Elara Andini Dirgantara.
Tidak ada yang tidak mengenal dirinya dikalangan geng motor, karena ia merupakan ketua geng motor Ladybugs. Salah satu geng motor yang paling disegani di Bandung. Namun dalam misi untuk mencari siapa orang yang telah menodai saudara kembarnya—Elana, ia merubah tampilannya menjadi sosok Elana. Gadis manis, feminim dan bertutur kata lembut.
Lalu, akankah penyelidikannya tentang kasus yang menimpa kembarannya ini berjalan mulus atau penuh rintangan? Dan siapakah dalang sebenarnya dibalik kehancuran hidup seorang Elana Andini Dirgantara ini? Ikuti kisah selengkapnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Motor Langit berhenti di depan gerbang rumah Elara. Bik Asih langsung membukakan gerbang, sebab Elara sudah mengatakan sebelumnya bahwa temannya akan datang.
"Langit," Elara berdiri di ujung tangga, menunggu kedatangan Langit. "Kita ke kamar," ajaknya.
Keduanya menuju kamar Elana untuk membicarakan perihal penyelidikan mereka. Setelah masuk kamar, Elara duduk di kursi meja belajar Elana, sementara Langit duduk di ranjang Elana yang tepat berhadapan dengan meja belajar.
"Jadi, darimana kau memulai penyelidikanmu?" tanya Langit to the point.
"Sepertinya aku akan memulainya dari rekaman CCTV sekolah."
"Tapi itu cukup susah untuk kita dapatkan."
"Tidak susah kalau dilakukan oleh ahlinya." ucap Elara, membuat Langit mengerutkan dahinya bingung. "Ya, aku akan membayar orang yang ahli dibidangnya untuk melakukan itu. Tapi sebelum itu..." Elara mengeluarkan buku diary milik Elana, lalu memberikannya pada Langit.
Langit membuka buku diary tersebut, lalu menatap Elara kembali setelah berhasil menyimpulkan isi dari catatan harian Elana. "Kau mencurigai Kenzie?" tanya Langit.
"Bukankah dia memang pantas dicurigai? Bisa saja 'kan Kenzie memanfaatkan rasa cinta Elana padanya untuk mendapat keuntungan."
"Tidak, Kenzie tidak seperti itu."
"Kenapa kau begitu yakin? Bukankah kau juga tidak menyukai Kenzie, lalu kenapa kau membelanya?"
"Aku tidak membelanya, hanya saja aku yakin kalau bukan Kenzie pelakunya."
"Lalu siapa? Lagipula, aku pernah melihat dua orang anggota Ganstar yang berniat melecehkan seorang gadis di jalan raya. Aku rasa, itu saja sudah cukup untuk menguatkan kecurigaanku padanya."
"Aku sudah kenal lama dengan Kenzie, dan aku tahu persis seperti apa dia, dia tidak mungkin melakukan hal sebejad itu. Mengenai aku yang membencinya, aku hanya membencinya karena dia selalu lebih unggul dariku. Dia juara kelas, dia selalu bisa mendapatkan apa yang dia mau, dan lagi keluarganya sangat harmonis, tidak seperti aku yang keluarganya berantakan."
Mendengar ucapan Langit, bukannya kasihan, Elara justru terkekeh sinis. "Seorang Langit membenci orang lain tanpa sebab yang jelas. Lucu sekali." ledek Elara.
"Aku tidak suka diledek."
"Kenapa? Malu ya mendengar kenyataannya? Tentu saja, rasanya pasti seperti ingin mengubur diri hidup-hidup sekarang juga, iya 'kan? Lagipula, salah sendiri membenci orang lain dengan alasan sekonyol itu."
"Kembali saja ke pembahasan awal," ucap Langit datar.
Seakan tuli, Elara justru melanjutkan ucapannya. "Langit dengar, jangan pernah membandingkan kehidupan kita dengan orang lain, karena semua yang terjadi memang atas takaran dari pencipta. Kau tidak bisa menyamai hidup orang lain, begitupun orang lain juga tidak akan bisa menyamai hidupmu. Jadi jalani saja semuanya sebagaimana mestinya."
"Kembali ke pembahasan awal, Elara." tegas Langit. "Aku sangat yakin kalau Kenzie tidak mungkin melakukan itu. Jadi, apa ada kandidat lain yang kau curigai?"
"Oke," Elara mengangkat tangan pasrah. Ia lantas mengeluarkan foto dari laci meja, lalu memberikannya pada Langit.
"Siena?"
"Hm, dia membuliku dua kali di sekolah, lalu dia juga pernah memutus tali rem motorku—"
"Jadi dia yang memutus tali rem motormu saat di parkiran sekolah waktu itu?" potong Langit.
Elara mengangguk. "Dan dari dua kejadian itu, aku yakin Siena dalang dibalik semua ini. Dan lagi, beberapa hari yang lalu ada seseorang yang mengintai rumahku. Dia memakai motor RX-king, jaket kulit berwarna hitam dan helm, serta penutup muka. Sebenarnya aku sudah berhasil menghajarnya malam itu, tapi kemudian dia berhasil kabur, jadi aku tidak tahu siapa dia sebenarnya."
"Siena? Tapi dia tidak bisa membawa motor. Aku rasa tidak mungkin dia." komentar Langit.
"Kalau begitu kau!" tuduh Elara dengan tatapan nyalang.
"Kenapa aku?"
"Ya, dari tadi kau menyangkal semua orang yang aku tuduhkan. Mulai dari Kenzie yang kau bilang tidak mungkin karena kau sangat mengenalnya, lalu Siena yang kau bilang juga tidak mungkin karena dia pacarmu. Lalu siapa lagi harus aku curigai kalau semuanya tidak mungkin."
"Aku sudah putus dari Siena." ucap Langit tanpa keraguan. "Aku mengatakan tidak mungkin kalau Siena pelakunya karena aku tahu dia tidak bisa membawa motor, apalagi kalau motor King, itu sangat tidak mungkin."
"Semua orang wajib kita curigai, bahkan orang yang paling tidak mungkin sekalipun." tegas Elara.
"Baiklah, jadi apa rencanamu? Aku siap membantu." ucap Langit akhirnya.
"Aku mau kau tidak memutuskan Siena. Terus dekati dia dan gali informasi darinya. Dan aku, aku akan mendekati Kenzie dengan tujuan yang sama."
"Tidak, aku tidak setuju. Kau ataupun aku tidak akan mendekati siapapun dengan tujuan seperti itu."
"Kenapa?"
"Karena aku tidak mau mendekati Siena lagi, dan kau juga tidak boleh mendekati Kenzie."
"Alasannya?"
"Aku tidak suka ada orang yang mendekatimu."
Elara menatap Langit datar. Ia tidak suka bekerja sama dengan orang yang menaruh rasa padanya, karena rasa suka itu sangat rumit, dan itu akan membuat boomerang di kemudian hari.
"Aku rasa kita tidak cocok menjadi partner. Pulanglah, aku bisa menyelesaikan masalahku sendiri." Elara bangkit dari duduknya, lalu mendorong Langit untuk pergi.
"Tidak semudah itu, El. Aku sudah tahu identitas aslimu, dan aku bisa saja mengatakan itu kepada semua orang. Dan aku yakin kau tahu apa yang akan terjadi kalau semua orang tahu kalau kau bukanlah Elana, melainkan Elara."
"Katakan saja. Tapi ingat, aku akan menjadi musuhmu bebuyutanmu selamanya."
Langit menganga tak percaya. Seharusnya Elara menahannya, bukan justru menantangnya seperti ini. Langit merutuk dalam hati, seharusnya ia tahu kalau Elara tidak seperti perempuan lain yang akan lemah hanya karena ancaman. Seharusnya ia ingat kalau Elara adalah ketua Geng Motor Ladybugs, jadi tidak semudah itu untuk digertak.
Langit menghela napas kasar, lalu kembali menatap Elara. Untuk kali ini, biarkan dia mengalah daripada Elara menjauhinya. "Baiklah, aku akan mendekati Siena." putus Langit akhirnya. "Tapi berjanjilah bahwa kau hanya akan menjalani kedekatan dengan Kenzie hanya demi mengumpulkan bukti terkait kasus Elana. Jangan pernah berpikir untuk jatuh cinta padanya."
"Aku tidak suka melibatkan perasaan dalam sebuah pekerjaan."
"Good, aku pegang janjimu."
...----------------...
Inget clue dari Elara. "Semua orang wajib kita curigai, bahkan orang yang paling tidak mungkin sekalipun."
Kira-kira, orang yang paling tidak mungkin itu siapa ya?
semakin di bikin penasaran sama authornya .,...🤣🤣
pinisirin kelanjutannya.....💪
masih belum ada titik terang siapa yg memperkosa elana...