Bosku Buaya Darat

Jessy melihat tanggal di ponselnya. Ini sudah awal bulan, tapi tidak ada kesibukan yang membuat Jessy kelelahan.

"Apa yang aneh," gumamnya.

Biasanya awal bulan dia disibukkan dengan acara kencan Chris dengan kekasih barunya. Namun sejak dia putus dengan Clara kenapa Chris belum memiliki tanda- tanda memiliki kekasih baru?

Jessy teringat tentang penyataan Chris yang mengatakan 'ya' saat Mina bertanya apa Chris menyukainya. "Apa karena dia benar-benar menyukaiku? ... atau dia memang sedang mencoba membuat dirinya nampak baik agar aku menyukainya?"

Jessy mendengus. Baru saja akan bangkit Jessy mendapat telepon di ponselnya.

Bagus sekali saat dia memikirkan Chris orang itu justru menghubunginya.

"Ya, Tuan. Ada yang bisa aku bantu?" tanyanya dengan nada formal.

"Jess, aku akan berkencan malam ini. Bisakah kau pastikan." Bagus sekali baru saja dia bergumam tentang hal ini, Chris sudah menghubunginya untuk membuatkan kencan. Memang watak buruk tak bisa di ubah. Jessy mencebik dalam hati. Benar- benar terlalu berharap lebih.

Jessy menggeleng. "Kenapa aku jadi kesal," gumamnya.

"Kau berkata sesuatu?"

"Tidak. Anda ingin ruang privat? Hotel? Atau restoran, Tuan?" tanya Jessy dengan sedikit kesal. Entah kenapa mengetahui Chris tidak berubah membuatnya kesal. Kenapa Jessy justru ingin melihat usaha pria itu untuk meyakinkannya?

Sialan!

Apa dia tidak menarik untuk di perjuangkan? Lalu bagaimana dia bisa membuat harga diri pria itu hancur karena terjerat olehnya?

"Tidak, aku sudah mengurusnya. Kau hanya perlu datang dan memastikan semunya sempurna," ucap Chris.

"Baik, Tuan. Akan aku pastikan kekasih anda suka." Jessy mematikan sambungan teleponnya. Tak lama kemudian muncul notifikasi pesan dari Chris berisi alamat restoran yang harus dia datangi.

Jessy meraih tasnya lalu segera pergi.

Tiba di restoran Jessy menemukan suasana sepi. Begitu masuk Jessy di sambut seorang pelayan. "Aku asisten Tuan Chris." ucap Jessy.

"Oh, ya mari Nona," ajak si pelayan dengan mengulurkan tangannya, agar Jessy melangkah lebih dulu.

"Kenapa tidak ada orang?" Jessy melihat sekitarnya dan tak ada pengunjung lain.

"Tuan Chris menyewa seluruh restoran, Nona." Jessy mengangguk mengerti.

"Semua persiapannya sudah selesai?" tanya Jessy lagi.

"Sudah, Nona, silakan." Pelayan mempersilakan Jessy masuk semakin dalam, hingga dia melihat dekorasi ruangan yang indah.

Jessy terpana dengan hiasan yang terpajang juga lampu warna warni yang menjadikan suasana romantis lebih terasa.

Bukan hanya sekedar taburan kelopak bunga yang ada di lantai. Namun ruangan ini sudah seperti taman bunga yang sedang mekar- mekarnya. Dimana bunga berwarna- warni merekah indah di antara meja yang di tata berbagai hidangan di atasnya.

"Ini sempurna." Jessy menoleh pada pelayan.

"Saat waktunya tiba, akan ada kembang api di langit, juga musik yang akan mengiringi suasana makan malam."

Jessy mengangguk. "Sepertinya aku tidak perlu meragukannya lagi. Baiklah, aku akan katakan jika persiapan kalian sudah selesai," ucap Jessy.

Setelah memastikan semua persiapan selesai Jessy segera menghubungi Chris.

"Saya sudah mengeceknya, Tuan. Semua persiapan sudah selesai."

"Bagaimana menurutmu? Kau suka?" tanya Chris di seberang sana.

Jessy mengerutkan keningnya. "Entahlah. Tapi aku rasa kekasihmu akan suka."

"Baiklah, tunggu disana, aku segera datang."

Jessy kembali menatap sekitar saat Chris mematikan teleponnya. Restoran ini benar-benar dibuat seperti dia sedang berada di taman bunga, sangat cantik dan indah. Berapa Chris menghabiskan uang untuk melakukan ini? mengingat bunga yang di gunakan adalah bunga segar. Saat Jessy menghirup udara dia bisa menghirup aroma bunga- bunga tersebut.

Menenangkan...

Jessy menyentuh permukaan bunga mawar merah di dekatnya, lalu berjongkok untuk mencium aroma semerbak yang tercipta dari setiap kelopaknya.

"Kamu suka?" Chris muncul sudah dengan penampilan berbeda dari saat dia melihatnya di kantor tadi.

Bukannya menjawab Jessy justru mengerutkan keningnya saat melihat Chris hanya datang seorang diri.

"Dimana kekasihmu, Tuan?" Jessy berdiri.

Chris tersenyum. "Kali ini, aku baru akan menyatakan cintaku," ucap Chris.

Jessy mengerutkan keningnya, saat Chris menarik satu kursi. "Duduklah."

"Untukku?"

"Hm."

Jessy berjalan ke arah Chris lalu mendudukkan dirinya di kursi yang baru saja di tarik Chris. Jadi, maksud Chris adalah dia akan menyatakan cinta padanya?

Jessy kira pria itu sudah menyerah saat dia tak menanggapi pernyataannya beberapa waktu lalu. Tapi ternyata, Chris masih berusaha. Baiklah akan Jessy lihat sampai dimana pria ini berusaha menaklukannya, lebih tepatnya menyakitinya. Jessy menghela nafasnya saat mengingat dirinya yang akan menjebak dirinya sendiri ke dalam permainan Chris.

Saat Chris duduk musik mulai mengalun lembut hingga Jessy bisa merasa suasana semakin romantis.

"Jadi maksud anda ini semua untukku?" Jessy menyentuh pinggiran gelas di depannya, lalu mengangkatnya ke arah Chris.

"Ya, jika saat melihatnya kamu suka bukankah itu bagus."

"Jika ini tentang pernyataan anda beberapa waktu lalu-"

"Aku tahu kau mungkin tak percaya ...." Belum selesai Jessy berucap, Chris memotong ucapannya. "Tapi, aku harap kau memberi aku kesempatan untuk membuktikan kalau apa yang aku lakukan benar-benar karena aku menyukaimu."

"Jadi, selama ini kau tidak pernah menyukai kekasihmu?"

"Ini berbeda, Jessy. Aku akui dengan mereka aku hanya bermain- main. Tapi, percayalah. Aku benar-benar ingin menjadikanmu kekasihku."

Jessy menatap Chris dengan menyesap minumannya. "Baiklah, katakan aku memberikan kamu kesempatan. Tapi, Tuan, bisakah kamu bertahan saat kebutuhan 'biologismu' mungkin tidak akan terpenuhi?" Jessy mengatakannya sebab mengingat pertanyaan Chris tentang kenapa dia tak memiliki kekasih.

"Aku hanya akan menyerahkan tubuhku pada suamiku." Jessy ingin lihat buaya darat macam Chris apa akan bertahan tanpa sekss?

Chris meraih tangan Jessy, "Apa dengan begitu kau setuju?"

Jessy mengangguk. Chris tersenyum. "Baiklah, nyalakan kembang apinya!" Jessy menoleh ke langit saat suara kembang api menyala terdengar.

Pecahan cahaya itu sangat indah dan bertabur. Hingga di akhir dia bisa melihat sebuah kalimat yang membuatnya terkejut.

I LOVE YOU JESSY.

Jessy semakin terkejut saat Chris mengecup punggung tangannya, dan membuatnya menoleh.

"Aku akan memberikan cintaku untukmu."