bunda yang selalu saja perhatian pada nya.
"Ahhh Bunda" manja Weni dengan memeluk tubuh Bunda nya yang sedang memyiapkan makanan.
"Kamu ini selalu saja manja seperti dulu" kekeh Bunda dengan mencubit gemas pipi Weni.
"Tak apa Bunda, aku akan tetap anak kecil Ayah dan Bunda jika sedang begini, beda hal nya lagi jika sedang di luar" balas Weni dengan senyuman yang terkekeh.
Lalu Weni makan malam terlebih dulu, ia akan menghabiskan waktu yang singkat dengan kedua orangtua nya.
Karena lusa Ayah dan Bunda nya akan kembali lagi ke tanah air.
"Bunda dan Ayah istirahat saja, besok kita akan pergi dan kalian harus menceritakan sesuatu padaku" ucap Weni dengan tegas.
"Baik Tuan Putri" balas Ayah dengan setengah meledek.
"Ishhhhh Ayahhhhhhh" pekik Weni dengan kesal.
"Ayah dan Putri kalau sudah dekat ya bakalan pecah gendang telinga Bunda" ucap Bunda berlalu dari sana.
Weni dan Ayah nya langsung mendengus kesal pada sang Bunda.
Setelah itu, Ayah langsung mengecup pucuk kepala Weni dan berlalu mengikuti sang istri.
Weni menatap Ayah dan Bunda nya dengan wajah bahagia, terharu dan tersenyum.
"Semoga kalian selalu sehat dan terus seperti ini, suatu hari nanti jika aku berkesempatan untuk menikah kembali, aku ingin lelaki itu seperti Ayah" gumam Weni dengan meneteskan air mata.
Lalu ia menyeka air mata nya dan kembali makan dengan lahap.
Setelah selesai, ia langsung masuk ke kamar nya dan langsung istirahat.
***
Sedangkan di mansion yang sangat mewah, Tuan muda sedang berbincang dengan ke dua Orang tua nya.
"Nak, kapan kamu akan memperkenalkan seorang wanita pada kami?" tanya Mommy nya dengan kesal.
"Sebentar lagi, Mommy tenang saja dan Mommy serta Daddy pasti akan menyukai nya" jawab Tuan Muda dengan tegas dan tersenyum tipis.
Mommy dan Daddy nya melongo tak percaya dengan apa yang dia dengar dan lihat.
Hingga Asisten sang Putra datang dengan membawa map.
"Maaf Tuan Muda, ini data tentang gadis itu" ucap sang Asisten sopan.
"Sinikan, Mom mau melihat nya" ucap Mommy nya dengan antusias.
Tuan muda hanya menganggukan kepala saja dan menyuruh Asistennya memberikan pada Mommy nya.
"Apa ini benar-benar akurat?" tanya Mommy setelah membaca data tersebut.
"Iyaa Nyonya Besar, bahkan dia masih ehemm meski sudah janda" jawab Asistennya dengan menundukan kepala.
"Aku tahu, lelaki bodoh mana yang sudah membuang nya" ucap sang Nyonya dengan kesal.
"Mana lihat" ucap Daddy nya.
Daddy nya melihat dan membaca dengan seksama, ia mengerutkan dahi saat melihat nama Ayah dan Bunda nya.
"Ada apa, Ayah?" tanya sang Putra.
"Aku seperti tidak asing dengan nama ke dua Orangtua nya" jawab sang Daddy.
"Apa kamu ada poto ke dua Orangtua nya?" tanya Daddy pada Asisten Anak nya.
"Di halaman terakhir, Tuan Besar" jawab Asisten
Daddy langsung saja melihat nya, dan ia menatap dengan berkaca-kaca.
"Ada apa, Mas?" tanya sang Istri khawatir.
"Iyaa Dadd, ada apa?" timpal Sang Putra
"Dia dia adalah Cokro Widjadja dan Kirana Putri Widjadja, Mom" jawab sang Suami dengan menunjukan poto tersebut.
Mommy langsung saja merebut nya dan melihat poto tersebut, setelah itu ia juga langsung menangis.
"Dadd, kita kita menemukan mereka" ucap Mommy dengan terharu dan tangis yang pecah.
Putra dan Asistennya menatap dengan wajah bingung nya.
"Anggara Tamara" panggil Daddy dengan tersenyum.
"Iyaa , Dadd" jawab Gara ,
Tuan Muda TR tersebut adalah ANGGARA TAMARA, Putra semata wayang Paris Tamara dan Yunita Tamara.
"Dia orang yang kita cari selama ini, dia orang Daddy ceritakan padamu" ucap Paris dengan antusias.
"Maksud Daddy?" tanya Gara bingung.
Lalu Mommy dan Daddy Gara duduk dengan tenang dan baik, mereka akan bercerita yang sudah terjadi beberapa tahun silam.
"Dulu Mommy dan Daddy hanyalah orang biasa bahkan bisa di bilang orang miskin.
Kami hidup di gubuk yang sangat kecil dan bahkan hampir rubuh, saat itu Mommy sedang mengandung mu dan bahkan sebentar lagi akan melahirkan.
Saat itu, malam sudah larut bahkan hujan sangat deras, Mommy mu akan melahirkan dan Daddy sama sekali tidak punya uang sepeserpun.
Daddy bingung, kalut, Daddy memutuskan untuk mencari bantuan dan pinjaman.
Tetapi di tengah jalan Daddy melihat ada seseorang yang dalam bahaya, entah keberanian dari mana Daddy pun membantu orang tersebut.
Kamu tahu siapa orang itu?"
Jeda Paris dengan menghela nafas dalam lalu ia hembuskan perlahan.
"Dia adalah Tuan Cokro Widjadja, Kirana Widjadja dan Qiqi Widjadja. Mereka akan ke Rumah sakit karena Istri dari Cokro yaitu Kirana sedang pingsan.
Tetapi, musuh Cokro menyerang nya dan bahkan hampir saja menculik Nyonya Kirana.
Saat itu, Daddy langsung menyelematkan Nyonya Kirana dan membawa nya bersembunyi, hingga suasana sudah mulai aman dan Tuan Cokro mencari Istri nya.
Daddy langsung saja memberitahu nya dan mereka sangat berterimakasih.
Hingga Daddy baru teringat bahwa Mommy mu sedang kesakitan di Rumah"
Mommy memegang tangan Suami nya dengan penuh air mata.
Gara menatap nya dengan bingung.
"Singkat cerita, Tuan Cokro pun membantu kami hingga Mommy dan kamu selamat.
Saat itu, Mommy dan Daddy berjanji akan mengabdi pada keluarga itu.
Tuan dan Nyonya Cokro pun menjenguk Mommy mu, dan mereka memberikan Daddy pekerjaan, tempat tinggal dan uang yang sangat banyak.
Mereka mengatakan bahwa itu adalah bentuk terimakasih dan kado dari mereka untuk Daddy.
Hingga Nyonya Kirana mengatakan "Suatu saat, Putra mu itu akan menjaga Putri ku dan mencintai nya dengan tulus. Tolong jaga dia dengan baik" itulah kata-kata yang selalu Daddy dan Mommy ingat.
Hingga hari naas itu terjadi, terdengar berita bahwa keluarga Widjadja sudah lenyap malam itu karena di bantai musuh nya" ucap sang Daddy dengan wajah yang sudah memerah.
"Daddy dan Mommy langsung saja pergi meninggalkan Negara I, dan kami memutuskan tinggal disini dan membuka usaha dengan susah payah.
Daddy dan Mommy terus berusaha hingga akhir nya kami bisa seperti ini sekarang berkat mereka" lanjut Daddy kembali.
"Mommy dan Daddy juga pernah mencari mereka kemana-mana , bahkan kemarin anak buah Daddy sempat bertemu dengan mereka tetapi saat di telusuri kembali ternyata bukan" lanjut Mommy dengan sendu.
"Dan sekarang, Daddy sangat bahagia karena sebenarnya mereka masih hidup" ucap Daddy dengan binar kebahagian.
"Emmm maaf , Tuan Besar" ucap Asisten Gara menyela.
"Ya ada apa, Rega?" tanya Paris
"Lusa mereka akan pergi ke Negara I, disini mereka hanya mengunjungi Putri nya saja" jawab Rega dengan sopan.
"Apaaa?" kaget Mommy dengan teriak.
"Dadd, besok kita harus bertemu dengan mereka" ucap sang Istri dengan tegas.
"Iyaaa ayo, Mom , Dadd" ucap Gara dengan semangat.
Mommy dan Daddy langsung memicingkan mata nya dengan tajam pada Sang Putra.
.
.
.
yg gak baik itu bram sama Weni dan keluarga nya
kalo orang jahat pasti saling mendukung sesama penjahat