NovelToon NovelToon
Nabil Cahaya Hidupku

Nabil Cahaya Hidupku

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Anak Genius / Anak Yatim Piatu
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: SOPYAN KAMALGrab

Nabil seorang anak berkepala besar
bayu ayahnya menyebutnya anak buto ijo
Sinta ibu bayu menyebuutnya anak pembawa sial
semua jijik pada nabil
kepala besar
tangan kecil
kaki kecil
jalan bungkuk
belum lagi iler suka mengalir di bibirnya
hanya santi yang menyayanginya
suatu ketika nabil kena DBD
bukannya di obati malah di usir dari rumah oleh bayu
saat itulah santi memutsukan untuk meninggalkan bayu
demi nabil
dia bertekad memebesarkan nabil seorang diri
ikuti cerita perjuangn seorang ibu membesarkan anak jenius namun dianggap idiot

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan bayu

Di pasar, Nabil yang digendong Heru terus saja bergumam dengan nada pelan namun penuh keyakinan.

"Kalau aku yang jalan, bisa lima puluh langkah. Kalau Mang Heru yang jalan, cuma tiga puluh langkah," ucapnya sambil menghitung dengan jari kecilnya.

“Cabai rawit seperempat sekarang seratus dua puluh biji karena kecil-kecil. Kemarin cuma seratus biji. Kalau cabai merah, Mamah selalu beli yang kecil, jadi jumlahnya lima belas biji,” lanjutnya tanpa jeda.

Heru tersenyum geli. “Kamu bisa ngitung itu, Bil?”

Nabil mengangguk. "Mamah adu harga terus. Mamah selalu pilih barang bagus walaupun harganya lebih mahal. Mamah nawar terus."

Heru tertawa kecil. “Mamah kamu pengin cepat kaya, makanya nawar terus!”

“Kaya itu banyak uang. Kayak Ko Ahong. Ko Ahong selalu menimbang dengan pas. Walau galak, Ko Ahong selalu menjelaskan jumlah timbangan ke pembeli.”

Nabil terus mengoceh. Heru hanya menanggapi sesekali, sementara Santi yang sedang memilih sayuran menatap anaknya dengan kagum. Ada rasa haru melihat perkembangan Nabil yang luar biasa dalam mengamati dan mengingat.

Setelah belanja selesai, mereka naik angkot untuk pulang. Nabil tampak lelah. Matanya mulai sayu, tetapi tangannya masih sibuk memainkan jari-jari, dan mulutnya tak henti bergumam.

“Ini ada lima orang, kali lima ribu, jadi dua puluh lima ribu,” gumamnya lirih.

Seorang ibu berjilbab yang duduk di samping Santi terkekeh. “Ih, pintar banget sih, dek.”

Namun, seorang penumpang lain tampak mencibir. “Percuma pintar juga kalau dia…”

Perkataan itu terhenti karena si ibu berjilbab tadi langsung mencubit lengannya pelan. “Jangan gitu. Anak itu istimewa.”

Nabil tetap fokus ke luar jendela. “Sebentar lagi banyak penumpang naik. Di depan ada orang-orang pakai baju putih abu-abu keluar. Kalau di sini terus, nggak akan ada yang naik lagi.”

Sopir angkot yang mendengar langsung menoleh. “Astaga, sebentar lagi jam pulang sekolah! Makasih, Nak, udah ingetin.”

Ia pun segera menyalakan mesin dan mempercepat laju angkot. Benar saja, ketika sampai di depan sekolah, sejumlah siswa berseragam putih abu-abu sudah menunggu angkot.

Heru memangku Nabil yang kini duduk tenang.

“Yang duduk ada sembilan di belakang, dua di depan, dua di luar. Jadi jumlahnya tiga belas orang. Orang besar ada lima, anak-anak berseragam putih ada delapan. Mereka bayar tiga ribu. Jadi delapan kali tiga ribu, dua puluh empat ribu. Bapak dapat uang empat puluh sembilan ribu,” ucap Nabil cepat.

Seorang siswi SMA memandangnya dengan mata membulat. “Ih, Dek, kok pintar banget, sih!”

Heru tertawa. ”keponakan saya memang hebat”

Santi hanya tersenyum, menggenggam tangan anaknya erat-erat. Di tengah dunia yang kejam, Nabil adalah anugerah terindah yang Tuhan berikan.

Begitu sampai di rumah, Santi baru saja membuka pintu ketika tiba-tiba Nabil menangis histeris dalam pelukan Heru.

“Ada Bapak setan!” teriak Nabil, tubuhnya gemetar hebat.

Santi langsung menoleh ke arah halaman depan. Matanya membelalak. Sosok yang paling tidak ingin ia lihat kini berdiri di sana dengan dada membusung dan wajah pongah—Bayu.

Mata Bayu melotot tajam, penuh amarah dan dendam yang tak berkesudahan.

“Santi kamu enak-enaklan ya disini, kamu sudah lupa tugas dan tanggung jawab kamu sebagai istri, kamu harus pulang, kamu harus urus aku dan keluargaku, pengeluaran membengkak, setiap hari beli makanan ga ada yang mau masak, dan sekarang kamu jadi istri durhaka ya, kamu juga sudah mengajari anak kamu hingga berani dan tidak sopan padaku!”

“Jangan bilang aku istri durhaka sementara kamu sendiri tidak mu mengakui nabil sebagaianak kamu, apakah tidak menafkahi istri itu tidak durhaka, apakah membiarkan istri mengurus rumah dari pagi sampai malam. Dengan makan dari ssisa makanan kelaurga kamu tidak durhaka, dan apakah kamu sudah pikun kalau kamu sudah menceraikan aku, jadi pergilah kamu sudah bukan suamiku lagi” ucap santi

“Perceraian itu tidak sah, tidak ada bukti tertulis kalau aku sudah menceraikanmu, jadi pulanglah sekarang lakukan kewajiban kamu sebagai istri dan biarkan anak buto ijo tinggal sama adik kamu”

“Dasar bajingan, pergi kamu, jangan ganggu hidupku dan jangan lagi menghina anakku, kalau tidak mau mengakui anak lebih baik kamu diam” ucap santi mulutnya bergetar dan dia mengcungkan pisau ke arah bayu

Bayu tertawa sinis. “Jangan pikir aku takut sama kamu! Ayo cepat pulang!” Ia melangkah maju, mencoba menerobos batas yang ditarik Santi.

Tapi belum sempat lebih dekat, satu pukulan keras menghantam pipinya.

“Bughh!”

Bayu jatuh terduduk di tanah. Heru berdiri di hadapannya, dadanya naik-turun, matanya merah membara.

“Bajingan kamu!” geram Bayu, mencoba bangkit. Tapi Heru tidak membiarkannya.

“Brak!”

Satu tendangan lagi mendarat di tubuh Bayu. Ia mengerang kesakitan.

Heru menunjuk wajah kakak iparnya itu, suaranya rendah tapi mengancam, “Kalau kamu nggak pergi sekarang, aku bakal pukuli kamu sampai hancur!”

Tubuh remaja Heru memang belum dewasa sepenuhnya, tapi posturnya kekar karena kerja keras bertahun-tahun. Lebih dari itu, tatapan matanya menyala oleh tekad yang membara—ia siap melakukan apa pun demi melindungi kakaknya.

Bayu melihatnya dengan wajah setengah takut, setengah terhina. Namun sorot mata Heru tak bergeming.

“Aku nggak takut sama kamu, Heru!” teriak Bayu, tapi langkah kakinya mundur perlahan.

“Bagus. Pergi sekarang, sebelum aku benar-benar hilang kesabaran,” ucap Heru.

Bayu akhirnya berjalan mundur, memaki-maki sambil menatap nanar ke arah mereka. Tapi tidak kembali. Tidak hari ini.

“Mantan suami Kakak gila, ya?” tanya Heru sambil menutup pintu dengan kesal.

“Iya, Dis. Dia sudah benar-benar gila,” jawab Santi pelan.

“Setan gila,” gumam Nabil dari pelukan ibunya.

Santi menunduk, hatinya pedih mendengar kata-kata anaknya. Ia membelai kepala Nabil dengan lembut. “Maafkan Mama, Nak. Kamu jadi harus mendengar hal-hal buruk.”

“Aku benci setan gila,” gumam Nabil lagi dengan mata berkaca-kaca.

Santi menarik napas panjang. Tanpa berkata apa-apa, ia menggandeng Nabil dan masuk ke dalam rumah. Heru mengikuti mereka dengan raut wajah masih geram.

Sesampainya di dalam, Santi mulai menyusun barang-barang belanjaan dengan rapi di dapur. Ia segera bersiap menyiapkan makan untuk sore dan malam nanti.

Sementara itu, Heru duduk di teras rumah bersama Nabil. Ia mengambil batang pisang dari belakang rumah dan mulai membentuknya menjadi mobil-mobilan sederhana.

“Lihat, ini truk, Bil!” seru Heru semangat.

Nabil melompat-lompat kegirangan. “Mang Heru hebat!” teriaknya sambil menjungkir balikkan badannya di tikar depan rumah.

Tawa mereka pecah. Untuk sesaat, rumah kecil itu kembali terasa hangat dan damai.

Ka, sebaiknya Nabil sekolah saja. Biar aku yang jualan pagi. Nanti, sepulang sekolah, Kakak yang ganti jualan,” ujar Heru serius.

“Iya, rencananya memang begitu. Tapi aku takut merepotkan kamu,” jawab Santi pelan.

“Kakak ini bicara seperti orang lain saja. Aku ini pamannya, sudah seharusnya aku menjaga keponakanku.”

Santi tersenyum haru. “Iya, kalau begitu, besok aku akan mulai cari sekolah untuk Nabil,” ucapnya mantap.

Mereka saling pandang sejenak. Ada harapan baru yang tumbuh di antara kelelahan hari itu.

1
Tata Hayuningtyas
suka dengan cerita nya
Tata Hayuningtyas
up nya lama sekali Thor...tiap hari nunggu notif dari novel ini...kalo bisa jgn lama2 up nya Thor biar ga lupa SM ceritanya
Wanita Aries
Nah yg bertamu ibu2 yg merasa trsaingi jualannya
Wanita Aries: Bner bgt ka sllu nungguin update
Vina Nuranisa: nagih bgt ceritanya wkwk
total 2 replies
Wanita Aries
Mantap santi mnjauhlah dari org2 dzolim
Vina Nuranisa
kapan up lagii dah nungguin bgt😁
Wanita Aries
MasyaAllah nabil hebat pinter
Wanita Aries
MasyaAllah nabil
Yurnalis
cerita yang bagus semangat terus di tunggu lanjitannya
Wanita Aries
Menguras emosi karyamu thor
Devika Adinda Putri
terima kasih atas cerita yang bagus ini, semoga bermanfaat untuk para pejuang di luar sana, untuk penulis tetap semangat, mungkin tulisan ini belum banyak peminatnya, tapi aku yakin akan banyak yang suka, dengan cerita yg mevotivasi untuk semua orang
Devika Adinda Putri
selalu di tunggu lanjutannya
Wanita Aries
Sama kyk kluarga arman ya ceritanya
Wanita Aries
Sukaaa
Lestari Setiasih
bagus ceritanya
Arlis Wahyuningsih
mantap shanti....maju terus...👍👍👍😘😘
Arlis Wahyuningsih
cerita yg menarik..perjuangan seorang ibu demi putranya ygtak sempurna fidiknys tp luar biasa kemampuanya...mantap thor..💪💪🙏🙏
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
SOPYAN KAMALGrab: makasih ka doakan lulus kontrak..kalau lulus lanjut
total 2 replies
ARIES ♈
jangan lupa mampir ya Kakak ke ceritaku. ☺️☺️☺️
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.
hih geram banget ma bayu.. kalau gua mah dah gua racun satu kluarga 🙄🙄
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.: iyaa sama"
SOPYAN KAMALGrab: terimakasih KA udah komen k
total 2 replies
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.
ceritanya bagus, juga gak bertele-tele... semangat trus ya thor..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!