NovelToon NovelToon
Dibalik Istana Naga

Dibalik Istana Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Romansa / Fantasi Wanita / Harem / Balas Dendam / Enemy to Lovers
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Black _Pen2024

Untuk membalaskan dendam keluarganya, Swan Xin menanggalkan pedangnya dan mengenakan jubah sutra. Menjadi selir di Istana Naga yang mematikan, misinya jelas: hancurkan mereka yang telah membantai klannya. Namun, di antara tiga pangeran yang berebut takhta, Pangeran Bungsu yang dingin, San Long, terus menghalangi jalannya. Ketika konspirasi kuno meledak menjadi kudeta berdarah, Swan Xin, putri Jendral Xin, yang tewas karena fitnah keji, harus memilih antara amarah masa lalu atau masa depan kekaisaran. Ia menyadari musuh terbesarnya mungkin adalah satu-satunya sekutu yang bisa menyelamatkan mereka semua.
Langkah mana yang akan Swan Xin pilih?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black _Pen2024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 Tenggelam di Kolam Ikan Koi.

Suara tenang dan penuh geli itu membelah udara wangi taman. Swan Xin berhenti, tangannya yang tersembunyi di dalam lengan jubahnya mengepal erat. Ia berbalik perlahan. Pangeran Zheng Long bersandar dengan santai di pilar gerbang taman, senyum tipis yang penuh perhitungan tersungging di bibirnya. Dia sudah menunggunya.

“Kisah yang sangat menyentuh,” lanjutnya, melangkah keluar dari bayang-bayang pilar. Jubah kelabunya membuatnya tampak seperti predator yang menyamar di tengah kabut pagi. “Aku hampir saja menangis.”

“Hanya sebuah kisah lama, Yang Mulia,” balas Swan, suaranya berhasil ia jaga agar tetap tenang, menundukkan kepalanya dengan gestur sopan yang kontras dengan detak jantungnya yang berpacu. “Kisah tentang hal-hal yang benar-benar penting.”

“Penting,” ulang Zheng Long, seolah sedang mencicipi kata itu di lidahnya. Ia berjalan mendekat, gerakannya lambat dan disengaja. “Menarik sekali bagaimana definisi ‘penting’ bisa berbeda-beda bagi setiap orang. Bagi Ibundaku, porselen itu penting. Bagi Anda, mangkuk jelek itu. Dan bagiku…” Ia berhenti tepat di depan Swan, matanya yang cerdas memindai wajah Swan seolah sedang membaca sebuah peta kuno. “Bagiku, informasi yang penting.”

“Informasi apa yang mungkin dimiliki oleh gadis desa seperti hamba, Yang Mulia?” tanya Swan, suaranya dibuat terdengar naif dan sedikit bingung.

Zheng Long tertawa pelan, tawa yang tidak mencapai matanya. “Gadis desa, ya?” cibirnya lembut. “Aku jadi sangat penasaran, apa di desa Anda semua gadisnya sepandai ini? Bisa mengubah ratu harem menjadi pion dalam permainannya sendiri hanya dengan sebuah mangkuk dan cerita sedih?”

"Hamba tidak mengerti maksud Anda, Yang Mulia,” sahut Swan, matanya menatap ke arah kerikil di jalan setapak. “Aku hanya mengatakan yang sebenarnya.”

“Oh, aku percaya ceritamu itu benar adanya di suatu tempat,” katanya, melangkah mengitarinya seperti seekor serigala yang sedang menginspeksi mangsanya. “Kau memilih senjatamu dengan sangat baik, Selir Xin. Simpati. Senjata yang paling ampuh untuk melawan kesombongan.” Ia berhenti di belakangnya. Swan bisa merasakan kehadirannya yang dingin tanpa harus menoleh. “Tapi senjata seperti itu hanya efektif kalau tidak ada yang tahu siapa pemegangnya.”

Jantung Swan berdebar lebih kencang. Dia tahu. Dia tahu persis apa yang baru saja ia lakukan.

“Anda melebih-lebihkan kemampuan Hamba, Yang Mulia,” bisik Swan.

“Justru aku merasa selama ini telah meremehkanmu,” balas Zheng Long. Suaranya kini terdengar tepat di samping telinganya, mengirimkan getaran dingin ke seluruh tubuhnya. “Aku datang ke perjamuan Ibundaku hari ini untuk melihat seekor domba. Tapi yang kutemukan ternyata seekor serigala betina yang menyamar dengan sangat, sangat baik.”

Swan berbalik menghadapnya, keputusasaan yang dibuat-buat kini terpancar dari matanya. “Yang Mulia menakuti hamba...”

“Bagus,” sahut Zheng Long dengan senyum tipis. “Itu artinya kau cukup pintar untuk merasa takut. Ketakutan akan membuatmu tetap waspada.” Ia menatapnya lekat-lekat. “Aku akan memberimu satu nasihat gratis, ahli pembuat kue. Jangan terlalu sering menggunakan resep yang sama. Lawanmu akan mulai mengenali rasanya.”

“Terima kasih atas nasihat Anda, Yang Mulia.” Swan membungkuk dalam-dalam, ingin segera mengakhiri percakapan yang mencekik ini.

Ia baru saja akan berbalik ketika sebuah suara lain yang panik memecah ketegangan. Seorang kasim muda berlari tergopoh-gopoh ke arah mereka.

“Yang Mulia Pangeran Kedua! Mohon ampun!” katanya sambil terengah-engah, bersujud di hadapan Zheng Long. “Ada pesan mendesak dari kediaman Menteri Su Yang! Beliau meminta Anda untuk segera datang!”

Mata Zheng Long menyipit sesaat mendengar nama itu, kilatan tajam terlihat sebelum dengan cepat ia sembunyikan kembali. Ia melirik sekilas ke arah Swan, seolah ingin memastikan Swan mendengar nama itu.

“Baiklah. Katakan padanya aku akan segera ke sana.” Zheng Long melambaikan tangannya, menyuruh kasim itu pergi. Kasim itu pun bergegas undur diri.

Zheng Long kembali memusatkan perhatiannya pada Swan. “Sepertinya tugasku sebagai Pangeran memanggil.” Ia tersenyum, senyum yang kali ini terlihat lebih tulus, dan justru itu yang membuatnya lebih menakutkan. “Permainan kita baru saja dimulai, Selir Xin. Pastikan Anda punya banyak persediaan mangkuk tanah liat.”

Tanpa menunggu jawaban, dia berbalik dan berjalan pergi dengan langkah tegap, jubahnya berkibar anggun di belakangnya, meninggalkan Swan yang berdiri mematung di tengah jalan setapak, jantungnya berdebar seperti genderang perang.

Saat ia kembali ke Paviliun Bunga Peoni, wajahnya sepucat kertas. Aura kemenangan yang ia rasakan setelah meninggalkan perjamuan teh itu lenyap tak berbekas, digantikan oleh kewaspadaan dingin yang menusuk.

“Nona, Anda berhasil!” sapa Bi Lan dengan wajah berseri-seri. “Hamba sudah dengar dari pelayan lain! Mereka bilang Anda membungkam Selir Agung!”

“Itu bukan kemenangan, Bi Lan,” sahut Swan pelan, melepaskan jepit rambut gioknya dengan gerakan lelah. “Itu hanya sebuah pertempuran kecil. Dan aku baru saja memprovokasi jenderal musuh.”

“Apa maksud Anda, Nona?”

“Pangeran Kedua. Dia tahu segalanya,” kata Swan. Ia duduk di depan meja riasnya, menatap pantulan dirinya yang tampak asing di cermin perunggu. Mata di cermin itu bukanlah mata selir, melainkan mata seorang prajurit yang terpojok. “Dia tidak akan membiarkanku begitu saja.”

“Lalu apa yang harus kita lakukan?” bisik Bi Lan, ketakutan menjalari suaranya.

“Kita lanjutkan rencana,” jawab Swan tegas, matanya mengeras. “Sekarang kita tahu Zheng Long berhubungan erat dengan Su Yang. Itu informasi penting. Kita hanya perlu lebih… berhati-hati.”

Keesokan harinya, istana terasa sunyi. Terlalu sunyi. Selir Agung tidak memanggilnya. Zheng Long tidak mengiriminya undangan lagi. Swan merasakan ketenangan sebelum badai, ketegangan yang meregang begitu tipis hingga nyaris putus. Ia menghabiskan harinya berlatih kaligrafi, memaksa tangannya untuk tetap stabil, menuangkan seluruh kecemasan dan amarahnya ke dalam goresan tinta hitam di atas kertas putih.

Sore harinya, saat matahari mulai condong ke barat, Bi Lan masuk ke dalam kamarnya. Wajahnya tidak lagi pucat karena cemas, melainkan putih seperti kain kafan.

“Nona…” bisiknya, suaranya gemetar tak terkendali.

“Ada apa, Bi Lan?” tanya Swan, meletakkan kuasnya. “Kau terlihat seperti baru saja melihat hantu.”

“Bukan hantu, Nona,” gagap Bi Lan. Tangannya mencengkeram lengan bajunya sendiri begitu erat hingga buku-buku jarinya memutih. “Ini… ini tentang Xiao Ju.”

Nama itu membuat perut Swan terasa melilit. Xiao Ju. Pelayan naif dari Paviliun Anggrek Emas. Pion pertama yang ia korbankan. “Kenapa dengan dia?”

Bi Lan menelan ludah dengan susah payah, matanya dipenuhi teror yang murni. “Dia… mereka menemukannya pagi ini.”

“Menemukannya di mana?” desak Swan, hatinya mulai terasa dingin.

“Di kolam ikan koi, di belakang paviliun Selir Agung,” isak Bi Lan. “Tenggelam.”

Dunia Swan serasa miring sesaat. Kuas di tangannya jatuh, meninggalkan noda hitam pekat di atas kertas kaligrafi yang bersih, seperti percikan darah.

“Kecelakaan?” tanyanya, suaranya sendiri terdengar asing di telinganya.

Bi Lan menggelengkan kepalanya dengan hebat, air matanya kini mengalir deras. Ia melangkah mendekat, suaranya turun menjadi bisikan yang parau dan penuh ketakutan. “Mereka bilang dia terpeleset saat memberi makan ikan. Tapi kasim yang pertama kali menemukannya… dia bilang dia melihat ada surat perpisahan yang terlipat rapi di atas meja kamarnya. Para pengawas menyebutnya… bunuh diri.”jelas Bi Lan.

1
Yunita Widiastuti
tahta...oh ...tahta..
Yunita Widiastuti
🌹💪💪💪
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: gift. maaf typo
total 2 replies
Ita Xiaomi
Cara aman menghilangkan bukti.
Eskael Evol
luar biasa
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: Terima kasih kakak bintang limanya. jangan bosan baca karya karya author yang ongoing ya...🌹🥳🙏😄
total 1 replies
Eskael Evol
cerita nya sangat bagus
trmkash thor good job👍❤
Ulla Hullasoh
terlalu ingin tau xin jd membahayakan orang lain
Jeffie Firmansyah
awal cerita yg mantap 💪
Wiji Lestari
penasaran💪
Wiji Lestari
💪💪
Eskael Evol
keren trmksh thor👍❤
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: 🙏🙏🥳Terima kasih kakak. semua dukungan kakak sungguh berharga buat author. Terima kasih🙏
total 1 replies
Eskael Evol
keren cerita nya smg ttp seru hingga ahir👍
Eskael Evol
bisa nggak ya nama² pemeran pakai nama biasa aja biar gak ribet dan bingung, sayang cerita bagus tapi malas baca nya
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: maaf. akan saya perhatikan selanjutnya. Terima kasih untuk masukannya. 🙏🙏
total 1 replies
Ulla Hullasoh
karya yang bagus Thor.....🥰
Ulla Hullasoh
akhirnya selamat...sampe tarik nafas 👍
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: Terima kasih kak. udah mampir di cerita author. semoga suka. boleh klik napen author untuk pilih novel author yang lain. berbagai genre juga.
jangan lupa subscribe, like, komen, gift, vote dan klik bintang limanya. Terima kasih dukungan para pembaca setia sangat berharga buat author. lope lope sejagat... 🥳🌹😍🙏
total 1 replies
Ita Xiaomi
Demi kelangsungan hidup Kasim Li😁
Arix Zhufa
ku kira MC cewek nya kuat...ternyata
Arix Zhufa
cerita awal nya bagus tp setelah baca sampe bab ini alur nya bertele tele
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: Terima kasih masukannya. Akan saya perhatikan kembali. 🙏🌹
total 1 replies
Arix Zhufa
sampe di bab ini MC cewek nya keren
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: semangat bacanya ya kak. thx all.🌹🥳🙏
total 1 replies
Arix Zhufa
bab 2 aja udh keren
Arix Zhufa
mampir thor
Black_Pen2024 Makin Sukses 🎉✨: Terima kasih kakak. semoga suka ya. masih banyak kisah author yang lain. bisa klik aja napen author dan pilih kisah kisah author yang mana yang suka boleh dibaca. Jangan lupa subscribe, like, komen, gift, vote dan klik bintang limanya thx u. lope lope sejagat😍🥳🌹🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!