NovelToon NovelToon
TUMBAL

TUMBAL

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Rumahhantu / Tumbal
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Its Zahra CHAN Gacha

Prayitno, seorang pria miskin yang nekat merantau ke kota besar demi mencari ibunya yang hilang, justru terperangkap dalam kehidupan penuh penderitaan dan kesuraman. Setelah diusir dari kontrakan, ia dan keluarganya tinggal di rumah mewah milik Nyonya Suryati, yang ternyata menyimpan rahasia kelam. Teror mistis dan kematian tragis menghantui mereka, mengungkap sisi gelap pesugihan yang menuntut tumbal darah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Warisan (Revisi)

"Kamu adalah pewaris kutukan itu.”

Prayitno langsung lemas saat mendengar ucapan Sang Kyai.

"Tidak ada yang kebetulan di dunia ini, selama ini dia sudah menunggu mu, hanya kamu yang bisa membuatnya hidup atau membunuhnya," imbuh Kyai Amin.

#Kediaman Nyonya Suryati

Di ruang meditasi berlapis dupa dan asap kemenyan, Nyonya Suryati duduk bersila di hadapan sebuah cermin kuno yang memantulkan bayangan tak wajar. Di sekelilingnya, lilin-lilin kecil menyala dengan api biru, sementara guru spiritual keluarga mereka Ki Jatmiko melantunkan mantra dalam bahasa Jawa Kawi.

“Raga warisan, jiwa yang ditandai sambungkan garis darah pesugihan,"

Suryati memejamkan mata. Dalam benaknya, bayangan wajah ibunya Nenek Mariani muncul dengan jelas. Dingin, tanpa emosi. Ia tahu ibunya kini bangkit bukan karena mukjizat. Tapi karena darah baru telah masuk ke rumah itu.

“Ki, siapa dia?” bisik Suryati

“Siapa yang membuat ibu bangkit kembali?” imbuhnya

Ki Jatmiko mengangkat tangannya ke atas cermin. Permukaannya beriak seperti air, lalu menampilkan bayangan samar Prayitno dan Nurul saat pertama kali masuk rumah itu. Wajah Prayitno tampak kelelahan, tapi matanya menyimpan garis yang tak asing bagi Suryati.

“Aku pernah melihat wajah itu waktu kecil,"

Ki Jatmiko mengangguk. “Karena dia pernah ada di rumah ini. Saat dia masih kecil, Ia anak dari Ningsih.”

Suryati terhenyak. Ia ingat betul Ningsih adalah asisten rumah tangga yang di tumbalkan pertama kali oleh ibunya dalam pesugihan belasan tahun lalu. Tapi saat itu, anak Ningsih dikira hilang atau dibawa kabur. Ternyata anak itu masih hidup. Dan kini kembali.

“Berarti dia adalah garis darah tumbal, Warisan yang sempurna,” desis Suryati, wajahnya perlahan berubah penuh ketamakan.

Ki Jatmiko menatapnya serius, “Tapi hati-hati, Nyonya. Jika ia menyadari siapa dirinya sebenarnya kutukan ini bisa berbalik. Warisan bisa memutus atau memperkuat pesugihan, tergantung siapa yang memegang kunci terakhir,"

Suryati berdiri, sorot matanya tajam.

“Kalau begitu sebelum ia sadar penuh, kita harus menyelesaikannya. Ia akan jadi tumbal terakhir. Setelah itu, ibu akan abadi.”

*********

Hari itu, hujan turun sejak subuh. Langit Semarang mendung kelabu. Prayitno sengaja datang menyambangi Rumah besar yang kini kosong pasca peristiwa pembakaran. Hanya bagian belakang rumah yang masih utuh, termasuk sebuah gudang tua tempat Prayitno menemukan sesuatu yang tak pernah ia lihat sebelumnya.

Lukisan.

Bukan satu, tapi ia menemukan puluhan lukisan di sana. Lukisan itu tertumpuk tak rapi, berdebu, dan sebagian diselimuti kain putih yang mulai rapuh dimakan waktu. Dengan senter di tangan, Prayitno menyingkap kain demi kain dan setiap kain yang ia buka, membuat bulu kuduknya berdiri.

Ada aroma mistis yang kuat di setiap kain yang menutupi lukisan itu. Kekuatan gaib dalam lukisan itu membuat wajah-wajah dalam lukisan itu hidup.

Sebagian besar adalah wajah-wajah perempuan dan ada beberapa yang daru mereka adalah sosok anak-anak. Beberapa tampak seperti sosok tua yang sedang menjerit, namun tak bersuara. Tatapan mata mereka mengikuti Prayitno, seolah memohon atau memperingatkan.

Dan di tengah tumpukan itu, ada satu lukisan yang membuat jantungnya serasa berhenti berdetak. Lukisan ibunya Ningsih.

Ia berdiri di tengah taman belakang rumah itu, mengenakan kebaya kuning pucat, dengan bunga kamboja di tangannya. Tapi matanya penuh duka. Dan ada sesuatu di balik bahunya. Bayangan hitam besar, dengan wajah samar Nenek Mariani.

Prayitno terhuyung mundur. Tangannya gemetar, suara-suara berbisik mulai terdengar dari arah dinding.

“Selamatkan kami... Bakar lukisan itu… Jangan biarkan dia hidup lagi…”

Tubuh Prayitno bergetar hebat, ia begitu ketakutan saat merasakan lukisan itu tiba-tiba hidup dan meminta tolong padanya.

Ia terus mundur saat puluhan wanita dalam lukisan itu keluar dan mendekat kearahnya.

Lukisan itu bukan sekadar benda seni. Itulah tempat arwah para tumbal dikurung. Itulah cara Mariani mempertahankan kekuatannya jiwa mereka tak ke surga, tak ke neraka. Mereka dikurung sebagai energi, penguat ritual.

"Tolong kami, bebaskan kami!!"

Prayitno menutup telinganya, "Semua ini tidak nyata, ini hanya ilusi," ucapnya berusaha menguatkan dirinya. Namun saat ia hendak memejamkan mata untuk mengusir mereka, tiba-tiba Ningsih muncul tepat di hadapannya.

"Semua ini nyata Le, ini bukan ilusi, tolong ibu Le, bakar lukisan itu!" Prayitno terhenyak

Ia merasakan seseorang menepuk pundaknya. Kyai Amin berdiri di belakangnya.

"Jangan melamun, ada banyak roh yang menginginkan mu di sini, cepat pergi dari sini jika kamu sudah mendapatkan apa yang kau cari," ucap Kyai Amin kemudian pergi

Prayitno menatap wajah-wajah dalam lukisan itu. Ia tahu dirinya harus membebaskan mereka. Tapi ia juga sadar, membakar lukisan-lukisan itu bisa memicu kemarahan besar dari arwah yang terikat. Termasuk ibunya sendiri.

Ia membawa satu lukisan, ia memilih lukisan ibunya. Ia ingin menunjukkannya pada Kyai Amin dan mencari tahu apa yang harus dilakukan.

Namun saat ia melangkah keluar gudang langit seketika gelap, dan angin kencang menyapu halaman.

Lukisan itu menjerit. Bukan hanya dalam pikirannya, tapi nyata. Dan rumah itu bergetar seolah sedang bangkit kembali.

#Kediaman Nyonya Suryati

Malam itu, langit tak hanya gelap ia tampak seperti lubang hitam yang menggantung di atas rumah besar itu. Petir menyambar tak henti. Di dalam ruang tengah yang masih utuh, Nyonya Suryati duduk bersimpuh di samping ranjang tua ibunya.

Nenek Mariani, yang selama ini hanya bisa berbaring dengan tubuh kaku seperti mayat, kini perlahan mulai bergerak.

“Dia membawa lukisan itu,” bisik Mariani, matanya terbuka perlahan, menatap ke arah langit-langit yang retak. Suaranya parau, namun tiap kata seperti memiliki beban kutukan ribuan tahun.

Suryati tersentak.

“Ibu, Ibu bisa bicara lagi?”

“Waktuku hampir habis, tapi kutukan ku belum selesai. Kita harus ambil kembali kekuatan itu sebelum dia melepaskannya,"

Suryati menggenggam tangan ibunya yang dingin seperti es. Tapi tiba-tiba, tangan itu mencengkeramnya keras, lalu menarik tubuh Suryati hingga wajah mereka berhadapan.

Wajah Mariani berubah. Kulitnya mengelupas, membusuk lalu kembali utuh berulang-ulang. Dari nenek tua, berubah menjadi wanita muda, lalu kembali lagi ke bentuk aslinya. Semacam pergulatan antara dua dimensi. Suryati ketakutan namun ia tak bisa pergi. Ibunya mencengkeramnya.

“Ia membawa kunci, Ia bisa membebaskan mereka semua, dan jika itu terjadi, darah kita akan ditagih.”

“Lalu apa yang harus kulakukan, Bu?” Suryati bergetar.

“Ambil kembali lukisan Ningsih atau kita semua binasa.”

Sementara itu, Prayitno telah tiba di rumah Kyai Amin. Lukisan itu kini diletakkan di ruang meditasi. Saat Kyai memeriksanya, ia menarik napas panjang.

“Ini bukan hanya penjara, Prayit. Ini adalah jantung kekuatan pesugihan keluarga itu.”

Prayitno menggeleng, suaranya lirih.

“Kalau begitu kita hancurkan saja. Bakar semuanya.”

Namun sebelum Kyai menjawab, terdengar suara gemuruh keras. Tanah bergetar, dan dari jendela, terlihat kilatan petir membentuk siluet wajah wanita di langit dengan mata merah, mulut menganga penuh kemarahan.

“Dia sudah bangun...” ucap Kyai Amin

“Nenek Mariani telah kembali.”

1
Zuhril Witanto
bagus
Zuhril Witanto
lanjut
Zuhril Witanto
para pencari wangsit
Zuhril Witanto
apa Prayitno benar2 dah meninggal sekarang
Zuhril Witanto
makin seru
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
tetep aja pasti akan ada orang yang kepo dengan mistik keluarga Suryati
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
akhirnya jiwa Prayitno gak penasaran lagi setelah kutukan di hancurkan
Zuhril Witanto
ternyata Prayit belum sepenuhnya meninggal
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
pasti ada bekasnya walaupun tempat itu udh hilang
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
apakah tugas Prayit sudah selesai lantas kemana kah Rika akan pergi
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
selesai sudah tugas prayitno yaaa dan rika juga tp kemana aryo
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
wahhh gtu yaa jd krn raga prayitno udh g ada jd dia kek roh gtu yaa
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈: holow man
Ai Emy Ningrum: samar bayangan...👀
total 2 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
kalian kerja sama aja biar gak ada korban lagi
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
ini ceritanya cashback ya bunga
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
wahhh pnjg juga prjlanan pesugihan ya
jd ngeri
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
apa bnr Maria bakalan hidup lagi
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
Prayitno masih hidup🤔
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
jd aryo yg harus memutus kan itu yaa
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
hahhhh ternyata masih lnjut
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
km harus bisa aryo buat membasi mereka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!