AKHIR KISAH KITA

Ray mematung tepat di depan pintu kamar, tubuhnya seakan kaku dan tak bisa ia gerakkan,ia yang begitu lelah mengontrol dirinya di ruang kerja,dan kembali ke kamar berniat hanya ingin mengambil ponselnya yang tertinggal karena tadi ia terburu-buru meninggalkan kamar.

Tapi saat ini justru sesuatu yang sangat ingin ia hindari berada di depan matanya,Ele bersandar di kepala ranjang, rambutnya tergerai indah,sungguh membuat Ray tak mampu mengedipkan matanya.

" A-apa yang kamu lakukan?" suara berat Ray menyadarkan Ele dari keasyikan nya melihat layar ponsel.

Ele mendongak menatap wajah tampan Ray yang terlihat begitu gugup dan memerah.

" Tidak ada,cuma sedang berbalas pesan dengan teman" Ele terlihat biasa saja,ia tidak terlihat terkejut dengan kehadiran Ray,seakan melupakan bahwa biasanya ia bahkan tidak pernah menunjukkan wajahnya pada Ray.

" Kamu ingin menggoda ku?" tanya Ray dengan nada penuh selidik,ia sudah mulai bisa mengurangi gugup nya, ekspresi nya juga sudah terlihat biasa saja, dingin dan arogan,cukup mendominasi seperti biasanya.

Ele tersenyum seraya menggeleng dan bangkit dari duduknya,ia berjalan perlahan mendekati Ray " apakah saya terlihat seperti wanita penggoda? Atau mungkin anda tergoda?" Ele bertanya dengan nada lembut, membuat jantung Ray semakin berdebar.

Ray mengumpat dirinya sendiri yang merasa lemah saat berhadapan dengan Ele, seperti saat ini,ia bahkan seakan tak mampu berpaling dari menatap gadis itu,tidak seperti biasanya yang selalu tegas menolak setiap ada wanita yang mendekati nya, bahkan Ray menolak Clarissa yang selalu di puji oleh orang-orang akan kecantikan nya.

" Apa yang kamu inginkan Aurora?" tanya Ray dengan nada tegas,suara bariton nya terdengar sedikit bergetar dan memburu.

Ele menggeleng, bibirnya masih menyunggingkan senyuman manis,Ele meraih lembut tangan Ray " Saya tidak menginginkan apapun,atau mungkin anda menginginkan sesuatu suami ku?" tanya Ele lembut sarat dengan godaan.

' Shit...' batin Ray mengumpat kesal dengan sikap berani Ele,Ray tak menyangka Ele akan seberani ini.

" Ya ..aku menginginkan mu Aurora Zelena,jangan pernah menyesal karena kamulah yang lebih dulu memulai semuanya" bisik Ray tegas,hangat nafasnya menerpa wajah cantik Ele yang tiba-tiba berubah memucat.

Ini pertama kalinya ia sedekat dan se intim itu dengan lawan jenis,bohong jika ia merasa nyaman,sejak tadi, sekuat tenaga Ele menahan debaran jantungnya yang serasa akan meledak.

' Ya Tuhan.... tolong hamba ' batin Ele menjerit, sungguh ia sedang sangat ketakutan.

Grep...

Dengan satu gerakan cepat Ray telah menarik Ele merapat ke tubuh nya,Ele menabrak dada bidang nya, membuat Ele refleks memejamkan matanya.

Ray merengkuh pinggang ramping Ele, menatap wajah cantik itu dengan seksama dan sedetail mungkin,seakan ia tengah menggambar wajah sang istri dalam ingatan nya.

Tanpa banyak kata dan dalam beberapa menit,Ray sudah menyatukan bibir mereka,setelah awalnya ia mengecup kening,turun ke mata dan hidung mancung Ele.

Ray melumat lembut bibir ranum Ele yang terlihat begitu indah,Ele yang baru pertama kali mendapatkan serangan seperti itu,menjadi terdiam kaku,Ray melepaskan lumaxx nya saat merasakan Ele yang kehabisan nafas.

" Tarik nafas mu" perintah Ray,kening mereka menyatu, secepat kilat Ele menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskan nya secara perlahan,Ray tersenyum dalam hati melihat wajah Ele yang memerah,ia tau ini pertama untuk Ele,juga dirinya.

Belum sempat Ele berbicara,Ray sudah kembali menyatukan bibir mereka lagi, mengulangi perbuatan yang sama, namun kini lebih menuntut, hingga tak Ele sadari,saat ini mereka telah berada di atas ranjang,Ray mengukung dengan gagah tubuh ramping Ele yang berada tepat di bawahnya.

Ray melihat mata indah Ele masih terpejam,ia tersenyum menatap wajah yang baru hari ini ia melihat nya,setelah hampir dua bulan pernikahan mereka, istrinya itu layaknya boneka, kulitnya putih seperti salju.

" Aku menginginkan mu istriku" bisik Ray lembut namun tegas di telinga Ele.

Ele diam menatap wajah tampan Ray yang berada tepat di atas wajahnya, mata nya berkaca-kaca menatap sendu mata tegas Ray yang terlihat begitu sayu menatap nya.

" Jangan takut,aku janji akan pelan" janji Ray yang mengira Ele ketakutan karena mata gadis itu tampak berkaca-kaca.

Tanpa menunggu jawaban dari Ele,Ray melanjutkan semuanya, hingga beberapa saat kemudian,ia merasakan Ele menggigit leher nya dan mencakar punggung nya dengan kuat.

Ya Ray telah berhasil menjadikan Ele wanitanya,menjadi orang pertama yang menyentuh nya, mengambil hak nya sebagai suami dan memberikan hak Ele sebagai istri.

Tak ada suara tangis dari bibir Ele,hanya Air matanya yang terus mengalir,dan beberapa kali terdengar desisan saat pertama kali Ray melakukan penyatuan mereka.

" Maaf... maafkan aku jika menyakiti mu,dan terimakasih telah menjaganya untuk ku" bisik Ray lembut di telinga Ele, jemarinya mengusap lembut air mata yang membasahi pipi Ele.

Cup...

Ray mengecup lama dan dalam kening dan kedua mata Ele, terakhir mengecup singkat bibir Ele yang terlihat membengkak,seakan Ray menyalurkan satu rasa pada wanita yang saat ini berada dalam dekapan nya,di bawah selimut yang sama.

" Tidurlah" perintah Ray lembut,tangan nya mengusap lembut punggung polos Ele, memberikan rasa nyaman membuat Ele tertidur pulas.

Ray menatap intens wajah cantik Ele yang tertidur pulas dalam dekapannya,ada senyuman yang terbit dari bibirnya.

' Maaf aku menyakiti mu,maaf selama ini bersikap cuek pada mu,aku belum terlambat kan? Aurora Zelena?' batin Ray.

' lalu apa yang akan aku katakan padanya untuk mengakhiri hubungan kami? ' tanya Ray dalam hatinya.

Ray memper erat dekapannya pada Ele,mengecup berulang kali puncak kepala sang istri, seakan ia begitu takut kehilangan nya,Ray merasa kekhawatiran tersendiri terhadap Ele,entah apa itu.

' Kata ayah kamu tidak mencintaiku,tapi mengapa kamu menyerahkan sesuatu yang paling berharga dalam diri kamu untuk ku? ' Ray bertanya dalam hati.

Hingga akhirnya ia ikut terpejam,namun beberapa saat kemudian ia terbangun karena ponselnya berdering,ray mengangkat panggilan dari no asing, pergerakan nya membuat Ele terusik dan ikut terbangun.

" Kamu terbangun? maaf mengganggu mu,mau minum?" Ray yang baru selesai berbicara dengan seseorang melalui telepon,berbalik menatap Ele yang terbangun,dengan sigap dan penuh perhatian ia memberikan Ele segelas air putih.

Ele menerima nya dengan wajah menunduk,ia masih Marasa malu mengingat kegiatan yang mereka lakukan beberapa jam yang lalu,Ray tersenyum melihat tingkah malu Ele.

" Kenapa Hem? Malu? Kamu yang lebih dulu menggoda ku" goda Ray sengaja ingin mengurangi kecanggungan antara mereka.