Mistis dan hal ghoib bagi Nayla hanyalah mitos sebelum dia mengalami kejadian yang membuatnya terpaksa mempercayai hal-hal yang berbau suprantural itu setelah mengalaminya sendiri.
Meninggal akibat konspirasi suami dan kakak angkatnya, Nayla hidup kembali ditubuh seorang gadis dengan nama yang sama dengannya yang memang telah disiapkan untuknya.
Siapakah orang yang sengaja membangkitkan jiwa Nayla?
Mampukah Nayla membalaskan dendam dan menguak teka-teki kehidupannya?
Penasaran...
Ikuti kisah Nayla dalam membalas dendam yang sarat akan hal mistis dan ghoib, yang tentunya sangat menegangkan dan membuat jantung kita berdegub kencang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEWARASANNYA MULAI DIPERTANYAKAN
Malam cukup larut, Lucas baru bisa datang kerumah sakit setelah dia berhasil menyelesaikan semua pekerjaan yang seolah tak pernah ada habisnya.
Lucas sadar, Friska telah bertindak, langkah ini diambilnya agar membuat dirinya merasa tak betah dan mengajukan pengunduran diri.
Namun, Lucas yang saat ini tengah membutuhkan banyak biaya tak mungkin menyerahkan begitu saja, posisi yang berhasil dia dapatkan saat ini, akab dia pertahankan sampai titik darah penghabisan.
Dengab posisinya saat ini, selain mendapatkan gaji tinggi serta bonus besar, prestise adalah hal yang paling tak ingin dilepaskannya.
Selama dirinya masih memegang jabatan sebagai direktur umum perusahaan Darmawan, semua orang akan bersikap hormat kepadanya.
Degnan posisi yang dimilikinya ini, Lucas bisa berdiri dengan dagu terangkat dan tubuh tegak setiap kali berkumpul dengan para pengusaha di negerai ini.
Keluarga Wibisono pun selalu menghormatinya dan memandang tinggi dirinya, menganggapnya sebagai dewa yang telah berulang kali menyelamatkan perusahaan keluarga papinya itu dari kehancuran.
Setelah semua pekerjaan dikantor berhasil diselesaikan, Lucas segera memacu mobilnya menuju rumah sakit.
Sebelum masuk kedalam ruang rawat sang istri, di tengah jalan, Lucas di hentikan oleh salah satu perawat yang sehingga diapun mengubah langkah kakinya menuju ruang praktek dokter Gerry.
Melihat kedatangan Lucas, dokter Gerry yang hari ini mendapatkan tugas jaga malam pun mempersilahkannya masuk.
“Bagaimana perkembangan kondisi istri saya dok?”, tanya Lucas dengan ekpresi penuh kekhawatiran.
Dokter Gerry melihat hasil observasinya selama dua hari ini sambil menghela nafas berat.
“Kondisi nyonya Gisel sudah cukup stabil, hanya pola makannya saja yang perlu dikontrol ketika nanti sudah keluar dari rumah sakit”
Apa yang dokter Gerry katakan membuat Lucas merasa lega, namun kelegaan itu tak berlangsung lama ketika pria berjas putih didepannya kembali bersuara.
"Kondisi fisik nyonya Gisel sudah membaik namun sekarang kondisi psikisnya yang tampaknya sedikit bermasalah"
Ucapan dokter Gerry membuat Lucas tersentak. "Apa maksudnya dok? ", tanyanya dengan ekpresi gelisah.
Dokter Gerry pun menjelaskan apa yang terjadi pada Gisel selama dua hari ini, dimana dia ditemukan dua kali dalam keadaan pingsan dengan posisi yang jauh dari kata baik-baik saja.
Diawal, perawat menemukan dia pingsan di dalam kamar mandi dalam posisi pakaian bagian atas terbuka dan acak-acakan, bahkan setelah sadar di terus meracau jika jahitan di dadanya terbuka dan jantungnya diambil oleh Nayla.
Padahal faktanya, jahitan didadanya masih tertutup rapat, tak ada satu pun tanda-tanda jahitan tersebut bermasalah ataupun mengalami infeksi, semua terlihat sangat normal.
Sedangkan untuk jantung miliknya yang terus Gisel katakan telah diambil paksa oleh Nayla, dianggap sebagai halusinasinya saja.
Karena, jika benar jantungnya telah diambil maka sudah pasti dia tak akan bisa bangun dan berbicara dengan perawat seperti ini.
Begitu juga dengan kejadian kedua yang Gisel alami hingga dia tak sadarkan diri di bawah ranjang dan lagi-lagi dengan posisi pakaian atas terbuka lebar dan rambut acak-acakan.
Setelah sadar, dia terus meracau dan berusaha menyakiti perawat yang telah menolong dan berusaha menenangkannya hingga dokter terpaksa memberikannya obat penenang.
“Sebaiknya istri anda secepatnya dibawa ke psikiater. Jika di diamkan terlalu lama, hal ini bisa mempengaruhi kesehatannya, mengingat emosi tak stabil bisa mempengaruhi kinerja jantung. Apalagi saat ini, tubuh pasien masih belum sepenuhnya menerima jantung barunya sehingga kondisi psikis pasien akan sangat berpengaruh bagi kesehatannya”
Tubuh Lucas langsung lemas setelah mendengarkan penjelasan dari dokter Gerry.
Dia tak menyangka jika sang istri juga mengalami hal yang sama dengan dirinya, dihantui oleh arwah Nayla.
“Apakah dia juga merasa bersalah sepertiku?”, batin Lucas bermonolog.
Apa yang Lucas pikiran tak sama dengan yang ada dalam pikiran dan hati Gisel karena wanita itu tak memiliki sedikit pun rasa bersalah karena hatinya sudah tertutupi oleh rasa iri dengki yang dalam.
Setelah mendapatkan rekomendasi psikiater yang biasanya praktek dirumah sakit tersebut, Lucaspun meninggalkan ruang praktek dokter Gerry dengan pikiran kalut.
Hati dan pikirannya pun kembali berperang, mengenai benar dan salah atas keputusan yang telah diambilnya untuk membunuh Nayla demi mengambil jantungnya.
Beban di perusahaan sudah berat, ditambah dengan kondisi mentalnya yang terganggu, kini ditambah lagi dengan masalah kesehatan mental istrinya, membuat Lucas tak bisa lagi berpikir dengan jernih.
Keringat dingin mulai mengucur deras ditubuh Lucas, detak jantungnya pun tiba-tiba berdetak dengan cepat,membuat pria itu menghentikan langkah kakinya dan menyandarkan tubuhnya di tembok.
“Aku harus menenangkan diri dulu sebelum melihat kondisi Gisel”, gumannya pelan.
Dengan tubuh gemetar, Lucas berjalan kearah samping dimana taman rumah sakit berada.
Di sebuah bangku kosong, Lucas duduk sambil menarik nafas dalam-dalam beberapakali dan mengeluarkannya secara perlahan, menghirup udara malam yang cukup menyegarkan paru-parunya.
Dengan tangan gemetar, Lucas mengeluarkan satu butir obat dalam botol yang diambilnya disaku celananya dan meminumnya.
Sambil menunggu obat tersebut bereaksi, Lucas memejamkan kedua matanya, menikmati hembusan angin malam yang menerbangkan rambutnya, tanpa ada yang menganggu.
Sementara itu didalam ruang rawat, Gisel yang terus melihat kearah ponselnya merasa kesal karena hingga larut malam seperti ini, sang suami belum juga menampakkan batang hidungnya.
Bukan hanya melum muncul, beberapa pesan dan panggilan terakhirnya sama sekali tak direspon,membuat Gisel sedikit geram.
“Brengsek! Kemana saja sih Lucas ini! nggak tahu apa aku ketakutan setengah mati saat ini”, gumannya cemberut.
Gisel saat ini masih berada dalam selimut sambil menyalakan ponselnya, berharap fokusnya teralihkan sehingga dia tak lagi berhalusinasi melihat hantu.
Ia berusaha meyakinkan diri jika apa yang dia lihat sejak semalam itu hanyalah halusinasi saja, semua ketakutan dalam hatinya terdalam mengenai tindakan buruk yang sempat dilakukannya.
“Sialan itu si Nayla, sudah mati masih saja merepotkan! ”
Gisel kembali merasa kesal ketika dia mengingat bagaimana buruknya kondisinya ketika dia terbangun dari pingsannya.
Dokter yang merawatnya mengatakan, memang beberapa pasien yang sempat menjalani transpalasi jantung akan mengalami halusinasi ringan seperti ini.
Jika dia bisa mengatasinya dengan baik, maka kemungkinan dia mengalami depresi sangat kecil.
Lagipula, jumlah presentasi pasien yang mengalami depresi pasca transpalasi sangatlah kecil, membuat Gisel cukup optimis.
Meski sudah mendoktrin otaknya seperti itu, tetap saja Gisel merasa ketakutan ketika dia kembali mengingat wajah menakutkan kuntilanak yang tadi malam menyambanginya.
Bahkan bau busuk serta cairan nanah yang sempat jatuh diwajahnya kembali tercium, membuat perutnya kembali bergejolak dan Gisel pun segera turun dari atas ranjang menuju wastafel dnegan cepat.
Hoeekk... Hoeekk... Hoeekk...
Gisel terus memuntahkan semua isi dalam perutnya begitu bau busuk kembali tercium, padahal semua itu hanya halusinasinya saja karena saat ini Kunti dan teman-temannya sedang menikmati santapan makanan lezat yang Nayla berikan di belakang kamar jenazah rumah sakit.