nre: Fantasi, Aksi, Sekte-Building, Antihero, Overpowered
Sinopsis:
Di benua Elvaria, kehormatan dan kesetiaan adalah dua mata uang paling berharga. Namun, bagi Kael Arvane, seorang jenderal muda yang pernah menyelamatkan kerajaannya dari kehancuran, keduanya hanyalah ilusi yang bisa dibakar oleh kekuasaan.
Dikhianati oleh rajanya sendiri dan difitnah sebagai pengkhianat, Kael diburu, disiksa, lalu dilempar ke lembah kematian yang dikenal sebagai "Jurang Sunyi"—tempat para monster, penjahat, dan kutukan abadi bermuara. Tapi justru di tempat itulah "Sistem Chaos Sovereign" bangkit dari sisa jiwanya yang penuh dendam.
Dengan sistem itu, Kael mampu menciptakan sekte dari nol: Sekte Chaos, sekte tanpa aturan moral, tanpa dogma suci—hanya kekuatan, kebebasan, dan ambisi pribadi. Ia mulai merekrut orang-orang yang dibuang oleh dunia: budak, pembunuh, monster setengah manusia, penyihir terkutuk, bahkan mantan bangsawan pengkhianat.
Dari mereka, ia membentuk Dua Belas Pilar Chaos
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon febri_yeee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22: Misi dari Sistem—Pilar Ketiga Belas Harus Gugur
Dunia mulai tenang setelah langit yang retak perlahan menutup kembali. Meski tanah masih hancur dan sebagian besar lembah berubah menjadi kawah dalam, Sekte Chaos berdiri tegak. Para murid memperbaiki reruntuhan, Pilar menyusun ulang formasi pertahanan, dan Kael... duduk termenung dalam meditasinya di Ruang Inti Sekte.
Namun, di dalam ruang kesadaran Kael, sistem kembali aktif—setelah lama membisu semenjak ia melanggar banyak batas logika dunia.
[Sistem Aktif Kembali.]
[Sistem telah menyimpan data ‘Pemecahan Langit’ sebagai tonggak utama.]
[Misi Baru: Pengorbanan Pilar Ketiga Belas.]
Mata Kael terbuka perlahan.
“Aresh?” gumamnya pelan.
[Misi: Pilar Ketiga Belas harus dikorbankan untuk membuka Gerbang Dunia Kedua.]
[Waktu tersisa: 9 Hari.]
Kael mengepalkan tangannya. Sistem ini... bukankah seharusnya alat bantu? Tapi perintahnya semakin ekstrem, bahkan menyangkut nyawa sahabat sendiri.
---
Sementara itu, Aresh berdiri di ujung markas timur, mengawasi para murid yang berlatih keras. Ia tersenyum kecil. Meski dirinya paling baru, ia merasa Sekte Chaos seperti rumah yang tak pernah ia miliki.
Ia masih ingat bagaimana Kael menyelamatkannya dari kejaran bangsanya sendiri. Bagaimana ia disambut bukan karena kekuatannya, tapi karena pikirannya. Bagaimana ia diberi ruang untuk berpikir, menciptakan, dan... dihargai.
Namun malam itu, Kael memanggil Aresh secara pribadi.
Di dalam ruang takhta, hanya ada mereka berdua. Api biru yang biasanya tenang kini berkobar tidak stabil. Sebuah tanda bahwa energi spiritual Sekte sedang tidak seimbang.
“Aresh,” ucap Kael pelan, namun serius. “Aku butuh jujur padamu.”
Aresh tersenyum. “Aku selalu siap mendengarkan. Ada masalah baru?”
Kael menghela napas panjang. “Sistem memberiku misi untuk mengorbankanmu.”
Sejenak hening.
Namun Aresh tidak bereaksi panik. Ia hanya menatap Kael, lalu mendekat, duduk di kursi batu di samping pemimpin sektenya itu.
“Sistem?” tanya Aresh. “Itu yang membawamu ke dunia ini, bukan?”
Kael mengangguk. “Dan memberi tahu bagaimana caranya membentuk sekte ini, membangkitkan kekuatan, menyusun pilar, hingga mengubah hukum dunia.”
Aresh menatap nyala api biru. “Lalu kenapa kau memberitahuku?”
“Karena aku percaya padamu. Karena aku tak ingin membunuhmu seperti boneka. Dan... karena aku ingin kita lawan sistem ini, sama seperti kita melawan langit.”
Aresh tertawa pelan. “Aku tahu... suatu saat sistem itu akan meminta hal gila. Tapi aku tak menyangka akan seperti ini.”
Ia berdiri, membelakangi Kael.
“Kita cari jalan lain. Mungkin ada ritual alternatif. Mungkin kita bisa curangi sistem.”
Kael bangkit. “Itulah yang akan kita lakukan. Tapi jika tak ada jalan lain... aku ingin keputusanmu, bukan milik sistem.”
---
Dalam waktu yang tersisa, seluruh sekte dikerahkan untuk mencari jalur pengganti menuju Gerbang Dunia Kedua—pintu menuju dunia para dewa yang lebih tinggi, tempat kekuatan sejati bisa diraih.
Zareth, Velra, dan Pilar lainnya berpencar, mencari petunjuk di reruntuhan kuno dan dimensi bawah tanah. Namun semuanya buntu.
Di hari ke-7, Velra kembali dengan wajah pucat.
“Ritual Alternatif itu ada... tapi hanya bisa dilakukan oleh satu orang.”
Kael menatapnya dalam-dalam. “Dan?”
“Orang itu... harus memiliki tanda sistem yang sama sepertimu. Satu-satunya yang memilikinya adalah Aresh.”
Kael terdiam. Sistem telah mengatur semuanya sejak awal.
---
Malam itu, seluruh sekte berkumpul dalam upacara senyap. Di atas altar sihir, berdiri Aresh—tenang, bahkan sedikit tersenyum.
“Jangan menangis,” katanya kepada para murid yang mulai menitikkan air mata. “Aku bukan pahlawan. Aku hanya bagian dari sejarah yang kalian semua bangun.”
Ia menatap Kael yang menggenggam simbol sistem di tangannya.
“Lanjutkan perang ini. Tembus dunia kedua. Dan jika kau bertemu pencipta sistem ini... sampaikan pukulan pertamaku.”
Kael mengangguk, dan saat mata mereka bertemu, Aresh menutup mata.
Energi biru melingkari tubuhnya.
Ritual pun dimulai.
Tubuh Aresh perlahan berubah menjadi partikel cahaya, membentuk jembatan cahaya ke langit malam yang kini tenang. Simbol Sekte Chaos bersinar lebih terang dari sebelumnya.
Dan dari tengah udara, muncul pusaran yang menyedot semua cahaya—membuka celah menuju dimensi lain.
Gerbang Dunia Kedua... terbuka.
---
Namun...
Di sisi lain celah, sosok misterius membuka matanya. Jubahnya terdiri dari kode-kode sistem, matanya penuh algoritma. Ia tersenyum samar.
“Aresh akhirnya dikorbankan. Sistem berjalan sesuai naskah.”
Ia mengangkat tangannya, dan dari lantai digital tempatnya berdiri, bangkit sosok—dengan wajah Aresh.
Namun matanya... merah, penuh kebencian.
“Buat mereka percaya kau mati. Lalu... hancurkan Sekte Chaos dari dalam.”
Sistem tak pernah memberi misi tanpa tujuan.
Dan ini... baru awal dari pengkhianatan yang sebenarnya.
---