NovelToon NovelToon
Menjadi Selingkuhan Suamiku

Menjadi Selingkuhan Suamiku

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Petualangan / Tamat
Popularitas:11.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Andreane

18+
Ikatan yang terjalin karena sebuah fitnah, membuat Karenina terpenjara oleh cintanya, hingga ia memutuskan untuk menjadi selingkuhan suaminya sendiri.

Penyamaran yang begitu apik, dan sempurna, sehingga sang suami tidak menyadari kalau ternyata, wanita lain dalam rumah tangganya adalah istri sahnya.


"Kau yang mengurus segala keperluanku, dan saat kau memutuskan untuk pergi, ada ketidak relaan dalam hatiku, namun aku tak bisa mencegahmu.
Hidupku kacau tanpamu, rapuh porak poranda" DANU ABRAHAM BUANA


"Anna Uhibbuka Fillah Lillah..., itu sebabnya aku menjadi orang bodoh, bertahan hampir dua tahun untuk mengabdikan diriku pada suami yang tidak pernah membalas cintaku" KARENINA LARASATI ARIFIN

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andreane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 23

Hari yang masih gelap, dengan hawa yang begitu dingin menyelimuti tubuh, membuat orang malas untuk bangun dari tidurnya. Seperti Danu yang masih betah berada di bawah selimut. Sudah lebih dari 2 minggu ponsel Nesa tidak bisa di hubungi, Nina pun pergi meninggalkannya.

Danu berfikir bahwa ini adalah sebuah karma untuknya.

Samar-samar terdengar suara adzan subuh, Danu memaksakan diri untuk berwudhu dan melaksanakan sholat.

Ia memohon ampunan dalam Do'anya.

Entah kenapa semenjak kepergian Nina, Danu merasa hampa. Tidak ada lagi suara wajan dan sutil yang saling beradu di dalam dapur, tidak ada seseorang yang menemani dan melayaninya makan. Wanita yang selalu memunguti pakaian kotornya, membersihkan kamarnya, mencuci dan menyetrika setelan kantornya, saat ini entah berada di mana.

Beberapa hari yang lalu, Danu mendatangi rumah mertuanya dan meminta maaf pada mereka. Tidak ada amarah diwajah orang tuanya, Nina benar-benar menutup rapat aib suami di depan keluarganya.

Penyesalan terbesar dalam dirinya adalah menghianati Nina dengan seorang gadis bernama Nesa, yang saat ini gadis itu entah ada di mana.

Sesaat sebelum menghilangnya Nesa, Danu sempat mengatakan bahwa dia akan kehilangan hartanya karena memilih hidup dengannya. Tetapi faktanya, Nesa tidak bisa menerima kemiskinan Danu. Danu berfikir bahwa Nesa hanya mengincar hartanya.

Usai sholat, Danu beranjak menuju dapur berniat mengambil air minum, bukan untuk mengusir rasa kering di tenggorokan, tapi juga untuk mengusir setiap bayangan dari Nina dan Nesa yang terus menari dengan lincah di pikirannya.

Dengan membawa satu botol air mineral, dan berbagai makanan ringan, dia kembali mengayunkan kaki menuju kamar Nina. Semenjak kepergian istrinya, Danu selalu tidur di kamar sang istri.

Saat baru saja tiba di kamar, Danu mendapati ponselnya terus bergetar di atas nakas.

Rio calling....

Segera Danu menggeser tombol berwarna hijau.

"Ada apa Ri?" tanyanya di balik telfon.

"Hari ini ada meeting di hotel Pancasan, kamu tidak lupa kan?"

"Tidak" jawab Danu seraya mengunyah biskuit. "aku akan datang sebelum waktunya"

"Setelah di iyakan oleh Rio, Sambungan pun terputus.

Danu melihat jam di atas nakas waktu menunjukan pukul enam pagi. Ia segera beranjak kamar mandi, mengguyur tubuhnya dengan air hangat.

Sebelum pergi ke tempat meeting, yang sudah di janjikan untuk bertemu para investor. Danu menghampiri mang Tomo yang selalu siaga dalam menjaga rumahnya, ia akan meminta istri mang Tomo untuk bekerja di rumahnya.

"Mang, bagaimana?" apa istrinya setuju untuk bekerja di sini?" tanya Danu to the point.

"Setuju si pak, tapi..." mang Tomo menggantung ucapannya, membuat Danu mengerutkan kening.

"Tapi kenapa mang?" tanya Danu penasaran.

"Apa boleh membawa anak kami yang berusia enam tahun, soalnya, dia tidak ada yang jaga"

"Soal itu, di bawa saja ke sini mang, tidak apa-apa, nanti bisa menempati bangunan kecil di samping rumah yang biasa di pakai mang Tomo untuk istirahat, di sana kan ada dua kamar dan satu kamar mandi"

"Siap pak, kalau begitu kapan kira-kira istri saya bisa bekerja?"

"Secepatnya saja mang?" jawab Danu.

"Baik pak"

Setelah berpamitan pada penjaga rumahnya, Danu segera memasuki mobil, dan mengendarainya hingga sampai di tempat tujuan.

Sudah ada Rio dan beberapa pria berdasi yang menunggunya. Danu sedikit berlari menghampiri meja berisi sekitar 5 orang, lalu menjabat tangan mereka satu persatu.

Meeting pun di mulai dari Rio yang menjelaskan tentang alat-alat kesehatan berdasarkan jenis, fungsi, dan kegunaan.

"Selain itu pak, beberapa peralatan kesehatan dari kami, itu memiliki peranan dan fitur khusus, sehingga membuat proses pengobatan pasien dapat berjalan dengan baik dan maksimal. Peralatan kesehatan tersebut di antaranya seperti endoscopy, CT scan, Colonoscopy, defribilator, dan masih banyak yang lainya" Terang Danu panjang lebar seraya memperlihatkan beberapa gambar pada laptopnya.

"Semua penjelasan lengkapnya, sudah ada di proposal yang kami kirim beberapa waktu lalu, hampir seluruh rumah sakit di Asia Tenggara sudah memakai peralatan kesehatan yang kami produksi, ini sangat menguntungkan untuk para investor" lanjut Rio mantap.

Para Investor mengangguk tanda mengerti. Beberapa dokumen pun sudah di setujui dan di tandatangani.

Sangat mudah bagi Danu untuk mengembangkan bisnisnya karena memiliki Networking yang luas, serta inovasi sesuai kemajuan zaman.

"Good job bos" Ucap Rio pada Danu saat mereka sudah sampai di kantor dan sekarang berada di ruangan Danu.

Tampak Danu sedang melamun, satu tangannya ia daratkan pada sandaran tangan di kursinya, dan tangan lainnya memainkan sebuah balpoint.

Panggilan Rio bahkan tidak mampu membuyarkan lamunannya. Rio Meremas selembar kertas kecil lalu ia lemparkan ke arah bosnya.

Danu berjengit "Ada apa? tanyanya dengan melempar sorotan mata tajam

Rio menggelengkan kepala "Apa yang kamu pikirkan? Nesa, atau Nina?"

Alih-alih menjawab, Danu justru meraih selembar photo dari dalam laci meja lalu menyerahkannya pada Rio, photo yang menampakan wajah cantik wanita dengan rambut keriting yang menggantung.

Rio mengulurkan tangan meraih photo itu dari tangan Danu. Dia mengerutkan dahi setelah melihat wanita di balik photo.

"Kok sekilas mirip Nina ya?" gumam Rio sambil terus memperhatikan lekat-lekat klise foto.

Danu tersenyum sinis "Dia Nesa, jauh sekali dengan Nina. Nina selalu tertutup, sedangkan dia, fashionable, selalu up to date dalam berpakaian, dan cenderung memamerkan auratnya"

Danu masih belum menyadari jika foto itu adalah Nina. Mungkin jika dia tahu, dia tidak akan memperlihatkan foto Nina dengan pakaian kurang bahan pada Rio.

"Apa yang harus ku lakukan dengan photo Nesa?" tanya Rio.

"Bayar beberapa orang untuk mencarinya?"

Rio Mendesah heran "Kamu mau mencarinya, yang jelas-jelas hanya memandangmu dari harta?" Ia menggelengkan kepala untuk yang je sekian kali "Lebih baik kamu cari Nina, dan minta maaf padanya"

"Aku ingin membuat perhitungan padanya, dia sudah mempermainkanku?" sahut Danu sarkas "Aku sangat penasaran kenapa dia tiba-tiba menghilang dan meninggalkanku"

"Baiklah akan aku urus" Balas Rio "Tapi bagaimana dengan perceraianmu dengan Nina?"

"Aku tidak akan menceraikannya sebelum meminta maaf padanya, dan kamu tahu sendiri kan, kalau papa mamaku tidak setuju jika aku berpisah dengannya, selain itu, hidupku sangat kacau tanpa Nina"

"Sekacau itu?, kenapa?"

"Dia yang mengurus segalanya tentangku, rumahku, dan kebutuhanku" akunya jujur.

"Apa dia mau kembali padamu?"

Danu menggelengkan kepala pelan "Aku tidak yakin, yang terpenting aku ingin mengatakan maaf, dan penyesalanku. Meski dapat dukungan dari bapak dan ibu mertuaku, tapi tetap keputusan ada pada Nina, bukan? Aku pikir dia tidak rugi menikah denganku, karena aku tidak pernah menyentuhnya, jadi dia bisa mendapatkan pria yang lebih baik dariku, jika dia menolak kembali padaku"

"Kamu tahu di mana Nina sekarang?" tanya Rio ingin tahu.

"Abi bilang dia ada di malang, di rumah kakaknya, tapi saat aku ke sana, mas Haidar bilang dia sedang menenangkan diri di suatu tempat, dan tidak ingin di ganggu"

"Jadi kakaknya menyembunyikan Nina?"

Danu bergidik mengangkat kedua pundaknya. "Entahlah"

****

Sore harinya, dengan tubuh yang lelah, Danu keluar dari ruang kerja. Dia selalu pulang ke rumah orang tuanya semenjak kepergian Nina hanya untuk makan malam di sana, dan akan kembali ke rumahnya di malam hari.

Saat keluar dari ruangannya, dia harus melewati meja Rara yang selalu berpenampilan nyentrik dan seksi di depannya.

Meskipun Danu sama sekali tidak tertarik pada sekertarisnya, terkadang Rara mengingatkanya pada Nesa dan tiba-tiba saja sekelebat pergulatan di atas ranjang dengan wanita itu mengusik otaknya. Permainan Nesa yang begitu menggairahkan membuat Danu harus pintar-pintar mengalihkan pikirannya tentang ingatan itu.

BERSAMBUNG

1
Upriyanti II
kan kak nina ada di rmhnya kak irma dia sedang magang
Upriyanti II
kak nina kan menyamar sebagai kak nesa
Asti ly
ihhh gmpng kali sih percaya kt orng
Asti ly
knp sihh Nina nya mintla isah ranjang 😢
Anonymous
k
echa purin
/Smile/
Susilawati
gimana sih kamu Nina.. giliran Danu bener2 cinta sama kamu ehhh malah kamu yang ragu.. hadehhh.. 🤦‍♀️
anna zahra
trik yg bagus,,, /Smile//Good//Good/
Nasywa Humaira Zidny
tapi lihat nanti nina sama danu bucin akut
Nasywa Humaira Zidny
seingatku kalau masih perawan gak sampai mengucur deras darah perawan cuma kaya noda mau haid pertama seingatku /Tongue//Proud/
Agus Maryadi
Buruk
Nasywa Humaira Zidny
wah mungkin akan segera fi sembunhikan nih nina sama mertuanya kalau sudah terbongkar kebohongan nina selamat memikmati kegalauan mu danu kamu gak akan ketemu nina sangat lama apalagi nanti nina hamil rasain lho biar tau rasa laki kaya lho yang gak bisa bersyukur udah punya istri baik sholehah walau kamu tidak mencintainya seharusnya kamu bisa menerima takdir dari tuhan eh malah mencari selingkuhan untung yang selingkuhannya nina coba kalau bukan yang ada sengsara lho
Nasywa Humaira Zidny
cepat pergi saja nina nanti danu bucin berat , ceritanya sudah ini sudah tau nanti ada lanjutannya yang akan di alami sama cucunya bikin baper terus tapi seru
Syahna Amira sy
abisnya si Danu udah kecewa duluan Ama Nina karena cara menikah mereka terpaksa...tp itukan bukan salahnya Nina seharusnya Danu itu lebih terbuka hati dan pikirannya...KL menerima dgn lapang mungkin dia nggak sebenci itu ke Nina
Syahna Amira sy
lanjut
Imam Syafi'i
Luar biasa
Ira
keren
Yanti86
Luar biasa
Tribudi Nuraini
Buruk
Dwi Haznay
mbuket banget, menenangkan diri koq bertahun2, hidupnya dibikin runyam sendiri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!