NovelToon NovelToon
Kekasih Don Juan

Kekasih Don Juan

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Obsesi / Dendam Kesumat / Roman-Angst Mafia / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lintang Lia Taufik

Lionel Danny, adalah pria berpengaruh yang kejam. Karena dendam ia terpaksa menikahi putri musuhnya sendiri.

Namun, tepat setelah pernikahan selesai dilangsungkan, ia justru menghabisi seluruh keluarga istrinya, Maura.

Karena benci dan dendamnya akhirnya Maura sengaja mendekati pria kaya raya bernama Liam. Siapa sangka jika Liam benar-benar jatuh hati kepada Maura.

Mungkinkah Danny luluh hatinya dan berusaha merebut kembali miliknya?

Bagaimana jadinya jika ternyata Liam justru pria yang lebih kejam dari Danny?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lintang Lia Taufik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11. Ceraikan Saja Aku

William terus berteriak cemas seraya mengetuk mengetuk pintu.

"Maura, ini aku Liam. Buka pintunya. Apakah ada orang lain di dalam? Dalam hitungan ke tiga aku akan mendobrak pintunya!" teriak Liam dari balik pintu.

Maura tidak menjawab Liam.

Sementara itu, di dalam kamar. Danny justru tidak mau berhenti mencecar.

"Katakan padaku dulu, kamu mencintainya atau tidak?" tanyanya mendesak Maura.

Gadis itu merasa tertekan, hingga akhirnya ia memberikan jawaban.

"Pergilah, besok aku janji pulang. Untuk apa kau tanyakan perasaanku, bukankah aku hanya pelacur bagimu? Apa kau sudah gila lalu jatuh cinta pada pelacur ini, Danny?" Maura menatap nyalang.

"Aku menghitung mundur, Maura! 3...!" seru Liam daribalik pintu.

"Dasar jalang." Danny bukannya pergi tapi malah mengecup bibir Maura sekali lagi.

Maura tersengal. Ia panik, lalu menggigit bibir Danny.

"Sialan!" desis Danny.

Sudut bibirnya berdarah. Lalu ia menatap Maura sangat tajam.

"Ingat adikmu dalam genggamanku, Maura," ancam Danny.

Sementara itu, di luar kamar Liam terus menghitung mundur.

"Dua ... satu!"

BRAK!

Beberapa pengawal sudah bersiap mengepung, tetapi mereka terkejut. Liam yang cemas langsung berlari lalu mendekati Maura.

Ia masih tak percaya melihat Maura memejamkan matanya dengan nyaris seluruh tubuhnya yang ditutupi selimut.

Lalu Liam menoleh ke beberapa maid dan beberapa pengawal yang berdiri menunggu perintah.

"Kalian pergilah, dan tolong perketat penjagaan. Tutup pintu kamarku dengan rapat, siapkan kamar tamu. Sebentar lagi aku akan keluar!" Liam memberikan perintah.

Mereka langsung pergi berhamburan. Meninggalkan kamar, beberapa pengawal yang curiga sengaja menyisir sekeliling kamar.

Beberapa dari mereka lainnya langsung menyebar tanpa arahan. Mereka memang sudah terlatih seperti itu. Beberapa senjata bahkan sudah mereka siapkan.

Tak hanya pistol, tetapi belati dan panahpun mereka bawa berjaga malam itu.

Suasana seketika berubah tegang dan mencekam. Bahkan, beberapa maid takut untuk tidur.

Di dalam kamar, Liam membuka selimut Maura perlahan. Ia menyibak anak rambut yang menutupi wajahnya. Cantik. Mulus. Kulitnya seputih pualam.

Liam terpaku menatapnya.

"Kau benar-benar tidur, nyenyak sekali. Maafkan aku, sudah membuatmu harus menanggung sakit yang seperti ini. Padahal kita baru kenal." Setelah puas berbicara dan memandangi Maura, akhirnya Liam mengangkat tubuh perempuan itu.

Maura reflek bangun.

"Mau membawaku ke mana?"

Mereka berdua akhirnya saling menatap, kini Maura dalam pelukan Liam yang sedang menggendongnya.

"Di sini memang kamarku. Tetapi aku merasa ada penyusup. Pindah ke kamar lain akan lebih aman," pungkasnya.

Mendengar itu, jantung Maura semakin berdebar. Ternyata insting Liam sangat tajam, ia bahkan bisa tahu jika baru saja ada seseorang menerobos masuk, padahal Maura sudah berpura-pura tidur.

Maura diam. Tidak berani menolak. Mungkin saja ia takut Liam curiga.

Beberapa pengawal terkejut melihat Liam menggendong Maura ke luar kamar. Bukan tanpa sebab, selama ini tak ada satu perempuanpun di sisi pria kejam itu.

Bukan karena Liam kurang menawan, ada banyak perempuan menggodanya. Tetapi karena suatu keadaan yang tidak memungkinkan, Liam tidak pernah berdekatan dengan satu wanitapun.

Itu dikarenakan Liam memiliki alergi terhadap perempuan. Tetapi ia bahkan baik-baik saja meski baru saja mengelus wajah cantik Maura dan membopongnya ke luar kamar.

***

Keesokan paginya, Maura membuka matanya. Ia langsung ingusan duduk, tetapi ia terkejut melihat Liam berada di sudut ranjang dengan mata yang masih terpejam.

'Apakah pria ini tidur semalaman di sini?' pikir Maura bertanya-tanya.

"Tuan Liam, bangunlah. Ini sudah pagi," panggil Maura pelan seraya mengguncang tubuh Liam yang masih terlelap.

Pemuda itu langsung menggeliat, lalu melakukan peregangan otot dengan merentangkan ke dua tangannya.

"Maaf, aku ketiduran. Aku menjagamu semalaman. Apa kamu melihat ada seseorang masuk ke dalam kamarku semalam?" tanya Liam menyelidik.

"Entah, aku bermimpi ada yang berkelahi di dalam kamar. Tetapi mataku sangat berat dan tidak bisa dibuka," tutur Maura.

"Ayo bersiap, aku akan menyuruh maid untuk membantumu berganti pakaian dan mandi," ujar Liam setelah mengangguk.

Maura yang malu karena ia baru bangun tidur langsung menggeleng cepat sambil menyembunyikan wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Tidak perlu, aku bisa sendiri. Bisakah memesankan taksi, aku akan pulang. Seseorang menungguku di rumah," tukas Maura.

Kening Liam langsung berkerut mendengar pengakuan Maura.

"Bukankah kamu pernah bercerita jika semua keluarga kamu sudah habis terbunuh, dan yang tersisa hanya adikmu?" Kini Liam menatapnya serius.

Apakah mungkin jika Maura seorang pembohong? Liam mulai berpikir cepat.

"Bukan berarti aku tinggal sendiri, aku tinggal atas belas kasih seseorang. Pasti orang tersebut sedang cemas. Jika saatnya tepat, aku akan mengungkap siapa orangnya. Sekarang bukan waktunya," cetus Maura.

Entah mengapa, untuk pertama kalinya Laim merasa sedih. Ia merasakan firasat jika ini bukan hal baik.

"Siapapun dia, aku harap tidak lebih baik dariku," ucap Liam.

Membuat mata Maura berkaca-kaca. Bagaimana mungkin, ada pria tampan dan kaya raya bisa jatuh cinta padanya yang kini sudah memiliki suami? Ah ini gila.

***

Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan siang. Maura turun dari sebuah taksi.

Ia terkejut melihat Danny sudah berdiri di balik pintu gerbang menunggunya.

"Sudah puas?" Danny langsung menarik tubuh Maura hingga dalam dekapannya.

Maura tersenyum setengah mengejek.

"Kau sudah tahu 'kan? Aku ini jalang jalanan. Jadi ceraikan aku!" pinta Maura dengan sorot tajam mengiris.

Danny tersentak. Lalu ia menyeret Maura dan menjatuhkan tubuh kecil gadis itu setelah mereka sampai di dalam kamar.

"Aaaaaaaarghhh, sakit." Maura mengerang sembari memegangi lukanya di bahu.

Danny langsung menolongnya. Tetapi tangan Maura menepisnya.

"Menjauh," usir Maura.

"Aku tidak suka kamu dekat dengannya!"

"Itu bukan urusan," ketus Maura menjawab.

"Tentu ini urusanku, kamu istriku. Tahukah kamu kalau Liam itu pria kejam, bahkan rumornya lebih kejam dariku. Dan kamu jangan besar kepala. Dia bahkan dijuluki dijuluki Don Juan karena memiliki banyak simpanan. Jangan sampai kamu menjadi salah satunya," ejek Danny lalu pergi meninggalkan Maura sendirian.

Maura bangun perlahan, ia berjalan lunglai menuju ranjangnya. Lalu merebahkan diri. Baru saja ia menjatuhkan diri, tetapi ia harus kembali dikejutkan oleh Danny lagi.

"Dan mengenai permintaanmu, Maura. Aku tidak bisa mengabulkannya. Aku tidak akan menceraikanmu." Danny menatapnya, dingin.

Maura sedikit tersenyum, lalu kembali duduk di sudut ranjangnya.

"Kenapa, Danny? Kau jatuh cinta padaku? Jangan mimpi, kau mungkin sudah merenggut tubuhku, tapi tidak dengan cinta juga hatiku. Aku membencimu, aku dendam padamu, maka ... jangan sampai jatuh cinta padaku. Itu akan menyakiti kamu, Danny."

Mata Danny berkaca-kaca. Entah apa artinya itu. Tetapi yang jelas, mendengar ucapan Maura tubuhnya seperti baru saja tersambar petir.

"Jaga bicaramu, apa perlu aku memotong lidahmu? Membuatku jengkel saja. Tidur, aku sudah meminta seorang dokter memeriksa keadaanmu."

Maura takjub melihat ekspresi suaminya. Mungkinkah dugaannya benar? Mungkinkah Danny cemburu kepada Liam? Lalu, bagaimana pria itu bisa mengatakan jika Liam adalah pria kejam? Apakah mereka saling kenal?

Bersambung....

1
Nina_Melo
kok aku sedih ya baca part ini
iqbal nasution
keren
Lintang Lia Taufik: Terimakasih ya. 😊🙏
total 1 replies
Nina_Melo
next
Nina_Melo
Sebenarnya, adiknya mati apa masih hidup?
Nina_Melo: Iya kak. semangat ya
Lintang Lia Taufik: Ditunggu di part selanjutnya. Terimakasih sudah mampir membaca Kak.
total 2 replies
Nina_Melo
next dong
Nina_Melo
Mantap, lanjut....
Nina_Melo
mana lanjutannya Kak?
Samantha
Hohoho, makin seru
Dini Anggraini
Semoga bunda author lekas sembuh ya saya sudah baca novelnya bunda yang judulnya obsesi sang presdir tapi endingnya menyedihkan ya bun karena marshanya bunuh diri gak kuat sama cobaan hidupnya.🙏🙏🙏🥰🥰🥰
Dini Anggraini: sama2 bunda🥰🥰🥰
Lintang Lia Taufik: Wah terimakasih. Jika berkenan, Silahkan baca Bunga Desa Terdampar di Kota. Novel sedih menyayat hati, Nobel tersebut adalah karya pertama saya. Terimakasih banyak Kak, atas supportnya yang luar biasa
total 2 replies
ASHLAN DINENDRA
semngat kak suka ceritanya
update lebih bnyk lgi sehari 2-3 bab hehe...
Lintang Lia Taufik: Siap Kak, ditunggu ya. Semoga bisa Boom Bab. Aku padamu lah ya. 🥰❤️❤️❤️❤️
total 1 replies
Dini Anggraini
Bunda author sampai sejauh ini lo babnya kenapa gak di jelaskan apa yang di lakukan keluarganya Maura kepada keluarga dani sampai dany membunuh semua keluarganya Maura kecuali adiknya yang masih koma sampai sekarang ataukah dany salah alamat sebenarnya bukan keluarga Maura yang membunuh keluarganya?
Lintang Lia Taufik: Sama-sama. Selamat membaca dan semoga suka.
Dini Anggraini: Terima kasih banyak bunda 🥰🥰🥰🥰
total 5 replies
Samantha
Seru
Samantha
Baru pembukaan langsung suka
Teddy
Keren
Teddy
seru
Nina_Melo
Menegangkan
Nina_Melo
seru
Nina_Melo
Selalu suka karyamu
Nina_Melo
Suka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!