NovelToon NovelToon
Di Selingkuhi Tanpa Rasa Bersalah

Di Selingkuhi Tanpa Rasa Bersalah

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Poligami / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Selingkuh
Popularitas:101.8k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Malam bahagia bagi Dila dan Arga adalah malam penuh luka bagi Lara, perempuan yang harus menelan kenyataan bahwa suami yang dicintainya kini menjadi milik adiknya sendiri.
Dalam rumah yang dulu penuh doa, Lara kehilangan arah dan bertanya pada Tuhan, di mana letak kebahagiaan untuk orang yang selalu mengalah?

Pada akhirnya, Lara pergi, meninggalkan tanah kelahirannya, meninggalkan nama, kenangan, dan cinta yang telah mati.
Tiga tahun berlalu, di antara musim dingin Prancis yang sunyi, ia belajar berdamai dengan takdir.
Dan di sanalah, di kota yang asing namun lembut, Lara bertemu Liam, pria berdarah Indonesia-Prancis yang datang seperti cahaya senja, tenang, tidak terburu-buru, dan perlahan menuntunnya kembali mengenal arti mencintai tanpa luka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab: 22

Hujan di Jakarta malam itu turun perlahan, membasahi teras depan rumah Dila dan Arga. Suaranya menetes di atas genteng, merayap masuk ke ruang makan yang hangat oleh aroma sop buntut dan ikan goreng yang baru saja dihidangkan.

Di meja makan, suasana tampak tenang. Bu Liana dan Pak Rahman duduk sejajar, sementara Arga dan Dila duduk berhadapan. Di ujung meja, Bude Atun menyendok makanan dengan antusias.

Obrolan ringan beberapa menit pertama membuat suasana tampak akrab, seolah tidak ada luka lama yang tersimpan di balik dinding rumah itu.

Sampai Dila membuka suara.

“Bu, Kak Lara nggak pernah mengabari Bapak sama Ibu?” tanyanya lembut, tapi cukup untuk memecah kehangatan semu itu.

Sendok Bu Liana berhenti di udara. Ekspresi wajahnya seperti tersaput bayangan lama. “Nggak. Lara nggak pernah menghubungi Ibu.”

Dila mengangguk, lalu menoleh ke Pak Rahman. “Bapak?”

Pak Rahman menghela napas, suaranya terdengar seperti seseorang yang sudah terlalu lama menahan kekesalan. “Ibu saja nggak dia hubungi, apalagi Bapak.”

Arga tetap diam, mengaduk nasi di piringnya tanpa tujuan. Gerakannya pelan, wajahnya tidak menampilkan reaksi apa pun, namun ketidaknyamanan jelas tampak dari sorot matanya yang redup.

Kemudian, seperti biasa, Bude Atun ikut menyahut.

“Mungkin dia sudah lupa sama semua pengorbanan keluarga kita yang sudah membesarkan dia,” ucapnya lantang. “Dia itu seharusnya berterima kasih. Kalau bukan karena keluarga kita, mungkin dia sudah mati sejak bayi.”

Kata-kata itu menampar udara seperti cambuk.

Dila terdiam. Bu Liana tidak membantah. Pak Rahman hanya mengangguk kecil.

Arga menelan ludah, tetapi tetap tidak berkata apa-apa.

“Aku dengar dari seseorang, setelah bercerai dengan Mas Arga, Kak Lara keluar negeri,” lanjut Dila, mencoba terdengar biasa.

Arga berhenti mengaduk nasi. Bahunya menegang.

“Mungkin Kak Lara begitu benci sama Dila,” bisik Dila, senyumnya hambar. “Sampai dia pergi dari negeri ini.”

Pak Rahman buru-buru menepuk tangan putrinya. “Dila, sudah Nak. Jangan dibahas lagi anak durhaka itu.”

Dila mengangguk, meski matanya tampak sedih.

“Iya, Nak,” tambah Bu Liana.

“Nggak usah dibahas orang yang sudah nggak ada kaitannya sama keluarga kita. Dia sendiri yang memutus ikatan keluarga. Lagian, Bude yakin dia di luar negeri paling cuma jadi TKI melarat.”

Arga menutup matanya sejenak.

Kalimat itu menusuknya lebih dalam daripada yang siapa pun sadari.

Bude Atun melanjutkan tanpa jeda, seolah menikmati momen itu. “Untung dua tahun lalu waktu kalian sama Arga menikah, Bude nggak sempat hadir. Kalau hadir, sudah Bude kasih pelajaran biar dia sadar diri. Seharusnya dia merestui pernikahan kalian dan mengikhlaskan Arga poligami. Bukan malah memutus tali keluarga.”

Diam.

Suasana makan malam itu berubah drastis. Udara yang tadinya hangat kini terasa sesak, berat, dan terbelah oleh keheningan pahit.

Pak Rahman mengusap wajah. “Sudahlah. Jangan dibahas lagi. Lebih baik kita makan.”

Perintah itu membuat semua kembali menunduk ke piring masing-masing. Tapi rasa nyaman tidak kembali. Bahkan makanan pun terasa hambar.

Setelah makan malam selesai dan orang tua sudah menempati kamar tamu, Arga dan Dila masuk ke kamar mereka sendiri.

Lampu kamar menyala lembut, tapi tidak cukup untuk menutupi kegelisahan yang tergambar jelas di wajah Arga.

Dila duduk di tepi ranjang, memperhatikan suaminya yang sejak tadi hanya berdiri diam, seolah tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

“Mas… kamu kenapa?” tanya Dila pelan.

Arga menggeleng lemah. “Nggak kenapa-napa, Sayang.”

“Kamu kepikiran Kak Lara, ya?” Dila menatapnya, mencoba membaca ekspresi suaminya.

Arga bergeming. “Nggak. Aku nggak memikirkan Lara.”

Kebohongan itu keluar terlalu cepat, terlalu kaku.

Dila lalu menatap suaminya lebih lama, sebelum akhirnya menghela napas pelan dan masuk ke kamar mandi.

Begitu pintu kamar mandi menutup, wajah Arga berubah sepenuhnya.

Ia duduk di pinggir ranjang, memijit keningnya keras, napasnya berat seperti seseorang yang sedang menahan sesak di dada.

Suara Bude Atun terus terngiang di telinganya.

di luar negeri pasti cuma jadi TKI melarat.

Sudah benar dia pergi.

Seharusnya dia merestui poligami.

Setiap kata itu seperti paku yang menancap dalam.

Arga tidak tahu apa posisi Lara sekarang.

Tidak tahu bagaimana hidupnya sehari-hari.

Tidak tahu apakah dia makan cukup, tidur cukup, atau bahkan, apakah dia baik-baik saja.

Dan itu menghantuinya.

Sangat menghantuinya.

"Seharusnya dulu, aku paksa dia ambil tunjangan perceraian,” gumam Arga lirih, hampir tidak terdengar. “Kenapa dia harus keras kepala begitu.”

Lara, dengan tatapannya yang selalu tenang, dan hatinya yang terlalu bersih untuk menerima uang dari seseorang yang sudah menyakitinya.

“Aku cuma ingin dia aman…”

Kalimat itu pecah di ujung lidah Arga, berubah menjadi napas berat yang tercekat.

Arga memejamkan mata. Ia sadar betul:

Bahwa dari semua orang yang paling menyakiti Lara…

dirinyalah yang paling berperan.

Dan memikirkan kemungkinan Lara hidup susah, adalah hukuman yang tidak pernah Arga bayangkan harus ia tanggung.

Bagaimana jika Lara benar-benar menderita di tempat yang jauh?

Bagaimana jika semua yang dikatakan Bude ada benarnya?

Bagaimana jika Lara terluka lagi, dan kali ini bukan karena dirinya, melainkan karena dunia di luar sana?

Arga menunduk, wajahnya tertutup kedua tangannya.

Dalam keheningan kamar, hanya satu kalimat yang keluar dari bibirnya.

“Lara, kamu di mana sekarang?”

Dan tidak ada jawaban.

Hanya rintik hujan yang mengetuk jendela, seperti mengetuk hatinya yang penuh penyesalan.

********

Untuk readers selamat datang di karya baru author, untuk yang sudah membaca. Terima kasih banyak, jangan lupa support author dengan like, komen dan vote cerita ini ya biar author semangat up-nya. Terima kasih😘😘😘

1
Irma Luthfah
boleh gak aku senyum sinis pas tau keadaan si dilanda ini🤣🤣
Sazmah Maa
kenapa bertahan
tutiana
author ni berpihak pd dila kah,,, kok ada aja sih ulahnya nyakitin lara, ga hbs2 niat jahatnya ke lara
Ariany Sudjana
orang seperti Liam kok bodoh sekali? nanti si pelakor Dila tidur sama Liam, video direkam dan dikirim ke lara, pasti begitu. dan ujungnya lara marah dan pergi dari Liam, dan pelakor yang menang
M.S Inisial
Bqgus alur ceritanya thor. bikin deg-dengan
Isma Nayla
hampir semua novel kok ceritanya sama semua,klu sampai ceritanya sm off dulu deh bacanya.
jd malas bacanya
Maple latte: ceritanya sama bagaimana y kak? maaf kak, ini hasil pemikiran author sendiri. kuras isi kepala kak nulisnya, nulis novel itu bukan kayak nulis balas chat kak. belum lagi kalo stuck, kita benar-benar harus mikir.
total 1 replies
Siti M Akil
jangan2 itu ular ngaku hamil anak nya liam trs bilang sama lara lihat lelaki mu semuanya suka sama aku sampai aku hamil hmm of dulu ah bacanya
rian Away
padahal eksekusi DILA DIBUNUH, ARGA DIPOTONG KELAMIN NYA
sullycungliiie
kalau sampe rencana Dila berhasil aku GK mau baca lagi thor.....baru juga lara bahagia terus dilanjing itu mau rebut suaminya lagi... males Thor bacanya kalo sampe itu terjadi
Star Ir
tuh kan receh banget
Umi Kolifah
ya masak Dila menang dan Liam bisa terkena jeratnya , q gak rela Thor kalau hidup lara berantakan lagi, pokoknya q marah sama othor kalau itu terjadi/Sob//Sob//Sob/
Yuli Yulianti
semoga ad yg menolong liam ..Arga bodoh kamu akan menyesal klo kamu ngikuti kehendak Dila biar pun kamu nangis darah lara tidak akan kembali lg kepadamu jadi berpikir kah jgn sampai jadi penyesalan mu
gaby
Yah, makin panjang kali lebar critanya. Ya kali Liam sebodoh itu masuk jebakan. Ntar Dila ngaku2 hamil anak Liam, lalu Lara di madu lg. Ntar Lara nikah lagi sama cwok lain, trus Dila iri lagi, abis itu di ambil lg suami Lara. Kaya gitu aja terus muter2nya.
Ceu Markonah: hampir semua cerita novel begitu
total 1 replies
Ceu Markonah
terlallu muter muter
YuWie
kenapa kata2 nya semakin bertele2 ya
Ma Em
Kenapa Dila tdk mati saja sih karena pendarahan , jgn sampai Arga atau Lara masuk kedalam jebakan Dila , tolong selamatkan Lara Thor 🙏🙏 .
rian Away: TENANG NANTI DIA AKAN MATI SETELAH DI ....
total 1 replies
Ariany Sudjana
itu hukum tabur tuai Dila, terima saja, jangan selalu menyalahkan lara
Ceu Markonah
kpn berakhirnya niat jahat nyai kunti ini
Dewi Yanti
plis thor buat rencana dila gagal, kasihan lara klo sampai m3nderita lg
Tini Uje
dinegara sendiri pun lara tak ada aman2 nya..mnding keluar nagrek aja lagi thor 😅
Maple latte: Di Luar negeri drama hidupnya kurang seru kak🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!