Tiga Roh Penjaga datang dengan membawa sejumlah misteri. Dari medali, koin, lonceng misterius, sampai lukisan dirinya dengan mata ungu menyala, semuanya memiliki rahasia yang mengungkap kejadian masa lalu dan masa depan. Yang lebih penting, panggilan dari Kaisar Naga yang mengharuskan Chen Li menjalankan misi yang berkaitan dengan pengorbanan nyawa, sekaligus memperkenalkan peluang rumit tentang kondisi Mata Dewanya.
Dengan ditemani dua murid, mampukah Chen Li memecahkan misteri tersebut, sekaligus menyelesaikan misi dari Kaisar Naga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmat Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 25 ~ Menyelamatkan Long Yi
Chen Li tersungkur di permukaan yang tak stabil, terhisap sepenuhnya ke dalam dimensi antara. Dunia di sekelilingnya adalah kekacauan yang terwujud.
Langit berwarna ungu gelap berganti dengan jingga menyala dalam hitungan detik, sementara daratan di bawahnya terus berubah bentuk antara padat dan cair. Butiran pasir berwarna perak melayang di udara, masing-masing memantulkan gambaran masa lalu yang berbeda-beda.
Di kejauhan, ribuan jiwa-jiwa yang terperangkap bergerak bagai ikan dalam akuarium raksasa, wajah-wajah mereka yang pucat dan mata yang kosong menyaksikan pertarungan yang akan terjadi.
"Dimensi antara..." gumam Chen Li sambil bangkit dengan sigap, memperhatikan sekelilingnya dengan waspada. Di sinilah jiwa-jiwa yang terpisah dari raganya berkeliaran, terjebak dalam ruang tanpa waktu. Pedang Mata Jiwa sudah terhunus di tangannya, memancarkan aura perak yang stabil di tengah kekacauan ini, menjadi satu-satunya titik terang di tengah lautan ketidakpastian.
Dia mengerahkan Indra Energinya, merasakan sekeliling. Ada dua keberadaan kuat yang saling bertautan seperti dua utas benang yang dipintal menjadi satu. Yang satu adalah energi murni Long Yi yang dikenalnya dengan baik, namun kini tertutup kabut kegelapan. Yang lain adalah energi asing yang lebih tua, lebih dingin, dan penuh kebencian—Kaisar Iblis. Jiwa-jiwa yang melayang di sekitarnya pun mulai menjauh, seakan takut terhadap kehadiran energi gelap tersebut.
"Manusia kecil, berani sekali kau memasuki domain-ku."
Suara itu bergema dari segala penjuru, membuat jiwa-jiwa di sekelilingnya bergetar ketakutan. Chen Li tak menjawab, melainkan langsung menyambut serangan energi yang baru saja melesat ke arahnya
"Pedang Penghancur Ilusi - Tujuh Bayangan Mematikan!"
Tujuh bayangan Chen Li muncul, masing-masing mengeluarkan teknik pedang yang berbeda. Namun ini bukan sekadar ilusi. Setiap bayangan memiliki substansi energi yang nyata, hasil perpaduan sempurna antara ilusi tingkat tinggi dan seni pedang murni.
Jiwa-jiwa yang menyaksikan pertarungan ini pun terpana, melihat bagaimana setiap bayangan bergerak dengan presisi sempurna, mengitari Raja Iblis bagai para penari dalam ritual kuno.
Raja Iblis yang muncul dari kabut energi tertawa dingin, suaranya mengguncang seluruh dimensi.
"Kau masih menggunakan trik yang sama?" Tangannya yang berkuku tajam mengayun, menghancurkan tiga bayangan sekaligus dengan mudah. Pecahan energi dari bayangan yang hancur beterbangan seperti kembang api perak, membuat jiwa-jiwa di sekitarnya bersembunyi di balik formasi energi yang berputar-putar.
Tapi Chen Li sudah menghilang dari tempatnya.
"Pedang Penghancur Ilusi - Kilau Cahaya Penyesat!"
Ribuan titik cahaya tiba-tiba memenuhi dimensi antara, masing-masing berubah menjadi pedang energi yang menusuk dari segala arah. Cahaya yang terpancar begitu terang hingga membuat jiwa-jiwa yang menyaksikan harus menutupi mata mereka, sementara beberapa jiwa yang lebih berani justru mendekat, tertarik oleh keindahan mematikan dari teknik pedang ini.
Untuk pertama kalinya, Raja Iblis terpaksa mundur, wajahnya yang angkuh kini menunjukkan sedikit kejutan. "Bukan... ini bukan sekadar ilusi!"
"Benar," suara Chen Li bergema dari balik tirai cahaya, seolah datang dari segala arah sekaligus. "Inilah Jalan Pedang Ilusiku—di mana yang nyata dan yang maya tak lagi terbedakan." Beberapa jiwa mulai berbisik-bisik, kagum dengan penguasaan Chen Li yang mampu memadukan kenyataan dan ilusi dengan sempurna.
Pertarungan berlanjut dengan sengit. Setiap kali Raja Iblis mengira telah mengenali pola ilusi Chen Li, pria itu langsung mengubah gaya bertarungnya. Kadang menggunakan "Pedang Penghancur Ilusi - Cakrawala Semu" yang menciptakan lapisan-lapisan dimensi palsu, membuat jiwa-jiwa penonton bingung membedakan mana yang nyata.
Kadang beralih ke "Pedang Penghancur Ilusi - Bayangan Abadi" di mana setiap serangan meninggalkan jejak energi yang terus menyerang bahkan setelah ilusi pudar, membuat Raja Iblis semakin frustrasi.
Tapi Raja Iblis tak tinggal diam. "Kau pikir hanya kau yang bisa bermain dengan persepsi?" Dia mengerahkan kekuatan gelapnya, mengubah dimensi antara menjadi labirin mengerikan dimana setiap sudut memantulkan kenangan paling buruk dari masa lalu Chen Li. Jiwa-jiwa yang tak sempat menghindar terjebak dalam ilusi ini, menjerit-jerit ketakutan sambil berusaha melarikan diri dari bayangan masa lalu mereka sendiri.
Chen Li hampir terjebak dalam ilusi itu, wajahnya berkerut menahan beban emosi dari kenangan pahit yang dihidupkan kembali. Tapi kemudian dia Mengingat kata-kata Naga Guru
"Pedang terkuat bukan yang menusuk tubuh, tapi yang menembus jiwa." Beberapa jiwa yang masih sadar mulai berkumpul, memancarkan energi positif mereka untuk membantu Chen Li, membentuk lingkaran cahaya pelindung di sekelilingnya.
Dia mengubah strategi. Daripada terus menyerang, dia menggunakan "Pedang Penghancur Ilusi - Cermin Jiwa".
Setiap pedangnya kini menjadi cermin yang memantulkan esensi sejati dari Raja Iblis—sebuah jiwa yang terbelah dan menderita. Jiwa-jiwa yang menyaksikan terpana melihat pantulan di cermin-cermin itu, mengenali penderitaan yang sama yang mereka alami selama terperangkap di dimensi antara.
"Lihatlah dirimu yang sebenarnya!" teriak Chen Li saat pedangnya membentuk lingkaran cahaya di sekeliling Raja Iblis. Suaranya menggema didukung oleh bisikan ribuan jiwa yang kini memihak padanya.
Dalam pantulan itu, Raja Iblis melihat wajah aslinya—wajah Long Yi yang terjebak, berjuang melawan kegelapan yang mengikatnya. Untuk sesaat, seluruh dimensi antara menjadi hening, seolah semua jiwa menahan napas menunggu reaksi Raja Iblis.
"Tidak! Ini mustahil!" Raja Iblis mengamuk, tapi serangannya kini tak lagi terfokus. Energi gelapnya menyebar tak terkendali, membuat jiwa-jiwa di sekitarnya berlarian menghindar.
Chen Li melihat celah itu. Dia mengumpulkan seluruh energinya, menggabungkan semua pemahamannya tentang ilusi dan seni pedang selama ini. Pedang Mata Jiwa bergetar hebat, seolah hidup kembali, disambut oleh gemuruh rendah dari kumpulan jiwa-jiwa yang menyaksikan.
"PEDANG DEWA ILUSI - PENGHANCUR BATIN!"
Sinar terang memancar dari pedangnya, bukan menyerang fisik Raja Iblis, tapi langsung menuju inti jiwa yang terbelah. Cahaya itu membentuk simbol sama yang pernah dilihat Chen Li di Ruang Tak Terjamah, dan simbol itu kini membakar dahi Raja Iblis. Ribuan jiwa yang menyaksikan serentak mengerahkan sisa energi mereka, memperkuat serangan Chen Li dengan harapan mereka untuk kebebasan.
"SENIOR YI, KELUAR DARI BELENGGU INI!"
Teriakan Chen Li bergema di seluruh dimensi antara, didukung oleh teriakan ribuan jiwa lainnya yang bergabung menjadi satu suara yang mengguncang seluruh alam. Simbol di dahi Raja Iblis mulai retak, dan dari celah-celah itu, cahaya keemasan energi murni Long Yi mulai menyembur keluar, menerangi seluruh dimensi antara dengan cahaya yang hangat dan menenangkan.
Raja Iblis menjerit kesakitan, tapi jeritannya perlahan berubah menjadi suara yang lebih familiar, suara Long Yi yang lemah namun penuh harapan. Jiwa-jiwa di sekelilingnya mulai bersorak, menyaksikan perubahan yang tak pernah mereka bayangkan mungkin terjadi.
"Chen... Li... Kau... berhasil..."
Dimensi antara mulai bergetar hebat, tak mampu menahan kekuatan yang dilepaskan dari pertarungan ini. Tapi satu hal sudah jelas, kemenangan sudah di depan mata, dan semua jiwa yang menyaksikan pertarungan ini tahu mereka telah menyaksikan kelahiran kembali sebuah legenda.