Kisah dari seorang gadis yang tidak diinginkan kehadirannya oleh kedua orang tuanya. mampukah dia mencari kebahagiaannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Respati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PULIHAN SULIT.
Pagi ini Kania merasakan badannya serasa agak lemas karena dia semalaman tidak bisa tidur sampai jam dua pagi karena memikirkan perkataan Bara. Kini wajah cantik Kania sedikit pucat. Untung tadi malam Bara pulang kerumahnya . jadi ketika dia tak bisa tidur Bara tidak tahu. Saat pagipun Kania tidak bisa kembali tidur setelah solat subuh.
"Ya Tuhan...apa yang harus gue pilih ya.. Kalau gue pilih menolak , gue harus lebih lama tinggal di rumah sakit, kalau pilih pulang harus kerumah tuan Bara.." dumel Kania uring- uringan.
"Yang enak pilih mana ya.." monolok Kania sendiri.
"Apa gue pilih pulang aja ya... Kalau pulang kan rumah si Bos deket tu ama rumah, sekali- kali gue bisa pulang kan.." terlihat kania yang duduk bersandar pada ujung tempat tidur sambil ngomong sendiri. Tiba- tiba pintu kamar Kania terbuka. Seraut wajah tampan tampak terlihat di ambang pintu kamar. Kania sejenak terpesona.
'Wiiih cakep banget nich orang...sorak Kania dalam hati ketika melihat Bara dengan setelan baju kerja sedang berjalan masuk kedalam kamar.
"Sudah puas lihat wajah tampanku... ?" tanya Bara menyadarkan Kania dari pancaran pesona Bara. Kania pun tersipu malu.
"Ya elah Bos...narsis amat..." jawab Kania sambil membuang muka. Walau dalam hati Kania membenarkan perkataan Bara.
"Emang kenyataan kan.. sampai kau keluar air liur tu..." kata Bara menggoda.
"Idih si Bos....nggak segitunya kalik Bos" seru Kania walau sebenarnya malu bukan main.
"Nach wajahmu memerah...itu tandanya perkataanku benar kan..." kata Bara sambil tertawa. Andai Anton dan Dika tahu tingkah Bara saat ini pasti mereka ternganga tak percaya.
Kania semakin tersipu malu. Apalagi kini Bara sudah duduk di kursi sebelahnya.
"Nia...kau tahu nggak kalau kau tersipu malu seperti ini kau makin menggemaskan..." kata Bara .
"Idih si Bos kenapa sekarang pandai ngegombal ya....?" kata Kania sambil menatap Bara dengan wajah merahnya.
"Kamu yang membuat aku seperti itu.." jawab Bara membalas tatapan Kania. Jantung Kania tiba- tiba berdetak kencang ketika mata mereka bertemu.
Dua pasang mata saling mengunci dalam satu tatapan. Bara mendekat kan mukanya kewajah Kania.
Tok tok tok...
Ketukan pintu menyadarkan mereka.
'Ist...dasar pengganggu...' umpat Bara dalam hati.
Sedang Kania bernafas lega dan pipinya semakin memerah ketika sadar apa yang akan terjadi jika tidak ada orang yang mengetuk pintu ,
"Masuk..." seru Bara jengkel.
Seorang suster masuk dengan membawa nampan makanan. Tak lama seorang dokter juga masuk bersama seorang suster lagi.
"Selamat pagi tuan, pagi Nona..." sapa suster yang membawa nampan sambil menaruh nampan di atas meja.dia segera keluar.
"Pagi suster..." jawab Kania.
"Pagi Nona Kania..." sapa Sandy pada Kania.
"Pagi Dok...." jawab Kania sambil tersenyum manis.
"Hey Bro...apa kabar...?" sapa Sandy pada Bara .
"Hmm..." jawab Bara dengan wajah kesal.
"Hey...pagi- pagi kenapa wajah tuan besar kesal, ada masalah...?" tanya Sandy sambil memeriksa Kania.
"Jangan cerewet , kerjakan saja tugas mu .." kata Bara datar.
Sandy bukannya marah malah dia tertawa. Dia sudah tahu tabiat sang sahabat. Bara si manusia es bukan lagi rahasia kalau omongannya tajam dam pedas.
"Nona Kania apa bisa anda membuka Baju Nona...." tanya Sandy. Bara yang mendengar omongan Sandy kaget.
"San...ngapain kau suruh Kania Buka baju...?" tanya Bara marah.
"Bos...kalau nggak buka Baju mana bisa luka Kania di periksa..."jawab Anton tenang.
"Tapi nggak bisa dengan cara lain...?" tanya Bara tak rela Kania membuka Baju.
"Tuan Bara ... Tidak ada cara lain selain membuka baju atas nona Kania..." jawab Sandy dengan sabar.
'Dasar pria bucin.. Omel Sandy dalam hati. Mana mungkin Sandy berani ngomong pada si pemilik rumah sakit.
"Bos.. Tolong balikkan tubuh Bos dulu.." pinta Kania sambil menatap Bara. Dengan terpaksa Bara menuruti perkataan Kania. Sebenarnya Bara tak rela tubuh mulus Kania di perlihatkan pada Sandy , tapi apa boleh buat karena Sandy dokter Kania.
Sedang Kania segera membalikkan tubuh dan membuka bajunya sebelah kanan saja. Sedang yang sebelah kiri dia biarkan tetap terpakai.
Skip.
"Gimana San kesehatan Kania...?" tanya Bara setelah sandy sudah selesai memeriksa Kania.
"Bagus...perkembangan kesehatan Nona Kania sangat baik..." jawab Sandy.
"Kalau begitu apa boleh saya pulang dok...?" tanya Kania gembira.
"Wah kalau soal itu nona masih belum boleh pulang, karena Nona masih perlu istirahat total..." jawab Sandy . terlihat kekecewaan diwajah Kania.
"Sudah ku bilang kau bisa pulang jika menuruti saranku, dokter Sandy bisa datang kerumahku tiap hari untuk merawatmu..." kata Bara menyela pembicaraan Sandy dan Kania.
Sandy kaget mendengar omongan Bara.
'Waa...sahabatku mau bermain licik nich..
Apa dia bener- bener jatuh cinta pada gadis ini.. Jangankan dia aku juga mau pada gadis secantik dan seimut ini.. (kata Sandy dalam hati) dia menatap sang sahabat tak percaya.
"Gimana, kau setuju dengan saranku..?" tanya Bara dengan wajah menggoda. Sandy semakin tak percaya dengan sikap Bara yang terlihat menggoda Kania. Kania terdiam lama, tak lama dia berkata
"Baiklah Kania setuju dengan saran dari Bos Bara..." jawab Kania pasrah.
"Nach...itu baru pilihan yang benar..." kata Bara dengan wajah penuh kebahagiaan.
"Tapi Bos, bolehkan Paman dan bibik menengok Kania sesekali di sana...?" tanya Kania .
"Boleh...kalau perlu mereka boleh menginap .." jawab Bara terlihat senyum kegembiraan di wajah tampannya.
Sandy hanya bisa menatap kagum pada wajah Bara yang kini terlihat penuh senyuman yang tak pernah Sandy temui selama dia menjadi sahabat Bara. Wajah Bara terlihat begitu bahagia.
'Sebegitu besarkah pengaruh gadis ini pada kehidupan Bara...(tanya Sandy dalam hati)
"Baiklah San... Kania aku bawa pulang sekarang. Dan kau setiap pagi dan malam bisa datang kerumahku untuk memeriksa Kania.." perintah Bara pada Sandy.
"Maksud mu Kania sekarang di pindahkan kerumahmu...?" tanya Sandy mempertegas.
"Iya..." jawab Bara datar.
"Okey...aku akan melaksanakan perintah Bos besar..." jawab Sandy .
"Baiklah aku tinggal dulu aku mau lihat pasien yang lain, nanti malam aku kerumahmu Asalamualaikum..." pamit Sandy pada Kania dan Bara.
"Walaikum salam dokter..." jawab Kania.
"Walaikum salam .." jawab Bara datar.
Setelah kepergian dokter Sandy Bara mendekati Kania yang sudah merebahkan diri.
"Aku akan pergi ke kantor dulu, ada meeting dengan klien dari Singapore, nanti setelah meeting aku akan segera menjemputmu jadi bersiaplah..." kata- kata Bara membuat Kania ceriah.
"Jadi kita pulang sekarang...?" tanya Kania tak percaya. Kini dia duduk kembali.
"Iya...kau nggak mau...?" tanya Bara menggoda.
"Ist....si Bos, ya mau lah...." jawab Kania gembira.
"Ya udah bersiap- siaplah nanti siang kita pulang , sekarang aku pergi kekantor dulu istirahatlah hari masih pagi ..." kata Bara sambil mengacak rambut Kania dengan lembut. Kania yang sudah biasa menerima tingkah Bara hanya diam dan tersenyum serta berucap
.
"Baik...hati - hati di jalan..." jawab Kania. Bara yang mendengar perkataan Kania sangat senang. Dia merasa seperti sedang berpamitan pada sang Istri.
"Assalamualaikum..." ucap Bara sambil berjalan meninggalkan kamar inap Kania. Terlihat senyuman di wajah Bara. Sesampainya di tempat parkir mobil Anton yang sejak tadi menunggu sang Bos yang berpamitan pada calon istri melihat orang yang di tunggu- tunggu muncul dengan raut wajah cerah. Ada senyum tipis di bibir seksinya.
"Bos...bahagia banget...?" goda Anton.
"Hari ini Kania sudah boleh pulang..." jawab Bara sambil masuk kedalam mobil.
"Lo..kok Bos senang...?" tanya Anton heran.
"Dia akan pulang kerumahku..." jawab Bara datar.
"Haa...." Anton terkejut mendengar ucapan Bara.
"Dia masih harus banyak istirahat. Sedang dia pingin cepat- cepat pulang, Aku takut kalau dia pulang kerumahnya pasti dia tidak bisa menjaga dirinya dengan benar, karena itu aku membawa dia kerumah. Di rumah Anton bisa memeriksa tiap hari.." Bara menjelaskan panjang kali lebar.
"Benar juga ide Bos..." komentar Anton.
"Untuk itu suru Bibik mempersiapkan kamar dekat kamarku. Juga sekalian suru siapkan makana buat Kania dan paman bibik nya. Mungkin nanti mereka akan ikut..." perintah sang Bos besar.
"Baik Bos...." jawab Anton.
Sesampainya di Kantor Bara dan Anton segera masuk kedalam ruang meeting karena sang sekertaris sudah menelfon kalau tamu dari Singapore sudah datang.
Sepeninggal Bara Kania tidak bisa lagi tidur. Ada keresahan di dalam dirinya karena kepulangannya nanti.
"Aduh...gue kok jadi resah ya.... Ini gara- gara gue harus kerumahnya si Bos sich, kenapa harus tinggal di sana sich..." gerutu Kania. Tiba- tiba terdengar pintu di ketuk.
Tampak wajah pak Asep berdiri di pintu dengan wajah tersenyum.
"Pagi Nia..." sapa pak Asep sambil berjalan masuk di iringi bik Monah yang membawa keranjang makanan.
"Pagi paman, bibik...." jawab Kania gembira.
"Bawa apa Bik...?" tanya Kania ketik melihat keranjang makanan.
"Katanya kau sudah rindu makan gado- gado bibik...dan ini kue lumpur dan sus buatan Bibik..." kata bik Monah sambil menaruh makanan di atas meja.
"Waah...bibik emang yang paling top markotop dech..." seru Kania sambil merentangkan tangannya minta pelukan. Bik Monah pun segera memeluk gadis kesayanganmu. Merekapun larut dalam perbincangan.
"Paman, bibik nanti siang Kania di pindah tempat perawatannya..." kata Kania pelan.
"Maksud Nia...?" tanya Pak Asep tan mengerti.
"Perawatan Kania akan di pindahkan kerumah Bos Bara.." jawab Kania lagi.
"Lo kok bisa nak...?" tanya pak Asep heran.
"Sebenarnya Kania minta pulang... Paman dan bibik tahu kan ruangan ini mahal banget. Jadi pikir Nia biar nggak terlalu banyak berhutang budi ama Bos Bara. Nia minta di rawat di rumah aja. Kan sekarang Kania udah mendingan. Tapi Bos Bara nggak ngijinin takut nanti terjadi sesuatu ama Kania lagi, tapi Bos Bara bisa ngijinin Kania pulang kalau Kania mau tinggal di rumah Bos Bara, katanya di sana Bos Bara yang akan tanggung jawab, jadi suster ama dokternya bisa Bos datangkan..."
"Benar juga apa kate Bos elo Nia... Di sana elo di jamin keselamatan elo, tapi ape nggak ngerepotin Bos elo nak..." tanya pak Asep.
"Kania udah ngomong soal itu... tapi kata Bos Bara semua itu urusan dia... yang penting katanya Kania kudu mikirin kesehatan Nia aja..." jawab Kania lagi.
"Kalau gitu ikutin aja apa kata Bos elo, yang penting elo jaga diri baik- baik dan jaga kesehatan agar lekas sembuh benar.." nasehat pak Asep.
"Nia...kayaknya Bos Bara suka sama kamu..." kata bik Monah tiba- tiba.
"Idih bik Monah apaan sich.... dia mach orang kaya, banyak artis dan gadis - gadis cantik dan kaya pada mengharapkan cintanya bik, apalah artinya Kania di banding mereka...si bibik ada - ada aja..." kata Kania sambil cemberut.
"Eee...anak kesayangan bibik nggak boleh ngomong gitu...tahu nggak Kania tu walau bukan orang kaya tapi kecantikan Kania lebih dari mereka. apalagi Kania adalah gadis yang baik hati..nggak ada dech tandingannya.." puji sang bibik.
"Iya dech iya...Kania bik Monah adalah gadis yang paling hebat... " kata Kania lalu memeluk bik Monah dengan sayang.
"Lalu kapan kamu akan keluar dari rumah sakit ini nak...?" tanya pak Asep.
"Kata Bos Bara sich nanti siang paman. karena sekarang Bos Bara lagi meeting.." jawab Kania.
"Kalau gitu kau harus bersiap- siap Nia.." kata pak Asep.
"Iya Paman tapi nggak sekarang juga kali..hari masih terlalu pagi paman, lagian tidak terlalu banyak barang yang Nia bawa kan ..?" kata Kania.
"Iya juga sich..." kata pak Asep sambil tertawa. merekapun berbincang - bincang kembali. saat hari mulai siang bik Monah mulai merapikan barang Kania yang akan di bawa pulang. semua barang- barang Kania yang tak seberapa di masukkan kedalam tas baju pemberian Bara yang di antarkan oleh bang Mamat.
Jam dua siang Bara dan Anton datang menjemput Kania. Bara segera membawa Kania dengan menggunakan kursi roda yang di dorong sendiri oleh Bara. sebenarnya Kania tak mau memakai kursi roda. tapi apalah daya Kania kalau sudah sang Bos Besar yang bertitah. dengan sabar dan telaten Bara membawa Kania masuk kedalam mobil nya.sedang pak Asep dan bik Monah ikut mobil Bara yang lain bersama para bodyguard yang di tugaskan menjaga Kania . mobil mereka pun melaju membelah jalan kota J menuju rumah besar Bara . membutuhkan waktu 45 menit sampailah mobil mereka di rumah besar Bara. ketika sampai di sana terlihat Kinan sudah menanti kedatangannya bersama bik Siti di depan teras rumah. Ketika melihat mobil sang Papa Kinan segera berlari mendekat setelah melihat mobil berhenti .
"Kak Nia...." teriak Kinan tak sabar.
Kania keluar dari mobil di bantu oleh Bara. melihat Kania keluar dari dalam mobil Kinan segera menggandeng tangannya.
"Kak ayo kuantar kekamar Kakak..." seru Kinan sambil menuntun tangan Kania.
"Hati- hati sayang...kak Kania masih lemah..." kata Bara posesif.
"Iya Pa Kinan tahu kok..." jawabnya.
Mereka berdua menuntun Kania. karena Kania tak mau di naikkan kekursi roda.
"Bos...Kania bisa jalan sendiri kok.." kata Kania yang merasa malu di tuntun Bara.
akhirnya kania berjalan di apit Bara dan Kinan. sebelah Kanan Bara. sebelah kiri Kinan. pak Asep dan bik Monah tersenyum gembira ketika melihat dua orang laki- laki yang berlainan umur sedang berebut membantu Kania berjalan.
"Ya Allah... semoga kebahagiaan gadis asuhan hamba segera datang. tolong kau berikan selalu kebahagiaan pada gadis cantik hamba..." doa bik Monah dalam hati. tanpa terasa air mata mengalir di pipi keriput nya.
"Semoga kau menemukan kebahagiaan nak...." doa pak Asep.
sedang bik Suti tampak tersenyum haru melihat kedua tuannya sedang berebut membimbing Kania.
"Semoga non Kania menjadi mamanya den Kinan..." doa bik Siti. sedang para pembantu yang juga sedang menyambut kedatangan Kania. menjadi heran.
"Dia siapa ya...kok den Kinan dekat sekali dengan gadis cantik itu...?" tanya salah satu dari mereka.
".Cantik sekali gadis itu ya ...?" tanya yang lain.
"Tuan Bara nggak pernah bawa seorang gadis kerumah ini, baru sekarang beliau membawa seorang gadis..." bisik yang lain.
"Mungkin dia calon nyonya kita..." bisik pembantu yang lain.
"Lihatlah tuan Bara dan Den Kinan tampak terlihat sangat sayang pada gadis itu .."bisik yang lain.
"Iya benar apa katamu..."
"kalau memang benar, mereka sangat cocok sekali , lihatlah gadis itu teramat cantik dan anggun..." puji seorang pembantu yang masih mudah.
"Andai dia seorang selebritis aku akan menjadi fans beratnya..." ucap salah satu pembantu pria .
"Lebih baik kita tanyakan pada bik Siti kayaknya dia dekat sama gadis itu.." kata salah satu dari mereka.
Kania di bimbing Bara dan Kinan menuju lantai tiga dengan menaiki lift khusus buat Bara dan Kinan. Kania yang sejak tadi sudah terkagum- kagum pada rumah Bara hanya bisa mengikuti langkah kedua pria yang memegang tangannya. sedang bik Siti membawa oak Asep dan bik Monah untuk beristirahat dulu.
Sebenarnya mereka tadi menolak , mereka berkeinginan pulang tapi Kania dan Bara menahan ya. Bara menyuruh mereka berdua untuk istirahat dulu. nanti sore mereka akan di antar pulang setelah makan malam. Bara mengatakan mereka boleh mendatangi kamar Kania kalau mereka sudah istirahat. akhirnya dengan terpaksa mereka mengikuti bik Siti pergi kekamar yang sudah di persiapkan buat Mereka. sedang Kania yang di bawa oleh Bara dan Kinan sudah sampai di depan kamar yang di persiapkan buat dia. ketika Bara membuka pintu kamar. Kania kagum melihat isi di dalam kamar yang diperuntukkan untuknya .
terlihat ranjang mewah keemasan dengan kasur busa yang terlihat lembut dengan bad cover yang senada dengan warna tembok yang bercat kuning muda. serta beberapa perabotan mewah yang menghiasi kamar bak kamar seorang ratu.
"Ayo masuk..." ajak Bara yang tahu perasaan Kania. Kania dengan canggung masuk kedalam kamar.
"Bos...Kamar Kania terlalu mewah..." kata Kania pelan.
"Ini pantas buatmu...." jawab Bara sambil tersenyum.
"Bos boleh Kania pergi kesana...?" tanya Kania ketika melihat balkon yang ada di kamarnya.
"Boleh...kau bisa jalan sendiri...?" tanya Bara.
"Bisa Bos..." jawab Kania.
"Baiklah, ...kalau begitu kami keluar dulu. kau istirahatlah dulu. nanti aku panggil kalau makanan sudah siap.." ucap Bara sambil mengajak Kinan keluar.
Kinan dengan terpaksa keluar setelah sang Papa menjanjikan setelah makan Kinan boleh tidur di kamar Kania.
Setelah kepergian Kinan dan Bara ,kania berjalan perlahan kebalkon. saat melihat pemandangan dari atas balkon Kania sangat takjub. terlihat taman bunga yang luas serta kolam renang yang berair jernih terlihat di belakang rumah Bara.
Kania bagai hidup di negri dongeng saat memandang keindahan itu.
tak terasa Kania hampir satu jam berada di balkon. sampai- sampai dia tak sadar kalau bara berada di sisinya.
"Kau suka...?" tanya Bara.
"Sangat...."seru Kania dengan wajah cerah.
"Kau bisa menikmatinya setiap hari. sekarang ayo makan dulu, setelah itu istirahat..." kata Bara sambil menggandeng tangan Kania untuk di ajak masuk kedalam kamar kembali. ternyata di dalam kamar telah tersedia makan buatnya di atas meja.
"Duduklah..." kata Bara sambil mendudukkan Kania di sofa.
Setelah itu mereka makan bersama. setelah makan dan minum obat Bara menyuruh Kania istirahat. saat Kania baru rebahan tiba- tiba si kecil Kinan masuk dan ingin tidur bersama Kania.
Barapun mengijinkan karena dia sudah berjanji tadi.
Bersambung dulu...jangan lupa like , komen dan votenya ya...