NovelToon NovelToon
Pernikahan Kilat Zevanya

Pernikahan Kilat Zevanya

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pernikahan Kilat
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Naaila Qaireen

Zevanya memiliki paras yang cantik turunan dari ibunya. Namun, hal tersebut membuat sang kekasih begitu terobsesi padanya hingga ingin memilikinya seutuhnya tanpa ikatan sakral. Terlebih status ibunya yang seorang wanita kupu-kupu malam, membuat pria itu tanpa sungkan pada Zevanya. Tidak ingin mengikuti jejak ibunya, Zevanya melarikan diri dari sang kekasih. Namun, naasnya malah membawa gadis itu ke dalam pernikahan kilat bersama pria yang tidak dikenalnya.

Bagaimana kisah pernikahan Zevanya? Lalu, bagaimana dengan kekasih yang terobsesi padanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naaila Qaireen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

SELAMAT MEMBACA

Wira sungguh merasa bersalah pada Zevanya, ia sudah berusaha untuk mempercepat urusannya dan ingin segera untuk pulang. Tetapi urusan tersebut begitu pelik, sehingga ia harus bertahan lebih lama dari perkiraannya.

Pulangnya ia tidak menyangka mendapati Zevanya yang ingin dilecehkan, belum lagi perlakuan tidak mengenakan dari para tetangga membuatnya semakin merasa bersalah.

Bagaimana pun semua tentang Zevanya adalah tanggung jawabnya, kebutuhan, kebahagiaan dan kenyamanan gadis itu menjadi perhatiannya sekarang. Ia sudah berjanji di hadapan Tuhan.

Pernikahan mereka memang terkesan kilat, tetapi bukan berarti tidak sah atau mengurangi hikmat dibaliknya. Dan sama sekali tidak ada niatan berpisah atau apa pun itu. Segala suka dan duka pernikahan ini akan dinikmati bersama, saling terbuka tanpa menyembunyikan sesuatu pun.

Wira menjelaskan hal tersebut kepada Zevanya dengan pelan, mengingatkan kembali gadis itu akan status mereka yang adalah suami istri. Berharap celah yang gadis itu buat bisa terurai, karena saat ini Zevanya mengurung dirinya di kamar dan menguncinya.

Tidak hanya itu, pria itu juga mengucapkan permintaan maaf berulang kali. “Maaf, ini semua salah saya. Saya memang tidak becus menjadi suami. Tetapi tolong, mari kita bicara sebentar. Jangan menanggung masalahmu sendirian Zeva.” Pinta Wira lembut, dibalik pintu yang tertutup.

Zevanya masih tergugu di dalam kamar, sejak tadi ia berusaha terlihat baik di hadapan Susan. Dan kini setelah sampai di rumah gadis itu meluapkan ketakutannya. Berulang kali mengusap lengan dan wajahnya dengan kasar. Tidak menyadari lengannya telah tergores oleh kukusnya yang tajam.

Hal seperti ini memang sedikit sensitif untuknya, dan penuh pemaksaan membuatnya ketakutan.

Di luar pintu, Wira mendengar tangis Zevanya yang menyayat. Pria itu mengepalkan tangan, teringat kembali dengan pria yang ia pukul dengan membabi buta. Rasanya Wira ingin kembali dan melayangkan beberapa pukulan lagi, pria itu mungkin masih tergeletak di sana.

“Zevanya Pandhita, saya ini suamimu. Kamu harus mendengarkan ucapan saya, sekarang buka pintunya!” Wira mengetuk pelan, ia tidak tahan mendengar tangisan gadis itu. Dan sama sekali tidak terdengar pergerakan di dalam sana, hanya isakan lirih.

“Kamu membantah suami, kamu ingin berdosa?” Wira mengusap wajahnya, tidak memiliki cara lain. “Atau saya pergi dan kembali menghajar pria brengsek tadi? Sepertinya dia masih tergeletak di—“

Krek!

Pintu terbuka, Wira menghela napas lega dan masuk kamar dengan langkah pelan. Mendapati istrinya tengah duduk memeluk lutut dengan wajah yang di sembunyikan.

Wira perlahan menghampiri, mengusap rambutnya pelan dan membawa Zevanya dalam pelukan.

Awalnya gadis itu memberontak, tetapi karena kegigihan Wira membuatnya pasrah. Tenaganya sudah terkuras banyak, belum lagi perutnya yang masih nyeri.

“Maaf, maafkan saya. Saya tidak akan pernah lagi meninggalkanmu.” Wira mengeratkan pelukannya, berusaha menunjukkan seberapa serius ucapannya.

Dalam pelukan, Zevanya merasa dilindungi membuat gadis itu merasa aman dan nyaman. Baru kali ini ada seseorang yang begitu peduli pada dirinya. Gadis itu memang tidak memiliki teman ataupun sahabat, tidak ada tempat bersandar dan hanya mengandalkan diri. Tetapi sekarang, bisakah ia mengatakan telah memiliki seseorang untuk tempatnya bersandar?

Wira menguraikan pelukan karena tidak mendapati pergerakan Zevanya, hanya napas teratur yang terdengar. Dan benar saja, gadis itu telah tertidur.

Anak rambutnya yang menutupi wajah dengan hati-hati Wira singkirkan, mengusap pipinya lembut untuk menghilangkan jejak air mata. Wajah bulat dengan pipi tirus itu terlihat damai, matanya tertutup kelopak mata yang dihiasi bulu mata lentik, hidung mancung yang tidak terlalu tinggi, dan bibir merah mudanya yang alami merekah begitu indah.

Wira memalingkan wajah dengan menelan ludah kasar, bisanya ia mengamati dengan begitu lama. Tidak ingin sampai mengangguk tidur Zevanya, Wira pun memutuskan untuk membaringkan tubuh gadis itu.

Ia menggeser dirinya agar lebih berada di tengah ranjang, lalu perlahan menundukkan tubuh dan membaringkan Zevanya dengan pelan dan hati-hati.

Mata Wira menyipit melihat noda darah tempat Zevanya duduk, perasaannya berubah khawatir memikirkan banyak kemungkinan. Lalu desis kesakitan pelan keluar dimulut Zevanya membuat Wira menoleh.

Zevanya bergerak tidak nyaman dengan mata masih tertutup, sedangkan tangannya memeluk perutnya.

Wira pun kembali mendekat, ia pernah mendapati hal yang sama seperti ini. Kalau tidak salah itu adalah siklus bulanan yang membuat perut nyeri dan tidak nyaman. Wira menghela napas, mengusap kelapa Zevanya lembut. Pasti yang dialaminya sangat sakit.

Pria itu menyelimuti Zevanya dan keluar dari kamar menuju dapur untuk melakukan sesuatu.

***

Zevanya terbangun merasakan sesuatu yang janggal diperutnya, melihat bajunya tersingkap memperlihatkan perutnya yang rata serta botol kaca dilapisi kain, terasa hangat karena di dalam botol terisi air hangat. Zevanya terlihat kebingungan, tetapi nyeri perutnya berkurang.

“Sudah bangun?” gadis itu terjangkit kaget, dan dengan cepat menutupi perutnya. Wira sendiri memalingkan wajah. Perut rata dengan warna kuning langsat itu membuat ujung telinganya memerah. Dan kurang ajarnya ia mencuri pandang saat pemiliknya tertidur pulas, padahal niatnya hanya ingin mengompres perut Zevanya untuk mengurangi nyerinya.

“Ummmm... itu... apa nyerinya berkurang?” pria itu berubah gagap dengan mata dan tubuh menghadap tembok.

“Y-ya, terima kasih.” Zevanya mengangguk pelan, kepalanya senantiasa menunduk.

“Oh, syukurlah. Tunggu sebentar, saya ambilkan air minum,” dengan cepat Wira menghilang di balik pintu, Zevanya membuang napas.

Gadis itu bergeser sedikit, lalu terkejut tak kala telah mengotori ranjang Wira dengan noda haidnya. Dengan cepat ia bangkit dan menarik seprei lalu menggulungnya tak kala Wira telah kembali dengan segelas air putih.

Zevanya panik, Wira menyadarinya. “Ini, minumlah. Air putih dapat mencegah dehidrasi yang memperparah nyeri haid,” katanya tanpa tedeng aling-aling yang membuat Zevanya semakin malu.

“Tidak apa-apa, saya suamimu. Sekarang minumlah,” Zevanya menerima gelas yang di sodorkan, pipi gadis itu memerah malu.

Wira berjalan menuju lemari, lalu mengambil seprei baru dan memasang di ranjang. Zevanya mengamatinya dalam diam sembari menghabiskan minumannya.

Setelah rajang kembali dilapisi alas, Wira mendekat pada Zevanya dan menengadahkan tangan. “Sepreinya berikan pada saya,” pinta pria itu.

“Untuk apa?” wajah Zevanya terlihat horor, tentu saja semakin malu.

“Saya akan mencucinya, kamu istirahat saja. Saya tahu perutmu masih nyeri,” Wira merebutkan paksa.

“Tidak, jangan. Biar saya saja, saya bisa sendiri.” Namun terlambat, Zevanya tidak bisa merebutnya kembali.

“Saya sudah membeli yang kamu butuh kan,” melihat Zevanya yang bingung. Wira kembali berucap, “Itu, pembalut. Kamu butuh itu kan, saya membelinya yang ada sayap.” Jelasnya dengan bangga seraya menunjuk tempat benda tersebut berada. Wajah Zevanya pias, ia ingin bersembunyi saja. “Saya juga sudah masak, kamu makanlah.” Setelah mengatakan itu, pria itu pun keluar.

Zevanya berjongkok, menyembunyikan seluruh wajahnya. Oh Tuhan, ini sangat memalukan. Wajahnya meringis dengan tangisan.

1
Eliermswati
wah keren wira emng bnr klo dah d buang buat ap d pungut lg bkn rmh tangga jd berantakan
Karina Mustika
langsung nikah aja nih..
Naaila Qaireen: Hehehhe, iya kak😅
total 1 replies
Nazra Rufqa
Nunggu dari lama kak, akhirnya ada karya baru... moga sampe tamat ya.
Nazra Rufqa
Mampir kak thor/Smile/
Naaila Qaireen: Siap kak, moga suka🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!