NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Gadis Desa

Jerat Cinta Gadis Desa

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa pedesaan
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ika Dw

Sari, seorang gadis desa yang hidupnya tak pernah lepas dari penderitaan. Semenjak ibunya meninggal dia diasuh oleh kakeknya dengan kondisi yang serba pas-pasan dan tak luput dari penghinaan. Tanpa kesengajaan dia bertemu dengan seorang pria dalam kondisinya terluka parah. Tak berpikir panjang, dia pun membawa pulang dan merawatnya hingga sembuh.

Akankah Sari bahagia setelah melewati hari-harinya bersama pria itu? Atau sebaliknya, dia dibuat kecewa setelah tumbuh rasa cinta?

Yuk simak kisahnya hanya tersedia di Noveltoon. Dengan penulis:Ika Dw
Karya original eksklusif.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20. Kamu Harus Pergi

"Jadi benar dugaan kami, anda adalah majikan kami, Tuan Adrian..., akhirnya kami bisa menemukan anda!"

Dua pria itu kembali bersemangat dan meyakini bahwa pria yang di depannya itu benar-benar majikannya. Awalnya mereka ragu saat Jaka memberikan penjelasan bahwa dirinya benar-benar tidak mengenalnya, tapi setelah Sari membeberkan kenyataannya keyakinan mereka pulih

kembali.

"Tuan, kenapa bisa begini? Apa yang membuat anda kehilangan ingatan? Kami sampai kebingungan harus mencari anda ke mana lagi, semua orang mengira bahwa anda sudah meninggal di jurang."

Masih tidak menyangka majikannya kini dalam kondisi amnesia. Benar saja dia tidak mengenalinya, bahkan untuk mengingat dirinya sendiri saja sangatlah kesulitan.

"Aku tidak tahu apa yang sudah ku alami hingga jatuh ke jurang, tapi aku sudah tak tertarik untuk kembali ke masa lalu."

Jaka tetap keukeh pada pendiriannya. Ia hanya khawatir dengan Sari jika saja pria itu memaksa untuk ikut pergi bersamanya. Hidup di kampung dengan memiliki istri yang cantik dan juga baik sudah membuatnya bahagia, tak peduli kalaupun masa lalunya memiliki kekuasaan bahkan organisasi besar, baginya harta bukanlah segalanya.

"Tuan nggak boleh berpikir seperti itu. Masih banyak hal yang belum terselesaikan. Anda masih memiliki banyak pekerjaan yang belum terselesaikan, dan tentunya anda sendiri yang harus turun tangan."

Dua pria itu tetap membujuk agar Adrian mau ikut pulang bersamanya. Mereka sudah berjanji kepada keluarga Adrian, sebelum mendapatkan kembali pria itu tidak akan muncul di hadapan mereka.

"Kalau begitu bawa saja nyonya ikut bersama dengan Tuan. Dengan begitu nyonya bisa bertemu dengan keluarga Tuan."

"Ngawur! Istriku belum mengetahui karakter keluargaku. Lagian dia di sini menemani kakek. Kalau kalian mau pulang pulang saja sendiri, aku akan tetap di sini."

Dua pria itu nampak begitu kecewa karena tidak berhasil membujuk bosnya, sedangkan mereka berjanji tidak akan kembali sebelum menemukan Adrian dalam kondisi hidup ataupun mati.

"Tuan, kenapa Tuan setega itu pada kami. Kami bahkan sudah berjanji tidak akan kembali sebelum berhasil menemukan Tuan dalam kondisi hidup ataupun mati. Ayolah Tuan, ikutlah bersama kami. Anda bisa kembali kapan saja untuk menemui nyonya. Selesaikan dulu permasalahan yang belum kelar. Semenjak kepergian Tuan perusahaan mengalami penurunan cukup besar, kalau dibiarkan tidak segera ditangani kami khawatir perusahaan anda akan bangkrut. Belum lagi agen perjudian yang selama ini anda geluti, kalau anda tidak segera mengurusnya maka anda sendiri yang akan menyesal. Mungkin sekarang anda tidak peduli dengan kehidupan anda sebelumnya, karena anda sendiri belum mengingat apa-apa, tapi kami yakin setelah daya ingat anda pulih maka anda bakalan menyesal."

Sari beranjak pergi tak kuasa menahan kesedihannya. Rasanya begitu berat berpisah dengan suaminya. Pernikahannya masih  seumur jagung, haruskah  berakhir? Setelah menikah ia akui mulai nyaman dan sangat takut akan kehilangan. Ia tahu hal itu bakalan terjadi, tapi apa yang bisa dilakukannya? Jaka bukan milik seutuhnya, dia masih memiliki keluarga bahkan masa lalu. Ia hanyalah orang baru yang harus siap ditinggalkan kapan saja.

"Kalian tahu? Kehadiran kalian sudah menyakiti perasaan Istriku! Payah kalian ini!"

Jaka beranjak dari tempat duduknya dan segera bergegas pergi menemui Sari yang kini meringkuk di kamarnya. Ia menyibakkan kelambu dan mendapati istrinya tengah menangis. Perlahan lahan ia melangkahkan kakinya mencoba untuk menenangkannya.

"Dek, apa yang kamu pikirkan? Kalau kamu melarangku pergi, aku juga tidak akan pergi. Udah, jangan nangis ya? Kalau kamu nangis gini aku jadi bingung. Aku kan sudah janji nggak bakalan ninggalin kamu."

"Tapi aku nggak bisa egois mas Jaka. Sekarang kamu sudah bertemu dengan kerabatmu, dan sudah semestinya kamu kembali.  Aku tidak bisa menahanmu!"

Jaka menghela nafas dengan mengusap surainya. Semakin gelisah saja bagaimana cara mengatasi masalah serumit ini. Cepat atau lambat ia juga pasti bakalan kembali kepada keluarganya, apalagi  keberadaannya sudah diketemukan. Ia tidak ingin keberadaannya diketahui oleh keluarganya, apalagi jika mereka bertemu dengan Sari. Saat ini ia masih belum mengingat seperti apa karakter keluarganya. Tapi ia yakin mereka belum tentu bisa menerima Sari dengan baik.

"Dek, seandainya saja aku pergi, aku janji bakalan kembali. Sampai kapanpun kamu tetaplah Istriku, aku janji akan memberikan kehidupan yang layak untukmu. Pernikahan kita belum resmi di mata hukum, kamu butuh kartu kependudukan, begitupun juga denganku, aku akan mengurusi identitasku dulu, setelah itu baru kita bisa meresmikan pernikahan kita."

Tangis Sari pecah. Apa yang ditakutkannya kini terjadi. Jaka benar benar akan pergi meninggalkannya. Ia tidak begitu yakin Jaka bakalan kembali untuk menemuinya, bisa jadi setelah ingatannya kembali pria itu bahkan tidak mengenalinya.

"Mas Jaka, kamu nggak perlu berjanji apapun padaku. Aku takut kamu nggak bisa menepati janjimu. Kalau kamu mau pergi, pergi aja nggak papa. Aku nggak akan pernah menghalangimu untuk kembali pada keluargamu."

Bagaimana ia bisa pergi dengan tenang jika melihat Sari seperti ini. Ia hanya tak bisa membayangkan saat ditinggal pergi, bagaimana dengan kehidupan istrinya itu. Gadis itu sudah cukup menderita, dengan kepergiannya tentu akan menambah penderitaannya lagi.

"Kalau kamu nggak izinkan, mas juga nggak bakalan pergi." Sangat berat untuk bisa mengambil keputusan, tapi ia juga ingin tahu apa saja yang pernah dilakukannya di masa lalu. Jalan satu-satunya memang harus pergi, namun apakah ia tega meninggalkan Sari mengatasi masalahnya sendirian?

"Mas, ini memang sudah waktunya kamu pergi! Kalau kamu nggak pergi dengan mereka, yang ada mereka juga nggak bakalan pulang. Aku nggak apa-apa kok, aku akan tetap di sini menemani kakek."

"Tapi aku nggak tega ninggalin kamu, gimana dong?"

"Jangan bicara seperti itu, sebelum menikah kita hanyalah orang asing, dan setelah kamu pergi kita akan kembali menjadi orang asing, tapi kalau masih ada jodoh, pasti kita akan dipertemukan kembali."

Sari bangkit dari kasur dan beranjak menuju lemari. Dia membuka kotak peti kecil tempat menyimpan barang. Di situ dia mengeluarkan sebuah tasbih berukuran kecil lalu menyerahkannya pada Jaka.

"Ini aku ada tasbih sebagai pengingat kalau kita pernah memiliki hubungan. Aku harap kamu tidak akan membuangnya. Tasbih ini tidaklah mahal, tapi sangat berharga banget buat aku.  Jika suatu saat nanti kamu sudah mengingat kembali identitasmu, aku harap kamu tidak melupakanku. Simpanlah tasbih ini sebagai kenang-kenangan. Maaf, aku tidak bisa membelikan barang berharga untukmu, kamu juga tahu sendiri bagaimana kondisiku. Kalau memang benar kamu majikan mereka, tentunya kamu datang dari keluarga berada, tentunya kita nggak akan bisa bersama. Nasib kita berbeda, dan aku sangatlah tidak pantas bersanding denganmu."

Jaka menangkup pipinya dengan mata berkaca-kaca. Semakin gelisah saja tak tega hendak meninggalkannya. Di sisi lain dua pria itu telah menunggunya, dan mereka bilang tidak akan pergi tanpa membawanya kembali. Sungguh pilihan yang teramat sulit.

"Kamu jangan berpikir pesimis. Apapun yang terjadi aku akan tetap memilihmu. Kamu adalah wanita satu satunya yang kumiliki. Entah esok ataupun nanti aku akan tetap kembali padamu. Seperti yang kamu katakan, jika kamu relakan aku pergi, maka aku akan pergi, tapi sebelum kepergianku, izinkan aku meminta hakku sebagai suamimu!"

1
Ika Dw
Halo, author kembali lagi dengan cerita baru...yuk, mampir simak kisahnya 🙂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!