Kanaya Putri, atau sering disapa Naya itu selalu dikasih jatah 25 ribu perhari oleh suaminya Adi. Uang 25 ribu tersebut harus cukup untuk mencukupi makan satu keluarganya yang berjumlah 6, itu pun sudah termasuk Naya dan juga Adi. Setiap hari Naya harus memutar otak untuk dibuat apa dengan uang 25 ribu tersebut. Jika lauk yang tak sesuai selera, Naya lah yang mendapatkan segala cacian dari keluarga suaminya. Naya sampai frustasi karena sikap pelit suaminya. Suatu hari tak sengaja Naya melihat sang suami sedang PDKT dengan mantan pacarnya, karena mencium bau- bau perselingkuhan, Naya pun mulai masa bodoh. Dan ketika ia mulai menemukan suatu aplikasi yang bisa menghasilkan cuan, Naya pun mulai enggan untuk bersikap jujur. la menyembunyikan gajinya dari keluarga suaminya yang pelit bin medit itu.
Lalu disaat Naya hendak membongkar perselingkuhan suaminya itu, malah dirinya dituduh menggoda ayah mertuanya. Lantas sikap ара
yang akan di ambil Naya nanti?
Yuk ikutin Kisah Naya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RAHASIA BU INDAH
Flas Back!
"dasar mantu edan! Sial sekali aku punya mantu kayak dia, udahlah gak berpenghasilan dan gak bisa beranak, kini bisanya ngebantah dan keluyuran gak jelas. " gerutu bu Indah selepas kepergian Naya.
Ia mengambil air es dari dalam kulkas lalu mengompres keningnya yang sedikit benjol karena ulah Naya tadi.
Klunting!
Ponselnya berdenting, pertanda ada pesan masuk. Dengan wajah yang masih merengut bu Indah meraih gawainya tersebut kemudian wajahnya semakin keruh saat tahu siapa orang yang mengiriminya pesan.
"hahhh, bagaimana mereka tahu alamat rumahku !" gumamnya gusar.
Brak
Brak
Brakk!
Tak lama terdengar pintu yang di ketuk sangat kasar
"heh Indah, keluar kamu! Kami tahu ya kamu ada didalam!" teriak seseorang diluar sana.
"aduh mampus, kok mereka bisa sampai sini sih!"
gumam bu Indah ketar- ketir.
Brak
Brakk!
Klaim
"keluar atau tidak akan kami rusak pintu rumahmu!" terdengar teriakan lagi.
Mendengar semua ancaman itu, akhirnya bu Indah pun terpaksa membuka.
Ceklek!
"a-ada apa kalian......" kata bu Indah terpotong karena beberapa ibu ibu berpakaian modis langsung masuk menyerbunya.
Blamm!
Pintu ditutup karena tak mau aksi mereka diliat oleh tetangga. Bisa hancur image mereka semua nanti.
"heh, kembalikan uang kami Indah!" pekik salah satu dari mereka marah.
"u-uang apa?" gagapnya pura pura lupa ingatan
Plakk!
Tanpa aba- aba, salah seorang ibu langsung menampar Bu Indah.
"jangan berlagak amnesia kau Indah, cepat
kembalikan uang kami atau tidak kami akan memukulmu beramai-ramai." ancamnya.
Glekkk!
Bu Indah pun menelan ludahnya dengan susah payah.
"a-apa maksud kalian. Uang apa? Aku tidak mengerti.
Bu-bukankah aku sudah keluar dari grup dengan cara baik-baik?" gugup bu Indah berusaha mengelak.
Mereka berlima pun saling pandang, kemudian dengan kompak menjambak mencakar dan menampar wajah bu Indah secara serempak.
Bug
Plakk
Sraaattt!
"Aaaarg, hentikan- hentikan! Apa yang kalian lakukan!" pekik bu Indah kesakitan.
"kembalikan uang kami atau kami bunuh kamu dan akan memutilasimu!".pekik salah satu dari mereka.
Rupa-rupanya bu Asih keluar dari grup arisan secara tiba-tiba, dia keluar disaat dia sudah menang arisan saat di awal-awal. Awalnya dia mangkir dan berkata untuk libur sejenak. Dan akan membayar dobel di bulan depannya. Tapi sampai arisan selesai bu Indah tetap tidak muncul. Walau grup arisan cuma berjumlah 6 orang, tetapi mereka merasa dirugikan. Setoran perbulannya cukup besar, yakni 2 juta rupiah.
"tidak, aku mohon, jangan bunuh aku..." seru bu Indah menangis.
"kalau begitu cepat bayar uang kami, sebesar 10 juta !" pekik mereka.
"se-sepuluh juta...? Da-dari mana saya mendapatkan uang sebanyak itu?" ujar bu Indah
"ya kami tidak perduli. Pokoknya uang kami harus kembali saat ini juga, kalau tidak.....".salah satu dari mereka pun mengeluarkan pisau dari dalam tasnya.
Melihat ibu bu Indah pun ketakutan.
"iya..iya... Aku bayar!" pekik bu Indah yang merasa tersudut.
"kalau begitu cepat!" sentaknya.
Bu Indah kembali sedih,
"ta-tapi tidak sekarang, untuk saat ini saya tidak pegang uang sebanyak itu..." lirihnya masih menatap takut pada salah satu temannya yang memegang pisau.
"mana kami perduli, pokoknya saat ini juga kamu harus bayar. Kalau kami lepaskan kamu, pasti kamu akan kabur lagi kan?"
"tidak, mau kabur keman aku sedangkan ini tempat tinggalku. Aku mohon beri waktu aku dua minggu lagi. Karena dua minggu lagi anakku gajian" mohon bu Indah.
"eh jeng jeng, kita ambil saja kalungnya, sepertinya mas murni tuh!" celetuk salah satu dari mereka saat
melihat sesuatu yang berkilauan dileher bu Indah.
Mata bu Indah langsung melotot mendengarnya.
"ah ide bagus tuh," seru yang lain kemudian melepas paksa kalung bu Indah.
"hey hey, apa yang kalian lakukan! Itu namanya pencuri!" pekik bu Indah sembari melawan.
Plak
Plakkk!
"diam kamu, atau mau kupotong lehermu itu Indah!"
ancam mereka dengan menampar lagi wajah bu Indah.
Akhirnya bu Indah pun diam dan pasrah, ia teringat dengan kasus pembunuhan mutilasi seorang bocah gegara juga sebuah kalung
Biar bagaimanapun bu Indah masih ingin hidup lebih lama.
Bu indah hanya bisa menangis tersedu- sedu saat emas- emasnya di rampas oleh mereka semua.
Rupanya tak hanya kalung, gelang anting dan juga cincin ikut mereka rampas karena setelah dihitung kalung saja tidak cukup menutupi hutangnya.
"nah kurasa ini sudah cukup, cepat ambil surat-suratnya, kami akan jual semua ini dan akan kami bagi"
seru mereka.
"jangan semua dong, jika dijual itu ada 12 jutaan".seru bu Indah protes
"eh sinting lu, selain kalung yang lain ini emas setengah tua, yang otomatis akan dapat potongan. Udah cepat sana ambil semua surat-suratnya. "
Bu Indah mendengus kesal,.sudahlah wajahnya terasa
sakit kini semua emas kebanggaannya ikut raib.
Dengan terpaksa bu Indah pun masuk kedalam kamarnya untuk mengambil surat emas emas tersebut.
"nah begini dong, harusnya kamu bersikap kooperatif
sejak awal sehingga kejadian hari ini tidak perlu terjadi"
"dan satu lagi, kau kami keluarkan dari circle kami, kau bukan anggota kami lagi.".seru yang lain.
Setelah mendepatkan apa yang menjadi hak mereka,
mereka berlima pun pergi dari rumah bu Indah.
"duh apes- apes, raib semua emasku!" gerutu bu indah meratapi nasibnya yang tragis hari ini
Sudahlah semua emasnya hilang, kini wajahnya pun jadi babak belur tak berbentuk.
Flas back selesai..
"itu... Itu siapa bu? Jawab yang jujur" tegas Aris
mendesak
Semua orang termasuk Naya menanti jawaban bu indah, penasaran siapa orang yang sudah membuat wajah wanita paruh baya itu sampai babak belur begitu.
"apa mau kasus ini sampai dipolisi saja bu?" imbuh Naya mulai mengancam. Ia mulai geram lantaran mertuanya itu tak kunjung memberi jawaban.
"eh jangan!" cegah bu Indah gelagapan.
"kalau begitu jawab dong, siapa yang udah gebukin ibu sampai bonyok gitu, aku gak mau ya nama aku jadi tercoreng gegara fitnahan ibu itu" ujar Naya
Bu Indah mendengus kesal, ia merasa terpojok dan mungkin akan memberitahukan segalanya.
"ibu... Habis dirampok!" seru bu Indah kemudian membuang muka.
Ngik
Ngiiikkkk!!
Suasana seketika sunyi setelah mendengar pengakuan bu Indah.
"ibu.. Habis kena rampok? Serius atau ini cuma prank?" ucap Naya kurang percaya.
Mata bu Indah seketika mendelik mendengarnya,
"hehh, wajah ibu sampai bonyok gini kamu kira ini prank ? Matamu buta atau pic3k hahh!" pekik bu Indah sembari mendelik.
Naya mendengus kesal,
"bu, buta sama pic3k itu sama aja. Gak ada bedanya." tegur Aris meralat ucapan ibunya.
" diam kamu!" sentak Bu Indah pada putra kembarnya tersebut.
"ibu jujur deh, ibu habis nyemplung ke got mana?
Atau habis kena sembur pocong kali ya sehingga wajah ibu hancur berantakan begitu?" tanya Naya penasaran.