Rani yang masih berusia 18 tahun, dengan rela dinikahi Malik yang berusia 50 tahun, pria yang baik dan pernah menyelamatkan hidupnya. dimana Malik, pria tua itu selama lima tahun menderita disfungsi yang tak bisa disembuhkan. Dan Rani lah orang yang dapat menyembuhkan penyakit itu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menikah
Pada dini hari, Tikno pulang kerumah setelah ia lama berada diluar rumah, tepatnya pergi ke club malam. Pria itu mencari kesenangan diluar setelah mendapat banyak uang dari Malik.
Susi, dengan raut muka penuh kekesalan, sudah menunggu di depan pintu dengan kedua tangan terlipat di dada. "Kamu ini dari mana saja, Mas? Lihat, setiap hari kamu pulang mabuk dan penuh dengan noda lipstick!" teriak Susi, suaranya memenuhi ruangan yang sepi.
Tikno hanya bisa melirik dengan santainya tanpa kata. Dia mencoba menjaga keseimbangan tubuhnya yang hampir rubuh. Bercak lipstick merah dan pink berserakan di leher dan da danya, bahkan satu noda terlihat jelas di pipinya.
"Dari bisnis Sus," jawab Tikno dengan suara serak, mencoba meyakinkan.
Namun, matanya yang sayu dan bau alkohol yang menyengat dari napasnya hanya menambah amarah Susi. "Aku tidak bodoh, Mas! Ini sudah terlalu sering. Kamu pikir aku tidak tahu?" Susi menunjuk ke arah noda-noda itu, rasanya dalam posisi seperti itu ia ingin sekali memukuli suaminya.
"Mas kenapa diam?" Gerutu Susi membayarkan ingatan enak enak suaminya yang dengan para wanita.
"Sudah jangan cerewet kamu wanita tua, lagi pula aku selalu memberi kamu uang kan?"
"Tapi bukan begini kamu perlakukan aku, jangan boros dan berhenti main wanita mas." Keluh Susi jengah.
Bau parfum dan alkohol yang bercampur berhasil membuat Susi merasa mual, hingga rasanya ia ingin muntah.
"Lagian kamu kenal sih mas hampir tiap hari ke club?" Tanya Susi penasaran.
"Ya usaha cari uang, aku kan bertemu kawanku untuk membicarakan bisnis besar." Dalih Tikno yang masih saja membohongi sang istri.
Padahal ia tidak lagi mencari uang namun malah membuang uangnya untuk kesenangan dirinya sendiri.
"Masa tiap hari membicarakan bisnis ke tempat hiburan? Kan bisa dirumah atau ditempat makan saja." Cicit Susi yang merasa itu hanya alasan suaminya saja.
Mengingat selama ini Tikno selalu saja bermain perempuan dimana pun tempatnya, bahkan terakhir memergoki suaminya sedang in the Hoy dengan wanita lain dirumah mereka, bahkan di peraduan tempat keduanya beristirahat.
Dan herannya Tikno tak pernah jera untuk bermain perempuan.
"Ini bukan keinginanku, teman aku yang meminta ketemuan disana." Bohong Tikno lagi.
Mana ada dia dan temannya berbicara bisnis ditempat hiburan, yang ada dia sendiri yang datang atas inisiatifnya untuk mencari wanita cantik.
"Tapi itu kan boros mas, yang ada uangmu akan habis. Sadar mas."
"Kamu tenang saja cerewet, aku tidak akan kehabisan uang." Jawab Tikno dengan tersenyum sinis.
Sang istri hanya mengernyit, lalu ia merasa bodoh dengan suaminya.
"Ini yang, buat menutup cerewet kamu." Lagi-lagi Tikno memberikan uang segepok senilai 2 juta kepada Susi untuk membuatnya diam tak banyak bicara.
Karena sejujurnya ia malas menghadapi Susi yang sangat bawel, belum lagi kepalanya kini begitu pening setelah ia banyak menghabiskan alkohol.
Diberi uang yang banyak membuat Susi menurunkan nada bicaranya, ia pun tersenyum senang dengan meraup langsung banyak itu dari suaminya.
"Nah kalo begini terus tak apa, aku suka." Jawabnya senang.
"Sudah sana buatkan teh hangat, aku mau mandi dulu. Gerah." Titah Tikno sok berkuasa.
Susi pun tak keberatan ketika suaminya memberikan perintah kepada nya, wanita tua itu juga melayaninya dengan baik.
***
Setelah seminggu Rico telah dipecat oleh Malik, ia hanya menghabiskan uang dari sisa yang ada di rekeningnya. Malik bahkan tak memberikan uang PHK padanya.
Itu semua karena Rico telah merugikan perusahaan Malik hingga milyaran, seharusnya pria itu dipenjara dan mengembalikan uang yang ia korupsi.
Namun Malik masih baik tidak mau memenjarakan Rico, mengingat pria itu telah lama bekerja dengannya. Sengaja imbalannya ia tak mendapat uang kompensasi dari pemecatan yang dilakukan oleh Malik.
Rico terlihat marah, uangnya menipis. Membuatnya stress.
"S1alan Malik, lihat saja tua bangka kamu akan ku buat hancur."
Rico bukannya menyadari kesalahannya, namun pria itu seakan malah semakin tak sadar letak kesalahannya dan berusaha memperbaikinya.
Pria berumur 40 tahun itu berusaha menghubungi seseorang, ia ingin mengetahui detail pengobatan Malik yang katanya di bilang berhasil.
Belum lagi Malik yang pernah menjadi bos nya itu jarang pulang kerumah, seakan pria tua itu betah tinggal di kampung.
"Sangat aneh...." Ucapnya dengan tangan sibuk mencari kontak seseorang.
Suara sambungan terdengar ketika ia baru saja menekan nomer temannya.
"Tolong cari informasi mengenai Malik, akan aku berikan foto dan informasi lainnya. Aku tunggu dalam waktu satu kali dua puluh empat jam."
Setelah itu Rico menutup teleponnya, ia tersenyum miring setelahnya. Lalu ia mengirimkan informasi pada temannya untuk mencari tahu.
"Sayang, ada apa denganmu?" Tanya Susan yang sedari tadi masuk ke dalam kamar pria hanya diam.
"Tidak apa sayang, hanya apa rencanamu kedepannya?" Tanya Rico ingin tahu.
"Entahlah, memangnya kamu ada rencana apa sayang? Tidak ingin menikahi ku? Kau tahu hubungan kita sudah banyak yang tahu." Tukas Susan.
Rico tersenyum, tangannya terulur dengan lembut memeluk bahu istri bos nya yang kini duduk disamping kasurnya.
"Tentu saja, aku juga mencintaimu." Jawab Rico yang kemudian ia mengecup sekilas benda lunak Susi.
Wanita itu terdengar senang, ia begitu bahagia mendengarnya.
"Terima kasih sayang, aku akan menunggu lamaranmu setelah aku sah cerai dari Malik." Susan pun kian mendekatkan dirinya pada Rico.
"Tapi syaratnya kamu harus bisa mengambil sebagian uang Malik, ya anggap aja uang gono gini." Lanjut Rico, pria itu ingin menghasut Susan untuk meminta bagian harta yang banyak dari Malik.
Supaya ia dan Susan nanti tidak kesusahan mencari uang, dan ia tidak usah terlalu repot mencari pekerjaan. Setidaknya ia bisa hidup nyaman sembari ia merencanakan ingin berbisnis.
Lagi pula ada Andy anak sulung Susan yang pastinya pria itu akan membantu ibu kandungnya, dan ia sangat ingin cepat menikahi Susan untuk mendompleng hidup nyaman dan enak.
"Kamu tenang saja sayang, aku tidak bodoh. Dan pasti aku akan meminta bagian yang banyak. Supaya kita bisa hidup enak."
Rico yang mendengar Susan setuju dengan pendapatnya kini kembali menguasai senyumannya. Rencananya yang sangat sempurna untuk hidup nyaman tanpa harus bersusah payah bekerja atau mencari pekerjaan.
"Kamu memang wanita cantik dan cerdas Susan, tak salah aku mengkhianati Malik hanya demi kamu." Puji Rico melancarkan rayuannya.
Susan yang lebih tua lebih dari 3 tahun darinya tentu saja bahagia mendengar pujian pria yang sudah lama menjalin cinta diam-diam dengannya. Dan itu sudah 3 tahun lebih lamanya.
***
Di tempat yang jauh dari tempat perkotaan yang penuh dengan suasana ramai dan jauh dari kenyamanan seperti di pedesaan, dimana Malik kini dan Rani tinggal.
Disisi Rani, Malik selalu senang berada dikampung yang jauh dari kota. Pria itu seolah melupakan tempat muasalnya, tempat dimana ia memiliki perusahaan dan keluarga kecilnya yang telah hancur, dan hanya menyisakan Mesya putri yang kandungannya.
Malik kini terlihat tampan dengan balutan jas, begitu juga dengan Rani gadis berusia 18 tahun itu cantik memakai kebaya berwarna putih. Hari ini adalah hari pernikahan Malik dan Rani, mereka dengn cepat mengadakan pernikahan sederhana saja.
Hanya mengundang perangkat desa dan beberapa warga kampung yang menjadi saksi bahwa mereka berdua telah menikah. Semua ucapan mengalir dari warga kampung, dan perangkat desa yang biasanya selalu menghormati Malik.
Bagi warga desa mereka tak menyangka bahwa Rani begitu beruntung dapat menikahi pria terkaya di kampung ini, tak malah jika usia mereka terpaut jauh.