Arqian Yulandres, seorang CEO muda di perusahaan Yulandres Grup. Ia sosok yang dikenal berwibawa dikalangan pembisnis lainnya.
Viona Adira, gadis berparas cantik yang juga anak dari seorang pengusaha dikota itu bernama Rico Adira, pemilik perusahaan Adira Corp.
Qian diharuskan pulang ke tanah air karna akan diangkat menjadi CEO pengganti sang ayah. Tak disangka kepulangannya ke tanah air bukan hanya karna ia akan diangkat menjadi CEO, namun ternyata orang tuanya telah menyiapkan perjodohan untuknya dengan seorang gadis manis yang memiliki sikap bar bar diatas rata rata.
"Kamu nggak tergoda sama aku mas? Cantik gini masak dianggurin. rugi loh, nanti kalau aku diambil orang gimana?" ucap Vio menggoda sang suami.
"Cih lebay, tiap hari juga kamu 'minta"
Bagaimana kisah selanjutnya? apakah Qian menerima perjodohan itu? nantikan kisahnya di "Cinta Tuan Muda Arogan"
Dilarang plagiat,, Dilarang Hate Komen
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANIVITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apakah kita akan melakukan 'itu?
Nampaklah pemandangan punggung putih mulus sang istri yang membuatnya menelan ludahnya kasar.
"Udah belum sih mas?" Kesal Vio.
"Hah? Kamu manggil aku apa tadi?" Tanya Qian laget mendengar panggilan Vio untuknya.
"Mas" jawab Vio malu malu.
"Good" Qian mengacak rambut sang istri.
Vio pun segera membersihkan tubuhnya
Setelah Vio keluar dari kamar mandi, ia sudah melihat sang suami juga sudah terlihat lebih segar sedang duduk diatas ranjang sambil menatap fpkus handphonenya.
"Loh, kamu udah mandi mas?"
"Hmm" jawabnya santai dengan mata masih fokus dengan handphonenya.
Vio mengangguk mengerti
Vio ikut duduk diranjang itu
"Jadi gimana?" Tanya Vio.
"Gimana apanya?" Tanya Qian masih fokus dengan ponselnya.
"Ya pernikahan kita"
"Ya gini lah, emangnya mau gimana lagi?"
"Apa kau akan menceraikanku suatu hari nanti?" Tanya Vio yang membuat Qian tersentak.
Ia mengangkat pandangannya beralih menatap sang istri.
"Apa kau pernah berpikir untuk itu?" Tanya Qian dengan nada dingin.
"Entahlah, kurasa iya" jawab Vio menunduk.
Qian mengangkat dagu Vio dengan telunjuknya
"Lalu untuk apa kita menikah jika hanya untuk bercerai?"
"Emmm" Vio nampak berpikir.
Tukk
"Aduhh" Qian menyentil dahi sang istri.
"Apapun yang terjadi kita tak akan pernah bercerai. Pernikahan ini bukan hanya sekedar menyambungkan dua keluarga. Tapi juga tentang hubungan aku, kamu dan tuhan. Paham kan maksudku?" Qian mehasehati.
"Aku paham mas" Vio mengangguk.
"Emm apa aku boleh bertanya?"
"Bukankah dari tadi kau sudah bertanya? Dasar aneh" kesal Qian.
"Hehehe" Vio terkekeh sendiri.
"Emm apa kita akan melakukan 'itu?" Tanya Vio malu malu.
"Itu apa?" Tanya Qian bingung dengan pertanyaan Vio.
"Itu lho yang biasa dilakukan suami istri" kesal Vio.
"Oh, iya pasti lah. Kamu masak, aku kerja"
'arghhhhh' Vio berteriak dalam batinnya.
"Kenapa kau polos sekali"
"Polos bagaimana maksudmu? Katakan dengan jelas, aku tidak paham" Qian ikut kesal.
"Membuat anak" lirih Vio dengan wajah memerahnya.
Wajah Qian juga ikut merona mendengar ucapan Vio.
Qian menjadi gelagapan dan salting sendiri.
"Oh, liat aja nanti situasinya" jawab Qian sekena nya.
"Kalau situasinya memungkinkan apa kau akan melakukannya?" Tanya Vio penasaran.
"Mungkin, oh ya kenapa kau bertanya seperti itu? Jangan jangan kau yang menginginkannya"
Tuk
Qian kembali menyentil dahi sang istri
"Bocah nggak boleh mikir mesum"
Vio semakin kesal dengan suaminya yang suka menyentil dahinya itu.
Bugh
Vio memukul lengan sang suami
"Sembarangan,! Aku kan cuma bertanya. Dan satu lagi, aku bukan bocah. Umur kita hanya terpaut satu tahun" kesal Vio.
"Ya tapi tubuhmu masih bocah. Lihatlah kurus kering seperti ini" ucap Qian mencibir tubuh sang istri.
"Ini tu namanya sexy. Walaupun badanku kurus tapi tubuhku berbentuk. Lihatlah payyudarra ku besar dan bokongku juga besar" tujuk Vio pada dirinya secara tidak sadar.
Glekkk
Tatapan mata Qian mengikuti arah jari Vio yang menunjuk bagian atas milik Vio.
Beberapa saat kemudian Vio sadar, ia langsung menyilangkan tangannya didepan dada nya.
"Kendalikan matamu, jangan mesum!" Kesal Vio.
"Aku tidak mesum" Elak Qian.
"Buktinya kamu tadi melihat milikku dengan tatapan 'ingin" telak Vio.
"Tadi kan aku cuma mengikuti gerak jarimu saja" Qian beralasan.
"Lagi pula semua yang ada ditubuhmu sekarang milikku, aku bebas melakukan apapun"
"Cih aku seperti barang saja. Tadi bilang kalau situasinya memungkinkan, sekarang malah bilang yang lain" decih Vio.
.