WARNING!!! BIJAKLAH MEMBACA!!! NOVEL 21+!!! JIKA TIDAK SUKA SKIP SAJA . MARI SALING MEMPERMUDAH URUSAN ORANG LAIN MAKA HIDUP ANDA PASTI JUGA AKAN DI MUDAHKAN OLEH TUHAN.
Laura Elsabeth Queen tidak menduga ia akan bertemu kembali dengan Zafran Volkofrich mantan kekasihnya, di acara ulang tahun teman sekelas mereka, 10 tahun yang lalu mereka berpisah dengan tidak damai, orang tua Laura menentang keras hubungan mereka karena Zafran pria miskin. Zafran masih sakit hati pada Laura dan ingin membalas dendam.
Di sisi lain Laura mengetahui rahasia kedua orang tuanya setelah mereka meninggal, dan kini beban berat berada di pundak Laura.
Sedangkan Zafran pria miskin itu kini telah berubah menjadi penguasa dunia bisnis.
Bagaimana kisahnya yuk baca kelanjutannya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 23
Laura menyusuri bibir pantai dengan kaki telanjang, pasir putih yang bersih sedikit menenangkan hati Laura dan membuatnya melupakan apa yang baru saja ia alami beberapa menit lalu.
Laura sangat menyukai pemandangan itu, gadis itu mulai menyadari bahwa selama ini ia hidup di dalam goa dan menjadi manusia purba.
"Bagaimana bisa hampir 10 tahun lebih aku tidak pernah keluar dari bayang-bayang ketakutanku sendiri dan memilih mengurung diriku dalam pemikiran yang kolot karena kisah cinta masa lalu ku yang tragis, aku menjadi manusia yang berfikir bahwa betapa sempitnya dunia, bahkan aku tidak tahu ada tempat yang seindah ini, andai saja ayah dan ibu ku masih hidup, mereka pasti akan sangat senang melihat pemandangan yang indah ini." Di dalam hati, Laura mengolok-olok dirinya sendiri.
Laura menyapu seluruh pandangannya, membiarkan matanya menikmati keindahan pantai yang bersih, air laut yang sangat jernih, dan makhluk laut menggemaskan yang bersembunyi masuk ke dalam karang-karang.
Sejauh mata memandang ia tidak melihat sampah, atau sesuatu yang membuat matanya sakit.
"Aku ingin memanjakan mataku, sebelum pada akhirnya aku akan melihat sosok serigala lagi." Kata Laura yang membayangkan sosok Zafran.
"Sepertinya pantai ini milik pribadi." Guman Laura lagi.
Setelah puas bermain air, dan menangkap beberapa ikan, kerang, atau bintang laut, dan juga kepiting, Laura duduk di pasir yang sedikit padat dan kering.
Saat ini pantai sedang surut sehingga Laura bisa menikmati pemandangan karang yang luas dan berwarna warni dengan segala penghuni nya.
"Apa boleh aku duduk di sini." Seorang wanita dengan sopan menyapa Laura.
"Silahkan aku juga sedang duduk-duduk saja menikmati angin pantai." Jawab Laura ramah, sembari menelisik siapa yang menyapanya, sejak ia datang tak ada yang mau menyapa bahkan ia seolah menjadi satu-satunya orang asing.
Cukup lama mereka hanya duduk dan memandang deburan ombak yang sedang surut. Tanpa masing-masing mengatakan sesuatu.
"Aku... Tidak suka dengan keramaian." Kata wanita itu tiba-tiba membuka obrolan.
"Maaf...?" Laura bertanya, ia tidak mengerti maksud wanita itu dengan mengatakan bahwa dirinya tidak menyukai keramaian.
"Aku tidak suka dengan keramaian, aku lebih senang menyendiri dengan segala aktifitas yang kusukai, menonton tv, membaca novel, berkebun, dan semacamnya yang bisa ku lakukan sendirian." Kata wanita itu lagi.
"Ya, aku mengerti, masing-masing orang memiliki sifatnya sendiri-sendiri. Bahkan ada seseorang yang mempunyai sifat suka seenaknya mengatur hidup orang lain." Sahut Laura kesal.
Wanita di samping Laura tersenyum mendengar kalimat Laura.
"Kamu dengan siapa datang kesini, aku Jane istri Philip."
"Oh... Astaga, anda istri Tuan Philip? Saya tidak tahu Nona, maafkan kelancangan saya." Laura terkejut dan salah tingkah.
"Kenalkan saya Laura." Kata Laura sembari membersihkan tangannya dan kemudian mengulurkan tangannya, Jane tersenyum dan menyambut tangan Laura. Mereka bersalaman.
"Jangan memanggilku Nona, cukup Jane." Senyuman Jane sangat indah, wanita itu memiliki rambut panjang berwarna kemerahan dan memiliki wajah cantik serta berkulit putih.
"Aku sudah katakan pada Philip, ulang tahunnya tahun ini aku ingin merayakannya berdua saja, tapi dia bersikeras tetap ingin mengundang seluruh teman-temannya, dia jelas-jelas tahu bahwa aku selalu malas dengan acara yang penuh dengan ramah tamah dan omong kosong."
Laura hanya mendengar dan tidak berani memberikan pendapatnya.
"Aku mencintai Philip, dan aku yakin dia juga sangat mencintaiku, tapi sebelum itu ada seseorang yang jauh lebih aku cintai."
Dan saat itulah Laura melihat kearah Jane.
"Kau pasti terkejut, kenapa aku menceritakan ini padamu, tapi aku yakin kau akan menjaga rahasiaku, entah mengapa saat pertama kali melihatmu aku sudah merasa cocok, kau bermain air sendirian dan terlihat bahagia, itu mengingatkanku ketika aku belum menikah." Kalimat Jane terhenti, wanita cantik itu menarik nafasnya seolah sedang merangkai kalimatnya lagi.
"Sebenarnya Philip bukanlah orang yang ku inginkan untuk menikah denganku, saat itu aku memiliki pacar bernama Leo, tapi aku harus menerima lamaran Philip karena ayahku memiliki hutang budi padanya, Philip menyelamatkan ayahku ketika kecelakaan hampir saja merenggut nyawanya, aku sangat menyayangi ayahku karena dia satu-satunya keluarga yang aku punya." Jane mendesah wajahnya terlihat murung, dan melanjutkan lagi ceritanya.
"Philip menginginkan aku untuk menjadi istrinya, dan bulan depan adalah perayaan satu tahun pernikahan kami, Philip sangat menginginkan seorang anak tapi aku masih belum bisa mengandung, kami sudah melakukan segala jenis pemeriksaan hasilnya kami dinyatakan sehat, aku hanya takut dia akan meninggalkan ku, karena sekarang aku sudah mulai mencintainya, dia memperlakukanku sangat baik, dia tidak pernah marah, aku benar-benar takut kehilangan dia."
"Aku tidak mengerti tentang permasalahan rumah tangga, tapi aku yakin Philip akan tetap mencintaimu, kenapa kau tidak mencoba untuk saling mengobrol dan terbuka, jelaskan apa yang menjadi kegundahan hatimu, dan katakan saja kemungkinan terburuknya." Laura mengatakan dengan sangat hati-hati, ia tidak ingin kalimatnya menyakiti wanita baik yang kini menjadi temannya.
"Aku tidak siap, aku takut akan kehilangan dia."
"Tapi sekarang atau besok sama saja bukan, jika dia pada dasarnya tidak bisa menerima, sama sama akan tetap meninggalkanmu, berbeda jika kau sudah mengatakannya semua yang ingin kau katakan, jika kau sudah mengatakan apa yang ingin kau katakan hatimu sudah lega dan tidak ada lagi rasa gelisah ataupun takut, serta kekhawatiran, jika dia tetap bersama mu artinya dia benar-benar tulus mencintaimu apa adanya, karena cinta sejati tidak pernah memandang pasangan kita dari sudut kekurangan namun menerima kekurangan yang ada di dalam diri kita."
"Kau benar..." Kata Jane.
"Jika pada dasarnya dia tidak mencintaiku dengan tulus, sekarang atau besok sama saja akan tetap meninggalkanku."
bersambung~