Sidney Catrina terlahir dengan nama Sidney Carlotta Thanos, puteri bangsawan Prancis yang berasal dari kota Marseille.
Sidney terkenal sebagai gadis pembangkang, ia menolak memakai nama belakang keluarga dan memilih kabur dari kastil modern yang menjadi tempat tinggalnya sedari dilahirkan ke dunia ketika mengetahui rencana orangtuanya untuk menikahkannya dengan kolega sang ayah yang terpaut usia sangat jauh darinya guna menyelamatkan penyitaan kastil peninggalan kakek buyut Sidney dari hutang yang membelit ayahnya, Alexeus Thanos. Mengakibatkan keluarga mereka mengalami kebangkrutan finansial.
Setelah kabur dari keluarga selama hampir tiga tahun, Sidney di paksa pulang ke rumah dan akan di jodohkan dengan Edxel Leonard Conte yang terlahir sebagai bangsawan Italia.
Bagaimana kelanjutan kisah ini, apakah kali ini rencana Alexius akan berhasil membuat Sidney menuruti keinginan orang tuanya?
Baca ya 🙏
Tinggalkan komentar dan jejak kalian di setiap bab ya reader's kesayangan 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KANTOR EDXEL
Setelah Galvani dan Luigi pergi, cepat-cepat Sidney menarik tangannya dari genggaman Edxel. Bermain dramanya telah usai karena kini tinggal mereka berdua saja.
Kini di ruang kerja berukuran luas dan sangat mewah itu hanya ada Sidney dan pemiliknya saja.
Edxel menyadarinya. Laki-laki itu menghela nafas, kembali duduk di kursi meja kerjanya. Membaca berkas-berkas yang menumpuk di atas meja.
Sementara Sidney mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan. Gadis itu nampak tertarik dengan lukisan yang tertempel di dinding. Di bawah ke lukisan tertera inisial E&A.
Sidney memanggut-manggutkan kepalanya. "E&A, artinya Edxel-Anatasha?", ujar gadis itu menerka-nerka. Ia pun kembali melihat lukisan satunya lagi. Di bawahnya tetap tercantum inisial E&A.
Edxel mendengar perkataan Sidney dengan jelas.
"Kau terlihat cantik dengan pakaian itu. Pas di tubuh mu", ujar Edxel tanpa menghentikan dan mengalihkan perhatian pada lembaran kertas di hadapannya.
Sidney melangkahkan kaki mendekati Edxel. "Aku tidak membawa pakaian formal, kau meminta ku datang ke kantor mu secara mendadak. Maafkan aku karena lancang memakai pakaian yang ada di wardrobe kamar ku. Aku tidak tahu itu pakaian siapa, tapi ukurannya sama seperti yang sering aku pakai", ujar Sidney berkata jujur.
Sidney berdiri di depan meja kerja Edxel menatap laki-laki yang tengah sibuk bekerja. "Kalau dia sibuk, kenapa memintaku datang kemari?", batin Sidney.
Edxel menghentikan aktivitasnya, laki-laki itu bersandar dan membalas tatapan Sidney. "Pakaian-pakaian itu, milik mu. Tentu saja kamu boleh memakannya".
Ucapan Edxel mengagetkan Sidney. "Milik ku? Bagaimana bisa? Siapa yang memberi tahu mu nomor ku?", tanyanya dengan melebarkan kedua matanya menatap Edxel tak percaya.
"Matilda yang memberi tahu ku". Edxel berdiri ke meja menuang wine ke dalam gelas. Laki-laki itu kembali duduk di sofa. Melihat kearah Sidney. Di mana kau mengenal Galvani?"
Sidney membulatkan kedua matanya yang begitu indah itu sambil hilir-mudik melihat-lihat ruang kerja Edxel. Tingkah gadis itu tak luput dari perhatian Edxel.
"Aku sudah pernah mengatakan pada mu bukan, aku kabur dari rumah karena tiga tahun yang lalu daddy berencana menikahkan aku dengan rekan bisnisnya yang seumuran dengannya. Tentu saja aku tidak mau dan memilih pergi dari rumah dengan menanggalkan semua nama keluarga di belakang nama ku. Selama pelarian, aku menetap di kota Milan".
Edxel mendengar dengan fokus cerita Sidney. Sesekali menyesap wine dari gelas yang ia pegang.
"Tentu saja aku tidak mendapat uang saku dari daddy. Daddy berjanji akan mewujudkan keinginan ku menjadi seorang desainer, jika aku mengikuti keinginannya menikah dengan tuan Moribelli. Tapi jelas-jelas aku menolak keinginan daddy. Mommy mendukung ku. Mommy membantu aku pergi dari rumah dan membekali aku uang untuk bertahan hidup di tempat yang baru".
"Kau benar mengatakan aku gadis jalanan, karena memang seperti itu kehidupan ku. Aku bekerja sebagai waiters di coffee shop dan bekerja paruh waktu menjual tiket di sekitar stadion San Siro. Aku terbiasa bangun saat matahari belum menyinari bumi dan pulang tengah malam bahkan aku terbiasa tidur di jalan bersama teman-teman ku", ucap Sidney tersenyum.
"Aku kesal pada teman mu itu karena selalu datang ke coffee shop tempat ku bekerja dan selalu menggoda ku. Suatu pagi aku menyiramnya dengan kopi panas yang ia pesan. Saat itu juga aku di pecat bekerja di sana". Sidney tertawa ketika bercerita, ia merasa lucu mengingat kejadian itu.
"Sejak kejadian tersebut, aku tidak pernah bertemu lagi dengan teman mu. Bertemu kembali beberapa saat yang lalu di tempat ini", ucapnya berkata jujur.
"Oh begitu ceritanya. Aku senang mendengarnya". Edxel tersenyum puas mendengar Sidney memberi pelajaran pada temannya yang terkenal Casanova itu.
Tidak ada raut sedih ataupun lelah di wajah Sidney ketika bercerita kehidupannya kecuali saat mengatakan ia menolak keinginan ayahnya menjodohkan dirinya dengan rekan bisnis Alexius, Edxel bisa melihat sedih di netra yang selalu berbinar-binar itu.
Tanpa malu-malu, Sidney memeriksa ruang kerja Edxel. Bahkan ia membuka sebuah pintu yang berada di dekat balkon. Ternyata kamar. "Wow...kau memiliki ruang pribadi di kantor mu, Ed?", ucapnya.
Edxel menggelengkan kepalanya menyaksikan tingkah gadis itu. Tidak mau diam. "Kemarilah!".
"Kau sering menginap di kantor mu?", tanya Sidney menatap Edxel. Gadis itu seolah tidak mendengar permintaan Edxel memintanya duduk.
"Ternyata aku benar-benar menikah dengan orang kaya", seloroh Sidney sambil tertawa. "Ya meskipun Pernikahan kita palsu", sambungnya lagi terlihat konyol.
"Oughhh.."
"Apa kau selalu banyak bicara seperti ini, hah? Aku meminta mu duduk, kau malah sibuk sendiri".
Manik biru terang gadis itu menatap Edxel yang menghimpit nya ke dinding. "U-capan ku benar kan?"
"Ya benar sekali. Bagaimana kalau pernikahan kita bukan palsu dan aku ingin serius dengan pernikahan kita?"
...***...
To be continue
HARI INI UP 3BAB, KITA JUMPA BESOK LAGI. SELAMAT MALAM. JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN YA 🙏
aku harap sih ga nongol kaya si kamfreeet Luisa