NovelToon NovelToon
Mata Sakti Lin Feng

Mata Sakti Lin Feng

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Action
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: ex

Lin Feng, "Tuan Muda Teoris" dari Klan Lin, adalah bahan tertawaan di Akademi Awan Hijau. Dia jenius strategi, tapi bakat bela dirinya nol besar.

Segalanya berubah drastis saat arwah kakek-kakek telanjang mesum merasuki mata kirinya, memberinya kekuatan cheat [Mata Penjiplak] yang bisa meniru dan menyempurnakan jurus apa pun seketika.

Berbekal otak licik, mata copy-paste super, dan panduan kakek mesum di kepalanya, Lin Feng kini siap mengacak-acak dunia Jianghu. Ini adalah kisah di mana dia mempermalukan para jenius, men- trol/ musuh-musuhnya, dan mengejar tujuan utamanya membangun harem terbesar dalam sejarah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ex, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 Bagian 3

Seluruh lapangan latihan kini terdiam. Tawa telah lenyap, digantikan oleh kebingungan yang pekat.

"Dia... dia melakukannya lagi."

"Dua kali... dia menghindari serangan Zhang Yao."

"Yang pertama dia jatuh, yang kedua dia maju. Apa-apaan itu?"

"Itu bukan keberuntungan," bisik seorang murid senior di barisan belakang. "Itu... aku tidak tahu itu apa. Tapi itu bukanlah sebuah keberuntungan."

Instruktur Wang mengelus dagu botaknya. Matanya yang biasanya penuh amarah, kini dipenuhi keraguan.

"Mustahil..."

Di sudut lain, Xiao Ning'er mengepalkan tinjunya.

"Aku benar," batinnya, matanya terpaku pada Lin Feng. "Jatuhnya yang pertama... itu tepat saat Zhang Yao mengerahkan seluruh kekuatannya. Langkah majunya yang kedua... itu tepat sebelum tusukan Zhang Yao mencapai kekuatan puncaknya. Dia... dia bisa melihatnya? Dia bisa membaca aliran jurus Zhang Yao?"

Pikiran itu begitu absurd sehingga dia ingin menertawakan dirinya sendiri. Tapi dia tidak bisa.

Di tengah lapangan, Zhang Yao gemetar. Dia tidak bisa menerima ini. Dia, sang jenius, dipermainkan oleh si Vas Bunga, si Teoris, si Sampah Tampan!

"BERHENTI BERPURA-PURA!" teriak Zhang Yao, suaranya pecah karena frustrasi. "Kau pikir kau siapa?! Bersembunyi di balik keberuntungan dan trik murahan!"

Lin Feng hanya menatapnya, masih dengan ekspresi sedih memandangi jubahnya yang robek.

"Zhang Yao," kata Lin Feng pelan. "Jubah ini harganya lebih mahal dari seluruh tabungan keluargamu. Kau harus membayarnya."

"AKU AKAN MEMBAYARMU DENGAN RASA SAKIT!"

Zhang Yao sudah di luar kendali. Dia mengangkat pedangnya tinggi-tinggi. Qi internalnya meledak dengan kekuatan penuh, jauh lebih kuat dari sebelumnya.

"GERAKAN KETIGA! INI AKHIRMU!"

"AKU TIDAK AKAN MEMBERIMU KESEMPATAN UNTUK JATUH ATAU MENGELAK!"

"RASAKAN INI! 'TEBASAN BADAI AWAN'!"

Ini adalah jurus terkuatnya. Bukan lagi 'Jurus Pedang Awan Mengalir' yang biasa. Ini adalah teknik rahasia Klan Zhang!

Dia tidak menyerang dengan satu tebasan. Dia melepaskan tiga tebasan dalam satu detik, menciptakan jaring pedang yang mengarah ke dada, leher, dan pinggang Lin Feng secara bersamaan.

Itu cepat. Itu brutal. Tidak ada jalan keluar.

"Sialan! Sialan! Sialan!" Lin Feng panik dalam hati. "Kek! Dia serius mau membunuhku! Apa yang harus kulakukan?!"

"Hooo! Akhirnya dia mengeluarkan jurus yang lumayan!" seru si Kakek, terdengar sangat gembira. "Tapi tetap saja... SAMPAH!"

"JANGAN HINA DIA TERUS WOII! BANTU AKU!"

"TENANG, BOCAH! JARING PEDANG KATANYA? KONYOL!" ejek si Kakek. "Dia membagi kekuatannya ke tiga titik! Itu adalah kesalahan paling bodoh! Dia cepat, tapi tidak ada satupun tebasannya yang mematikan! Dia hanya pamer!"

"LIHAT!"

Mata kiri Lin Feng kembali memanas.

ZZT!

Dunia melambat. Tiga tebasan Zhang Yao terlihat jelas. Garis-garis biru Qi-nya...

"DIA MEMBUKA SEMUANYA!" tawa si Kakek. "Dada tengahnya! Pergelangan tangan kanannya! Bahkan lutut kirinya! Dia seperti pelacur yang melebarkan kakinya, mengundangmu untuk masuk kedalamnya! Kau bisa pilih yang mana saja!"

"Aku tidak mau memilih itu!"

"Kalau begitu, jangan memilih! Ingat jurus 'Embun Pagi' si nona dingin tadi?"

"Jurus sampah itu?!"

"Tepat! Jurusnya sampah karena dia tidak tahu cara memakainya! Konsep dasarnya adalah KECEPATAN! Kau tidak perlu memblokir ketiga serangannya. Kau hanya perlu menyerang sebelum dia menyelesaikannya!"

"Tapi bagaimana..."

"PERGELANGAN TANGAN KANANNYA! Itu titik tumpu semua serangannya! HANCURKAN ITU!"

Jaring pedang Zhang Yao hanya berjarak satu meter dari Lin Feng.

"Persetan!"

Lin Feng tidak mencoba menghindar. Dia tidak mencoba memblokirnya. Dia bahkan tidak mengambil posisi kuda-kuda yang benar.

Dia hanya... menusuk.

Lurus ke depan.

Gerakannya canggung. Bahunya kaku. Kakinya hampir tersandung lagi. Itu adalah tusukan paling amatir yang pernah dilihat di akademi.

Zhang Yao, yang sedang dalam puncak serangannya, melihat tusukan putus asa Lin Feng.

"BODOH!" pikir Zhang Yao. "MENCOBA BERADU SERANGAN DENGANKU?! KAU AKAN MATI..."

Dia akan menebas pedang Lin Feng dan memotong tubuhnya menjadi tiga.

Tapi...

Tepat sebelum jaring pedangnya mengenai Lin Feng... pedang Lin Feng yang menusuk lurus itu tiba-tiba bergetar.

WENGG!

Itu adalah getaran kecil. Modifikasi dari 'Embun Pagi' yang diajarkan si Kakek. Getaran itu membuat pedangnya sedikit berubah arah, melewati celah di antara tiga tebasan Zhang Yao.

Itu adalah celah yang mustahil. Celah yang bahkan Zhang Yao sendiri tidak tahu ada di sana.

Dan pedang kayu Lin Feng melesat lurus...

KLAK!

Suara yang keras, kering, dan sangat jelas terdengar.

Itu bukan suara pedang kayu yang beradu.

Itu adalah suara pedang kayu Lin Feng yang menghantam tepat di tulang pergelangan tangan kanan Zhang Yao.

Jaring pedang Tiga Tebasan Zhang Yao yang tadinya mengancam... lenyap. Momentumnya pecah. Seolah-olah seorang musisi tiba-tiba mematahkan senar di tengah-tengah nada tertinggi.

Mata Zhang Yao membelalak ngeri.

Rasa sakit yang meledak-ledak... jauh lebih buruk daripada yang pernah ia rasakan... menjalar dari pergelangan tangannya, membakar seluruh lengannya.

Dia tidak bisa lagi memegang pedangnya.

CLATTER!

Pedang kayu itu jatuh dari genggamannya yang lumpuh, berdetak di tanah yang berdebu.

Semua terjadi dalam sepersekian detik.

"AAAAAAAAAAAAARRRRGGHHHHHH!!!"

Jeritan kesakitan yang melengking tinggi, yang sama sekali tidak jantan, meledak dari mulut sang "Jenius" Akademi Awan Hijau.

Zhang Yao ambruk berlutut, memegangi pergelangan tangan kanannya dengan tangan kirinya. Wajahnya pucat pasi, dibanjiri keringat dingin. Dia menatap tangannya dengan ngeri.

Pergelangan tangan kanannya... tergantung pada sudut yang sangat, sangat mengerikan.

Tangannya patah.

Di tengah lapangan, Lin Feng masih berdiri dalam posisi menusuk yang canggung. Lengannya yang memegang pedang gemetar... bukan karena takut, tapi karena tubuhnya yang lemah tidak terbiasa dengan benturan sekeras itu.

"Sialan..." batin Lin Feng, terengah-engah. "Itu... gila. Itu benar-benar... berhasil?"

"HAHAHAHAHA!" tawa si Kakek meledak di kepalanya. "TENTU SAJA ITU BERHASIL, BOCAH! SAMPAH! KAKEK BILANG DIA SAMPAH! LIHAT ITU! DIA MEMBUKA DIRINYA SEPERTI SEORANG PERAWAN DI MALAM PERTAMANYA! KERJA BAGUS NAK! HAHAHA!"

Lin Feng nyaris tersedak.

"Kau... definisi 'bantuan' dan 'pelecehan' itu tipis sekali ya, Kek."

Seluruh lapangan membeku.

Para murid, baik laki-laki maupun perempuan, berdiri dengan mulut ternganga.

"Apa..."

"Apa yang baru saja... terjadi?"

"Aku... aku tidak melihatnya..."

"Tusukan Lin Feng... mengenai... tangan Zhang Yao?"

"Dia mematahkannya?"

"Mustahil! Itu Zhang Yao! Dia memakai 'Tebasan Badai Awan'!"

Instruktur Wang, yang tadinya siap melompat untuk melerai, kini berdiri mematung. Matanya terpaku pada Lin Feng.

"Tidak," bisik Instruktur Wang pada dirinya sendiri, matanya membelalak ngeri. "Itu bukan keberuntungan. Tidak mungkin. Dia... dia menemukan satu-satunya celah. Dia menyerang titik tumpu. Dia... memprediksinya? Tidak... dia membacanya."

Di sudut lain, Xiao Ning'er menutup mulutnya dengan tangan. Matanya yang indah dipenuhi keterkejutan murni.

"Jurus itu..." batinnya, jantungnya berdebar. "Itu 'Embun Pagi'. Itu jurusku! Tapi... jurusku tidak seperti itu! Itu seribu kali lebih cepat, lebih efisien, lebih... mematikan. Dia... dia bisa menggunakannya? Dan... memperbaikinya? Dalam sekejap?"

Di tengah keheningan yang menyesakkan itu, Lin Feng akhirnya menurunkan pedang kayunya.

Dia menatap Zhang Yao, yang masih mengerang kesakitan di tanah.

"Aaargh... tanganku... tanganku... KAU... SAMPAH! KAU MEMATAHKAN TANGANKU!" raung Zhang Yao, air mata mengalir di wajahnya karena rasa sakit dan malu.

Lin Feng menatapnya dengan ekspresi tenang.

Lalu, dia menghela napas panjang. Dia menatap lengan jubahnya yang robek dengan ekspresi sedih.

"Tiga," katanya pelan.

Zhang Yao mendongak, wajahnya bingung di tengah rasa sakitnya.

"A... Apa...?"

"Tiga gerakan," kata Lin Feng, suaranya datar. "Kau bilang aku boleh menghindar tiga kali. Tapi aku bahkan tidak perlu menghindar."

Dia berjalan mendekat, menatap Zhang Yao yang berlutut di tanah.

"Kau meleset dua kali. Dan dalam gerakan ketiga... kau kalah."

Lin Feng tersenyum. Senyum khasnya yang menawan, yang kini terlihat seperti senyum seorang iblis di mata Zhang Yao.

"Oh," tambah Lin Feng. "Dan kau masih berhutang jubah baru padaku."

1
adi ambara
buang lah novel sampah ni thor..mc yg sombong bodoh...
I'M WHITE: lagi proses buff itu kak, makasih masukannya 👍
total 1 replies
adi ambara
minta kekuatan..tapi bodoh sombong..
I'M WHITE
porsi dialognya emang sengaja ane banyakin 🤣
Tiandi
terlalu banyak dialog daripada narasi, semangat thorr/Shy/
Tiandi
kenapa nggak pakai judul "Mata Penyalin Aktif" lebih enak aja gitu baca baca../Smile/
I'M WHITE: terlalu mainstream
total 1 replies
Tiandi
icip-icip dulu
Xiào Hān ୧⍤⃝🍌
Cie cover baru
I'M WHITE: tumben dirubah ama NT, biasanya dibiarin aja
total 1 replies
Dwalkii
menurut kakak kuat di narasi tapi kurang di dialog. menurut ku, maaf kak sok tahu ya🙏

tapi overall, ini cukup bagus👍
Dwalkii
Saskehhh!!!🤣🤣
Dwalkii
🤣
Dwalkii
Oke... ini menghancurkan citra Manusia kuno di pikiran ku.
Dwalkii
Bagian ini lucu🤭
Aveline
lucuu bangett😭🤣🤣
Aveline
wkwkwk 😭😭
Aveline
kakk lucu banget 🤣🤣
Dwalkii
mampir kak, tapi ga sekedar mampir trus like. aku baca yaa/Proud/

untuk kalimat 'haaaah' ini seperti menghela napas kan? harusnya Hoamm, mungkin?🤭

maaf kak sok tau, tapi aku lebih nyaman begitu🙏
Aveline
kawin banget nihh author?🙏😭
Gege
dan tema remasan dada pun berakhir.. 🤣🤣
I'M WHITE
sebenernya babnya dah sampe 30 tapi bijgung mau up semua apa satu satu gini🤣
Gege
masih dengan remasan dada yang belom juga terselesaikan... 🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!